Motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan. Sebagaimana halnya dengan Teori Hirarki Kebutuhan, teori dari Clayton Alderfer juga berpendapat bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki. Akan tetapi Aldelfer tidak sependapat dengan Maslow yang menyatakan bahwa suatu kebutuhan harus terpuaskan terlebih dahulu sebelum tingkat kebutuhan diatasnya muncul. Teori Hirarki Kebutuhan dari Maslow menganggap bahwa kebutuhan manusia tersusun atas lima tingkatan, maka Teori ERG menganggap bahwa kebutuhan manusia memiliki tiga hirarki yaitu: a) Existence (eksistensi); Kebutuhan akan pemberian persyaratan keberadaan materil dasar (kebutuhan psikologis dan keamanan). b) Relatednes (keterhubungan); Hasrat yang dimiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi (kebutuhan sosial dan penghargaan). c) Growth (pertumbuhan); Hasrat kebutuhan intrinsik untuk perkembangan pribadi (kebutuhan aktualisasi diri). Teori ERG tidak berasumsi bahwa terdapat sebuah hierarki yang kaku dimana seorang harus memenuhi kebutuhan tingkat rendah terlebih dahulu sebelum naik ke tingkat selanjutnya. Teori ERG memiliki prioritas sesuai dengan urutannya. Teori Motivasi ERG Aderfer ini bisa diaplikasikan secara tepat mengikuti kebutuhan personal setiap individu di dalam sebuah organisasi. Studi empiris dalam menetapkan ketiga kebutuhan ini telah diuji dan dibuktikan secara ilmiah. Teori ERG bersifat progresif namun tetap fleksibel tanpa mengharuskan optimalisasi pemenuhan ketiga kebutuhannya. Walaupun para manajer juga mesti memperhatikan pemenuhan ketiga kebutuhan pada karyawannya. Kebutuhan eksistensial berkaitan dengan kebutuhan yang paling mendasar untuk hidup. Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah penunjang kehidupan dan keamanan secara fisik serta psikologis. Kebutuhan eksistensi pada teori ERG mengkategorikan kebutuhan tingkat pertama dan kedua pada hirarki Maslow ke dalam tingkatan pertama yang paling kongkrit dan wajib dipenuhi perusahaan kepada semua pekerjanya. Kategori kedua pada teori ERG adalah kebutuhan tingkat ketiga dan keempat di dalam piramida Maslow yang berkaitan dengan kebutuhan sosial di dalam diri secara personal atau antar individu. Para pemimpin harus menjaga komunikasi serta hubungan yang baik kepada bawahannya dan memfasilitasi lingkungan yang sehat untuk keharmonisan interaksi antar pegawai. Pemberian kritik dan motivasi harus berimbang dan membangun. Pemberian pengakuan, penguatan ketentraman berkelompok, dan peningkatan reputasi adalah aplikasi dari manajemen untuk mengelola kebutuhan hubungan sosial (relatedness). Teori ERG menyatakan jika kebutuhan untuk tumbuh dihalangi oleh lingkungan dan tidak diberikan kesempatan, maka karyawan akan termotivasi dan mencari pemenuhan kebutuhan di tingkat yang lebih rendah,tapi bisa saja seseorang merasa terpenuhi kebutuhannya untuk bertumbuh walau kebutuhan eksistensi dan hubungannya belum terpenuhi. Maka dari itu, ada tiga klasifikasi keterkaitan antar tiga tingkatan kebutuhan di dalam teori motivasi ERG oleh Alderfer ini. Ketiganya adalah: kepuasan-peningkatan, frustasi-regresi, dan penguatan bersama antar kebutuhan pada teori ERG Alderfer. Ketiga tingkat kebutuhan dalam teori ERG bisa saling menguatkan dan mendorong seseorang untuk ke tingkat yang lebih tinggi. Dan teori ini memampukan seorang pekerja untuk tetap termotivasi meski ada tingkatan kebutuhan yang belum terpenuhi. B. STUDI KASUS DARI TEORI MOTIVASI ERG CLAYTON ALDERFER Di salah satu desa memiliki Poskesdes dan seorang bidan desa yang biasa disebut bidan A. Bidan A baru bertugas selama 1 tahun di desa tersebut dan ia memiliki kendala selama ia bertugas di poskesdes, tak lain kendala yang ia hadapi yaitu kepercayaan masyarakat masih tinggi terhadap dukun bayi dibandingkan kepercayaan yang dimiliki mereka terhadap bidan desa tersebut. Tetapi Bidan A ini tidak menyerah tetap berjuang dan selalu melakukan berbagai cara agar kepercayaan masyarakat yang dulunya lebih percaya dukun bayi dibandingkan dengan petugas kesehatan. Salah satu cara yang bidan A lakukan yaitu selalu mendekati masyarakat, memberikan perhatian yang lebih terhadap masyarakat khususnya ibu hamil,bersalin,nifas dan sebagainya, rajin memberikan penyuluhan tentang bahaya- bahaya yang akan terjadi bila mereka lebih memilih tidak ingin memeriksakan kondisi mereka kepada petugas kesehatan serta bidan A juga mengajak atau bekerja sama dengan dukun bayi dan memberikan pelatihan kepada dukun-dukun bayi agar menghindari angka kematian Ibu dan Bayi. Dari semua kegiatan yang Bidan A lakukan akhirnya Bidan A mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat sehingga mereka lebih memilih memeriksakan diri mereka terhadap layanan petugas kesehatan. Dari layanan yang diberikan selama ini oleh Bidan A serta meerapkan sikap yang baik terhadap masyarakat maka dari itu Bidan A diangkat menjadi Bidan Koordinator dari sebelumnya jabatannya sebagai Bidan desa. Kasus ini berkaitan dengan teori ERG yang menganggap bahwa kebutuhan manusia memiliki tiga hirarki yaitu: a).Existence (eksistensi); Kebutuhan akan pemberian persyaratan keberadaan materil dasar (kebutuhan psikologis dan keamanan). b).Relatedness (keterhubungan); Hasrat yang dimiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi (kebutuhan sosial dan penghargaan). c).Growth (pertumbuhan); Hasrat kebutuhan intrinsik untuk perkembangan pribadi (kebutuhan aktualisasi diri). Jadi Apa yang dilakukan oleh seorang bidan tidak dilihat dari bentuk jabatan atau pangkat tetapi apa yang dibutuhkan oleh bidan tersebut sesuai dengan pelayanan yang diberikan dan sesuai dengan standar profesinya maka tidak hanya dari tingkat rendah untuk memperoleh jabatan yang setinggi- tingginya tetapi mulailah dari etika dan moral kita terhadap masyarakat sehingga jabatan atau pangkat yang tinggi akan datang dengan sendirinya.