Pertemuan 10 - 1 PDF
Pertemuan 10 - 1 PDF
PERTEMUAN 10
SURAT BERHARGA
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1. Mengklasifikasi surat berharga investasi berdasarkan jangka
waktunya
2. Mengklasifikasi surat berharga berdasarkan transaksinya.
3. Menentukan biaya perolehan surat berharga berdasarkan kurs dan
nilai nominal yang berlaku.
4. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi saham dan obligasi.
Baik itu transaksi pembelian, penerimaan dividen, penjualan, hingga
penurunan nilai.
5. Mengidentifikasi trading securities, securities available to sale, dan
securities held to maturity berdasarkan karakteristiknya.
6. Membuat ayat jurnal untuk mencatat transaksi trading securities,
securities available to sale, dan securities held to maturity.
B. URAIAN MATERI
10.1. SURAT BERHARGA INVESTASI
Surat-surat berharga (security) atau sekuritas yang dimiliki perusahaan
tergolong pada kategori aset. Surat berharga yang dimaksud bukanlah sertifikat
tanah, ataupun surat bukti kepemilikan yang lainnya, tetapi surat keterangan
investasi. Jenis investasi yang dibentuk dalam surat berharga diantarannya
adalah surat saham, obligasi, wesel, dan sejenisnya. Oleh karena itu, dasar dari
dimilikinya surat berharga yaitu sebagai bagian dari investasi, dimana
perusahaan yang memiliki kas yang tinggi, tentu tidak akan membiarkan kas
tersebut mengendap terlalu banyak, melainkan akan disalurkan menjadi
investasi. Baik itu investasi jangka pendek, maupun investasi jangka panjang.
Investasi jangka pendek adalah investasi yang waktunya diharapkan
tidak lebih dari 1 periode berjalan. Artinya, investasinya tersebut dapat dicairkan
kembali menjadi kas dalam jangka waktu dekat. Investasi surat berharga dalam
jangka pendek, harus memenuhi syarat yaitu, 1) surat berharga itu harus dapat
dijual kembali dengan harga yang berlaku pada tanggal penjualannya (biasanya
surat berharga yang dibeli dari bursa efek), dan 2) Penjualan kembali
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan uang yang mendesak sekalipun.
Jenis surat berharga jangka pendek seperti ini biasa dicatat dengan akun
marketable securities dan diposisikan sebagai aset lancar.
Adapun investasi jangka panjang, merupakan investasi yang diharapkan
dapat mendatangkan keuntungan secara terus menerus dalam jangka waktu
yang relatif panjang. Investasi jangka panjang, lazimnya dicatat sebagai
investasi jangka panjang dengan menggunakan akun Investment.Baik itu
investasi surat berharga jangka pendek maupun panjang dapat berupa surat
berharga yang berbeda-beda.
Nilai gain from revaluation stock atau keuntungan dari revaluasi saham
ini dilaporkan sebagai Other Comprehensif Income (OCI) dalam laporan laba
rugi. Biasanya, terdapat tarif pajak dalam revaluasi aset seperti ini. Pajak
disesuaikan dengan tarif yang berlaku, dan apabila ada pajaknya, maka dicatat
dengan menggunakan akun pajak tangguhan (Deffered Tax).
Contoh Transaksi Pembelian Saham Investasi Jangka Pendek dengan
Harga Premium
PT Sasmita membeli saham biasa PT Prima Jaya sebanyak 1.000
lembar untuk keperluan investasi jangka pendek dengan harga nominal
110.000, kurs a pari. Biaya administrasi pembelian senilai 120.000. Kemudian 2
bulan selanjutnya, saham tersebut seluruhnya dijual pada kurs 112% dengan
biaya penjualan 100.000. Maka jurnalnya adalah :
Pada saat pembelian
Marketable Securities – stock Dr. 11.120.000
Cash Cr. 11.120.000
Harga perolehan didapatkan dari 1.000 x 110.000 (karena kurs nya
adalah 100% atau sama dengan harga nominal) ditambah dengan
biaya administrasi 120.000
Pada saat penjualan
Cash Dr.12.220.000
Gain from selling stock Cr. 1.100.000
Marketable Securities – Stock Cr.11.120.000
Harga jual didapatkan dari 1.000 x 110.000 x 112/100 ditambah
dengan biaya administrasi 100.000
Akun share premium adalah agio saham yang merupakan nilai kelebihan
antara penjualan saham dengan nilai nominalnya. Agio saham ini saldo
normalnya adalah kredit karena merupakan akun yang menambah ekuitas.
Sebaliknya, apabila saham yang diterbitkan dan dijual dibawah nilai
nominalnya, maka selisihnya dicatat sebagai Share Disagio atau disagio
saham.
Saham yang sudah dijual, tidak menutup kemungkinan dapat kembali
dibeli oleh perusahaan penerbit saham. Apabila terjadi kondisi seperti ini, maka
saham yang dibeli tersebut disebut sebagai saham treasury. (Warren, 2015)
menyebutkan, suatu perusahaan dapat membeli saham miliknya untuk 3 alasan
utama yaitu, 1) untuk dijual kembali kepada karyawanannya, 2) untuk
diterbitkan kembali sebagai bonus untuk karyawan, dan 3) untuk mendukung
nilai pasar saham
Saham treasury yang dimiliki membuat perusahaan tidak perlu
membayar dividen atas saham tersebut, karena masih milik perusahaan. Oleh
karena itu, semakin banyak saham treasury yang dimiliki, maka prosentase
laba bersih dari aktivitas operasi perusahaan akan semakin besar untuk
perusahaan.
Contoh Transaksi Pembelian Saham Treasury
PT Sundari memiliki saham biasa (yang beredar) sebesar 800.000.000.
Selanjutnya pada tanggal 21 Agustus 2017, PT Sundari membeli sebagian
saham biasa tersebut sebanyak 1.000 lembar dengan harga nominal senilai
65.000 per-lembar dengan kurs 100%. Maka jurnalnya adalah :
Treasury Stock Dr. 65.000.000
Cash Cr. 65.000.000
apabila saham treasury ini dijual kembali, maka komposisi saham biasa
dikembalikan.
10.2.2. OBLIGASI
Obligasi adalah sekuritas hutang yang diperjualbelikan di bursa efek.
Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan membeli surat obligasi milik
perusahaan lain, berarti ia tidak memiliki hak kepemilkan atas perusahaan
penerbit obligasi. Melainkan hanya memiliki bukti bahwa perusahaan penerbit
obligasi memiliki hutang obligasi terhadap perusahaannya.
Surat obligasi tidak hanya diterbikan oleh perusahaan, tetapi pemerintah
pun dapat menerbitkannya. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan disebut
sebagai obligasi, sedangkan surat obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah
disebut dengan Surat Utang Negara (SUN). Mayoritas hutang negara Republik
Indonesia berasal dari penerbitan SUN. Nama-nama surat obligasi yang
dikeluarkan oleh setiap negara dapat berbeda-beda.
Menurut (Thomas, 2013), pembelian obligasi dapat mengalami
bermacam-macam harga yaitu, 1) Harga sama dengan nilai nominal atau yang
dikenal sebagai kurs a pari atau kurs 100%. 2) Harga diatas nilai nominal yang
dikenal sebagai kurs diatas kurs a pari, misalnya adalah 110%, 3) Harga di
bawah nilai nominal, yang dikenal sebagai kurs dibawah kurs a pari, misalnya
80%.
Pendapatan dari obligasi dilakukan dengan menggunakan kupon.
Adapun besarnnya, disesuaikan dengan bunga yang ditetapkan. Selain itu,
pemilik surat berharga obligasi juga bisa mendapatkan keuntungan dari
penjualan obligasi, apabila posisi kurs yang berlaku sedang berada di atas kurs
pada saat pembelian.
Dilihat dari bunganya, obligasi dibagi menjadi 2 yaitu, obligasi berbunga,
dan obligasi tidak berbunga (zero coupon bonds). Apabila obligasnya berbunga,
maka penentuan harga perolehan obligasi juga harus memperhatikan tanggal
kupon. Jika tanggal pembelian obligasi tepat pada tanggal kupon, maka tidak
perlu memperhitungkan bunga dalam harga perolehannya. Sebaliknya, apabila
tanggal pembelian obligasi tidak sama dengan tanggal kupon, maka ada bunga
berjalan yang harus dihitung juga sebagai bagian dari harga perolehan. Berikut
contoh-contoh transaksi obligasi.
Contoh Transaksi Pembelian Obligasi dengan kurs diatas nilai nominal:
Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT Samiudin membeli obligasi PT Gugun
sebanyak 100 lembar dengan nilai nominal 120.000 dengan kurs 110%. Kupon
bunga obligasi tersebut adalah 12% per-tahun yang akan dibayarkan setiap
tanggal 1 Oktober, 1 Februari, dan 1 Juni. Terdapat beban administrasi pada
saat pembelian senilai 110.000. Maka harga perolehan obligasi ini
diperhitungkan sebagaimana berikut :
Nilai obligasi 100 lembar x 120.000= 12.000.000
Nilai obligasi dikali kurs 12.000.000 x 110/100= 13.200.000
Biaya administrasi 220.000
Total Biaya Perolehan 13.420.000
Berdasarkan tabel diatas, terdapat selisih nilai harga pasar atau nilai
wajar dengan total biaya perolehan atau nilai yang tercatat dalam buku besar.
Selisih senilai 16.800.000 (281.000.000 – 264.200.000) ini merupakan
keuntungan yang dihasilkan dari peningkatan nilai wajar. Keuntungan ini dicatat
dengan mendebit Akun Penyisihan Investasi Trading (Valuation Allowance for
Trading Invesment). Saldo normal untuk akun ini adalah debit karena
merupakan bagian dari aset yang dalam laporan posisi keuangan, akan
menjadi penambah aset.
Adapun akun yang dikredit, adalah Akun Laba yang belum direalisasi
dari investasi trading (Unrealized gain on Trading Investment) yang akan
dilaporkan dalam laporan laba rugi. Saldo normal akun ini adalah kredit, karena
merupakan bagian dari akun yang menambah pendapatan. Apabila dituliskan
dalam ayat jurnal, maka jurnal untuk mencatat penyesuaian nilai biaya
perolehan dangan nilai wajar adalah :
Valuation Allowance for Trading Dr. 16.800.000
Invesment
Unrealized gain on Cr. 16.800.000
Trading Invesment
Nilai
Jumlah Saham Total Biaya
Keterangan Wajar/Harga
(lembar) Perolehan
Pasar
PT INDOFOOD 1,200 57,200,000 59,000,000
PT WINGSFOOD 2,000 84,000,000 88,500,000
TOTAL 141,200,000 147,500,000
Berdasarkan tabel diatas, terdapat selisih nilai harga pasar atau nilai
wajar dengan total biaya perolehan atau nilai yang tercatat dalam buku besar.
Selisih senilai 6.300.000 (147.500.000 – 141.200.000) ini merupakan
keuntungan yang dihasilkan dari peningkatan nilai wajar. Untuk mencatat
keuntungan ini, perusahaan dapat membuat suatu akun yang disebut dengan
akun Penyisihan Investasi Tersedia untuk Dijual (Valuation Allowance for
Available for Sale Investment). Saldo normal untuk akun ini adalah debit karena
merupakan bagian dari aset yang dalam laporan posisi keuangan, akan
menjadi penambah aset.
Sementara di posisi kredit, akun yang dapat dibuat perusahaan adalah
akun Laba/Rugi Belum direalisasi Investasi Tersedia untuk Dijual (Unrealized
gain on Investment availaible to sale). Akun ini saldo normalnya kredit karena
merupakan akun yang menambah ekuitas. Sehingga, pelaporannya pun
dilakukan dalam laporan perubahan ekuitas, bukan dalam laporan laba rugi.
Jurnalnya adalah sebagai berikut :
Valuation Allowance for Available Dr. 6.300.000
for Sale Investment
Unrealized gain on Cr. 6.300.000
Investment availaible to
sale
C. LATIHAN/TUGAS
1. Berikan penjelasan logis mengenai perbedaan antara sekuritas hutang
dengan sekuritas modal. Terangkan juga, apa perbedaan antara saham
biasa dengan saham preferen.
2. Berikan penjelasan logis berdasarkan kedudukan akun mengenai
perbedaan antara transaksi pembelian dan transaksi penerbitan
sekuritas.
3. PT XYZ pada tanggal 1 Juni 2015 membeli saham PT Samyong untuk
keperluan investasi jangka panjang sebanyak 1.000 lembar saham
preferen nilai nominal 150.000 dengan kurs 108%. Biaya provisi dan
materai senilai 620.000. Persentase dividen preferen yang akan
didapatkan per-tahunnya adalah 9% yang akan dibayarkan setiap
tanggal 30 Desember. Tentukanlah, 1) Biaya perolehan dan nilai
penerimaan dividen, 2) Jurnal pada saat pembeliannya, 3) Jurnal pada
saat penerimaan dividen.
4. Berdasarkan contoh soal nomor 3, misalnya pada 1 Juni 2019 seluruh
saham tersebut dijual pada saat kurs 112%, dengan biaya penjualan
810.000. Tentukanlah ayat jurnal penjualannya.
5. PT Samiudin menerbitkan saham preferen sebanyak 10.000 lembar
dengan nilai nominal per-lembar 75.000 pada kurs 106%. Biaya
penjualan saham senilai 720.000. Tentukanlah ayat jurnal penjualan
sahamnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta:
Salemba Empat.