Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN PESTISIDA

Adam Jibran Arkan


A41181292

TEKNIK PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
OKTOBER, 2019
METODOLOGI

WAKTU DAN TEMPAT


Praktikum Pencarian kunci determinasi hama ini dilakukan pada tanggal 16 oktober 2019
di laboratorium Perlindungan tanaman politeknik negeri jember.
ALAT DAN BAHAN

ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Alat tulis
2. Kertas Kosong
3. Buku Penuntun
BAHAN :
1. Bahan merk kanon
2. Bahan merk poryza
3. Bahan merk natural glio
4. Bahan merk bristan
5. Bahan merk ratgon
6. Bahan merk by vii
7. Bahan merk corine
8. Bahan merk kensida
9. Bahan merk ally plus

PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Identifikasi pestisida yang telah tersedia , catat informasi yang ada pada kemasan pestisida
lalu lampirkan pada kertas.
HASIL
NO. NAMA MERK KETERANGAN
DAGANG
1. Kanon  Asal bahan aktif : sintetis
 Jenis sasaran : isektisida, kutu daun, thrips, kutu putih, ulat
grayak
 Bentuk fisik : cair
 Bentuk formulasi : EC ( emulsiable concentrate )
 Cara kerja : kontak, sistemik
 Cara aplikasi : penyemprotan volume tinggi ( 500/ha) di
smeprotkan merata ke tanaman.
 Rekomendasi : apel, cabai, jeruk, kacang panjang, kedelai,
kentang, kopi, kubis, melon, semangka, tembakau.
 Konsentrasi : dimethoate 400 g/L
 Dosis anjuran : Apel : 1 ml/L. Cabai : 0,125 ml/L. Jeruk :
2ml/L. Semangka : 0,375ml/L. Kacang panjang : 1ml/L.
Kedelai : 1L/ha. Tembakau : 1L/ha. Kopi : 0,25 ml/ha.
Kubis : 1,5ml/L. Melon : 0,5ml/L.
2. Poryza  Asal bahan aktif : sintetis
 Jenis sasaran : penggerek batang, wereng coklat
 Bentuk fisik : cair
 Bentuk formulasi : SL ( water souble concentrate )
 Cara kerja : kontak, sistemik
 Cara aplikasi : penyemprotan volume tinggi populasi /
intensitas sudah mencapai amabang pengendalian.
 Rekomendasi : padi
 Konsentrasi : dimehypo 400 g/ L
 Dosis anjuran : penggerek batang, wereng coklat : 187,5 –
375 ml/ha.
3. Natural glio  Asal bahan aktif : alami
 Jenis sasaran : fungi,layu fusarium
 Bentuk fisik : padat
 Bentuk formulasi : WP ( wetable powder )
 Cara kerja : racun sistemik
 Cara aplikasi : dapat diencerkan & diencerkan pada pupuk
organik, disebar pada media tanam 100 – 200 gr, glio
dicampurkan dengan 25 kg pupuk organik padat disimpan 1
minggu kemudian di sebarkan merata pada media.
 Rekomendasi : cabai
 Konsentrasi : gliocludium virens 1,64 X 10 cfu/gr
 Dosis anjuran : 1,2 kg/ha

4. Bristan 60wp  Asal bahan aktif : sintetis


 Jenis sasaran : moluska – siput trisippan
 Bentuk fisik : padat
 Bentuk formulasi : WP ( wettable powder )
 Cara kerja : kontak
 Cara aplikasi : pelarutan dan penebaran di lakukan 21 hari
sebelum benih bandeng dan udang di tebar pada pagi / sore
 Rekomendasi : tambak udang windu & ikan bandeng
 Konsentrasi : fatin asetat 60%
 Dosis anjuran : 0,5 – 1,5 kg/ha
5. Ratgon  Asal bahan aktif : sintetis
 Jenis sasaran : roden , tikus
 Bentuk fisik : padat
 Bentuk formulasi : padat ( BB )
 Cara kerja : racun perut
 Cara aplikasi : pengumpanan, sebaiknya diatur bersama
sekampung, disamping penggunaan di sawah, pasanglah
juga umpan di jalur sejauh 50 M.
 Rekomendasi : padi
 Konsentrasi : brodifakum 0,005 %
 Dosis anjuran : 10 gr umpan (3blok) umpan tiap
penenmpatan dekat tiap lubang tikus (1-1,5kg) umpan per
ha, per aplikasi.
6. By – vii  Asal bahan aktif : alami
 Jenis sasaran : insektisida
 Bentuk fisik : padat
 Bentuk formulasi : SP ( soluble poeder )
 Cara kerja : racun kontak
 Cara aplikasi : di semprotkan
 Rekomendasi : tomat, terong, kopi, sawit
 Konsentrasi : beauvenia bassinia (bals visit)
 Dosis anjuran : 100 gr / liter , untuk 1 ha membutuhkan 400
– 500 liter

7. Corine  Asal bahan aktif : alami


 Jenis sasaran : fungi , kresek, hawar daun, bercak daun
 Bentuk fisik : padat
 Bentuk formulasi : SP (soluble powder)
 Cara kerja : racun sistemik
 Cara aplikasi : di semprotkan
 Rekomendasi : padi
 Konsentrasi : corinsbacterium sp ( 5X10 ( fV/gr), carrier 5/d
100%
 Dosis anjuran : 1 tangki ( 15 liter )
8. Kensida  Asal bahan aktif : sintetis
 Jenis sasaran : moluska , keong sawah
 Bentuk fisik : cair
 Bentuk formulasi : SL ( Soluble concentrate )
 Cara kerja : racun kontak
 Cara aplikasi : disemprot
 Rekomendasi : padi
 Konsentrasi : 500g/L
 Dosis anjuran : 0,25-1 L
9. Ally plus  Asal bahan aktif : sintetis
 Jenis sasaran : Herbisid , semangi, teki,
 Bentuk fisik : padat
 Bentuk formulasi : WP ( wheatble powder )
 Cara kerja : sistemik
 Cara aplikasi : disemprot
 Rekomendasi : padi
 Konsentrasi : methil metfuron 0,7%, etilklorimuron 0,7%
24D natrium 75%
 Dosis anjuran : padi di aplikasikan penyemprotan dosis 320
– 640 /ha / bisa di taburkan
PEMBAHASAN
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dari praktikum kali ini
bertujuan untuk mengenalkan berbagai macam pestisida yang nanti di gunakan untuk
mempermudah dalam cara pengaplikasian secara nyata.
1. Pestisida bersifat racun dari bahan kimia yang digunakan untuk membunuh srangga, gulma,
jamur, bakteri, dan patogen lain yang dapat mengganggu tanaman agar tidak menimbulkan
kerugian.
2. Jenis pestisida meliputi insektisida (serangga), fungisida (fungi/jamur), rodentisida (hewan
pengerat/rodentia), herbisida (gulma), akarisida (tungau), serta bakterisida (bakteri), dll.
3. Enam tepat penggunaan pestisida, yaitu tepat sasaran, tepat mutu, tepat jenis pestisida, tepat
waktu, tepat dosis atau konsentrasi, dan tepat cara penggunaan.
4. Dosis adalah banyaknya pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama secara
memadai pada lahan seluas 1 ha. Konsentrasi adalah banyaknya pestisida yang dilarutkan dalam
satu liter air.
5. Keuntungan pestisida yaitu mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian,
bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, bidang kesehatan
dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang
pengganggu kenyamanan lingkungan, dll.
6. Kelemahan penggunaan pestisida yaitu merusak lingkungan dengan bahan kimia yang
terkandung di dalam pestisida, menimbulkan sifat resisten pada patogen, dll.
7. cara kerja pestisida meliputi Pestisida kontak, berarti mempunyai daya bunuh setelah tubuh
jasad terkena sasaran. Pestisida sistemik, berarti dapat ditranslokasikan ke berbagai bagian tanaman
melalui jaringan. Hama akan mati kalau mengisap cairan tanaman.
8. Bentuk formulasi pestisida ada dua macam yaiutu berbentuk padat dan cair :
 Macam Bentuk formulasi pestisida padat ialah : Wettable Powder (WP), Wettable Powder
(WP), Butiran (G), Water Dipersible Granule (WG atau WDG), Seed dreesing (SD) atau
Seed Treatment (ST), Tepung Hembus atau Dust (D), Umpan atau bait (B) ready Mix Bait
(RB atau RMB).
 Macam Bentuk formulasi pestisida cair ialah: EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible
Cocentrate), Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate
(WSC), Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC), Soluble (SL), Flowable (F)
atau Flowable Water (FW), Ultra Low Volume (ULV).
KESIMPULAN
· Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan
untuk mengendalikan berbagai hama
· Berdasarkan organisme sasarannya yaitu insektisida, fungisida, bakterisida, nematisida,
akarisida, rodentisida, muloskisida, dan herbisida.
· Kandungan bahan aktif pada pestisida mempengaruhi tingkat keracunan terhadap patogen
· Pengaplikasian pestisida harus sesusai dengan dosis atau konsentrasi yang dianjurkan

Anda mungkin juga menyukai