Anda di halaman 1dari 8

Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 1

FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL


(The Factor Of Poverty Causes Traditional Fisherman)

Penulis1 (Haris Hamdani), Review2 (Kusuma Wulandari)


Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember (UNEJ)
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
E-mail: harham_06@yahoo.com

Abstrak

Perairan Selat Bali merupakan kawasan over fishing (perairan lebih tangkap) serta pasokan ikan yang melimpah khususnya
Ikan Lemuru yang mendominasi, yaitu ±80% dari semua total hasil tangkapan ikan nelayan. Serta menjadi daerah
penangkapan ikan nelayan tradisional Desa Kedungringin. Dengan keadaan over fishing (perairan lebih tangkap) serta
didukung dengan keadaan trumbu karang yang masih baik di perairan selat bali seharusnya masyarakat nelayan tradisional
desa Kedungringin hidup sejahtera. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk Mendiskripsikan dan menganalisis faktor
penyebab kemiskinan Nelayan Tradisional di Desa Kedungringin Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif,, informan yang digunakan adalah informan pokok
dan informan tambahan. Informan pokok adalah Nelayan Tradisional Desa Kedungringin yang masih menderita kemiskinan,
serta yang masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. dan informan tambahannya adalah istri maupun perangkat
desa serta pengamba’ (penjual ikan)tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi, dan analisisnya dengan model interaktif yaitu reduksi data penyajian data penarikan kesimpulan atau
verifikasi.Faktor Penyebab kemiskinan di dalam masyarakat nelayan tradisional disebabkan oleh pendidikan yang rendah,
peran lembaga ekonomi, kebiasaan nelayan, pekerjaan alternatif, kepemilikan modal, serta teknologi yang digunakan.
Kata Kunci: Kemiskinan, Pendapatan, Nelayan Tradisional, dan Hubungan Kerja Nelayan

Abstract
Bali strait waters is an area of over fishing ( fishing waters ) as well as an abundant supply of fish, especially Lemuru , +80 %
of all the total fish which is caught by fishermen . Besides, Kedungringin is also being a fishing area for traditional
fishermen. With the condition of over fishing and supporting with the good condition of the coral reef in the Bali strait, it
seems the traditional fishermen community in Kedungringin should be more prosperous. The purpose of this study is to
describe and analyze the causes of poverty in the traditional fishing village of Kedungringin, Muncar, Banyuwangi. This
research uses descriptive method with qualitative approach. Informants who involved are principal informants and additional
informants. The principal informants are traditional fishermen who live in Kedungringin who still suffer from poverty and
still struggling to meet their daily needs. Then, additional informants are a wife of the fisherman, village chief and
‘pengamba’ (fish sellers). Method of observation, interviews and documentation is chosen as a data collection method.
Meanwhile, the analysis uses an interactive model of data reduction data presentation drawing conclusions or verification.
The causes of poverty in the traditional fishing communities due to the low education , the role of economic institutions, the
habits of fishermen , the alternative employment , the ownership of capital , as well the technology used.
Keywords: Poverty , Income , Traditional Fishermen , and Fishermen Working Relationship

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 2

Pendahuluan terakhir mayoritas Nelayan Tradisional dan keluarganya


hanya mampu tamat SD (sekolah Dasar).
Kemiskinan merupakan fenomena sosial yang sering
Berkaitan dengan uraian tersebut maka pengtinglah kiranya
terjadi, Kemiskinan pada umumnya ditandai dengan derita
untuk mendiskripsikan dan menganalisis berbagai faktor
keterbelakangan, ketertinggalan, rendahnya produktivitas,
penyebab kemiskinan yang terjadi pada masyarakat nelayan
selanjutnya meningkat menjadi rendahnya pendapatan yang
tradisional di Desa Kedungringin. Hal tersebut dinilai dapat
diterima. Hampir di setiap negara, kemiskinan selalu
mengungkapkan kendala-kendala apa saja yang dihadapi
terpusat di tempat-tempat tertentu, yaitu biasanya di
para nelayan tradisional dalam upayanya meningkatkan
pedesaan atau daerah-daerah yang kekurangan sumber daya
kebutuhan ekonomi keluarga dan dalam upayanya memenuhi
alam.
kebutuhan keluarganya.
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 75%
wilayahnya berupa perairan laut dengan panjang pantai
Perumusan Masalah
mencapai 81.000 Km dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
seluas 5.800.000 Km2. Dengan demikian, jika dibandingkan
Masalah timbul karena tidak adanya kesesuaian
dengan negara-negara lain, maka luas perairan Indonesia
antara sesuatu yang diharapkan dengan kenyataan atau
merupakan terbesar kedua setelah Amerika Serikat (Sipuk,
karena adanya keraguan tentang sesuatu keadaan. Dalam
2004). Potensi perikanan nasional hingga tahun 2007
suatu penelitian harus jelas apa permasalahan yang akan
berkisar 6,4 juta ton, 70% di antaranya berasal dari
diteliti. Jika permasalahan penelitian sudah ditentukan, maka
perikanan tangkap (Kompas28/03/2008).
akan memudahkan peneliti untuk mengetahui penyebabnya.
Menurut Kusnadi,2008:27 menyatakan secara geografis
Masalah kemiskinan di kalangan masyarakat nelayan
masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh,
merupakan masalah yang sulit diselesaikan. Desa
dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan
Kedungringin merupakan salah satu kawasan pesisir yang
transisi antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem,
terdapat di Kecamatan Muncar dimana Sumber Daya Alam
masyarakat nelayan terdiri atas kategori-ketegori sosial yang
yang terdapat di Desa Kedungringin sangatlah melimpah.
membentuk kesatuan sosial. Mereka juga memiliki sistem
Dimana dengan daerah penangkapan nelayan tradisional di
nilai dan symbol-simbol kebudayaan sebagai referensi
Desa Kedungringin yang berada di Perairan Selat Bali dan
perilaku mereka sehari-hari .
merupakan kawasan over fishing (perairan lebih tangkap).
Mengacu pada berbagai kondisi laut indonesia saat
Oleh karena itu sangatlah ironis jika keadaan nelayan
ini perlu kiranya para nelayan tersebut sadar, karna lautlah
tradisional didesa Kedungringin masih dalam keadaan
satu-satunya tumpuan hidup mereka. Melihat berbagai
miskin.
potensi yang dimiliki oleh perairan indonesia diatas
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini
pekerjaan sebagai nelayan merupakan suatu pekerjaan yang
sebagai berikut: faktor apakah yang menyebabkan
tepat dimana indonesia adalah negara bahari dengan 75 %
kemiskinan nelayan tradisional di Desa Kedungringin
wilayahnya adalah lautan serta didukung dengan kondisi
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi?
alam potensi hayati yang dikandung laut indonesia. Faktanya
nelayan merupakan kelompok masyrakat yang masih
Metode Penelitian
tergolong miskin. Dengan daerah penangkapan ikan nelayan
tradisional Desa Kedungringin adalah perairan Selat Bali
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini
dengan luas total ±2.500 km2 yang dibagi menjadi dua yaitu
adalah metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan
paparan Pulau Jawa dan Pulau Bali. Dan merupakan
data primer dan sekunder. untuk mengungkap secara
kawasan over fishing (perairan lebih tangkap) dan strategis
mendalam tentang faktor penyebab kemiskinan nelayan
serta pasokan ikan yang melimpah khususnya Ikan Lemuru
tradisional di Desa Kedungringin Kecamatan Muncar
yang mendominasi, yaitu ±80% dari semua total hasil
Kabupaten Banyuwangi. Menurut Nawawi (1993 : 87)
tangkapan ikan nelayan Muncar.
menyatakan bahwa: Deskriptif Kualitatif yaitu masalah yang
Uraian tersebut diatas didukung oleh pernyataan
diselididki dengan menggambarkan atau melukiskan
Indrawati (2000), Perairan Selat Bali merupakan fishing
keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta
ground bagi armada penangkapan ikan yang tersebar di Jawa
yang tampak sebagaimana adanya. Pendeskripsian fakta-
Timur bagian Timur, dimana Selat Bali merupakan salah
fakta tersebut tertuju untuk mengemukakan gejala-gejala
satu daerah penangkapan ikan di perairan Indonesia yang
secara lengkap didalam aspek yang diselidiki agar jelas
mempunyai potensi sumber daya yang cukup besar dalam
keadaanya atau kondisinya.
bidang perikanan. Fenomena yang terjadi adalah pada
Informan yang digunakan adalah informan pokok
umumnya masyarakat nelayan tradisional di desa
dan informan tambahan. Informan pokok adalah nelayan
Kedungringin masih berada pada keadaan miskin bahkan
tradisional yang masih berada dalam keadaan miskin dan
ketika musim paceklik (sepi ikan) tidak jarang para nelayan
masih kesulitan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya.
harus berhutang kepada saudara dekat atau kepada tetangga
dan informan tambahannya adalah istri nelayan, aparat desa
dekat untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dan ketika
serta penjual ikan (pengamba’) di desa Kedungringin.
mereka tidak pinjaman atau ketika musim paceklik tiba
Metode pengumpulan data nya menggunakan metode
tradisi menjual barang-barang rumah tanggapun mereka
observasi, wawancara dan dokumentasi, dan analisisnya
lakukan agar dapat memenuhi kehidupan sehari-hari mereka.
dengan model interaktif yaitu reduksi data penyajian data
Selain itu tingkat pendidikan Nelayan Tradisional dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Keluarganya juga tergolong rendah dimana pendidikan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 3

Sumber daya manusia nelayan tradisonal di


Hasil dan Pembahasan Kampung Pesisir pada umumnya masih sangat rendah. hal
ini dapat terlihat dari rendahnya tingkat pendidikan para
Faktor Penyebabkemiskinan Nelayan tradisional nelayan tradisional di desa kedungringin. Rendahnya tingkat
pendidikan nelayan ini tidak terlepas dari budaya dan
Setiap keadaan dan kebiasaan yang dilakukan oleh lingkungan setempat. Rendahnya tingkat pendidikan buruh
sekelompok masyarakat yang mendiami suatu komunitas nelayan bukan hanya dialami oleh buruh nelayan sebagai
pastinya mempunyai asal-asul tertentu, dan kebiasaan kepala keluarga saja, namun berimbas juga pada kepada
tersebut yang pada akhirnya akan membentuk suatu keadaan anggota keluarga. Rendahnya pendidikan kepala keluarga
yang menandai dari komunitas masyarakat tersebut dan hal ini tidak terlepas dari latar belakang keluarga dan kondisi
ini juga terjadi dikalangan masyarakat nelayan tradisional masyarakat Desa pada waktu dulu.
Desa Kedungringin. Bagi masyarakat Kampung Pesisir Desa
Potensi hayati yang dikandung oleh laut di sekitar Kedungringin yang yang sejak dahulu bekerja sebagai
tempat tinggal komunitas nelayan tradisional Desa nelayan tradisional, menurut nelayan tradisional pendidikan
Kedugringin bermukim, seharusnya dapat menjadi suatu aset belum menjadi kebutuhan yang begitu penting, apalagi pada
besar bagi nelayan setempat dalam upaya memperbaiki taraf saat itu kondisi sarana dan prasarana tidak mendukung,
hidup mereka secara ekonomi. Perairan Selat Bali yang sehingga masyarakat lebih memilih untuk bekerja. Adapun
merupakan daerah penangkapan ikan nelayan memiliki Faktor utama masyarakat tidak melanjutkan pendidikan
pasokan ikan yang melimpah khususnya ikan lemuru yang yaitu karena faktor ekonomi keluarga. Selain itu, para
mendominasi tangkapan nelayan yaitu ±80% dari semua orangtua terpaksa memanfaatkan tenaga anaknya untuk
total hasil tangkapan ikan nelayan Muncar. membantu perekonomian keluarga, atau paling tidak dengan
Namun, kenyataannya sampai saat ini kehidupan demikian dapat mengurangi beban keluarga. Hal ini
masyarakat nelayan tradisional di Desa Kedungringin menunjukkan bahwa kemampuan rumahtangga nelayan
Kecamatan Muncar tetap saja berada dalam dalam menjangkau pelayanan pendidikan sangat terbatas.
ketidakmampuan baik secara finansial maupun operasional Dengan rendahnya tingkat pendidikan nelayan ini
dan belum sejahtera. Didukung dengan melimpahnya potensi berpengaruh juga terhadap ketrampilan, pola pikir, dan
Sumber daya alam yang ada di Desa Kedungringin serta mental mereka.
terdapat berbagai fasilitas pendukung seperti TPI (tempat Pekerjaan sebagai nelayan tradisional lebih banyak
pelelangan ikan), pelabuhan, serta berbagai industri dari mengandalkan kekuatan otot, atau tenaga, sehingga para
skala kecil sampai yang besar diantaranya terdapat pabrik nelayan tradisional ini mengesampingkan tingkat
pengalengan ikan, cold storage, penepungan ikan, minyak pendidikan mereka. Namun masalah lain akan muncul ketika
ikan, pemindangan, pengasianan, terasi dan petis ikan. para nelayan tradisional ini ingin beralih profesi yang
Seharusnya, masyarakat nelayan Desa Kedungringin hasilnya menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
menjadi sejahtera dengan adanya potensi kelautan serta mereka. Dengan latar belakang tingkat pendidikan mereka
fasilitasfasilitas penunjang yang ada di Desa Kedungringin, yag rendah maka hal tersebut akan menyusahkan mereka
Selanjutnya Sharp, et,al (1996) dalam Kuncoro (2006: 120) untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
mengatakan penyebab kemiskinan di kalangan nelayan Tingkat pendidikan sebagai salah satu indikator dari
adalah: Kualitas Sumber Daya Manusia, indikator ini sangat
Pertama, Secara mikro, kemiskinan muncul karena menentukan seseorang atau sekelompok orang berstatus
ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya, yang golongan masyarakat miskin atau bukan miskin. Dimana
menimbulkan kontribusi pendapatan yang timpang. mereka yang berpendidikan rendah, produktivitasnya
Penduduk miskin hanya memiliki sumberdaya dalam rendah. Rendahnya produktifitas akan berpengaruh pada
jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, rendahnya pendapatan. Sedangkan rendahnya tingkat
Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas pendapatan merupakan salah satu ciri dari penduduk miskin.
sumber daya manusia. Kualitas sumber daya Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan
manusia yang rendah berarti produktifitasnya oleh Sudarso (2008:7) yang menyatakan: Nelayan khususnya
rendah, yang pada giliranya upahnya rendah. nelayan tradisional, pada umumnya mereka mempunyai ciri
Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini karena yang sama yaitu kurang berpendidikan. Selanjutnya menurut
rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung BPS Tahun 2009, menyebutkan kriteria pendidikan kepala
dan adanya diskriminasi. Ketiga, Kemiskinan rumah tangga miskin adalah tidak sekolah/ tidak tamat
muncul akibat perbedaan akses dalam modal. SD/hanya SD.
Bagi nelayan pekerjaan melaut tidak memerlukan
Dari keterangan-keterangan informan di atas dan latar belakang pendidikan yang tinggi, mereka beranggapan
didukung oleh teori-teori dari para ahli dapat ditarik sebagai seorang nelayan tradisional sedikit banyak
kesimpulan mengenai Faktor Penyebab Kemiskinan merupakan pekerjaan kasar yang lebih banyak
Masyarakat Nelayan Tradisional di Desa Kedungringin mengandalkan otot dan pengalaman bukan pemikiran, maka
Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai setinggi apapun tingkat pendidikan nelayan itu tidaklah akan
berikut: mempengaruhi kemampuan melaut mereka. Namun
persoalan yang akan muncul dari rendahnya tingkat
a. Kualitas Sumber Daya Manusia pendidikan yang mereka peroleh ialah ketika nelayan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 4

tradisional desa Kedungringin ingin mendapatkan pekerjaan kebiasaan ini menyebabkan para nelayan terjerat hutang dan
lain yang lebih menjanjikan. Dengan tingkat pendidikan semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan. Disisi lain
rendah yang mereka miliki atau bahkan tidak lulus SD, nelayan tradisional di Desa Kedungringin mempunyai
maka, kondisi tersebut akan mempersulit nelayan tradisional kebiasaan atau sosial budaya yang kurang menyenangkan,
memilih atau memperoleh pekerjaan lain selain menjadi dimana mereka mempunyai pola hidup yang kurang
nelayan. memperhitungkan kebutuhan masa depan, artinya setiap kali
mendapat hasil tangkapan yang melimpah atau lebih maka
b. Kebiasaan Nelayan pada saat itu pula mereka akan membelanjakan atau
Nelayan adalah suatu pekerjaan yang bergantung menghabiskannya.
pada kemurahan alam, ketika alam memberikan sumberdaya Misalnya mereka membeli perhiasan, pakaian, dan
nya sudah sepatutnya kita harus bersyukur dan menjaganya sebagainya. Bahkan jiwa saling pamer cukup melekat
untuk keperluan berikutnya. Tingkat eksploitasi nelayan dikalangan masyarakat di pesisir Desa Kedungringin, tetapi
terhadap laut sangatlah besar. Dimana setiap hari mereka disisi lain masyarakat Kampung Pesisir Sangat menjung-
datang ke laut dengan harapan mendapat hasil tangkapan jung solidaritas dan tolong-menolong. Kebiasaan-kebiasaan
yang melimpah. Selain eksploitasi terhadap hasil laut buruk tersebut menyebabkan para nelayan terjerat hutang
nelayan tradisional di Desa Kedungringin yang mayoritas dan semakin sulit untuk keluar dari kemiskinan.
penduduknya adalah bekerja nelayan. Dan Pada saat hasil
tangkapan sedang tidak baik atau pada saat musim paceklik, c. Pekerjaan Alternatif
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seringkali para Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting
nelayan meminjam uang kepada juragan, pengamba’ atau bagi masyarakat nelayan.khusunya pada masyarakat nelayan
saudara. tradisional Desa Kedungringin karena desa tersebut
Jika nelayan tidak ada hasil tangkapan dan juga tidak mayoritas atau hampir sebagian besar penduduknya bekerja
memiliki uang simpanan maka sangat disesalkan sekali jika sebagai nelayan, profesi sebagai nelayan tentunya suatu
mereka harus menjual barang-barang mereka untuk tuntutan hidup yang sangat berat karena keadaan hidup
kebutuhan sehari-hari. Pada umumnya masyarakat nelayan mereka benar-benar menggantungkan nasibnya kepada
kaya (juragan) yang melakukan gaya hidup konsumtif, keadaan alam. Dimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-
dengan penghasilan diatas rata-rata nelayan tradisional harinya para nelayan tradisional harus mempunyai kegiatan
mereka dapat membelanjakan apa yang mereka anggap perlu lain selain menjadi nelayan. Dimana pekerjaan alternatif
meskipun terkadang bukan berupa kebutuhan pokok sehari- atau pekerjaan sampingan sangatlah diperlukan bagi nelayan
hari. Dalam hal ini menjadi tidak wajar ketika para nelayan tradisional di Desa Kedungringin untuk meningkatkan
tradisional dan keluarga yang pada umumnya memiliki pendapatanya. Apalagi dengan pendapatan yang sangat
penghasilan yang rendah juga melakukan gaya hidup para kecil, bahkan tidak mencukupi untuk mencukupi keperluan
nelayan kaya (juragan) tersebut. Hal tersebut menjadi ironis sehari-hari.
karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau Penghasilan seorang nelayan tradisonal tidak bisa
kebutuhan yang memerlukan biaya besar, tidak jarang para diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang tiap
nelayan tradisional ini meminjam uang kepada para keluarga hari semakin melambung. Jika nelayan tradisional di Desa
dekat dan terkadang mereka juga meminjam kepada rentenir. Kedungringin hanya mengandalkan pendapatanya dari hasil
Pinjaman kepada para rentenir ini biasanya dialokasikan melaut maka kehidupan mereka tidak akan berubah, oleh
oleh para nelayan untuk biaya tak terduga seperti kebutuhan karena itu untuk menunjang penghasilanya perlu kiranya
untuk biaya kesehatan yang datang tiba-tiba atau bahkan pekerjaan alternatif untuk menambah pendapatan serta untuk
kecelakaan. Dan ada juga kebutuhan lain yang memaksa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Berikut
anggota keluarga (istri dan anak) disaat kerabat atau data informan menurut pekerjaan alternatif yag dimiliki:
tetangga mempunyai hajatan seperti pernikahan, kematian Tabel 4.13 Jumlah Informan Menurut Pekerjaan Alternatif
dan kelahiran. No Pekerjaan Sampingan Jumlah Persentase (%)
Sedangkan pinjaman kepada saudara biasanya 1 Mempunyai Pekerjaan2 29 %
dialokasikan oleh para nelayan tradisional untuk memenuhi Sampingan
kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan dapur, 2 Tidak Mempunyai Pekerjaan5 71 %
membayar listrik dan kebutuhan jajan. Namun adapula Sampingan
sebagian nelayan yang mengalokasikan uang pinjaman
tersebut untuk memenuhi kebiasaan-kebiasaan mereka, yaitu Jumlah 7 100 %
berupa kebiasaan minum-minuman keras dan bermain judi. Sumber: Hasil Wawancara Kepada Informan.
Selain uang pinjaman, uang hasil menangkap ikan yang
seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup Pekerjaan Alternatif menjadi penting bagi nelayan
sehari-hari juga digunakan untuk minum-minuman keras dan tradisional Desa Kedungringin ketika laut tidak lagi
berjudi. Kebiasaan ini hampir sudah umum dilakukan oleh menyediakan ikan untuk ditangkap, karena pada
para nelayan yang dalam kehidupan sehari-harinya memang hakenyataanya pekerjaan sebagai nelayan bergantung
kurang taat beribadah. kepada kemurahan alam (laut) dalam menyediakan sumber
Kebiasaan buruk ini sangat terlihat jelas pada saat dayanya. Pekerjaan alternatif atau pekerjaan sampingan
acara pesta laut (petik laut), dan pada saat acara pernikahan diperlukan semua orang khususnya bagi nelayan tradisional
atau ketika mereka sedang tidak melaut . Kebiasaan- dalam upaya meningkatkan pendapatanya.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 5

Faktanya tidaklah mudah bagi nelayan tradisional tetapi ketika mereka tidak memperoleh hasil dan terjadinya
untuk melakukan suatu pekerjaan lain yang lebih kerusakan pada alat tangkap mereka harus menggunakan
menjanjikan bila pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh kembali uang simpanan itu. Sehingga mereka tidak bisa
pada umumnya hanya tamat Sekolah Dasar (SD). Bagi menabung. Hal ini juga disebabkan oleh karena sifat bisnis
Nelayan Tradisional yang hanya memiliki ijazah tamatan nelayan yang sangat tergantung pada musim dan cuaca.
SD, bisa dibayangkan apa yang bisa mereka lakukan dengan Selain karena tidak bisa menabung, kesulitan untuk
ijazah tersebut di zaman sulit mencari pekerjaan seperti saat memperoleh modal usaha juga disebabkan oleh tidak adanya
ini, malah yang sarjanapun belum tentu dapat dengan mudah akses nelayan tradisional kepada lembaga perkreditan yang
mendapat pekerjaan yang layak, dan bagi mereka yang ada seperti Bank Perkreditan dan Koprasi simpan Pinjam.
berpendidikan rendah, selain menjadi buruh kasar dan Salah satu kendala yang dihadapi oleh nelayan tradisional
bahkan bisa-bisa mereka terperangkap menjadi untuk memperoleh pinjaman modal usaha adalah sebelum
pengangguran. mendapatkan pinjaman nelayan tradisional diwajibkan
menyerahkan jaminan kepada Bank Perkreditan atau
d. Kepemilikan Modal Koprasi simpan Pinjam untuk menyerahkan jaminan berupa
Modal merupakan faktor yang paling menentukan akte tanah dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor
dalam perkembangan kegiatan kenelayanan atau usaha para (BPKB). Sementara jaminan tersebut tidak dimiliki oleh
nelayan di Desa Kedungringin, hal tersebut ditunjukan nelayan tradisional.
dengan masih sederhananya peralatan yang dipakai oleh
nelayan tradisional Desa Kedungringin serta tidak jarang e. Teknologi Yang Digunakan
para nelayan Desa Kedungringin tersebut harus meminjam Nelayan Tradisional Desa Kedungringin pada
kepada kerabat atau nelayan lain agar dapat membeli solar umumnya masih memakai teknologi penangkapan ikan yang
buat pergi melaut. sangat sederhana, adapun peralatan yang di pakai meliputi :
Sebenarnya para nelayan tradisional di Desa a. perahu, perahu yang digunakan pada umumnya berbahan
Kedungringin terkadang memiliki simpanan uang ketika kayu yang berukuran panjang 4-5 meter dan lebar 0,5-1
mereka memperoleh hasil tangkapan yang cukup besar, akan meter. Dengan tenaga penggeraknya memakai layar atau
tetapi ketika mereka tidak memperoleh hasil dan terjadinya mesin tempel, b. jaring, jaring digunakan untuk proses
kerusakan pada alat tangkap mereka harus menggunakan penangkapan ikan dilaut, jaring yang dipakai mereka sebut
kembali uang simpanan itu. Sehingga mereka tidak bisa dengan jaring slodo. Dan jangkauan penangkapan ikanya
menabung. Hal ini juga disebabkan oleh karena sifat bisnis pun terbatas hanya mampu berlayar di sekitaran teluk pang-
nelayan yang sangat tergantung pada musim dan cuaca. pang.
Selain karena tidak bisa menabung, kesulitan untuk Dalam hal ini pemilihan alat tangkap ikan sangatlah
memperoleh modal usaha juga disebabkan oleh tidak adanya berpengaruh dalam hasil tangkapan yang diperoleh oleh
akses nelayan tradisional kepada lembaga perkreditan yang nelaya tradisional. Kapal atau perahu sebagai tenaga
ada seperti Bank Perkreditan dan Koprasi simpan Pinjam. penunjang juga memiliki andil besar dalam proses
Salah satu kendala yang dihadapi oleh nelayan tradisional penangkapan ikan, dimana dengan fasilitas kapal yang
untuk memperoleh pinjaman modal usaha adalah sebelum canggih dan modern nelayan tradisional mampu berlayar
mendapatkan pinjaman nelayan tradisional diwajibkan hingga lepas pantai. Dan hasil tagkapanpun juga bervariasi.
menyerahkan jaminan kepada Bank Perkreditan atau Kapal atau perahu penangkapan ikan yang beroperasi di
Koprasi simpan Pinjam untuk menyerahkan jaminan berupa Kecamatan Muncar (termasuk Desa Kedungringin) dapat
akte tanah dan Buku Kepemilikan Kendaraan Bermotor diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu jenis kapal motor
(BPKB). Sementara jaminan tersebut tidak dimiliki oleh (KM), perahu motor tempel (PMT), dan perahu tanpa motor
nelayan tradisional. (PTM). Seperti yang dilihat pada tabel dibawah ini:
Faktanya nelayan tradisional di Desa Kedungringin
tidak memiliki modal untuk pengembangan usaha, sehingga Tabel 4.15 Jumlah Armada Penangkapan Ikan di PPP
mereka tidak dapat melakukan peningkatan hasil produksi Muncar Th 2005-2011
baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Tidak dapat Tahun PTM PMT KM Jumlah Unit
melakukan peningkatan hasil produksi mengakibatkan 2005 76 1.306 334 1.716
rendahnya produktivitas nelayan tradisional dan hal ini 2006 48 1.284 258 1.590
berakibat pada rendahnya pendapatan yang diterima. 2007 48 1.151 258 1.457
Sejalan dengan itu sebagaimana dijelaskan pada 2008 29 1.208 253 1.490
lingkaran kemiskinan Nurkse bahwa rendahnya pendapatan 2009 48 1.098 319 1.465
yang diterima berakibat pada rendahnya tabungan. 2010 215 1.089 319 1.623
Selanjutnya rendahnya tabungan berimbas kepada rendahnya 2011 145 1.106 321 1.572
investasi. Sedangkan rendahnya investasi mengakibatkan
kembali terjadi kekurangan modal. Sehubungan dengan itu Sumber: UPT PPP Muncar, 2011
kepemilikan tabungan merupakan salah satu kunci bagi
nelayan dalam memperoleh kepemilikan modal. Berdasarkan jumlah armada penangkapan tersebut
Sebenarnya nelayan tradisional di Desa diatas, maka PMT (perahu motor tempel) berada pada
Kedungringin terkadang memiliki simpanan uang ketika jumlah terbanyak, hal tersebut menunjukan bahwa nelayan di
mereka memperoleh hasil tangkapan yang cukup besar, akan kecamatan muncar pada umumnya Nelayan di Kecamatan

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 6

Muncar sudah menggunakan teknologi yakni dengan terhadap kemiskinan nelayan tradisional di Desa
menggunakan mesin tempel atau bahkan mesin mobil Kedungringin.
(kardan) dalam proses penagkapan ikan. Namun bagi
nelayan tradisional Desa Kedungringin bantuan tambahan f. Peran Lembaga Ekonomi
motor tempel pada perahu dinilai malah membebabani Lembaga Ekonomi adalah faktor yang berpengaruh
mereka dalam sisi biaya operasional. dan bisa menjadi salah satu kendala utama bila pasar tidak
Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa berkembang. Untuk mengembangkan pasar bagi produk-
penggunaan alat tambahan dinilai dapat membantu para produk yang dihasilkan nelayan tradisional Desa
nelayan tradisional dalam proses penangkapan ikan, namun Kedungringin maka upaya yang dilakukan adalah
hal tersebut juga dapat menjadi senjata makan tuan ketika mendekatkan masyarakat dengan pasar seperti eksportir hasil
laut sedang tidak bersahabat atau tidak ada hasil tangkapan. perikanan dan pengepul. Keuntungan dari hubungan seperti
Berikut hasil wawancara terkait penggunaan bantuan mesin ini yaitu nelayan mendapat jaminan pasar dan harga, serta
tempel dalam proses penengkapan ikan. pembinaan terhadap nelayan tradisional terutama dalam hal
kualitas barang bisa dilaksanakan, serta nelayan juga dapat
Tabel 4.16 Karakteristik Informan Dalam Penggunaan mendapat bantuan modal bagi pengembangan usaha yang
Bantuan Mesin Tempel Dalam Proses Penangkapan Ikan dihasilkan.
NO Uraian Jumlah Persentase (%) Selanjutnya untuk menjalin hubungan dengan para
1 Menggunakan Bantuan4 57, 14 % eksportir dapat dilakukan melalui pengembangan aksi
Mesin Tempel kolektif, yakni melalui pengembangan koprasi atau usaha
2 Tidak Menggunakan3 42,86 % bersama, seperti Koprasi Unit Desa (KUD). Dimana mereka
Mesin Tempel yang bekerja sebagai nelayan tradisional menjadi anggota
koprasi tersebut, sehingga dari kegiatan melaut dapat dijual
Total 7 100 % melalui koprasi. Dalam hal ini tentunya nelayan tradisional
Sumber: Hasil Wawncara Terhadap Responden perlu wadah atau tempat untuk menyalurkan atau
Hal tersebut diatas sesuai dengan Sudarso (2008: 3) memasarkan hasil tangkapanya, dan untuk mengupayakan
Salah satu ciri dari usaha nelayan tradisional adalah usaha tersebut. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut
teknologi penangkapan yang bersifat sederhana dengan diatas, dapat memunculkan pertanyaan apakah peran
ukuran perahu yang kecil, daya jelajah terbatas, daya muat Lembaga Ekonomi (KUD, KSP, dan kelompok simpan
perahu sedikit, daya jangkau alat tangkap terbatas dan pinjam) dalam proses penyaluran hasil tangkapan anda?
perahu dilanjutkan dengan layar, dayung atau mesin ber PK HB Mengungkapkan:
kecil. “wong-wong kene biasane lak oleh ngono
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, perahu langsung di dol dewe mas, mboh kui di dol neng
yang digunakan oleh nelayan tradisional di Desa pabrik, opo neng pengambe’. Lak koyo’ KUD,
Kedungringin menggunakan mesin tempel dengan kapasitas KSP, kui gor mek ngurusi masalah utang
mesin 5,5 PK dan operasi penangkapanya maksimal hanya mengutang tok mas. Lak nelayan neng pelabuhan
mampu sampai ke Teluk pang-pang.Menggunakan perahu muncar iku enek pisan seng di dolne wong KUD.
bermotor sebagai alat pendukung dalam mencari ikan dilaut Lak neng muncar iku enek perkumpulane mas koyo
bukan suatu ukuran untuk mengkategaorikan nelayan koprasi nelayan ngono. Dadi lak pas oleh ngono
tradisional sebagai nelayan modern. Akan tetapi modernisasi gak dadak ngurusi ape di dol nengdi. Bedo ambi
juga ditunjukan pada besar kecilnya motor yang digunakan, nelayan kene.”
serta tingkat eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan.
Selain itu, wilayah tangkap juga menentukan ukuran (“orang-orang sini biasanya kalau dapat hasil
modernitas suatu alat. Tekhnologi penangkapan ikan yang tangkapan, lagsung dijual sendiri mas, entah itu
modern akan cenderung memiliki kemampuan jelajah dijual ke pabrik atau ke penjual ikan. Kalau KUD,
sampai lepas pantai (of source), sebaliknya untuk nelayan KSP, itu cuman mengurus soal Hutang-piutang saja
tradisional wilayah tangkapnya hanya sebatas perairan pantai mas. Kalau nelayan di Pelabuhan Muncar itu ada
(in-shore). perkumpulanya mas, ya seperti koprasi gitu. Jadi
Seperti yang terjadi pada nelayan tradisonal Desa ketika nelayan mendapat hasil tangkapan mereka
Kedungringin, meskipun perahu nelayan tradisional telah tidak perlu mengurusi masalah penjualan.”)
menggunakan mesin tempel, namun bila kapasitas mesin
hanya 5,5 PK apalagi kondisi mesin yang sudah tua, ukuran Dari ungkapan tersebut sekiranya perlu menampilkan
perahu dan badan perahu yang terbuat dari kayu. Teknologi Lembaga Ekonomi Dan Unit Usaha Desa yang ada di Desa
tersebut jelas tidak dapat membantu nelayan tradisional Kedungringin. Berikut data yang diperoleh:
untuk memperluas jangkauan penangkapanya sampai ke
lepas pantai (of source). Tabel 4.17 Lembaga Ekonomi Dan Unit Usaha Desa di Desa
Begitu juga dengan alat tangkap yang masih Kedungringin.
menggunakan jaring dan pancing dan kemampuan jelajah No Uraian Jumlah/Unit
perahu sangat terbatas. Dari uraian-uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa teknologi yang digunakan dapat 1 Koprasi Serba Usaha Unit Desa-
dikategorikan sebagai faktor yang sangat berpengaruh (KSU)
2 Koprasi Simpan Pinjam -

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 7

3 Kelompok Simpan Pinjam - saat itu pula mereka akan membelanjakan atau
4 Bumdes - menghabiskannya. Misalnya mereka membeli
Sumber: Data Profil Desa Kedungringin tahun 2012 perhiasan, pakaian, dan sebagainya secara
berlebihan.
Dari tabel diatas menggambarkan bahwa belum ada 4. Kepemilikan modal, merupakan salah satu faktor
lembaga ekonomi atau lembaga perkumpulan nelayan yang utama dalam pengembangan usaha, jika nelayan
bertugas menaungi keperluan dan menyalurkan hasil tradisional tidak memilki modal usaha maka
tangkapan nelayan tradisional Desa Kedungringin. Fakta- mereka tidak dapat melakukan peningkatan hasil
fakta diatas sangatlah sesuai dengan penelitian Bengen, produksi baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.
(2001:39). Struktur pasar yang tidak menguntungkan Tidak dapat melakukan peningkatan hasil produksi
nelayan ini disebabkan karena informasi yang kurang mengakibatkan rendahnya produktivitas nelayan
mengenai harga. Sehingga harga lebih sering dimonopoli tradisional dan hal ini berakibat pada rendahnya
oleh toke-toke ikan, dimana mereka membeli dengan harga pendapatan yang diterima.
murah dan menjualnya kepada eksportir dengan harga yang 5. Teknologi yang digunakan, hal tersebut ditandai
berlipat ganda. dengan masih tradisionalnya peralatan yang
Dari uraian-uraian tersebut diatas dapat disimpulkan digunakan yakni badan perahu berbahan kayu, ada
bahwa masyarakat nelayan Desa Kedungringin sangatlah yang menggunakan motor tempel, juga ada yang
membutuhkan lembaga yang dapat bersahabat dengan menggunakan layar sebagai pengganti motor
keadaan ekonomi masyarakat nelayan tradisional Desa tempel, panjang antara 5-8 meter, lebar 0,5-1 meter,
Kedungringin. Dimana mereka membutuhkan lembaga yang awak perahu 1-5 orang, kecepatan jelajah terbatas,
mampu mewadahi atau menjadi pengontrol baik hasil 6. Peranan lembaga ekonomi, hal tersebut disinyalir
tangkapan, proses penangkapan dan permodalan tentunya. karna belum adanya lembaga ekonomi atau
Dan peranan lembaga pemasaran dinilai sebagai salah satu lembaga perkumpulan nelayan yang bertugas
faktor penyebab kemiskinan masyarakat nelayan tradisional menaungi keperluan, menyalurkan hasil tangkapan,
Desa Kedungringin. serta memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan nelayan
tradisional.
Kesimpulan
Saran
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
Faktor-faktor kemiskinan nelayan tradisional di Desa Dalam rangka mengatasi permasalahan kemiskinan
Kedungringin Kecamatan Muncar maka dapat diambil yang terjadi pada nelayan tradisional di Desa Kedungringin
kesimpulan sebagai berikut: maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kualitas Sumber Daya Manusia, yang di tandai 1. Perlu adanya campur tangan Pemerintah Dearah
dengan Tingkat pendidikan yang rendah sebagai Untuk mempermudah nelayan tradisional disaat
salah satu indikator dari rendahnya Kualitas membutuhkan lembaga keuangan sehingga perlu
Sumber Daya Manusia, indikator ini sangat dibentuknya keberfungsian koperasi nelayan di
menentukan seseorang atau sekelompok orang Desa Kedungringin.
berstatus golongan masyarakat miskin atau bukan 2. Pemberian pelatihan pada keluarga (anak dan istri)
miskin. Dimana mereka yang berpendidikan nelayan agar dapat membantu penghasilan dan
rendah, produktivitasnya rendah. Rendahnya meringankan pekerjaan suami disaat musim
produktifitas akan berpengaruh pada rendahnya paceklik.
pendapatan. Sedangkan rendahnya tingkat 3. Diharapkan masyarakat nelayan lebih bijak lagi
pendapatan merupakan salah satu ciri dari dalam menggunakan pendapatannya supaya
penduduk miskin. kesejahteraan hidupnya dapat terpenuhi dengan
2. Pekerjaan Alternatif menjadi penting bagi nelayan baik.
tradisional Desa Kedungringin ketika laut tidak lagi 4. Nelayan Tradisional diharapkan bisa mengontrol
menyediakan ikan untuk ditangkap, karena pada pengeluarannya dengan membeli barang-barang
kenyataanya pekerjaan sebagai nelayan adalah yang benar-benar dibutuhkan.
pekerjaan yang bergantung kepada kemurahan alam
(laut) dalam menyediakan sumber dayanya. Apalagi Daftar Pustaka
penghasilan nelayan tradisional dari kegiatan
melaut tidak bisa diandalkan, bahkan untuk Adi, Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial
memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari tidak dan Pekerjaan Sosial, Pengantar Pada Pengertian dan
jarang harus meminjam kepada saudara. Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta: FISIP UI Press.
3. Kebiasaan nelayan, hal tersebut ditandai dengan Baudrillard, Jean P. 2004. Masyarakat Konsumsi.
kebiasaan atau sosial budaya yang kurang Yogyakarta: Kreasi Wacana
memperhatikan, dimana mereka mempunyai pola Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif:
hidup yang kurang memperhitungkan kebutuhan Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
masa depanya, artinya setiap kali mendapat hasil Sosial lainnya. Jakarta: Kencana.
tangkapan yang melimpah atau lebih maka pada

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013


Haris Hamdani, Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan Tradisional 8

Dahuri, R. Et al. 1999. Pengolahan Sumberdaya


Pesisir Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta.
Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 39/1980
pemerintah melarang penggunaan jaring trawl dn
purse seine karena bisa membahayakan ekosistem
laut.
Kusnadi, 2002. Akar Kemiskinan Nelayan. LKIS .
Yogyakarta
Kusnadi, 2003. Polemik Kemiskinan Nelayan.
Pondok Edukasi dan Pokja Pembaruan.
Yogyakarta.
Kusnadi, 2008. Keberdayaan Nelayan dan
Dinamika Ekonomi Pesisir. Jember
Moleong, Lexi J. 2008. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudarso. (2008). Tekanan Kemiskinan Struktural
Komunitas Nelayan Tradisional di Perkoaan Jurnal
Ekonomi.FISIP. Universitas Airlangga. surabaya.
Suharto, Edi. 1972. Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Bandung:
Refika Aditama.
Undang-Undang RI No 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial.

Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013

Anda mungkin juga menyukai