Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PEMASARAN FARMASI

“PERBANDINGAN SIKLUS PRODUK KOSMETIK (LIFE


CIRCLE PRODUCT)”

Disusun oleh:
Kelompok

Firda Damayanti P17335117023


Suci Desriana RS P17335117026
Clarisya Pramirusanti Putri P17335117035
Andyka Putra Maulana P17335117042

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


JURUSAN FARMASI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilham-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk melaksanakan tugas
mata kuliah Pemasaran Farmasi dengan judul “Perbandingan Life Circle dari
Produk Kosmetik Wardah®, Sunsilk®, dan Citra® ”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, sehingga boleh dikatakan masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun
makalah ini masih banyak kekurangan, kami tetap berharap mudah-mudahan
dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Bandung, 6 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................. 5
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 6
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 6
BAB II ................................................................................................................................ 7
2.1. Pengertian Siklus Hidup Produk ............................................................................ 7
2.2. Tahapan- Tahapan dalam Siklus Hidup Produk..................................................... 7
2.3. Karakteristik Tahap- Tahap dalam Siklus Hidup Produk ................................... 10
2.4. Strategi yang Dilakukan Perusahaan Menghadapi Siklus Hidup Produk ............ 11
BAB III............................................................................................................................. 15
3.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan
karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan dimana secara
langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat
diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya
dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakakn definisi pemasaran berarti
bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial
dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga
dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci
kesuksesan dari suatu perusahaan.
Tujuan seluruh usaha pemasaran pada umumnya adalah meningkatkan
penjualan yang dapat menghasilkan laba dengan menawarkan kebutuhan
yang memuaskan kepada pasar dalam jangka Panjang (Kotler dan Keller,
2007). Dalam hal ini bagian pemasaran yang harus mengelola sumber daya
yang ada dalam perusahaan agar dapat berfungsi secara efektif dan efisien.
Untuk menentukan strategi pemasarannya, maka diperlukan analisis
mengenai siklus hidup produk (Product Life Cycle) agar perusahaan mampu
bersaing dengan para competitor dan produknya tetap eksis di pasaran.
Semua produk dan jasa memiliki siklus hidup tertentu. Siklus hidup
mengacu pada periode dari pertama peluncuran produk ke pasar sampai
penarikan akhir dan dibagi secara bertahap. Pemahaman siklus hidup produk
dapat membantu perusahaan untuk memahami dan menyadari ketika saatnya
untuk memperkenalkan dan menarik produk dari pasar, posisinya di pasar
dibandingkan dengan pesaing, dan keberhasilan atau kegagalan produk.
Menurut Levitt dalam Fandi Tjiptono (2008) Product Life Cycle (PLC)
adalah suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk sejak
diperkenalkan ke pasar sampai ditarik dari pasar. Product Life Cycle (PLC)
merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Menurut Tjiptono (2008) tiap-tiap tahap daur hidup produk memiliki
strategi pemasaran masing-masing, pada tahap perkenalan strategi yang
dilakukan adalah dengan rapid skimming strategy, slow skimming strategy,
rapid penetration strategy, dan slow penetration strategy. Pada tahap
pertumbuhan dilakukan strategi rapid growth dan slow growth. Pada tahap
kedewasaan (maturity) dilakukan offensive strategy dan defensive strategy.
Sedangkan pada tahap kemunduran dilakukan modifikasi bisnis atau
meninggalkan bisnis tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimanakah product life cycle pada beberapa perusahaan kosmetik dalam
menentukan strategi pemasaran?

1.3. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk mengetahui product life cycle pada beberapa
perusahaan kosmetik dalam menentukan startegi pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Siklus Hidup Produk


Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya
dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang
menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai
dengan ditarik dari pasar.
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang
penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam
mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh
levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas
oleh para ahli lainnya.

2.2. Tahapan- Tahapan dalam Siklus Hidup Produk

Menurut Kotler (2000) daur hidup produk terdiri dari empat tahap,
yaitu:
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Tahap ini baru dimulai saat produk baru diluncurkan, karena
diperlukan waktu untuk meluncurkan produk ke beberapa pasar dan
memenuhi saluran penyalur, pertumbuhan penjualan mungkin lambat.
Laba negatif atau rendah dan biaya distribusi dan promosi yang berat.
Banyak dana di perlukan untuk menarik distributor. Penyalur promosi
berada pada rasio yang tinggi terhadap penjualan karena diperlukan
usaha promosi yang gencar untuk menginformasikan pembeli potensial
tentang produk baru dan belum dikenal, membujuk orang agar membeli
produk tersebut, Mdan mengamankan distribusi di toko – toko eceran.
Perusahaan memusatkan penjualan pada pembeli yang paling siap
untuk membeli,biasanya kelompok berpendapatan tinggi. Selain itu harga
cenderung tinggi karena biaya tinggi karena tingkat keluaran ( output )
relatif rendah, masalah teknologi dalam produksi mungkin belum dikuasi
sepenuhnya, dan diperlukan margin yang tinggi untuk menoppang
pengeluaran promosi besar – besaran yang diperlukan untuk mencapai
pertumbuhan .
Untuk melalui tahapan ini diperlukan kerja keras dan kesabaran yang
sangat tinggi, agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh
konsumen.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat dalam
penjualan. Penerima awal menyukai produk tersebut, dan konsumen
tambahan mulai membeli produk tersebut. Para pesaing baru memasuki
pasar, tertarik dengan kesempatan produksi dan laba berskala besar.
Mereka memperkenalkan keistimewaan produk baru dan memperluas
jaringan distribusi.
Harga tetap bertahan atau turun sedikit, bergantung pada beberapa
cepat permintaan meningkat. Berbagai perusahaan mempertahankan
pengeluaran promosi mereka pada tingkat yang sama atau sedikit lebih
untuk mengimbangi persaingan dan untuk terus mendidik pasar.
Penjualan meningkat lebih cepat dari pada pengeluaran promosi,
menyebabkan penurunan rasio promosi penjualan.laba meningkat selama
tahap pertumbuhan, karena biaya promosi dibagi pada volume besar.dan
biaya produksi per unit turun lebih cepat dari pada penurunan harga
karena pengaruh kemahiran produsen.Tingkat pertumbuhan akhirnya
berubah dari tingkat percepatan ke tingkat pelambatan. Perusahaan harus
memperhatikan saat dimulainya tingkat perlambatan untuk menyiapkan
strategi baru.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


Pada suatu titik, pertumbuhan penjualan produk akan melambat dan
produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya
lebih lama dari pada tahap – tahap sebelumnya, dan merupakan tantangan
berat bagi manajemen pemasaran. Sebagian besar produk berada dalam
tahap kedewasaan dari siklus hidup karenanya kebanyakan manajemen
pemasaran berhubungan dengan produk yang dewasa. Tahap ini dapat di
bagi menjadi tiga fase, yaitu :
a. Kedewasaan Tumbuh ( Growth Maturity )
Tingkat penjualan perusahaan semakin menurun, tidak ada saluran
distribusi baru dapat diisi, walaupun beberapa pembeli yang terlambat
masih memasuki pasar.
b. Kedewasaan Stabil ( Stable Maturity )
Penjualan menjadi datar dalam basis per kapita karena kejenuhan
pasar. Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk itu,
dan penjualan masa depan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan
permintaan pengganti.
c. Kedewasaan Menurun ( Decaying Maturity )
Tingkat penjualan absolut mulai menurun, dan pelanggan mulai
beralih ke produk lain dan substitusi.

4. Tahap Penurunan (Decline)


Penjualan sebagian besar bentuk dan merek produk pada akhirnya
menurun. Penurunan penjualan bisa lambat dan jatuh sampai titik nol,
atau bertahan pada titik terendah. Penjualan menurun karena faktor –
faktor seperti perkembangan Teknologi, pergeseran dan konsumen dan
meningkatkan pesaing dalam dan luar negeri.

2.3. Karakteristik Tahap- Tahap dalam Siklus Hidup Produk


1. Perkenalan
Apabila produk sudah siap dibeli konsumen di pasar maka saat itu
sebenarnya tahap perkenalan sudah dimulai. Pengisian kembali produk
pada penyalur memerlukan waktu yang cukup lama karena konsumen
baru mengenalnya sehingga penjualan produk pada tahap ini berjalan
lambat. Alasan yang menjadikan laju pertumbuhan produk pada tahap ini
rendah antara lain:
a. Tertundanya perluasan kapasitas produksi
b. Masalah-masalah teknis
c. Terlambatnya distribusi produk di tingkat pengecer akhir
d. Konsumen enggan merubah kebiasaan yang sudah mapan
e. Sedikitnya konsumen yang mampu membeli (jika harga produk
mahal)
Jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam tahap ini sangat
sedikit bahkan banyak diantaranya yang menderita kerugian karena hasil
penjualan masih rendah sedangkan biaya distribusi dan promosi
cenderung tinggi. Dana yang besar ini diperlukan untuk menarik
distributor dan mengisi saluran pipa distribusi. Pengeluaran untuk
promosi adalah yang tertinggi dalam persentase terhadap penjualan,
dengan sasaran memberi tahu konsumen potensial atas hadirnya produk
baru yang sama sekali belum dikenal dan membujuk konsumen untuk
mencoba

2. Pertumbuhan
Tanda lahirnya tahapan ini yaitu terjadinya pelonjakan hasil
penjualan. Para pengadopsi dini (early adopter) yang merupakan
konsumen pelopor merasa terpuaskan dengan produk perusahaan yang
selanjutnya akan diikuti oleh konsumen mayoritas. Bagi perusahaan
perintis, fase ini merupakan fase memperoleh keuntungan yang sangat
tinggi karena penjualan sangat besar sehingga biaya promosi per unitnya
menjadi kecil dan adanya penurunan biaya produksi per unit yang lebih
besar jika dibandingkan dengan penurunan harga jual.

3. Kedewasaan
Tahapan kedewasaan biasanya berlangsung lebih lama
dibandingkan tahap-tahap sebelumnya dan manajemen pemasaran lebih
banyak menghadapi tantangan. Pada tahapan ini ditandai dengan
penurunan pertumbuhan penjualan produk. Dalam tahap ini pula akan
muncul tiga taraf kedewasan yaitu kedewasaan pertumbuhan,
kedewasaan amntap dan kedewasaan mangusang.

4. Kemunduran
Hasil penjualan dari hampir semua produk dan merk pada akhirnya
akan mengalami penurunan. Laju penurunan ini bisa lambat maupun
cepat. Kadang-kadang penjualan jatuh sampai pada suatu titik yang
cukup rendah dan pada titik itulah penjualan tetap tertahan sampai
beberapa tahun. Kemunduran ini bisa disebabkan beberapa hal misalnya
karena adanya perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen atau
meningkatnya persaingan baik di dalam maupun di luar negeri.

2.4. Strategi yang Dilakukan Perusahaan Menghadapi Siklus Hidup Produk


Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini memiliki beberapa strategi (Kotler 2000) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi
yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk
memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup
biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan
sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan
sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan
biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar
yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah
dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan
produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa
strategi untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama
mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan
produk baru dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk
penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya
yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki
saluran distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang
memilih produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih
berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan
dan pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas
pasar untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai
produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature
improvement) yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang
memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar
yang mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran
pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan
produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik
estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu
strategi yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen
baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk
masuk dalam kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)


a. Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada
produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian
dalam industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara
meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai
secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1. Siklus Hidup Produk Wardah
PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari
1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti
nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011.
Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc
dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada
peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah
diusahakan dengan tata cara yang baik.

1.1.1. Tahap perkenalan


Tahapan Perkenalan adalah tahapan pertama dalam siklus hidup produk
dimana produsen memperkenalkan produk barunya kepada pasar atau
masyarakat umum.

Pada tahun 1995, PTI meluncurkan produk terbarunya kosmetika


kecantikan berlabel halal dengan merk Wardah. Namun, belum bisa berjalan
dengan baik dikarenakan rekanan manajemen yang kurang baik. PTI kembali
mencoba mengembangkan Wardah pada tahun 1996 dengan tetap bekerja
sama dengan agen dalam pemasarannya. PTI mengambil reaksi cepat
menyikapi krisis tersebut di saat pesaing-pesaing lain tidak berproduksi.
Setelah melewati masa krisis selama empat bulan, PTI justru mengembangkan
pasar. Ide untuk membuat kosmestik khusus untuk komunitas muslimah baru
muncul sepuluh tahun kemudian.

Dalam Penetrasi pasar Wardah berusaha untuk mencapai tiga tujuan utama:

1. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini, hal ini dapat
dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi
penjualan dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang didedikasikan
untuk menjual, Wardah menerapkan cara di atas dengan menyusun ulang
strategi IMC nya, mulai dari menjadikan model muslimah ternama sekelas
Anneke Koesherawati, sampai mualaf selebritis menawan Dewi Sandra dan
juga hingga barisan terdepan Sales Promotion Girl Wardah.

2. Aman dari dominasi pertumbuhan pasar karena target Wardah kaum


muslimah, yang mana kaum Muslimah selalu mendominasi pertumbuhan
pasar dalam bidang kosmetik.

3. Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada, contohnya


memperkenalkan program loyalitas konsumen Implementasi penetrasi pasar
sebagai strategi pemasaran di kondisikan sebagai “bisnis seperti biasa”, dalam
hal ini dapat kita baca pada kasus di atas bahwa Wardah membuka Wardah
Store yang mana selain membeli produk, konsumen juga bisa melakukan
berbagai kegiatan seperti massage dan layanan konsultasi pelanggan di situs
Wardah, dan lain sebagainya.
1.1.2. Tahap pertumbuhan

Tahap Perkembangan (Growth) adalah tahap dimana produk yang


diperkenalkan tersebut sudah dikenal dan diterima oleh konsumen.

Pada tahun 1999-2003 penjualan merk Wardah pada masa tersebut


melonjak pesat. Pabrik lain di Kawasan Industri Jatake Tangerang didirikan dan
mulai beroperasi pada tahun 2001. PTI mulai memodernisasi perusahaan pada
tahun 2002-2003. Perusahaan ini mulai masuk ke pasar umum yang memerlukan
perubahan dari segi internal. Selain itu, juga melalui program promosi dan
membina tim promosi.

Strategi dari PT Paragon Technology & Innovation (Wardah Cosmetics)


antara lain :

1. Produk PT Paragon Technology & Innovation (Wardah Cosmetics)


adalah berupa :

 Facial wash

 Cleanser

 Instan remover
 Hydrating toner

 Sunscreen gel SPF 30

 Mouisturizer cream

 Mouisturizer gel

 Peeling cream

 Facial scrub

 Facial mask

 Sabun

 Sampo

 Minyak wangi
2. Penanganan Quality Qontrol di PT Paragon Technology & Innovation

Bagian Pengendalian Mutu(Quality Control) merupakan bagian yang


sangat penting bagi perusahaan yang selalu mengedepankan mutu produknya. Hal
ini juga dijalankan oleh PT Paragon Technology & Innovationpada bagian
Pengendalian Mutu. Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan mulai dari
bahan baku sampai produk selesai diproduksi.
Pengawasan mutu untuk bahan baku dilakukan ketika bahan baku
datang dan juga pada saat bahan baku ditimbang, pengawasan ini ditujukan untuk
memastikan kesesuaian jenis dan kesesuaian bahan baku dengan formulanya
padabatch record.
Pemeriksaan kesesuaian produk setelah melewati proses pengisian dan
pengemasan dilakukan oleh QC finished goods dan QC mikro. Untuk memastikan
produk sudah diproduksi dengan baik dan dapat dipasarkan.

Pengecekan fisik produk kembali dilakukan setelah masa penyimpanan.


Untuk setiap batch produksi, dilakukan pengambilan sampel yang dicek
stabilitasnya secara berkala.
3. Periklanan
Wardah cosmetic merupakan cosmetic halal yang ada di Indonesia.
Wardah diproduksi untuk memenuhi kebutuhan wanita muslim di Indonesia yang
dimana Indonesia merupakan Negara yang memiliki iklim yang berbeda dengan
Negara di eropa menjadikan wanita muslim Indonesia membutuhkan kosmetik
yang halal dan cocok untuk digunakan di daerah seperti di Indonesia.Dalam
memasarkan produknya awalnya menggunakan cara door to door.
4. Pengembannnbhgan Pasar (Market Development)

Ada banyak cara yang dilakukan Wardah untuk mengaplikasikan strategi ini,
termasuk:

1. Geografis pasar baru misalnya produk ekspor ke negara yang baru contohnya
dengan jaringan pemasaran kosmetik Wardah Indonesia yang telah
menjangkau Malaysia. Kosmetik Wardah di Malaysia dan di Indonesia
memiliki jenis dan kualitas yang sama, tapi Wardah Indonesia bisa
menggunguli Wardah Malaysia

2. Dimensi atau kemasan produk yang baru, Produk kosmetika Wardah demikian
memikat hati konsumen. Dari tampilan luarnya atau kemasannya berwarna
indah, menyejukkan mata sehingga konsumen Ingin secepatnya mencoba dan
mendulang manfaatnya.

3. Saluran distribusinya yang baru dengan pendistribusiannya dikelola sendiri


dengan 30 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

4. Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru atau
membuat segmen pasar yang baru.
5. Pengembangan Produk (Product Development)

Dalam pengembangan produk Wardah mengusung teknologi modern di bawah


pengawasan dokter ahli kulit, dan diproduksi dengan formula :

 Non-Comedogenic, Sehingga tidak menyumbat pori, tidak menimbulkan


komedo dan jerawat.

 Oil Control, mencegah produksi minyak berlebih karena suhu panas.


 UV Protection, mencegah efek buruk sinar UV A dan B pada kulit.

 Non Photosensitisasi, tidak bereaksi terhadap cahaya karena zat pewarna yang
digunakan aman. Dan terdaptar di BPOM dan telah memperoleh sertifikat
halal dari LPPOM MUI.
1.1.3. Tahap pendewasaan

Peningkatan Omset penjualan yang mulai melambat, bersaing dengan


ketat dan berjuang dalam merebut pangsa pasar dengan pesaing-pesaingnya.

Terlihat melejit sejak lima tahun terakhir, Wardah berkembang menjadi salah satu
merek kosmetik terbesar di Indonesia. Tahun lalu, PT Paragon Technology &
Innovation (perusahaan holding yang menaungi Pusaka TradisiIbu) mengklaim
kinerja produknya mampu melampaui merek Martina Berto, dengan pertumbuhan
bisnis mencapai 50%. Kepada Majalah SWA bulan lalu, Wardah berhasil meraih
market share kira-kira 30%. Marketing Manager Wardah Beauty Salman Subakat
mengatakan 300 varian produk kosmetiknya yang beredar di pasaran saat ini telah
diterima dengan baik oleh masyarakat. Bahkan pihaknya bangga karena menjadi
perusahaan kosmetik asli dalam negeri yang mampu menjadi kompetitor produk
asing.

Strategi yang dilakukan dalam Tahap Kedewasaan

 Memperbaiki dan memodifikasi Produk dan memperbanyak pilihan (model,


warna, bau, rasa, estetika)

 Meninggalkan varian produk yang tidak kuat di pasar.

 Kapasitas Produksi pada kondisi yang rasional

 Menerapkan harga yang lebih bersaing.

1.1.4. Tahap penurunan (decline)

Pada tahap ini pembeli memiliki kekuatan besar, dan pembeli bisa secara
tiba-tiba switching (beralih) ke produk kompetitor dan mengacuhkan Wardah.
Salah satu faktor switching adalah kekecewaan pembeli terhadap produk Wardah.
Untuk itu, diperlukan layanan konsumen untuk mengantisipasi hal tersebut.
Dalam hal ini Wardah membuka layanan konsultasi pelanggan di situs Wardah.
Dalam mengantisifasi ancaman produk subsitusi Wardah Kosmetika selalu meng
up to date teknologi, yang mana konsumen biasanya selalu manja dan tidak
senang dengan hal-hal yang rumit, disinilah Wardah Kosmetika selalu
memadukan teknologi terbaru dalam produk dengan keinginan pasar saat ini,
sehingga produk penganti yang melengkapi kekurangan dapat diminimalir.

1.2. Siklus Hidup Produk Citra

1.2.1. Tahap perkenalan

Citra adalah merek lokal di Indonesia yang mempunyai visi untuk menjadi merek
perawatan kulit lengkap yang memberikan kecantikan alami secara keseluruhan.
Selama 30 tahun, Citra sudah berevolusi dan melahirkan berbagai inovasi untuk
menjaga komitmennya dalam memahami serta memenuhi kebutuhan wanita
Indonesia yang menginginkan kulit cantik terawat yang sehat. 1984 – 1994 Citra
pertama kali dikenal oleh wanita Indonesia pada tahun 1984.

1.2.2. Tahap pertumbuhan

Di awal kehadirannya, Citra cukup identik dengan kandungan Mangir,


yang merupakan warisan dari rahasia kecantikan puteri keraton Jawa. Dengan
berbagai varian produknya seperti sabun batang, cleansing foam, serta body
lotion, Citra menjaga kelembaban kulit agar tetap halus,lembut, dan kuning
langsat. 1995 – 2004 Pada masa ini, Citra mulai meremajakan diri dan menyasar
pangsa pasar yang lebih muda. Kesan tradisional yang dahulu sangat melekat,
mulai perlahan tergantikan sesuai perkembangan zaman. Dengan menghadirkan
varian baru yang mengandung bengkoang, Citra mencerahkan kulit wanita
Indonesia. 2005 – KINI Untuk memenuhi kebutuhan wanita Indonesia modern
yang beragam, Citra menghadirkan formula baru yang terinspirasi dari rahasia
kecantikan Asia. Kandungan seperti Beras Jepang, Royal Jelly Korea, Bubuk
Mutiara Cina, Goji Berry, Teh Hijau Jepang, Rumput Laut Jepang dan Bunga
Anggrek Korea yang secara turun temurun dipercaya dapet merawat kecantikan
wanita, kini hadir dalam rangkaian perawatan Citra.
1.2.3. Tahap pendewasaan (maturity)

Berjalannya waktu diiringi perkembangan teknologi, produk Citra makin


banyak pesaing dengan produk-produk serupa yang bermunculan di Indonesia.
Akan tetapi produsen Citra mampu bertahan dengan selalu mengeluarkan produk
yang lebih inovasi strategis yang berkaitan dengan konsumennya agar visi dan
misi dapat terarah dengan baik.

1.2.4. Tahap penurunan (decline)

Pada tahap ini merupakan ancaman bagi produk Citra karena banyak
pesaing yang memunculkan produknya dengan menyesuaikan perubahan kegiatan
pesaing, seperti yang kita ketahui pada zaman sekarang ini banyak wanita yang
bekerja dari pagi hingga malam. Sehingga mereka tidak mempunyai waktu untuk
merawat dan memanjakan kulit disalon. Tentunya mereka harus mampu merawat
kulitnya dengan baik, melalui cara/alternatif yang lain. Nah.. para pesaing ini
memanfaatkan keadaan perubahan kegiatan tersebut dengan memunculkan produk
yang mampu merawat kulit pada siang dan malam hari terutama kulit bagian
wajah. Perubahan kegiatan ini sempat memundurkan produk Citra ini karena pada
awalnya produk ini terkenal hanya pada hand and body lotion. Tetapi citra dapat
mempertahankan nama produknya agar tetap dapat dikonsumsi oleh konsumen
dengan mengeluarkan produk yang dapat digunakan pada area wajah bahkan
bukan hanya wajah, tetapi Citra juga mengeluarkan banyak produk yang dapat
digunakan diseluruh kulit tubuh wanita. Citra juga selalu melakukan inovasi pada
setiap produknya.
BAB IV
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Yang pertama yaitu tahap perkenalan, dimana sebuah perusahaan
melahirkan sebuah produk yang baru. Kemudia perusahaan yang
bersangkutan selaku induk dari produk tersebut dituntut untuk
memperkenalkan suatu produk ke konsumen dengan berbagai upaya dan
strategi. Dalam tahapan ini dibutuhkan kesabaran, kerja keras juga biaya
yang sangat tinggi untuk mempromosikan produk tersebut. Umumnya
Perusahaan belum mendapatkan keuntungan maksimal pada tahapan ini.

Kedua, yaitu tahapan pertumbuhan, dimana sebuah produk sudah


dikenal oleh konsumen dan mampu menghasilkan profit yang banyak bagi
perusahaan. Biasanya dalam tahap ini akan banyak perusahaan baru yang
menciptakan produk yang sama dengan produk ini.

Tahapan yang ketiga yaitu, Tahapan Kedewasaan. Dalam tahap ini


sebuah produk mengalami peningkatan produksi dan keuntungan yang
besar, sebab sudah dikenal dekat oleh konsumen.

Namun, jika perusahaan tidak mampu menyelesaikan produksi


produk-produknya sesuai dengan variasi zaman yang terus berkembang dan
terus berubah – ubah, maka kemungkinan besar produk tersebut akan
mengalami Tahapan yang terakhir yaitu Penurunan, sehingga konsumen
akan beralih pada produk lain yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya , dan akhirnya produk yang bersangkutan akan mengalami
penurunan bahkan kematian produksi karena ketidakmampuan menghadapi
pasar yang terus berkembang, Namun, perusahaan biasanya memiliki
strategi dalam menghadapi tahapan siklus yang akan dialui oleh produk-
produknya.
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation


and Control. Prentice Hall Int, Inc., Millenium Edition, Englewood
Cliffs, New Jersey.
Kottler, Phillip. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: PT. Prehallindo.
Kottler, Phillip dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi 12th.
Jakarta: PT. Indeks.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Anda mungkin juga menyukai