Dalam manajemen strategis yang baru, Mintzberg dalam Suryana (2010) mengemukakan 5 P yang
sama artinya dengan strategi, yaitu: perencanaan (plan), pola (patern), posisi (position), perspektif
(perspective), dan permainan atau taktik (play).
Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah organisasi
untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Strategi tidak selamanya merupakan perencanaan ke
masa depan yang belum dilaksanakan, akan tetapi strategi juga menyangkut segala sesuatu yang
telah dilakukan di masa lampau, misalnya pola prilaku bisnis yang telah dilakukan dimasa lampau.
Contoh: McDonals yang memegang teguh dan melaksanakan secara konsisten prinsip kualitas,
pelayanan dan kebersihan, dan itulah strategi perusahaan McDonalds. Contoh lain yang sejak awal
secara konsisten menjual mobil mahal atau disebut dengan “ High-end strategy”, seperti Mercedes
Benz dan BMW.
Menurut Mintzberg, strategi adalah pola (strategy is patern) yang selanjutnya disebut sebagai “
intended strategy” , karena belum terlaksana dan beroorientasi ke masa depan. Atau disebut juga
sebagai “realized strategy” karena telah dilakukan oleh organisasi.
Strategy is position, yaitu menempatkan produk tertentu ke pasar tertentu yang dituju. Contoh,
Perusahaan Rokok Gudang Garam dan Jarum Filter merupakan perusahaan rokok yang paling serius
mempromosikan produknya di Indonesia. Strategi sebagai posisi menurut Mintzberg cenderung
melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan
melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal.
Jika dalam P ke dua dan ke tiga cenderung melihat ke bawah dan ke luar, maka sebaliknya dalam
persepektif cenderung lebih melihat ke dalam yaitu ke dalam organisasi dan ke atas yaitu melihat
grand vision dari perusahaan atau organisasi.
Ke empat definisi strategi di atas nampak saling berlawanan. Definisi yang kelima adalah lebih
independen, yaitu “strategy is play”. Strategi adalah manuver tertentu untuk memperdaya lawan
atau pesaing. Suatu merk , misalnya meluncurkan merk kedua agar posisinya tetap kukuh dan tidak
tersentuh, karena merk-merk pesaing akan sibuk berperang melawan merk kedua tadi.
proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: formulasi strategi, implementasi strategi, dan
evaluasi strategi. Semua strategi harus di modifikasi dimasa seiring dengan berubahnya faktor
internal dan eksternal. Selain itu, manajemen strategi juga memiliki model tersendiri. Model
manajemen strategi antaralain: Visi, Misi, Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal, Analisis Pilihan
Strategi dan Sasaran Jangka Panjang.
Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategis. Manajer sangat ingin mengetahui
kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan; evaluasi strategi adalah alat utama
untuk mendapatkan informasi ini.
Dimana semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal
secara konstan berubah.
Model Manajemen Strategi dari Fred R. David secara umum dijelaskan dalam Husein Umar (2005),
dipaparkan seperti berikut ini:
Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa dating
yang diinginkan untuk terwujud tentang keadaan di masa dating yang diinginkan untuk terwujud
oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah,
bahkan pesuruh sekalipun. Berikutnya adalah Misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai
visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan.
Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan tidak berinteraksi dengan
lingkungan eksternalnya. Oleh karena itu, tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan
eksternalnya menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di
luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman kondisi
lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam juga perlu dilakukan. Oleh karena itu,
strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang
dimiliki perusahaan dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu
mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar
perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Perlu diingat bahwa bila peluang disia-siakan, dapat
saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan. Logikanya karena peluang yang disia-
siakan tadi dimanfaatkan oleh pesaing.
Pada dasarnya setiap perusahaan, dalam menjalankan usahanya, mempunyai strategi. Namun, para
pimpinan perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk strategi berbeda-
beda antar-industri, antarperusahaan, dan bahkan antar-situasi. Namun adasejumlah strategi yang
sudah umum diketahui, dimana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri
dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai strategi generic. Dari
bermacam-macam strategi dalam kelompok strategi generic ini akan dipilih salah satu atau
kombinasi beberapa strategi induk (grand strategy) dengan menggunakan cara-cara tertentu.
e. Strategi Fungsional
Langkah penting implementasi strategi induk dilakukan dengan membagi-baginya ke dalam berbagai
sasaran jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu tahunan, secara berkesinambungan dengan
memperhatikan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangka pendek ini hendaknya mengacu
pada strategi fungisonal yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih
operasional ini mengarah berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas
hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional
ini menjadi penuntun dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan
strategi utamanyan saja, melainkan juga dengan strategi bidang fungsional lainnya. Di dalam
organisasi perusahaan yang konvesional, bidang-bidang fungsional utamanya adalah bidang
keuangan, sumber daya manusia, produksi dan operasi, serta bidang pemasaran.
Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi
perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action).
Pelaksanaan tidak efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal
mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan
cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan.
Perncanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk lebih detail, misalnya
dalam bentuk program-program kerja, jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang
dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan
dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan
hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau
keluar dari batas-batas toleransi. Jika hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang
mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja dari rencana yang ada, dan memang disebabkan
salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang.
Salah satu kapabilitas yang unik dalam strategi adalah kemampuan berfikir strategik (strategic
thingking). Berfikir strategik adalah kemampuan organisasi untuk menjawab permasalahan yang
berkenaan dengan pertanyaan:
Untuk menjawab pertanyaan pokok tersebut perlu daya nalar sebagi berikut:
d. Antisipasi terhadap respon yang lain dan perubahan lingkungan sepanjang masa.
Pada dasarnya berpikir strategik adalah berpikir nalar tentang perkembangan organisasi berdasarkan
keunggulan-keunggulan kapabilitas organisasi untuk menghadapi tantangan, ancaman, dan misi
organisasi (Thomson, J.L, 1985. Hax dan Majluf, 1986).
2. Keterampilan Strategik
Seorang Top Manajer (manajer Senior) memerlukan keterampilan strategik (strastegic skill) ada 3
keterampilan strategik yaitu:
- Environmental scanning, yaitu meneliti, memeriksa, menganlisis secara mendalam situasi dan
kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi organisasi.
- Scenario profiling, yaitu membuat suatu jalan cerita atau menggambarkan peristita atau hal-
hal yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang (waktu tertentu) yang dihadapi dengan
berfokus kepada faktor-faktor perubahan yang pokok.
- Management audit, yaitu mengecek atau memeriksa bagaimana manajemen suatu organisasi
denga melihat hasil (result) dan prosesnya bagaimana manajemen itu berjalan.
Visi
Visi adalah wawasan dan harapan ke depan. Visi adalah untuk menjawab pertanyaan tentang apa
harapan ke depan. Contoh suatu visi diantaranya: “ Untuk menjadi organisasi/perusahaan yang
unggul dalam kualitas pelayanan sepanjang masa”. Contoh visi yang lebih pendek, misalnya “RCTI
OK”.
Misi
Sedangkan pertanyaan tentang apa yang dapat dilakukan menyangkut misi yang diemban untuk
mencapai visi, misalnya: “mengutamakan kepuasan stakeholder”. Jadi misi merupakan penjabaran
dan tindakan untuk mencapai visi.
2. Menetapkan Tujuan
Agar misi dapat dilakukan dengan mudah maka perlu dubuat target-target tertentu. Oleh sebab itu,
tentukan target-target atau sasaran-saran organisasi tersebut secara terukur. Tetapkan
perkembangan atau kemajuan organisasi (baik kinerja maupun kemajuannya) secara terukur.
Misalnya, ‘Target penjualan tahun ini 15000 unit terjual” pada segmen golongan konsumen
pendapatan menengah.
Tujuan merupakan sasaran akhir, dan strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan tersebut.
Persoalannya adalah bagaimana untuk mencapai tujuan tersebut dan prospek apa yang mungkin
timbul. Manajer dan karyawan harus proaktif, reaktif dan adaptif. Strategi adalah tindakan dan
pendekatan usaha manajemen untuk mencapai kinerja organisasi yang telah ditargetkan
Setelah visi, misi, dan tujuannya ditetapkan maka langkah berikutnya adalah mengimplementasikan
strategi dengan langkah-langkah sebagai berikut: