Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur yang
baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang terkait tersebut memegang
peran penting dalam menjaga keutuhan bahasa Indonesia itu sendiri. Manusia dan
bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Dalam hal
ini bahasa memainkan fungsinya sebagai alat komunikasi saat ini, berbagai media
komunikasi berkembang sangat pesat. Salah satu medianya adalah melalui iklan di
berbagai media. Meski dengan wujud yang berbeda, tetapi tetap saja bahasa menjadi
hal utama dalam penyampaiannya.
Iklan sebagai media yang digunakan perusahaan untuk mempromosikan
produk-produknya agar konsumen tertarik untuk membeli atau menggunakan barang
dan jasa yang dihasilkan harus menggunakan gaya bahasa yang benar dan menarik.
Iklan sendiri dapat dijumpai setiap saat dan dimanapun manusia berada.
Perkembangan media informatika semakin membuat itu menjadi lebih bervariasi.
Hampir setiap hari manusia disajikan berbagai iklan baik itu di majalah, koran,
televisi, radio, internet, bahkan disepanjang jalan iklan dapat dijumpai.
Iklan-iklan dengan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan penggunaan bahasa iklan
yang salah sudah menjadi hal yang dianggap biasa dikalangan masyarakat saat ini.
Sebagai rakyat Indonesia sudah selayaknya menjaga keutuhan Bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak kesalahan pada bahasa iklan?
2. Bagaimana penjelasan pada bahasa iklan yang salah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa yang benar pada iklan.
2. Untuk mengetahui letak kesalahan pada bahasa iklan.
3. Dapat menganalisis kesalahan bahasa dalam iklan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penggunaan Bahasa
1. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan Bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf kapital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan.
Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa yang
menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatanya EYD
digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
2. Kata Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa
daerah. Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:
1) Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya kedalam Bahasa Indonesia,
misalnya: kab, sirsak, iklan, perlu, hadir, botol, dan ember.
2) Kata asing yang dipertahankan karena sifatnya internasional, penulisan
dan pengucapan amsih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock,
knock out, time out, check in, built up, complete knock down, fitnes,
chip, server, web, linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
3) Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis
sesuai dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi
(calculation), matematika (mathematic), infiltrasi (infil-trasio),
influensa (influenza), bisnis (bussines), dan karakter (character).
3. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan
dapat menyampaikan informasi dengan tepat. Kalimat dikatakan singkat
karena hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat
benar-benar berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat
dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi
pengulangan-pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan
kejelasan struktur kalimat dan makna yang terkandung didalamnya. Sifat
lengkap mengandung makna kelengkapan konsep atau gagasan yang
terkandung di dalam kalimat tersebut.
Kalimat efektif dapat mengkomunikasikan pikiran atau perasaan
penulis atau pembicara kepada pembaca atau pendengar secara tepat. Dengan
kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau pembicara dan
pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah komunikasi, salah
informasi, atau salah pengertian.
4. Pelafalan Singkatan Asing
Kata atau singkatan dalam bahasa asing dilafalkan menurut
pendengaran orang Indonesia, namun dalam pengucapannya masih mengikuti
cara asing.
Singkatan Asing Lafal Baku Lafal Tidak Baku
Unesco yu nes ko unesko
Unicef yu ni sef unisef
UNO yu en ou uno; yu no
WTC doubleyu ti si we te ce

B. Fungsi dan Kedudukan Bahasa


1. Fungsi bahasa
Fungsi bahasa yang paling umum seperti yang kita alami sekarang, yaitu
sebagai alat komunikasi atau alat perhubungan antar masyarakat. Komunikasi
antar masyakarat dapat mengambil bentuk lain berupa isyarat-isyarat, bunyi
lonceng, peluit, dan asap, namun segala macam alat komunikasi itu tidak dapat
disebut bahasa. Bahasa adalah alat komunikasi yang khusus dilangsungkan
dengan mempergunakan alat ucap manusia.
Bila fungsi bahasa seperti alat komunikasi itu diperinci lebih lanjut, dapat
dikatakan bahwa bahasa memiliki fungsi-fungsi berikut:
1. Fungsi informasi, yaitu untuk menyampaikan informasi timbal balik antar
masyarakat.
2. Fungsi ekspresi diri, yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, dan
tekanan-tekanan dalam diri pembicara seperti tampak dari kata kutukan
atau kata seru.
3. Fungsi adaptasi dan integrasi, yaitu untuk menyesuai dan membaurkan diri
dengan masyarakat sekitar.
4. Fungsi kontrol sosial (direkif), yaitu untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang-orang lain.
5. Fungsi fatik, yaitu untuk membuka jalur komunikasi dan menjaga relasi
sosial antar masyarakat.

Dari kelima fungsi utama diatas, masih dapat dikembangkan sejumlah fungsi
lain yang bersifat fakultatif, misalnya:

1. Fungsi artistik, sebagai pengembangan lebih lanjut dari fungsi ekspresi


diri.
2. Fungsi ilmu dan budaya, sebagai pengembangan lebih jauh dari fungsi
informasi. Bahasa-bahasa yang resmi berfungsi untuk memperoleh ilmu,
sedangkan semua bahasa berfungsi untuk mewariskan dan mempelajari
budaya masyarakat yang bersangkutan.
3. Fungsi filologis untuk mempelajari naskah-naskah tua, untuk menyelidiki
latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta
perkembangan bahasa itu sendiri.
Disamping fungsi umum yang terdapat pada semua bahasa, tiap bahasa dapat
mengemban fungsi-fungsi khusus. Bahasa indonesia sebagai Bahasa Nasional
Republik Indonesia mempunyai fungsi-fungsi khusus sesuai dengan
kepentingan Bahasa Indonesia, yaitu:
1. Sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara. Fungsi ini jelas
nampak dalam surat menyurat resmi, dalam peraturan-peraturan dan
perundang-undangan serta dalam pidato dan pertemuan-pertemuan resmi.
2. Sebagai alat pemersatu berbagai suku bangsa di Indonesia, yang masing-
masingnya memiliki bahasa dan dialeknya sendiri. Maka, dalam
mengintegrasikan semua suku tersebut, Bahasa Indonesia memainkan
peranan yang sangat penting.
3. Sebagai wadah penampung kebudayaan. Dalam membina kebudayaan
nasional yang baru, Bahasa Indonesia memainkan peranan sebagai wadah
penampung kebudayaan yang baru itu. Semua ilmu pengetahuan dan
kebudayaan harus diajarkan dan diperdalam dengan menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai medianya.

2. Sifat-sifat bahasa
1. Bahasa itu adalah sebuah sistem
Sistem bermakna susunan teratur berpola yang membentuk suatu
keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem terbentuk oleh
sejumlah unsur yang satu dan yang lain berhubungan secara fungsional.
bahasa terdiri dari unsur-unsur yang secara teratur menurut pola tertentu
dan membentuk satu kesatuan.
2. Bahasa itu berwujud lambang
Lambang dengan berbagai seluk-beluknya dikaji orang dalam bidang
kajian ilmu semiotika, yaitu ilmu yang mempelajari tanda-tanda yang ada
dalam kehidupan manusia. Dalam semiotika dibedakan adanya beberapa
tanda, yaitu : tanda (sign), lambang (simbol), sinyal (signal), gejala
(sympton), gerak isyarat (gestur), kode, indeks, dan ikon. Lambang
bersifat arbitrer artinya tidak ada hubungan langsung yang bersifat wajib
antara lambing dengan yang dilambangkannya.
3. Bahasa itu berupa bunyi
Menurut Kridalaksana bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai
akibat dari getaran gendang telinga yang bereaksi karena perubahan dalam
tekanan udara.Bahasa adalah bunyi yang dihasilkan alat ucap
manusia.Tetapi, tidak semua bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia
termasuk bunyi bahasa.
4. Bahasa itu bermakna
Salah satu sifat hakiki dari bahasa adalah bahasa itu berwujud
lambang.Sebagai lambang, bahasa melambangkan suatu pengertian, suatu
konsep, suatu ide, atau suatu pikiran yang ingin disampaikan dalam wujud
bunyi itu.Maka, dapat dikatakan bahwa bahasa itu mempunyai
makna.Karena bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak
mempunyai makna dapat disebut bukan bahasa.
5. Bahasa itu bersifat unik
Bahasa dikatakan bersifat unik, artinya setiap bahasa memiliki ciri
khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa lainya.Ciri khas ini bisa
menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata, sistem pembentukan
kalimat, atau sistem-sistem lainnya.
6. Bahasa itu bersifat universal
Selain bersifat unik, bahasa juga bersifat universal. Artinya ada ciri-
ciri yang sama yang dimiliki oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini.
Misalnya, ciri universal bahasa yang paling umum adalah bahwa bahasa
itu mempunyai bunyi bahasa yang terdiri dari vokal dan konsonan.

3. Kedudukan Bahasa Indonesia


1. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya Bangsa Indonesia
mempunyai Bahasa Indonesia ini bagaikan anka kecil yang menemukan
kelereng di tengah jalan.Kehadiran Bahasa Indonesia mengikuti perjalanan
sejarah yang paling panjang. (untuk meyakinkan peryataan ini, silahkan
pahami sejarah perkembangan Bahasa Indonesia.) perjalanan itu dimulai
sebelum kolonial masuk ke bumi nusantara, dengan bukti-bukti prasasti
yang ada, mislanya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang
Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inspirasi
persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang
konsep aslinya berbunyi: Bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan
untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan
strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, social,
budaya, pertahanan, dan keamanan (disingkat ipoleksosbudhamkan)
mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus informasi
antar kita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan
kita. Apabila pengetahuan kita meninggkat berarti tujuan pembangunan
akan cepat tercapai.
2. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Sebagaimana kedudukannya sebagai Bahasa Nasional, Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Negera atau resmi pun mengalami perjalanan
sejarah yang panjang.Hal ini terbukti pada uraian berikut.
Secara resmi adanya Bahasa Indonesia dimulai sejak sumpah
pemuda, 28 Oktober 1928.Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada.Ia
merupakan sambungan yang tidak langsung dari Bahasa Melayu.
Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu Bahasa Melayu masih juga
digunakan dalam lapangan atau ranah pemakaian yang berbeda.Bahasa
melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahan
Hindia-Belanda, sedangkan Bahasa Indonesia digunakan diluar situasi
pemerintahan tersebut oleh pemerintah yang mendambakan persatuan
Indonesia dan yang menginginkan kemerdekaan Indonesia. Demikianlah,
pada saat itu terjadi dualisme pemakaian bahasa yang sama tubuhnya,
tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial dan jiwa nasional.
BAB III

ANALISIS

Kesalahan : Kata “Njerit” dan “Niiih”

Pembahasan : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak terdapat kata “Njerit” dan kata
“Niiih”. Kata yang benar adalah “Menjerit” yang berarti mengeluarkan suara
keras melengking (karena kesakitan, memanggil, dan sebagainya). Dan kata
dasar “Nih” yang berarti ini (dengan penegasan).

Kesalahan : Kata “Gak”

Pembahasan : Kata “Gak” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata yang
benar adalah “Tidak” yang berarti partikel untuk menyatakan pengingkaran,
penolakan, penyangkalan, dan sebagainya.
Kesalahan : Kata “Besar2-an”

Pembahasan : Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak terdapat kata “Besar2-an”. Kata
yang benar adalah “Besar-besaran” yang berarti menjadi-jadi karena melalu
proses morfologi kata ulang berafiks dalam Bahasa Indonesia.

Kesalahan : Kata “Cheezy”

Pembahasan : Kata “Cheezy” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata
yang benar adalah “Cheesy” yang berarti buruk dan masuk ke dalam bahasa
inggris.

Kesalahan : Kata “Kwas”


Pembahasan : Kata “Kwas” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata
yang benar adalah “Kuas” yang berarti alat untuk melukis atau mengecat yang
terbuat dari bulu hewan (babi, kuda, dan sebagainya) yang ditata dan diikat
(dijepit) dan diberi tangkai.

Kesalahan : Kata “Abiss”

Pembahasan : Kata “Abiss” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata
yang benar “Habis” yang berarti tidak ada yang tinggal lagi (karena sudah
digunakan, dibagikan, dimakan, dan sebagainya); tidak bersisa.

Kesalahan : Kalimat “Balita wajib di gandeng/ di gendong”

Pembahasan : Kata “Di gandeng” seharusnya diganti “menggandeng” yang berarti


memegang (membimbing) tangan. Dan kalimatnya diubah menjadi “Orang tua
harap menggandeng anaknya”.
Kesalahan : Kata “Mantep”

Pembahasan : Kata “Mantep” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata
yang benar adalah “Mantap” yang berarti tetap hati; kukuh; kuat.

Kesalahan : Pelafalan karena penambahan fonem “al”

Pembahasan : Penulisan yang benar adalah tidak menggunakan penambahan fonem “al”,
sebab bentuk bakunya adalah “Optik” yang berarti berkenaan dengan
pengelihatan (cahaya, lensa, mata), toko perlatan optik (kacamata).

Kesalahan : Kata “Hatti”


Pembahasan : Kata “Hatti” tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata yang
benar adalah “Hati” yang berarti organ badan yang berwarna kemerah-
merahan di bagian kanan atas rongga perut, fungsinya untuk mengambil sari-
sari makanan di dalam darah dan menghasilkan empedu.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Iklan sebagai media yang digunakan perusahaan untuk mempromosikan
produk-produknya agar konsumen tertarik untuk membeli atau menggunakan barang
dan jasa yang dihasilkan harus menggunakan gaya bahasa yang benar dan menarik.
Iklan-iklan dengan penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan penggunaan bahasa iklan
yang salah sudah menjadi hal yang dianggap biasa dikalangan masyarakat saat ini.
Sebagai warga negara Indonesia sudah selayaknya menjaga keutuhan Bahasa
Indonesia.

B. Saran
Sebagai warga Negara Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi serta
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kepada penulis dan pembaca
iklan agar memahami terlebih dahulu kaidah-kaidah penulisan dan penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar terjaganya keutuhan Bahasa Indonesia.
Ketika penggunaan bahasa yang salah dan menjadi hal yang biasa maka akan luntur
budaya Bahasa Indonesia. Sebagai anak bangsa Indonesia kita harus mempelajari dan
menggunakan Bahasa Indonesia dengan kaidah-kaidah pengunaan bahasa yang baik
dan benar.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, sebab itu saya mengharapkan saran dari para pembaca agar dalam
penulisan makalah saya kedepannya dapat lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Sungguh, As’ad. 2008. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: PT Bumi Aksara


Ramlan M, dkk. 1994. Bahasa Indonesia Yang Salah Dan Yang Benar. Yogyakarta: ANDI
OFFSET
Arifin, Zaenal, S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademia
Pressindo
Widjono Hs. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gasindo
Ejaan Bahasa Indonesia https://www.kbbi.web.id
https://catatannyasulung.blogspot.com/2012/11/analisi-kesalahan-bahasa-iklan.html

Anda mungkin juga menyukai