SKRIPSI
OLEH
SELPIUS NABYAL
2014040120
OLEH
SELPIUS NABYAL
2014040120
1
LEMBAR PERESETUJUAN:
Oleh
SELPIUS NABYAL
NIM : 2014040120
Telah disetujui untuk diuji dalam ujian Proposal Skripsi Jurusan Pendidikan
Agama Kristen, untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam
penulisan proposal skripsi guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Dasar (S.Pd) pada Sekolah Tinggi Agama Kristen
Protestan Negeri (STAKPN) Burere Sentani.
MENYETUJUI:
2
LEMBARAN PENGESAHAN
SELPIUS NABYAL
NIM : 2014040120
Telah disetujui untuk diuji dalam ujian proposal Skripsi pada Jurusan
Pendidikan Agama Kristen, untuk memenuhi salah satu syarat
akademik dalam penulisan proposal skripsi guna memperoleh
gelar sarjana Pendidikan dasar (S.Pd) pada Sekolah Tinggi
Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Burere Sentani.
MENYETUJUI:
Dosen Penguji :
3
3. Sarce M. Garjalai,. S.Th, M.Pd (...........................................)
Nip : 19680292000122004
MOTTO :
DI PERSEMBAHKAN:
4
KATA PENGANTAR
5
Sentani, 22 Juli 2019
Selpius Nabyal
DAFTAR ISI
Halaman Kaver …………………………………………….. i
Lembaran Persetujan ……………………………………… ii
Lembaran Pengesahan……………………………………… iii
Lembaran Motto……………………………………………. iv
Kata Pengantar……………………………………………… v
Daftar Isi …………………………………………………… vi
Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………. 1
B. Identifikasi …………………………………………....... 3
C. Batasan Masalah………………………………………... 4
D. Perumusan Masalah ………………………………….... 4
E. Tujuan Penelitian………………………………………. 5
F. Manfaat Penelitian……………………………………... 5
G. Definisi Operasiona……………………………………. 6
H. Sistematika Penulisan…………………………………. 13
I. Kajian Teori……………………………………………. 14
J. Paradigma Berpikir……………………………………. 20
K. Metode Penelitian………………………………………. 23
L. Populasi Dan Sampel…………………………………… 24
M. Instrumen Penelitian …………………………………… 25
N. Variabel Penelitian……………………………………… 26
O. Teknik Pengumpulan Data…………………………….. 26
P. Teknik Analisis Data…………………………………… 27
Q. Daftar Pustaka
R. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
S. Lembar Konsultasi
6
T. Rencana Biaya
7
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 “, tentang Sistem Pendidikan Nasional”. Di Seluruh Indonesia
2
Trianto, “Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”.(J akarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.1
8
implementasikan dalam indikator pencapaian hasil belajar Peserta
didik.
Salah satu model pembelajaran yaitu : Tutor Sebaya
merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu
memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan
kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti
dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama secara kolaboratif
dan koperatif.
Model pembelajarn Tutor sebaya adalah bimbingan
pembelajaran dalam bentuk pemberian arahan, bantuan, petunjuk, dan
motivasi agar peserta didik belajar secara efesien dan efektif.
Pemberian bantuan berarti membantu peserta didik dalam
mempelajari materi pelajaran. Petunjuk dalam hal ini berarti
memberikan informasi tentang cara belajar secara efesien dan efektif
Metode Tutor sebaya ini dilakukan dengan cara
memberdayakan kemampuan peserta didik yang memiliki daya serap
yang tinggi, peserta didik tersebut mengajarkan materi atau latihan
kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali
manfaatnya baik dari sisi peserta didik yang berperan sebagai tutor
maupun bagi peserta didik yang diajarkan. Peran guru adalah
mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi
pengarahan dan lain-lain.
Penggunaan model pembelajaran tutor sebaya sangat
membantu peserta didik untuk proses pembelajaran yaitu : peserta
didik mampu menjelaskan pokok materi yang di pelajari kepada
teman sebangku, berani berbicara, melatih peserta didik untuk
mampu menjelaskan sesuatu kepada teman sebangku, mampu
mengingat pelajaran yang telah dipelajari, menanamkan motivasi
belajar, melatihkan gaya berpikir kristis yang tajam, mampu
menolong/membantu teman sebangku, dan mengurangi banyak
bermain, membekali minat dan bakat peserta didik. Ada beberapa
9
yang disebutkan di atas adalah kelebihan model pembelajaran
tutor sebaya.
Maka itu tutor sebaya adalah guru terbaik bagi orang itu sendiri
dari pada penerima materi, dengan demikian tutor sebaya merupakan
model pembelajaran kontekstual, seorang guru perlu menggunakan
berbagai macam model pembelajaran dalam proses Pembelajaran
yaitu: mendidik, mengajar, melatih, menanamkan motivasi,
membekali minat dan bakat peserta didik, membantu, dan
mengarahkan.
Menurut pengamatan penulis selama PPLK di SMP Negeri 7
Sentani kini kurang menggunakan model pembelajaran kontekstual
salah satunya adalah model tutor sebaya dalam proses pembelajran
di kelas, maka dalam penelitian ini pokok Inti Permasalahan adalah
kurangnya implementasi model pembelajaran Tutor Sebaya, kurang
membantu peserta didik, kurang mengarahkan peserta didik, tidak
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir,
kurang melatih gaya berpikir kritis, tidak mengawasi peserta
didik saat bejalar berdiskusi, kurang mendekati peserta pendidik
dalam proses pembelajaran, kurang komunikasi, kurang fasilitas,
kurang membekali minat dan bakat peserta didik, tidak semua
peserta didik menjelaskan kepada teman sebangku pokok materi
yang dipelajari, tidak semua peserta didik berani berbicara, tidak
semua peserta didik menolong/membantu teman sebangku,
Berdasarkan latar belakang masalah di atas Maka peneliti
memberikan judul : Implementasi Model Pembelajaran Tutor
Sebaya Terhadap aktif belajar Peserta Didik Kelas VII SMP
Negeri 7 Sentani Kabupaten Jayapura.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
10
Sebaya Terhadap aktif belajar Peserta Didik Kelas VII SMP
Negeri 7 Sentani Kabupaten Jayapura.
Ada beberapa di identifikasikan permasalahan adalah sebagai
berikut:
1. kurangnya implementasi model pembelajaran Tutor Sebaya
2. kurang mengarahkan peserta didik saat pembelajaran
berlangsung
3. kurang membantu peserta didik
4. tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berfikir
5. kurang melatih gaya berpikir kritis
6. tidak mengawasi peserta didik saat bejalar berdiskusi
7. kurang mendekati antara guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran
8. kurang komunikasi saat proses pembelajaran berlangsung
kepada peserta didik.
9. kurang fasilitas alat dan bahan pembelajaran
10. kurang mempekali minat dan bakat peserta didik.
11. Tidak Semua Peserta Didik Berani Berbicara.
12. Tidak Semua Peserta Didik Menolong atau Membantu Teman
Sebangku.
13. Kurang aktif belajar dalam proses pembelajaran di kelas
14. Peserta didik tidak serius belajar.
C. BATASAN MASALAH
D. PERUMUSAN MASALAH
11
Yang menjadi perumusan masalah dalam penulisan proposal
Skripsi ini adalah :
1. Bagaimana Implementasi Model Pembelajaran Tutor
Sebaya Terhadap Aktif belajar Peserta Didik Kelas VII
Di SMPN Tujuh Sentani ?
2. Bagaimana proses aktif belajar peserta didik Kelas VII
SMP Negeri 7 Sentani Kabupaten Jayapura ?
E. TUJUAN PENELITIAN
F. MANFAAT
a. Bagi Peneliti
Sebagai bukti data yang dapat mendukung dalam penulisan
proposal Skripsi ini Mendapatkan manfaat bagi penulis sebagai
salah satu pengembangan diri melalui penelitian ini dan manfaat bagi
Implementasi model pembelajaran tutor sebaya dan aktif belajar
peserta didik, sehingga dapat dijadikan sebagai bekal kelak
pengetahuan ketika terjun di lapangan.
b. Bagi Akademik
Sebagai sumbangan ide dan ilmu pengetahuan bagi
perpustakaan Kampus STAKPN Burere Sentani dijadikan sebagai
12
bekal pengtahuan tentang cara Implementasi Model Pembelajaran
Totur sebaya tehadap aktif belajar peserta didik.
G. DEFINISI OPERASIONAL
3
Menurut Sudjarwo dan Basrowi, 2009: 174 definisi operasional
adalah pendefinisian secara operasional suatu konsep sehingga dapat
diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau
property yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal
tersebut menjadi elemen yang diamati dan dapat diukur .
3
andung: Maju 2009: 174 )
Sudjarwo dan Basrowi, “Manajemen penelitian social”.( B
13
a. Implementasi
4
Kamus Inggris Indonesia yang berjudul asli An English
Indonesian Dictionary oleh Jhon M. Echols dan Hasan Shadily (1980:
313) menyatakan bahwa implementasi berasal dari kata
implementation y ang artinya pelaksanaan.
5
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi (2005: 427)
menyatakan implementasi artinya pelaksanaan dan penerapan.
6
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi adalah
pelaksanaan, penerapan (KBBI, 1990: 529).
b. Model Pembelajaran
7
Konsep Model pembelajaran menurut Corey dalam Sagala,
2010:61) adalah ”suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah
laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan”. Lingkungan belajar hendaknya dikelola dengan baik
karena pembelajaran memiliki peranan penting dalam pendidikan.
8
Sejalan dengan pendapat Sagala (2010: 61) bahwa pembelajaran
4
Jhon M. Echols dan Hasan Shadily, “Kamus Inggris Indonesia yang berjudul asli An English Indonesian
Dictionary” (1980: 313)
5
alai Pustaka :2005: 427)
Kamus Besar ”Bahasa Indonesia Edisi ketiga “, (B
6
Kamus “Besar Bahasa Indonesia Implementasi”a dalah pelaksanaan, penerapan (KBBI, 1990: 529).
7
Sagala, S. “Konsep dan Makna Pembelajaran”. (Bandung: Alfabeta. 2010).
8
Sagala, S. “Konsep dan Makna Pembelajaran”. (Bandung: Alfabeta. 2010).
14
adalah ”membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun
teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.
9
(Depdiknas, 2010: 24). Menurut Killen dalam depdiknas (2010:
23) pembelajaran langsung atau Direct Instruction merujuk pada
berbagai teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan
dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui ceramah,
demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.
Pendekatan dalam model pembelajaran ini berpusat pada guru, dalam
hal ini guru menyampaikan isi materi pelajaran
10
Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51),
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutor sebaya.
Model pembelajaran tutor mengacu pada pendekatan pembelajaran
yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
9
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (2010). “Model-Model Pembelajaran”. J akarta :
Depdiknas.
10
Trianto), “Model Pembelajaran Terpadu konsep, startegi, dan implementasinya dalam kurikulum
KTSP.”(Jakarta : Bumi Aksara. 2010: 51)
15
Model pembelajaran disebut dengan model komunikasi antara
guru dengan peserta didik, dan antara peserta didik dengan
11
peserta didik. Menurut Suryanto, 2015 pengantar Ilmu Komunikasi
bahwa model adalah resepsi sombolis dari suatu benda, proses,
system atau gagasan.
12
Seperti yang tercantum dalam pasal 1 Undang-undang no.
2 tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran dan
latihan bagi peranaannya dimasa yang akan datang.
b. Tutor Sebaya
11
Suryanto, “pengantar Ilmu Komunikasi”. penerbit pustakan setia (Bandung , 2015:),
12
pasal 1 Undang-undang no. 2 tahun 1989,
16
Tutor sebaya adalah seorang atau beberapa orang peserta didik
yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu pesereta didik
tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Tutor dalam penelitian ini
diambil dari kelompok yang prestasinya lebih tinggi.
13
Menurut Ratno Harsanto menyatakan bahwa Tutor di
pandang dari tingkat partisipasi aktif peserta didik, keuntungan
belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai
tingkat partisipasi aktif peserta didik lebih tinggi.
14
Menurut Anita Lie menyatakan bahwa pengajaran oleh rekan
sebaya (tutor sebaya) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh
guru. Hal ini disebabkan latar belakang, pengalaman semata) para
siswa mirip satu dengan lainnya dibanding dengan skemata guru.
13
Ratno Harsanto, “Pengelolaan Kelas yang Dinamis”. (Yogyakarta: Kanisius 2007, hal.)
14
Anita Lie Hidayati, “Cooperative Learning”. (Jakarta: Grasindo 2004: hlm. 7-30),
17
Maka dapat disumpulkan penulis bahwa Tutor sebaya adalah
menjadi guru yang terbaik bagi peserta didik itu sendiri.
15
Menurut W.J.S. Poerwadarminta, (1991)Kamus Umum Bahasa
Indonesia, Kata pendidik berasal dari didik, artinya memelihara,
merawat dan memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu
pengetahuan seperti yang diharapkan (tentang sopan santun, akal budi,
akhlak, dan sebagainya) selanjutnya dengan menambahkan awalan pe-
hingga menjadi pendidik, artinya orang yang mendidik. Dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, pendidik artinya orang yang
mendidik.
16
Belajar menurut Clifford T. Morgan “learning is any
relatively permanent change in behavior which accurs as a result of
practise nor experience”.Artinya, belajar adalah perubahan tingkah
laku yang relatif, permanen atau menetap yang dihasilkan dari praktek
pengalaman yang lampau.
17
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik”.
15
4W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm.250.
16
Clifford T. Morgan,” Introduction to Psychology, Sixth Edition”, (New York: MC Graw Hill
17
emarang: RaSAIL Media Group”,2010), hlm. 48
Saminanto. “PTK (S
18
18
Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses perubahan,
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya”.
19
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.,
“Hasil belajar atau prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru”.
20
Menurut Mulyono Abdurrahman, “Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.
21
Menurut W.S. Winkel “Hasil belajar adalah perubahan sikap
atau tingkah laku setelah anak melalui proses belajar”.
22
Menurut M. Bukhori mengemukakan hasil belajar adalah
“hasil yang telah dicapai atau ditunjukkan oleh murid sebagai hasil
belajarnya, baik itu berupa angka, huruf, atau tindakan
mencerminkan hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing anak
dalam periode tertentu.
Peserta didik adalah kumpulan rombongan belajar di suatu
kelas dalam satu lembaga pendidikan Negeri atau swasta, terletaknya
di suatu wilayah atau kota dalam satu kabupaten dan provinsi.
Peserta didik juga sisebut siswa merupakan kelompok yang
menerima proses pembelajaran di kelas dan lingkungan sekolah
dimana peserta didik tersebut belajar di suatu sekolah tertentu.
18
Slameto, “Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya”, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2
19
Tim Penyusun, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, K amus Besar Bahasa Indonesia”, hlm. 895
20
Mulyana Abdurrahman, “Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar”, hlm. 37
21
W.S. Winkel, “Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar” , (Jakarta: Gramedia, 1983), hlm. 48
22
M. Bukhori, “Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan”, (Bandung: Jammars, 1983), hlm. 178
19
23
Menurut Muhamad Afandi, Evi Chamalah, dan Oktarina
Puspita Wardani, Belajar suatu kata yang sudah cukup akrab dengan
semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata
“belajar“ merupakan kata-kata yang tidak asing. Bahkan sudah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan
mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan
keinginan.
23
Muhamad Afandi, Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani ( 2013:1), “Model Dan Metode
Pembelajaran Di Sekolah”. Unissula Press Universitas Islam Sultan Agung Semarang Jl. Raya Kaligawe
Km. 4 Semarang 50112 Po. Box 1054/Sm Telp. (024) 6583584
24
Undang-Undang “Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 pasal 17 “ tentang pendidikan dasar
20
H. SISTEMATIKA PENULISAN PROPOSAL
Latar Belakang
Identifikasi masalah
Batasan Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional
Sistematika Penulisan Proposal
Kajian Teori
Pradigma Berpikir
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel
Intrumen penelitian
Variabel Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisa Data
Dafta Pustaka
21
I. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Implementasi Model Pembelajaran
25
Menurut Kamus Inggris Indonesia yang berjudul asli An
English Indonesian Dictionary oleh Jhon M. Echols dan Hasan
Shadily (1980: 313) menyatakan bahwa implementasi berasal dari
kata implementation yang artinya pelaksanaan.
26
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga oleh
Balai Pustaka (2005: 427) menyatakan implementasi artinya
pelaksanaan dan penerapan.
27
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Implementasi adalah
pelaksanaan, penerapan (KBBI, 1990: 529). Kata pelaksanaan sendiri
secara harfiah adalah berasal dari kata laksana yang berarti laku atau
perbuatan, mendapat awalan pe dan berakhiran an terhadap laksana
menjadi (rancangan)
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau
28
penerapan. Menurut Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan
implementasi sebagai evaluasi, pengertian lain dikemukakan oleh
Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa.
29
Menurut (Nurdin, 2003: 70) Pengertian-pengertian ini
memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktivitas,
adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan
mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar
aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai
25
JhonM. Echols dan Hasan Shadily ,”Kamus Inggris Indonesia yang berjudul asli An English Indonesian
Dictionary “ (1980: 313)
26
Kamus “Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga” oleh Balai Pustaka (2005: 427)
27
alai Pustaka :2005: 427)
Kamus Besar ”Bahasa Indonesia Edisi ketiga “, (B
Kamus “Besar Bahasa Indonesia Implementasi”a dalah pelaksanaan, penerapan (KBBI, 1990: 529).
28
Menurut beberapa ahli dalam buku Syarifuddin Nurdin dan Basyiruddin Usman yang “berjudul Guru
Profesional dan Implementasi Kurikulum”, Majone dan Wildavsky, (1979, Schubert 1986)
29
Nurdin, “ Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, ” Bandung CV Sinar baru (2003: 70)
22
kegiatan Dapat disimpulkan bahwa pengertian implementasi adalah
pelaksanaan atau perbuatan yang dirancang.
30
Menurut H. Gunarto, M. Hum bahwa model pembelajaran
dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau
pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai
tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode,
bahan, media dan alat penilaian pembelajaran.
31
Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51),
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran,
tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas.
32
Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61)
adalah ”suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari
pendidikan dan juga bahwa pembelajaran adalah membelajarkan
peserta didik menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”.
33
Dalam Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, diuraikan bahwa: “pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
30
Gunarto H., “Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah “, UNISSULA Press 2013
31
Trianto (2010: 51), Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi
Pustaka.
32
Sagala, S. 2010:61. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
33
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah
23
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran
merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup.”
34
( Depdiknas, 2010: 24) bahwa Pembelajaran langsung dapat
didefinisikan sebagai model pembelajaran di mana guru
mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung
kepada peserta didik, pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru.
35
Menurut Adib Wahyu Hidayat dalam skripnya bahwa Untuk
mencapai hal tersebut, perlu adanya kerangka pembelajaran secara
konseptual atau yang disebut model pembelajaran. Salah satu metode
yang dianggap mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik
dan lebih menyenangkan adalah dengan metode kelompok model
tutor sebaya. Melalui metode ini peserta didikkbisa berdialog dan
berinteraksi dengan sesama peserta didik secara terbuka dan interaktif
di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai
bahan ajar yang disajikan sesuai KKM (Kriteria Kelulusan Minimal)
yang telah ditetapkan. Bantuan yang diberikan teman - teman sebaya
pada umumnya dapat memberikan hasil yang cukup baik. Peran teman
sebaya dapat menumbuhkan dan membangkitkan persaingan hasil
belajar secara sehat, karena peserta didik yang dijadikan tutor,
eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
2. Pengertian Tutor Sebaya
36
Model pembelajaran tutor sebaya adalah model pembelajaran
yang terpusat pada peserta didik, dimana sekelompok peserta didik
yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran, memberikan bantuan
34
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan (2010). Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas.
35
Adib Wahyu Hidayat 2013 judul Skripsi Penerapan Metode Tutor Sebaya Pada Mata Diklat Autocad Di
Smk Negeri 3 Semarang Program Keahlian Gambar Bangunan jurusan teknik sipil fakultas teknik
universitas negeri semarang
36
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : UPI, 2003).,hal.276
24
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami
bahan pelajaran yang dipelajarinya
37
Dalam model pembelajaran ini, peserta didik yang menjadi
tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia
memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang
akan disampaikan.
38
Metode berasal dari bahasa Yunani “metha” yang berarti
melewati atau melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.
Metode berarti jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai
39
tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah bahan pelajaran
yang disajikan atau proses penyajian bahan pelajaran. Pembelajaran
pada dasarnya merupakan interaksi guru dan peserta didik sehingga
terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam buku
Educational Psychology dinyatakan bahwa learning is an achieve
37
Suharsimi Arkunto, Pengelolaan …, hlm.62
38
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSail Media Group, 2008),
Cetakan 1, hlm.7.
39
Lester O Crow and Alice Crow, Educational Psychology, (New York: American Book Company, 1958),
hlm.225.
25
process that needs to be stimulated and guided toward desirable
outcomes.
40
Dipandang dari tingkat partisipasi aktif siswa, keuntungan
belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya mempunyai tingkat
partisipasi aktif siswa lebih tinggi.
41
Hal yang perlu dipersiapkan guru dalam pembelajaran dengan
Mengadakan latihan bagi para tutor. Latihan dapat dilakukan
dengan dua cara:
a. Melalui latihan kelompok kecil, dimana yang mendapat
latihan hanya anak-anak yang akan menjadi tutor sebaya.
b. Melalui latihan klasikal dimana peserta didik seluruh kelas
dilatih. Cara kedua ini mempunyai efek positif bagi
kelompok peserta didik yang akan menerima bimbingan karena
melalui latihan ini mereka akan tahu bagaimana mereka harus
bertingkah laku pada waktu menerima bimbingan.
c. Yang ditekankan pada tutor hanya memimpin kawan-kawannya
agar mereka terlepas dari kesulitan memahami bahan
pelajaran.
d. Menyiapkan petunjuk tertulis. Baik di papan tulis maupun di
kertas. Petunjuk tertulis ini harus jelas serta rinci sehingga setiap
peserta didik dapat memahami untuk melaksanakan
e. Menetapkan penanggung jawab untuk tiap-tiap kelompok agar
apabila terjadi ketidakberesan guru dengan mudah menegurnya.
f. Apa yang dilakukan oleh guru selama program perbaikan
berlangsung guru selalu memegang tanggung jawab dan
memainkan peran penting.
Dasar pemikiran tentang tutor sebaya adalah peserta didik yang
pandai dapat memberikan bantuan kepada peserta didik yang kurang
40
Ratno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, ( Yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm.
41
Suharsimi Arkunto, Pengelolaan hlm. 72-73
26
pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan kepada teman sekelasnya
di sekolah dan kepada teman sekelasnya di luar kelas.
42
Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya di sekolah,
maka:
1. Beberapa peserta didik yang pandai disuruh mempelajari
suatu topik.
2. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan
dibahasnya.
3. Kelas dibagi dalam kelompok dan peserta didik yang pandai
disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya.
4. Guru membimbing peserta didik yang perlu mendapat
bimbingan khusus.
5. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, peserta didik yang
pandai meminta bantuan kepada guru
6. Guru mengadakan evaluasi.
43
Jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya, maka:
1. Guru menunjukkan peserta didik yang pandai untuk
memimpin kelompok belajar di luar kelas.
2. Tiap Peserta didik disuruh bergabung dengan peserta didik
yang pandai itu, sesuai dengan minat, jenis kelamin, jarak
tempat tinggal, dan pemerataan jumlah anggota kelompok.
3. Guru memberi tugas yang harus dikerjakan para peserta didik
rumah.
4. Pada waktu yang telah ditentukan hasil kerja kelompok dibahas
di kelas.
5. Kelompok yang berhasil dengan baik diberi penghargaan.
6. Sewaktu-waktu guru berkunjung ke tempat peserta didik
berdiskusi.
7. Tempat diskusi dapat berpindah-pindah (bergilir).
42
Conny Semiawan, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia, 2000), hlm. 69-70
43
Conny Semiawan,” Pendekatan Ketrampilan Proses”, hlm. 69-70
27
3. Pengertian Aktif Belajar Peserta Didik
44
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 disebutkan bahwa
“belajar adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”
Sedangkan sumber belajar berperan dalam menyediakan
berbagai informasi dan pengetahuan yang diperlukan dalam
mengembangkan berbagai kompetensi yang diinginkan pada bidang
studi atau mata pelajaran yang dipelajarinya. Oleh karena itu
sumber belajar yang beraneka ragam, di antaranya berupa bahan
(media) pembelajaran memberikan sumbangan yang positif dalam
peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran.
Dipandang dari tingkat partisipasi aktif peserta didik,
keuntungan belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya
mempunyai tingkat partisipasi aktif peserta didik lebih tinggi.
Dengan demikian pengajaran oleh rekan sebaya (tutor sebaya)
ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru. Hal ini
disebabkan latar belakang, pengalaman semata) para siswa mirip satu
dengan lainnya dibanding dengan skemata guru.
Berdasarkan teori dan pendapat-pendapat di atas tentang
belajar, bahwa belajar terkait dengan penekanan terhadap pengaruh
lingkungan dan pengaruh yang dibawa sejak lahir. Secara genetik
seseorang dilahirkan dengan sesuatu organ yang disebut kemampuan
umum (intelegensi) yang bersumber dari otaknya. Otak yang dibawa
sejak lahir itu terdiri dari dua belahan otak, yaitu otak kiri dan otak
kanan (left hemisphere and right hemisphere) .
J. PARADIGMA BERPIKIR
44
Undang-Undang , “ Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,” pasal 1
28
yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan
kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu.
Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar
peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau
dalam kelompok kecil.
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran
untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan
pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan
mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.
Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga
belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa
yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan “Tutor
Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang
lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa
yang dipelajari dengan cara yangc bermakna. Penjelasan Tutor
Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan
guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda
dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa
yang lebih akrab.
45
Metode tutor sebaya adalah bimbingan atau bantuan yang
diberikan kepada orang lain dengan umur yang sebaya. Belajar
bersama dalam kelompok dengan tutor sebaya merupakan salah satu
ciri pembelajaran berbasis kompetensi, melalui kegiatan berinteraksi
dan komunikasi, siswa menjadi aktif belajar, mereka menjadi efektif.
Kerjasama dalam kelompok dengan tutor sebaya dapat dikaitkan
dengan nilai sehingga kerjasama makin intensif dan siswa dapat
mencapai kompetensinya. Dipandang dari tingkat partisipasi aktif
siswa, keuntungan belajar secara berkelompok dengan tutor sebaya
mempunyai tingkat partisipasi aktif siswa lebih tinggi.
45
Ratno Harsanto, “Pengelolaan Kelas yang Dinami”, (Yogyakarta: Kanisius, 2007)
29
46
Beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik
untuk
1. Guru memberi penjelasan umum tentang topik yang akan
dibahasnya.
2. Guru dibagi dalam kelompok siswa yang pandai disebar
ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya.
3. Guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan
khusus.
4. Jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang
pandai meminta bantuan kepada guru
5. Guru mengadakan evaluasi.
Guru sebagai pengawas dalam mengmplementasi Model tutor sebaya
47
46
Conny Semiawan, “Pendekatan Ketrampilan Proses”, (Jakarta: PT Gramedia, 2000), hlm. 69-70
47
, hlm. 62-63
Suharsimi Arkunto, Pengelolaan …
48
Mulyani Sumantri dan Johar Permana, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: C.V Maulana, 2001), hlm.
101-102
30
bilamana setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan
lebih berarti. 3) Apabila murid diberikan tanggungjawab untuk
mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, ia akan
belajar dan mengingat secara lebih baik
49
Kognitif ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep
atau prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan
berpikir, kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan,
pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan
pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut
Bloom merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak tingkatan
sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan
dengan C (Cognitive).
50
Afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai,
perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu obyek
dlam kegiatan belajar mengajar.
51
Psikomotor ini meliputi kompetensi melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan
dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan,
keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif.
49
Taxonomy of Educatio[]nal Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh
McKey New York. Benyamin Bloom pada tahun 1956)
50
Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)
51
Kartwohl & Bloom (Dimyati & Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001)
31
K. METEODOLOGI PENELITIAN
52
Menurut Sugiyono 2018 bahwa Metode kuantitatf
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakna sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk
penelitian
Berdasarkan pengertian di atas maka jenis penelitian, akan
digunakan peneliti adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif
untuk mengola data dalam penulisan karya ilmiah ini.
52
sugiyono 2018, “ Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif, Dan R & D” Alfabeta, bandung
32
Lokasi dan waktu penelitian dimana terdapat sumber data
(Ndara,1987:24) Lokasi adalah penelitian sebagai sumber data
yang ditetapkan dalam pengumpulan data adalah SMP Negeri 7
Sentani Kabupaten Jayapura.
Dengan berdasarkan beberapa definsis di atas maka peneliti
akan menggunakan metode penelitian kuantitaf deskriptif di lapangan
dengan secara langsung.
a. Populasi
53
Menurut sugiyono Dalam penelitian kuantitatif populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek-obyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajri dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan definisi di atas maka yang menjadi populasi
adalah seluruh jumlah 63 peserta didik Kelas VII SMP Negeri 7
Sentani Tahun pelajaran 2019
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi sumber data
yang mewakili keseluruhan data.
54
Menurut Surackman. W. sebagaimana dikutip oleh malo,
menyebutkan bahwa bahwa apabila populasi homogeny, maka
populasi di bawah 100 dapat digunakan 50% dan diatas 1000 dapat
digunakan 15% (malo, 1995:21).
Dengan dasar pemikiran tersebut diatas serta populasi dibawah
100, maka penulis menggunakan 50% teknik pengambilan sampel
yang digunakan penulis, dapat dirumuskan dalam bentuk presentase
sebagai berikut:
50
100
×63 = 32 peserta didik
53
Prof. Dr. sugiyono 2018 metode penelitian kuantitatif, kulaitatif, dan R & D Alfabeta, bandung
54
Menurut Surackman. W.”ttp//www.Surackman.w.11 juni 2019 sentani” (malo, 1995:21).
33
M. INTRUMEN PENELITIAN
55
Menurut Sugiyono dalam buku bahwa Penelitian yang
bertujuan untuk mengukur suatu gejalah akan menggunakan
instrument penelitian. Jumlah instrument yang akan digunakan
tergantung pada variabel yang diteliti. Bila variable yang diteliti
jumlahnya lima, maka akan menggunakan lima instrument apa
saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukruan yang
ada pada setiap jenis instrumen.
Jadi berdasarkan pengertian di atas maka dalam instrument
peneltitin ini yaitu terdapat 4 indikator yang akan digunakan, terlihat
tabel sebagai berikut :
a. Kisi-kisi Innstrumen
56
Cara menyusun instrument menurut sigianto, 2009:149, “
titik tolak dari penyusunan variabel penelitian yang ditetapakan untuk
teliti. Dari variabel yang tersebut diberikan definisi operasionalnya
yang selanjutnya ditemukan indicator yang akan diukur. Dari
indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pernyataan.
Untuk memudahkan penyusunan instrument maka perlu digunakan
matriksn pengembangan instrumen atau kisi-kisi”
55
Sugiyono “Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif, dan R & D” Alfabeta, bandung , 2018
56
Sugiyono “Metode penelitian kuantitatif, kulaitatif, dan R & D “ Alfabeta, bandung, 2009:149
34
N. VARIABEL PENELITIAN
Indikator variabel terikait Implementasi Model tutor sebaya
terhadap peserta didik adalah sebagai Variabel bebas dan variabel
terikat di gambarkan, maka hasilnya sebagai berikut:
a. Variabel bebas (X)
Implementasi Model Pembelajaran tutor sebaya Meliputi :
1. Guru sebagai pembimbing utama
2. Guru sebagai pengawas
b. Variabel (terikat (Y)
Faktor Yang dipengaruhi Aktif belajar Meliputi :
1. Perubahan kebiasaan lama
2. Perubahan Kognitif, Afektif, dan Psikomotirk
57
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif, Dan R & D “, Alfabeta, bandung, 2018
58
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif, Dan R & D “, Alfabeta, bandung. (2018)
35
tauh dengan pasti variabel akan di ukur dan tauh apa yang biasanya
diharapkan dari responden.
b. Observasi
59
Menurut sigoyono Observasi adalah sebagai teknik
pengumpulan data mempunyai ciri yang sfesifik bila dibandigkan
dengan teknik yang, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau
wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka
observasi tidak tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek
alam yang lain.
c. Wawancara
60
Menurut ( Sanapiah Faisal, 1990: 62; faisal 1990) Wawancara
yaitu dengan melakukan Tanya jawab secara langsung dengan
mengajukan sejumlah pertanyaan wawancara dalam penelitian
kuantitatif deskripstif biasanya menggunakan wawancara yang :
Tidak berstruktur Dilakukan dengan secara terang-terangan
Menetapkan informasi sebagai sejawat peneliti
59
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif, Dan R & D “, Alfabeta, bandung. (2018).halaman 145
60
( Sanapiah Faisal, 1990:62;faisal 1990)
61
suryabrata , “ttps//www. suyabrata” 11 juni 2019 ( 1983:85) S
36
Berdasarkan pendapat di atas, maka teknik analisa yang
digunakan penulis dalam menganalisa data adalah teknik kualitatif
dengan metode deskriptif untuk wawancara dan observasi, teknik ini
digunaka untuk mendiskripsikan kondisi masing-masing variabel
penelitian dan menarik kesimpulan berkaitab dengan varibel- variebel
yang ada teknik analisa data digunkan dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif deskriptif, yaitu dengan mendiskripsikan dan
memaknai data dari tiap-tiap variabel bebas dan variabel terikatnya.
a. Reduksi Data
Reduksi data dilakukan karena banyaknya data dari masing-masing informasi
yang di anggap tidak relavan dengan fokus penelitian perlu di
kurangi caranya antara lain melalui seleksi ketat, menggolongkan
dalam pola yang lebih luas, mengarahkan, membuang yang tidak
perlu, dan mengorkanisasi data. Data yang telah direduksikan akan
memberikan gambaran yang lebih tajam tentang objek pengamatan
yang telah dilakukan dalam penelitian.
b. Pengajian data
Data yang telah diredksi selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, gambar, atau
tulisan yang tersusun sistematis. Dengan cara ini data tersebut
mudah dikuasai dan mempermmuda penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan (verifikasi Verifikasi atau penarikan
kesimpulan dilakukan sejak awal penelitian berlangsung setiap
perolehan data disimpulkan meskipun masih agak kabur, tetapi
lama kelamaan akadann semakin banykanya data yang diperoleh
dan mendukung verifikasi, kesimpulan yang ambil dari data yang
terkumpul perlu di verfikasi terus menerus selama penelitian
berlangsung agar data yang diperoleh terjamin keabsaanya dan
objekvitasnya.
62
Menurut siregar, dalam buku peneltian kuantitatif bahwa untuk
menghitung dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan
62
Siregar, “Metode Penelitian Kuantitatif.”halaman 88
37
tabulating, yaitu proses memindahkan jawaban-jawaban responden ke
dalam tabulasi atau tabel dengan diberi kode-kode tertentu untuk
kebutuhan dan memudahkan dalam menganalisa data yaitu sebagai
berikut:
F
P N
x 100%
Keterangan :
38
Q. DAFTAR PUSTAKA