Disusun Oleh :
Rani Rahmawati Asfar (18107010049)
Ulfie Afiefah Ath Thaahirah (18107010043)
Anang Fauzi (18107010045)
Cahyo Budi Prasetyo (18107010047)
Ahmad Ulum (18107010048)
A. Latar Belakang
Carl Rogers dan Abraham Maslow merupakan tokoh-tokoh
psikologi yang banyak berkonstribusi pada aliran humanistic. Menurut
aliran humanistic kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sendiri. bukan hanya
mengandalkan pengalaman-pengalamanyang terbentuk pada masa lalu dan
memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik
dan yangbenar sehingga menghasilkan esponindividu yang bersifat pasif.
Ciri dari keribadian sehat adalah mengaktualisasikan diri, bukan
respon pasif atau individu yang terimajinasikan oleh pengalaman-
pengalaman masa lalu. Aktualisasi diri adalah mampu mengedepankan
keunikan dalam pribadi setiap individu, karena setiap individu memiliki
hati nurani dan kognisi untuk menimbang-nimbang segala sesuatu yang
menjadi kebutuhannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Carl Rogers mengenai mesehatan mental?
2. Bagaimana pandangan Abraham Maslow mengenai kesehatan mental?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana kesehatan mental menurut Carl Rogers
2. Mengetahui kesehatan mental menurut Abraham Maslow
PEMBAHASAN
Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902. Pada
umur 12 tahun keluarganya mengusahakan pertanian dan Rogers menjadi tertarik
kepada pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi,
dan pada tahun tahun pertama Rogers sangat gemar akan ilmu alam dan ilmu
hayat. Setelah menyelesaikan pelajaran di University of Wisconsin pada 1924
Rogers masuk Union Theological College of Columbia, disana Rogers mendapat
pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke
Teachers College of Columbia, disana Rogers terpengaruh oleh filsafat John
Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L. Hollingworth.
Rogers mendapat gelar M.A. pada 1928 dan doctor pada 1931 di Columbia.
Pengalaman praktisnya yang pertama-tama diperolehnya di Institute for Child
Guidance. Lembaga tersebut orientasinya Freudian. Rogers menemukan bahwa
pemikiran Freudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang
diterimanya yang mementingkan statistik dan pemikiran menurut aliran
Thorndike.
Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi Rogers menjadi staf pada
Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama masa
ini Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psychoanalyst yang memisahkan
diri dari Freudian yang ortodok. Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk
menjadi guru besar psikologi di Ohio State University. Perpindahan dari
pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh Rogers sendiri sangat tajam.
Karena rangsangannya Rogers merasa terpaksa harus membuat pandangannya
dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan ini dikerjakannya pada 1942 dalam buku
Counseling and Psychotheraphy. Pada tahun 1945 Rogers menjadi mahaguru
psikologi di Universitas of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. Tahun 1946-
1957 menjadi presiden the American Psychological Association. Dan meninggal
dunia tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung. Rogers terkenal sebagai
seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog
klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam
pengalaman pengalaman terapeutiknya. Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu
individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan
hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan
kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.
2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi
pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-
menerus terbuka kepada pengalaman baru.
3. Kepercayaan
Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri Bertingkah laku
menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat
diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan
daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.
3. Perasaan bebas
Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami
kebebasan untuk memilih dan bertindak.
4. Kreativitas
Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan
hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan
kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang
memuaskan.
Pada tahun 1941 usai serangan jepang atas Pearl Harbor, Maslow melihat
sekelompok orang dengan pakaian kumuh sambil membawa bendera Amerika dan
menyulingkan lagu-lagu patriotic dengan suara sumbang. Maslow yang perasa
langsung merasa sedih dan memiliki keinginan untuk mewujudkan psikologi
sebagai meja perdamaian. Dimana psikologi menangani cita-cita dan potensi-
potensi yang paling baik dan paling mulia yang sanggup dicapai oleh manusia.
Meski kejadian-kejadian lain pun mendorong maslow untuk membuat psikologi
sebagai nilai positif.seperti kisah kehidupan maslow muda sendiri yang miskin
dan mengalihkan rasa kesepian dan ketidakbahagiannya dengan buku-buku yang
kemudian menghantarkannya ke Cornell dan Universitas Wisconsin , hingga
kemudian kisah hidupnya membawanya pada perluasan kehidupan yakni
perkawinan dan perkenalan dengan behavioristik dari Jhon B Watson. Maslow
sendiri mengatakan kehidupannya dimulai dari hal tersebut.
Prasyarat untuk mencapai aktualisasi diri dari tingkat terendah ini adalah;
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis;
2. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman;
3. Kebutuhan-kebutuhan akan memiliki dan cinta;
4. Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan.
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis.
Kebutuhan –kebutuhan yang jelas terhadap kebutuhan untuk
kelasngungan hidup semacam makanan, air, tidur, seks dan lain-lain.
Kebutuhan-kebutuhan terebut ialah kebutuhan terkuat dari semua
kebutuhan. Contohnya, orang yang miskin atau pengemis lebih pada
memenuhi kebutuhan hidup yang utama yakni makanan agar terjamin akan
kelangsungan kehidupannya.
C. METAMOTIVATION