Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKERIN

DI PT. PLN (PERSERO) AREA PALOPO


RAYON KOTA PALOPO
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Prakerin

Tahun Diklat 2019 / 2020

NAMA : MARTINUS RANGKU SARANGNGA

NIS : 0020939901

PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

LAPORAN PRAKERIN DI PT. PLN (PERSERO) AREA PALOPO

DISUSUN OLEH :

IFSAL

0020939901

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Pembimbing 1 Pembimbing 2

HENDRA MAULANA, S.Ak WANDI MANSYUR

NIP . NIP .

Menyetujui,

Kepala SMKN 1 PALOPO Kepala program keahlian


Teknik Komputer Dan Jaringan

RIDWAN RAJAB,S.Ag Drs. Sugioarto

NIP.19660405 200701 1 032 NIP .


LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN PRAKERIN DI PT. PLN (PERSERO) AREA PALOPO

DISUSUN OLEH :

IFSAL

0020939901

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

Kepala Personalia Pembimbing

HENDRA MAULANA , S.Ak


MOTTO

1. Teknologi yang canggih adalah teknologi yang cepat guna.

2. Teknologi merupakan harapan bangsa dan Negara untuk membangun


Negara secara modern.

3. Disiplin adalah kunci pokok suatu keberhasilan

4. Kegagalan merupakan jembatan emas untuk meraih suatu keberhasilan,


serta kesulitan yang timbul adalah suatu gejala yang wajar dari sebuah
kehidupan yang berarti.

5. Sebelum melakukan sesuatu kuasailah dulu ilmunya.

6. Berfikir dahulu sebelum bertindak.

7. Orang yang cerdas akan memikirkan orientasi masa depan, tetapi orang
yang bodoh akan memikirkan kejadian yang telah berlalu.

8. Jangan menunda-nunda waktu kalau kamu mampu.

9. Guru yang paling baik adalah pengalaman.


KATA PENGANTAR

Alhamdu lillahi rabbil-‘aalamiin. Segala puja dan puji hanya kepada Allah SWT. atas segala
nikmat yang selalu dilimpahkan kepada hamba-Nya, baik nikmat yang tanpa diminta maupun
yang dengan sengaja diminta dari-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
PRAKERIN.

Sholawat serta salam semoga senantiasa dianugerahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.,
para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjalan di atas ajaran Allah dan
sunnah Nabi hingga hari akhir.

PRAKERIN yang dilaksanakan di Kantor PLN (Persero) Area Palopo. ini dilakukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan pendidikan SMK NEGERI 1 PALOPO Jurusan Teknik
KOMPUTER DAN JARINGAN. Namun demikian, sangat disadari bahwa program-program yang
dilaksanakan dalam PRAKERIN ini tak lepas dari kesalahan dan kekurangan, sehingga
diharapkan dapat diperbaiki dan disempurnakan oleh siswa PRAKERIN selanjutnya.

Dan adanya kesempatan hal ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak HENDRA sebagai Kepala Bagian GIS(Geogradis Information Sytem yang telah
berkenan memberikan izin dan arahan terhadap saya untuk dapat melaksanakan PRAKERIN.

2. Ibu RINA, selaku pembimbing, yang penuh dengan kesabaran dalam memberikan
bimbingan,motivasi ,dan masukan serta saran.

3. Bapak RIDWAN RAJAB,S.Ag selaku kepala sekolah SMK NEGERI 1 PALOPO, yang selalu
memberikan pembinaan kepada kami.

4. Ibu Rasydah K s.Pd selaku Pembimbing , yang penuh dengan keikhlasan memberikan
wawasan,motivasi dan arahan kepada kami.

5. Seluruh karyawan PLN (Persero) Area Palopo atas bimbinganya

6. Seluruh guru dan karyawan SMK NEGERI 1 PALOPO , atas dukungannya.


Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kegiatan ini masih terdapat kekurangan
yang tidak disadari oleh saya. Maka dari itu, saya berharap kepada semua pembaca untuk dapat
memberikan kritik dan sarannya yang tentunya bersifat membangun demi terciptanya
penyusunan laporan kegiatan yang baik dan benar.

Akhir kata, semoga malakah ini dapat bermanfaat.

Amin.

Palopo, 17 SEPTERMBER 2019

IFSAL
DAFTAR ISI

Judul Halaman

Lembar Pengesahan Sekolah i

Lembar Pengesahan Perusahaan ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan Prakerin

1.3. Manfaat Prakerin

1.4. Waktu Pelaksanaan

1.5. Lokasi Prakerin

1.6. Teknis Pengumpulan Data

1.7. Sistematika Penulisan

BAB II. URAIAN

2.1. Sejarah dibentuknya PLN

2.1.1. Lokasi Perusahaan

2.1.2. Sarana dan Fasilitas Perusahaan

2.1.3. Tata Tertib Perusahaan

2.1.4. Sejarah Singkat Perusahaan ________________

BAB III. LANDASAN TEORI


3.1. KWH Meter _____________________________

3.1.2. Jenis-jenis KWH Meter _________________

3.1.3. Fungsi dan Prinsip Kerja KWH Meter _____

3.1.4. Tips Menggunakan KWH Meter __________

3.1.5. Current Transformer CT ________________

BAB IV. URAIAN JURNAL PRAKERIN

4.1. Jurnal Kegiatan

4.1.2. Uraian Jurnal PRAKERIN di PLN (Persero) Cabang Banjarmasin

__________________

4.2. 3 Tugas dan Cara Kerjanya

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sesuai dengan kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, setiap taruna-taruni lulusan SMK
dituntut untuk mempunyai suatu keahlian, dan siap kerja. Kegiatannya itu disebut dengan
PRAKERIN (Praktek Kerja Industri). Prakerin adalah suatu kegiatan yang sangat diwajibkan untuk
tingkatan SMK dan sederajat, untuk dapat mengenal dunia industri yang sebenarnya.

Sekolah Menengah Kejuruan, sistem pendidikannya menggunakan metode sistem


pendidikan dengan dua jalur. Yaitu, jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
Maksudnya, jalur pendidikan luar sekolah adalah taruna-taruni wajib melaksanakan Prakerin.
Dalam melaksanakan Prakerin ini seperti yang tertera pada Undang-Undang Prakerin no. 2
tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional, dan peraturan lainnya ;

1. Penyelenggaraan pendidikan dilakukan dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah.

2. Penyelenggaraan Sekolah Kejuruan dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia
usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.

(PP. 29, Bab XI, Pasal 29, Ayat 1)

Untuk melaksanakan Prakerin, taruna-taruni memerlukan skill yang bagus, mental


dan fisik yang kuat. Maka dari itu peserta Prakerin harus mempunyai kedisiplinan yang tinggi,
untuk menunjang keberhasilan Prakerin. Kedisiplinan adalah suatu sikap yang setiap
kegiatannya diatur yang dijalankan secara patuh dan taat, kemudian disiplin artinya mentaati
dan mengikuti peraturan yang ada pada situasi atau keadaan tertentu.

Selain itu peserta Prakerin juga harus memiliki mental yang kuat untuk
menghadapi segala situasi, baik disaat sulit maupun tidak. Dan peserta Prakerin harus memiliki
fisik yang kuat. Maka dari itu, untuk memiliki fisik yang kuat, SMK melaksanakan suatu kegiatan
yang disebut dengan LATDASTAR (Latihan Dasar Taruna). Dalam kegiatan ini selain untuk
menjadikan fisik yang kuat, taruna-tarunipun melatih mental, dan mendapatkan materi-materi
pengetahuan seputar Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Keuntungan dari kegiatan Prakerin ini, yaitu dapat memberikan pengalaman yang
lebih, dan menjadikan taruna-taruni sebagai tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.

1.2. Tujuan Prakerin


Tujuan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan antara sekolah dengan dunia usaha atau
dunia industri.

2. Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dan berkualitas.

3. Mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah ke dunia industri.

4. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja yang
berkualitas.

5. Menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.

6. Mewujudkan visi dan misi sekolah.

7. Sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional.

1.3. Manfaat Prakerin

Adapun manfaat dari PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) yaitu :

1. Dapat mengenali seperti apa pekerjaan industri di lapangan, sehingga setelah lulus taruna
taruni sudah tidak asing lagi dengan dunia kerja.

2. Dapat menambah keterampilan serta wawasan dalam dunia usaha.

3. Untuk mengasah keterampilan yang telah diberikan oleh sekolah, taruna taruni juga dapat
melatih jiwa mandiri, berani, bertanggung jawab, serta disiplin.

4. Meningkatkan kedisiplinan serta rasa tanggung jawabnya.

5. Memperoleh link and match antara perusahaan dengan sekolah.

1.4. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan Prakerin yang telah dilaksanakan oleh saya selama Prakerin di PLN (Persero) ULP
PALOPO KOTA, yang dimulai pada tanggal 28 Januari 2013 sampai dengan tanggal 27 April 2013. Dengan
itu, maka saya telah menyelesaikan Prakerin selama 3 bulan di PLN (Persero) Area Palopo. Jadwal
masuknya setiap hari senin s/d jum`at, pukul 08:00-16:30 WITA. Berikut ini adalah jadwal masuk yang
penulis laksanakan selama PRAKERIN di PLN (Persero) Area Palopo :

Jam Kerja
No. Hari
Masuk Istirahat Pulang

1 Senin 08.00 – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 16.00

2 Selasa 08.00 – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 16.00

3 Rabu 08.00 – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 16.00

4 Kamis 08.00 – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 16.00

5 Jum’at 08.00 – 12.00 12.00 – 14.00 14.00 – 16.30

Sabtu &
6 LIBUR
Minggu

Tabel 1.1

Jadwal masuk di PT. PLN (Persero) Area Palopo

1.5. Lokasi Prakerin

Lokasi tempat berlangsungnya penulis melaksanakan Prakerin selama waktu yang telah
ditentukan yaitu di :

Nama Perusahaan : PLN (Persero) Area Palopo

Alamat : Jln. Veteran

1.6. Teknis Pengumpulan Data


Saya mengumpulkan berbagai macam informasi dan data-data sehingga penyusunan laporan
dapat disajikan secara lengkap dan tepat demi untuk menunjang sempurnanya laporan
kegiatan Prakerin ini, saya menggunakan teknik atau metode penyusunan sebagai berikut :

1. Metode Interview

Saya melakukan interview pada pihak-pihak yang berhubungan dengan penulisan laporan
kegiatan, dan penulis juga melakukan interview kepada pembimbing- pembimbing di
perusahaan dan pembimbing- pembimbing penulisan yang merupakan narasumber bagi saya.

2. Metode Dokumentasi

Metode ini saya gunakan untuk bahan pertimbangan serta gambaran sementara, agar
penyusunan laporan kegiatan jadi lebih jelas dan saya dapat meyakinkan kalau hasil penulisan
yang telah digambarkan sudah tersusun rapi dan tepat.

3. Metode Observasi

Dalam metode ini saya melakukan banyak pengamatan untuk mempelajari hal-hal yang
berhubungan dengan penyusunan laporan, supaya data-data yang didapat menjadi lebih akurat
dan objektif.
BAB II

URAIAN
2.1 Sejarah Dibentuknya PLN

Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT PLN
(Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia.
Direktur Utamanya saat ini adalah Sripeni Inten Cahyani selaku pelaksana tugas.
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan sendiri.
Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda
N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di
bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya.
Kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1897 ketika perusahaan listrik pertama yang
bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM atau Perusahaan Listrik
Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan yang berada di bawah N.V. Handelsvennootschap
yang sebelumnya bernama Maintz & Co. Perusahaan ini berpusat di Amsterdam, Belanda.
Di Batavia, NIEM membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU berkekuatan
3200+3000+1350 kW tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap pertama di Hindia
Belanda dan memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya. Saat ini PLTU tersebut sudah
tidak ada lagi.
NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang
bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir abad XIX. Pada
tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa pembangkit tenaga listrik
berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di Jawa.
ANIEM (1909-1942)[sunting | sunting sumber]
Kantor Pusat NV ANIEM di Jalan Embong, Surabaya
Di Surabaya, perusahaan gas NIGM (Nederlandsche Indische Gas Maatschappij) pada tanggal 26
April 1909 mendirikan anak perusahaan Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit
Maatschappij (ANIEM). Dalam waktu yang tidak berapa lama, ANIEM berkembang menjadi
perusahaan listrik swasta terbesar di Indonesia dan menguasai sekitar 40% dari kebutuhan listrik
di dalam negeri. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring dengan permintaan listrik
yang tinggi. Pada 26 Agustus 1921 perusahaan ini mendapat konsesi di Banjarmasin yang
kontraknya berlaku hingga 31 Desember 1960. Pada tahun 1937 pangelolaan listrik di Jawa
Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan diserahkan kepada ANIEM.
Sebagai perusahaan yang menguasal hampir 40% kelistrikan di Indonesia, ANIEM memiliki
kinerja yang cukup baik dalam melayani kebutuhan listrik. Sebagaimana telah disebutkan di atas,
ANIEM memiliki wilayah pemasaran di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan. Untuk
melayani wilayah pemasaran yang luas ini, ANIEM menerapkan kebijakan desentralisasi
produksi dan pemasaran dengan cara membentuk anak perusahaan. Dengan demikian maka
listrik diproduksi secara sendiri-sendiri di berbagai wilayah oleh perusahaan yang secara
langsung menangani proses produksi tersebut. Dengan demikian kinerja perusahaan menjadi
amat efektif, terutama dari segi produksi dan pemasaran.
Beberapa perusahaan yang merupakan bagian dari ANIEM antara lain:

1. NV ANIEM di Surabaya dengan perusahaan-perusahaan di


Banjarmasin, Pontianak, Singkawang, Banyumas dan Magelang.
2. NV Oost Java Electriciteits Maatschappij (OJEM) di Surabaya dengan perusahaan-
perusahaannya di Lumajang, Tuban dan Situbondo.
3. NV Solosche Electriciteits Maatschappij (SEM) di Surabaya dengan perusahaan-
perusahaannya di Solo, Klaten, Sragen, Yogyakarta, Kudus dan Semarang.
4. NV Electriciteits Maatschappij Banjoemas (EMB) di Surabaya dengan perusahaan-
perusahaannya di Purwokerto,
Banyumas, Purbalingga, Sokaraja, Cilacap, Gombong, Kebumen, Wonosobo, Maos, Kro
ya, Sumpyuh dan Banjarnegara.
5. NV Electriciteits Maatschappij Rembang (EMR) di Surabaya dengan perusahaan-
perusahaannya di Blora, Cepu, Rembang, Lasem dan Bojonegoro.
6. NV Electriciteits Maatschappij Sumatra (EMS) di Surabaya dengan perusahaan-
perusahaannya di Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Sibolga.
7. NV Electriciteits Maatschappij Bali en Lombok (EBALOM) di Surabaya dengan
perusahaan-perusahaannya
di Singaraja, Denpasar, Gianyar, Tabanan, Klungkung, Ampenan, Gorontalo,
dan Ternate.

Struktur Organisasi Unit PLN[sunting | sunting sumber]


PLN merupakan satu-satunya perusahaan penjual jasa listrik di Indonesia. Dalam pelayanan
pendistribusian kelistrikan PLN membagi-bagi fungsi unit induknya kedalam beberapa unit
induk berdasarkan pada sistem tenaga listrik yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Selain
itu ada juga unit induk atau pusat-pusat lain sebagai penunjang berlangsungnya perusahaan.
Karena luasnya cakupan wilayah kerja PLN, maka PLN memiliki unit-unit di seluruh wilayah
Indonesia yang mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan unit induknya.
Struktur PLN dapat dirincikan sebagai berikut:

 Kantor Pusat PLN: Kantor Pusat adalah organisasi PLN tingkat pusat dimana merupakan
pusat dari penyelenggara bisnis PLN diseluruh Indonesia. Disinilah para direksi PT. PLN
berkantor. Kantor pusat PLN terletak di Jalan Trunojoyo Blok M-I Melawai, Kebayoran
Baru, Kota Jakarta Selatan. Pimpinan kantor pusat PLN adalah pimpinan tertinggi dalam
perusahaan ini yaitu Direktur Utama.
 Unit Induk dan/atau Pusat-Pusat: Unit Induk merupakan unit dari PLN sebagai
kepanjangan tangan dari kantor pusat untuk pelayanan kelistrikan di PLN, serta merupakan
lembaga di PLN sebagai penunjang bisnis kelistrikan PLN di wilayah. Unit induk dibagi
sesuai fungsinya contoh PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat yang terletak di Bandung
sebagai pelayanan distribusi di Provinsi Jawa Barat, atau PLN Unit Induk Transmisi Jawa
Bagian Tengah sebagai pelayanan transmisi listrik di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah
Yogyakarta. Sedangkan pusat-pusat adalah lembaga PLN sebagai penunjang bisnis PLN
contohnya PLN Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) yaitu lembaga untuk
pengembangan dan pelatihan pegawai PLN, serta pusat yang lain. Unit induk dan/atau Pusat-
pusat dipimpin oleh seorang General Manager Unit Induk atau General Manager Pusat.
 Unit Pelaksana: Unit Pelaksana adalah unit di bawah unit induk dan/atau pusat-pusat
sebagai pembagian wilayah pelayanan PLN kedalam ruang lingkup yang lebih kecil agar
pelayanan PLN bisa lebih terfokus dan langsung menyentuh pada masyarakat, contohnya
adalah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu unit pelaksana di bawah unit induk
distribusi, atau Unit Pelaksana Transmisi (UPT) yaitu unit pelaksana di bawah unit induk
transmisi, contoh lain adalah Unit Pelaksana Pendidikan dan Latihan (UPDL) yaitu unit
pelaksana di bawah PLN PUSDIKLAT. Unit Pelaksana dipimpin oleh seorang Manager Unit
Pelaksana.
 Unit Layanan: Unit Layanan adalah unit dibawah unit pelaksana dengan ruang lingkup
pembagian dari wilayah unit pelaksana, misalnya dalam satu unit pelaksana terdapat
beberapa unit layanan. Tetapi tidak semua unit pelaksana di PLN mempunyai unit layanan,
tergantung pada jumlah pelanggan dan area pelayanan unit pelaksana PLN, contoh unit
layanan pelanggan (ULP) adalah unit layanan di bawah UP3, atau unit layanan transmisi dan
gardu induk (ULTG) unit layanan di bawah UPT. Unit Layanan dipimpin oleh seorang
Manager Unit Layanan.
Sampai saat ini tercatat PLN mempunyai 50 Unit Induk, 6 Pusat-pusat, 373 Unit Pelaksana, dan
1042 Unit Layanan.

Unit-unit PLN[sunting | sunting sumber]


Unit PT. PLN (Persero) dibagi dalam beberapa Wilayah untuk mengurusi Pembangkitan,
Penyaluran (Transmisi) dan Pengatur Beban, dan Distribusi kepada pelanggan dibagi dalam unit
induk. Namun khusus untuk kawasan dengan listrik terinterkoneksi Jawa - Bali unit-unit dibagi
dalam unit induk tersendiri, untuk Pembangkitan tersendiri, Penyaluran (Transmisi) tersendiri,
Pengaturan Beban tersendiri dan Distribusi tersendiri. Khusus untuk pembangkitan listrik
kebanyakan pembangkitan listrik di Indonesia dipasok oleh Perusahaan Swasta walaupun ada
beberapa milik PLN. Untuk transmisi Sumatra ada Unit Induk P3B Sumatra, namun untuk
urusan Distribusi masih berada di Unit Induk Wilayah (belum ada unit induk
Distribusi). (Keterangan: Untuk Listrik Interkoneksi Jawa-Bali Unit PLN ada di Romawi I, II,
dan III. Untuk daerah selain Jawa-Bali unit PLN bernama wilayah di romawi V)
Dibawah ini adalah unit-unit di bawah PT. PLN (Persero):
I. Kelompok Unit Induk Distribusi[sunting | sunting sumber]

1. Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, berkedudukan di Jakarta


2. Unit Induk Distribusi Jawa Barat berkedudukan di Bandung
3. Unit Induk Distribusi Banten, berkedudukan di Tangerang
4. Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, berkedudukan di Semarang
5. Unit Induk Distribusi Jawa Timur, berkedudukan di Surabaya
6. Unit Induk Distribusi Bali, berkedudukan di Denpasar
7. Unit Induk Distribusi Lampung, berkedudukan di Bandar Lampung
Unit di bawah Unit Induk Distribusi[sunting | sunting sumber]
 Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D): sub-unit untuk pengaturan pembebanan di sisi
Distribusi ke pelanggan
 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3): Setara dengan UP2D, yaitu sub-unit untuk
pelayanan pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik Distribusi
 Unit Layanan Pelanggan (ULP): Sub-unit di bawah UP3 yang membantu pengurusan
pelayanan pelanggan dan Pelayanan Jaringan Listrik Distribusi lebih dekat dengan ruang
lingkup wilayah lebih kecil.
 Posko (KP): Sub-unit di bawah ULP yang langsung turun jika ada gangguan karena dekat.
II. Kelompok Unit Induk Transmisi[sunting | sunting sumber]
Pada awalnya Unit Penyaluran dan Pengatur Beban Jawa-Bali disatukan dalam satu unit dengan
nama PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3B JB), namun pada akhir
2015 unit penyaluran dan pengaturan beban dipisah dengan pembagian 3 wilayah penyaluran dan
satu pusat pengaturan beban dengan 5 wilayah. Namun untuk Transmisi Interkoneksi Sumatra
tetap PLN Unit Induk P3B Sumatra karena unit nya masih dalam bentuk Wilayah. Unit induk
transmisi antara lain:

1. Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat, berkedudukan di Depok


2. Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Berkedudukan di Bandung
3. Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, berkedudukan di Sidoarjo
Unit di bawah Unit Induk Transmisi[sunting | sunting sumber]

 Unit Pelaksana Transmisi (UPT): Sub-Unit untuk melakukan pemeliharaan peralatan


Penyaluran Energi Listrik (Transmisi)
 Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG): Sub-Unit di bawah UPT
 Transmisi dan Gardu Induk: Gardu Induk ada di bawah UPT sebagai tempat
mentransformasikan energi listrik atau sub-station listrik dari pembangkitan untuk sampai ke
pelanggan.
III. Kelompok Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban[sunting | sunting sumber]

1. Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B), berkedudukan di Gandul, Jakarta (Jawa-Bali
Control Center / JCC)
2. Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatra (UIP3B Sumatra),
berkedudukan di Pekanbaru
Unit di bawah Unit Induk Pengatur Beban (UIP2B)[sunting | sunting sumber]

 Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B): Sub-unit untuk melakukan pengaturan beban secara
keseluruhan dari Pembangkitan, Transmisi dan sampai ke konsumen dengan komunikasi
dengan UP2D dan Gardu Induk. ada 5 Unit Pelaksana di bawah UIP2B yaitu:

1. Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jakarta dan Banten, berkedudukan di Cawang,
Jakarta (Region Control Center / RCC Cawang)
2. Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Barat, berkedudukan di Bandung (Region
Control Center / RCC Cigereleng)
3. Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Tengah dan DIY, berkedudukan di
Semarang (Region Control Center / RCC Ungaran)
4. Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Timur, berkedudukan di Sidoarjo (Region
Control Center / RCC Waru)
5. Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Bali, berkedudukan di Denpasar (Region
Control Center / RCC Bali)
IV. Kelompok Unit Induk Pembangkitan[sunting | sunting sumber]

1. Unit Induk Pembangkitan Sumatra Bagian Utara, berkedudukan di Medan


2. Unit Induk Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang
3. Unit Induk Pembangkitan Jawa Bali, berkedudukan di Yogyakarta
4. Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B, berkedudukan di Jepara
5. Unit Induk Pembangkitan Lontar, berkedudukan di Semarang
6. Unit Induk Pembangkitan Minahasa, berkedudukan di Tondano
V. Kelompok Unit Induk Wilayah[sunting | sunting sumber]

1. Unit Induk Wilayah Aceh, berkedudukan di Banda Aceh


2. Unit Induk Wilayah Sumatra Utara, berkedudukan di Medan
3. Unit Induk Wilayah Sumatra Barat, berkedudukan di Padang
4. Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berkedudukan di Pekanbaru
5. Unit Induk Wilayah Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu, berkedudukan di Palembang
6. Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, berkedudukan di Pangkalpinang
7. Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat, berkedudukan di Pontianak
8. Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berkedudukan
di Banjarbaru
9. Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara berkedudukan
di Balikpapan
10. Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo, berkedudukan
di Manado
11. Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat,
berkedudukan di Makasar
12. Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat, berkedudukan di Mataram
13. Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, berkedudukan di Kupang
14. Unit Induk Maluku dan Maluku Utara, berkedudukan di Ambon
15. Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, berkedudukan di Jayapura
Unit di bawah Unit Induk Wilayah[sunting | sunting sumber]

 Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D): sub-unit untuk pengaturan pembebanan di sisi
Distribusi ke pelanggan
 Unit Pelaksana Pelanggan (UP3): Setara dengan UP2D, yaitu sub-unit untuk pelayanan
pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik Distribusi
 Unit Layanan Pelanggan (ULP): Sub-unit di bawah UP3 yang membantu pengurusan
pelayanan pelanggan dan Pelayanan Jaringan Listrik Distribusi lebih dekat dengan ruang
lingkup wilayah lebih kecil.
VI. Kelompok Unit Induk Proyek[sunting | sunting sumber]

1. Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatra, berkedudukan di Medan


2. Unit Induk Proyek Sumatra Bagian Utara, berkedudukan di Medan
3. Unit Induk Proyek Sumatra Bagian Tengah, berkedudukan di Pekanbaru
4. Unit Induk Proyek Sumatra Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang
5. Unit Induk Proyek Interkoneksi Sumatra Jawa, berkedudukan di Jakarta
6. Unit Induk Proyek Jawa Bagian Barat, berkedudukan di Jakarta
7. Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah I, berkedudukan di Bandung
8. Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah II, berkedudukan di Yogyakarta
9. Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali I, berkedudukan di Surabaya
10. Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali II, berkedudukan di Surabaya
11. Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Timur, berkedudukan di Balikpapan
12. Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Tengah, berkedudukan di Banjarbaru
13. Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Barat, berkedudukan di Pontianak
14. Unit Induk Proyek Nusa Tenggara, berkedudukan di Mataram
15. Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Utara, berkedudukan di Manado
16. Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Selatan, berkedudukan di Makassar
17. Unit Induk Proyek Maluku, berkedudukan di Ambon
18. Unit Induk Proyek Papua, berkedudukan di Papua
VII. Kelompok Unit Pusat-Pusat[sunting | sunting sumber]

1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan, berkedudukan di Jakarta


2. Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan, berkedudukan di Jakarta
3. Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan, berkedudukan di Bandung
4. Pusat Penelitian dan Pengembangan, berkedudukan di Jakarta
5. Pusat Manajemen Konstruksi, berkedudukan di Semarang
6. Pusat Sertifikasi, berkedudukan di Jakarta
PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan[sunting | sunting sumber]
PLN adalah perusahaan yang memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PLN PUSDIKLAT)
sendiri bagi para pegawainya, Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang bisa disebut (Corporate
University) digunakan sebagai kampus atau tempat pendidikan bagi pegawai PLN ataupun
pegawai dari perusahaan lain (bisa anak perusahaan atau BUMN lain) yang ingin belajar
mengenai kelistrikan dan manajemen khususnya di bidang kelistrikan. PLN PUSDIKLAT punya
beberapa Unit Pendidikan dan Latihan (PLN UDIKLAT) yang tersebar di beberapa tempat dan
beberapa UDIKLAT fokus terhadap pembelajaran tertentu, Daftar PLN UDIKLAT diantaranya
adalah,

1. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Bogor (UPDL BOGOR) (Project Academy)
2. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Jakarta (UPDL JAKARTA) (Leadership
Academy & Corporate Culture Academy)
3. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Suralaya (UPDL SURALAYA) (Primary
Energy & Power Generation Academy)
4. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Semarang (UPDL SEMARANG)
(Transmission & Live Line Maintenance Academy)
5. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Pandaan (UPDL PANDAAN) (Distribution &
Commerce Academy)
6. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Tuntungan, Medan (UPDL TUNTUNGAN)
(Learning Unit)
7. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Padang (UPDL PADANG) (Learning Unit)
8. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Palembang (UPDL PALEMBANG)
(Corporate Enabler Academy & Risk and Audit Academy)
9. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Makassar (UPDL MAKASSAR) (Renewable
Energy Academy)
10. Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Banjarbaru, Kalimantan Selatan (UPDL
BANJARBARU) (Learning Unit)
11. Unit Pelaksana Assesment Center, di Jakarta
12. Unit Pelaksana Sertifikasi, di Jakarta
13. Unit Pelaksana Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB), di Jakarta

Anak Perusahaan PLN[sunting | sunting sumber]

1. PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam), berkedudukan


di Batam, Kepulauan Riau
2. PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), berkedudukan
di Tarakan, Kalimantan Utara
3. PT Indonesia Power (PT IP), berkedudukan di Jakarta
4. PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB), berkedudukan di Surabaya
5. PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON+), berkedudukan di Jakarta
6. PT PLN Batubara, berkedudukan di Jakarta
7. PT Pengembangan Listrik Nasional Geothermal (PT PLN-G), berkedudukan di Jakarta
8. PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN-E), berkedudukan di Jakarta
9. PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, berkedudukan di Jakarta
10. PT Haleyora Power, berkedudukan di Jakarta
11. Majapahit Holding BV, berkedudukan di Amsterdam, Belanda
12. PT Geo Dipa Energi, berkedudukan di Jakarta

Logo PLN[sunting | sunting sumber]


Element-element Dasar Lambang/Logo Perusahaan Listrik Negara
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN
(Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna
kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu
menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat
yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang
dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT
PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah
melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam
menghadapi tantangan perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang
digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan
kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik
yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.

2.1.1. Lokasi Perusahaan


Adapun lokasi perusahaan yang penulis masuki selama PRAKERIN yaitu :

Nama Perusahaan : PLN (Persero) Area Banjarmasin

Alamat : Jln. Veteran

2.1.2. Sarana dan Fasilitas Perusahaan

1. Beberapa unit kendaraan pick up dan kendaraan bermotor

2. Beberapa unit telepon

3. Beberapa unit perangkat komputer dan printer

4. Beberapa unit televise , dan AC

5. Musholah

6. Areal Parkir

2.1.3. Tata Tertib Perusahaan


Ketentuan-ketentuan kedisiplinan pegawai baik d lapangan maupun didalam perusahaan seperti :
1. Memakai seragam yang telah ditentukan oleh perusahaan.

2. Berpakaian rapi.

3. Datang tepat waktu.

4. Tidak boleh membawa barang-barang milik perusahaan tanpa seizin atasan, dan lain sebagainya.

2.2.4. Sejarah Perusahaan


Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya
dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
* Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
* Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
* Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
* Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Moto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Sejarah PLN
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan
pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebt
oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat
Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh
listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin
KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-
perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indinesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden
Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada
Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas
yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara
yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara
(PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam
menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

BAB III

LANDASAN TEORI
3.1 GIS

Sistem informasi geografis (GIS) adalah sistem yang dirancang untuk menangkap, menyimpan,

memanipulasi, menganalisis, mengelola, dan menyajikan data spasial atau geografis. Aplikasi

GIS adalah alat yang memungkinkan pengguna untuk membuat pertanyaan interaktif (pencarian

yang dibuat pengguna), menganalisis informasi spasial, mengedit data dalam peta, dan

menyajikan hasil dari semua operasi ini.GIS (lebih umum GIScience) kadang-kadang merujuk

pada ilmu informasi geografis (GIScience), ilmu yang mendasari konsep, aplikasi, dan sistem

geografis.

GIS dapat merujuk ke sejumlah teknologi, proses, teknik, dan metode yang berbeda. Itu melekat

pada banyak operasi dan memiliki banyak aplikasi yang berkaitan dengan teknik, perencanaan,

manajemen, transportasi / logistik, asuransi, telekomunikasi, dan bisnis. [2] Untuk alasan itu,

GIS dan aplikasi intelijen lokasi dapat menjadi dasar bagi banyak layanan berbasis lokasi yang

mengandalkan analisis dan visualisasi.


GIS dapat menghubungkan informasi yang tidak terkait dengan menggunakan lokasi sebagai

variabel indeks utama. Lokasi atau luasan dalam ruang-waktu Bumi dapat dicatat sebagai tanggal

/ waktu terjadinya, dan koordinat x, y, dan z yang masing-masing mewakili, bujur, lintang, dan

ketinggian. Semua referensi spasial-temporal dan perluasan lokasi Bumi harus saling terkait satu

sama lain dan pada akhirnya ke lokasi atau tingkat fisik "nyata". Karakteristik utama GIS ini

telah mulai membuka jalan baru untuk penyelidikan ilmiah .


Manfaat SIG di berbagai bidang

Manajemen tata guna lahan


Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan
dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi
lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di
kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas
umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah
tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang
diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu
dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa
menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang
bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari
genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang
bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti
digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat
sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih
banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah,
ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai,
dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan
minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk,
ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan
pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan,
penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan
lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan
pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih
efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri,
dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:

 Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara,
emas, besi dan barang tambang lainnya.
 Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:

1. Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;


2. Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3. Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4. Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
5. Rehabilitasi dan konservasi lahan.

Untuk pengawasan daerah bencana alam


Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:

 Memantau luas wilayah bencana alam;


 Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
 Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
 Penentuan tingkat bahaya erosi;
 Prediksi ketinggian banjir;
 Prediksi tingkat kekeringan.

Bagi perencanaan Wilayah dan Kota

 Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata
guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
 Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan
kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
 Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem
informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
 Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata
suatu daerah.
 Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute
alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan
dan kecelakaaan.
 Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk
suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola
drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada
suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri,
sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.
3.1.2. Jenis-jenis GIS
Apabila dilihat dari cara kerjanya, KWH Meter dibedakan menjadi :

1.

3.1.3. Fungsi dan prinsip kerja GIS


A.FUNGSI GIS

Secara Umum fungsi Sistem Informasi Geografis adalah sebagai sebagai berikut :

1. Melakukan sejumlah operasi/perhitungan dapat dilakukan melalui SIG


2. Display (layer peta - warna, ukuran, bentuk dan lain-lain)
3. Kompilasi data base non-spasial
4. Overlay
5. Buffering (membuat zona buffer (radius objek) pada jarak tertentu di sekitar /
sekelilingnya
6. Memperbaiki / memperbaharui data atau tayangan tabel (SQL)
7. Memuat hubungan-hubungan keruangan (spatial).
8. Membuat peta-peta tematik dan peta arahan yang berguna untuk perencanaan
pembangunan wilayah.

Perangkat lunak yang mempunyai kemampuan untuk mendukung SIG banyak


sekali, dapat disebutkan misalnya : MapInfo, ArcInfo, ArcView, ArcCAD, ArcGIS,
ArcMap, Ilwis, Erdas, Immager, ER Mapper, ENVI, R2V, Surfer, Idrisi, SPAN, River
Tools AutoCAD dan lain-lain. Perangkat lunak-perangkat lunak tersebut ada
dikenali sebagai software khusus yang dikembangkan untuk SIG atau sebagai
software pendukung.
B.PRINSIP KERJA GIS
Saat pertama kali berhadapan dengan sebuah lanskap, kita akan mengidentifikasi batas-batasnya
kemudian beralih kepenasaranan apa saja didalamnya. Bagaimana struktur dan komposisinya.
Apa saja jenis data yang ada atau yang dapat kita kenali. Bagaimana hubungan spasial diantara
data itu. Kualitas-kualitas geografi itu kita perinci agar lebih akrab dengan obyek yang dihadapi.
Kita pun mengidentifikasi kebutuhan informasi apa saja yang harus dikumpulkan sesuai tujuan.
Saat merancang tata ruang, mungkin kita akan mengumpulkan berbagai informasi spasial
lanskap yang berkaitan dengan topografi, iklim dan tanah, geologi, kebencanaan dan seterusnya
agar bisa mengidentifikasi dimana sebaiknya wilayah untuk produksi sandang-pangan-papan,
dimana lokasi industri/perekonomian/layanan sosial, dimana area yang seharusnya diproteksi dan
mana saja yang dapat menjadi area kompromi untuk beberapa fungsi yang berbeda. Cara kerja
umum GIS tersusun dalam alokasi, seleksi dan prioritisasi.

ALOKASI
Alokasi adalah tentang menyediakan kebutuhan data. Alokasi berkaitan dengan sedalam dan
sebanyak apa data yang harus dikandung oleh setiap piksel atau obyek dalam lanskap yang
ditangani. Tema-tema relevan disusun dan dicari data apa saja untuk memverifikasinya. Semua
itu kita gabungkan dalam satu layer atau beberapa layer tematik. Sehingga setiap lokasi dalam
lanskap mengandung informasi seluruh tema. Perlu difahami bahwa null atau kosong pun
merupakan informasi. Kategorisasi sudah dilakukan namun cenderung lebih kepada karakter
alami atau nilai intrinsik data. Ditahap awal ini perlu berhati-hati mengkuantifisir fakta kualitatif
atau mengeneralisir data. Nilai satu hektar lahan di Kalimantan mungkin berbeda dengan di
Jawa, misalnya. Berhati-hati terhadap peluang mereduksi makna adalah hal bijak. Jika suatu
informasi tidak dapat dikonversi menjadi data spasial, Jika kuantifikasi dinilai sebagai
“memaksakan”, simpanlah dalam database. Sewaktu-waktu mungkin dibutuhkan untuk analisis
berikutnya. Moral dalam alokasi adalah menyediakan, bukan memilih.

SELEKSI
Seleksi adalah prosedur memilih atribut yang dikandung setiap lokasi dalam lanskap (piksel
raster atau obyek vektor). Seleksi bisa dilakukan mengikuti kealamian data atau diberi
pemaknaan terlebih dahulu dengan pembobotan atau perhitungan tertentu antar tematik layer.
Pemilihan dan pemilahan ini akan membagi habis seluruh alokasi kedalam status atau kategori
tertentu. Paradigma, teori, tujuan, penguasaan metodologi, tehnik dan ketersediaan teknologi
menjadi faktor yang mempengaruhi cara menseleksi. kategorisasi sudah didominasi oleh
subyektifitas manusia. Sederhananya, jika alokasi itu tentang meletakkan maka seleksi adalah
tentang mengambil. Moral dalam seleksi adalah menyediakan pilihan.

PRIORITISASI
Ini bahasa jargon kaum birokrat namun cukup layak untuk mengatakan bahwa tidak semua hasil
seleksi dapat dieksekusi. Beberapa diambil dan sisanya disimpan sebagai rencana. Prioritisasi
menggambarkan perbandingan antara daftar pilihan dengan sumberdaya tersedia, atau mungkin
juga tekanan dari faktor eksternal. Prioritisasi pada dasarnya sama dengan seleksi. Boleh disebut
sebagai seleksi tahap kedua. Yang ingin saya sampaikan adalah:
1. Tidak semua data bisa diolah dengan mesin GIS. Lack of data disana sini menyebabkan mesin
DSS hanyalah utopia. Kita harus jujur menjawab pertanyaan “apakah seluruh variabel data
untuk mengatasi suatu persoalan sudah terkuasai sedemikian rupa bisa ditangani mesin
anda?”. Misalnya anda seorang analis di suatu dinas di Kabupaten dan berhasil menseleksi
daftar desa yang harus diberi bantuan. Apakah anda juga sudah memasukkan kualitas moral
kepala desa dan karakter masyarakatnya? padahal moral adalah faktor penentu keberhasilan
tujuan diberikannya bantuan.
2. Ini waktunya informasi yang tidak dapat diolah sebelumnya muncul kembali.
Disodorkan dengan cara berbeda kepada manajer, tim expert atau forum partisipasi.
Informasi yang digunakan dalam prioritisasi biasanya berasal dari expert judgement yang
menguasai isu-isu seputar permasalahan. Biasanya bersifat khusus, detil, parsial, kualitatif.
Mereka mendapatkan dan mengolah informasi tersebut mungkin sama atau berbeda dengan
cara yang anda lakukan dengan mesin anda. Mereka menggunakannya untuk menelaah hasil
seleksi.
Moral dalam prioritisasi adalah menyediakan keputusan. Anda mungkin akan terkejut ketika
manajemen memilih urutan tidak sesuai dengan hasil mesin anda. Atau jika hasilnya sama,
mungkin sudah waktunya bagi anda menjadi expert judgement.

Anda mungkin juga menyukai