Anda di halaman 1dari 4

1.

Paving (kon-blok) yang terinspirasi dari sel parenkim

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan – sel parenkim

Paving memiliki bentuk yang sama dengan parenkim. Parenkim adalahsel yang
berperan dalam fotosintesis daun, mengandung kloroplas dan membentuk jaringan
klorenkim (pada mesofil daun, korteks batang, empulur). Bentuknya segi enam dan
memiliki ruang antar sel ini yang menjadi inspirasi utama dalam menentukan pembuatan
bentuk dan pemasangan paving. Paving digunakan untuk meratakan jalan dan menyerap
air hujan, teknologi ini termasuk teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan
tumbuhan.

2. Biophotovoltaic Moss Table

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - biophotovoltaic

Biophotovoltaic Moss Table merupakan meja yang dapat embangkitkan listrik


melalui proses fotosintesis. Biophotovoltaic Moss Table adalah karya inovatif yang
menunjukkan potensi masa depan teknologi BioPhotoVoltaic (BPV). Inpirasi atau ide
pengembangan teknologi ini dari jaringan fotosintesis tumbuhan.
BPV moss table bekerja sebagai alat bio-elektrik yang mengubah energy kimia
dalam fotosintesis menjadi energy listrik menggunakan material biologi seperti algae,
cyanobacteria dan tumbuhan vascular. The moss table atau biophotovoltaic mampu
menghasilkan listrik yang cukup untuk mengisi alat-alat listrik kecil seperti jam digital.
Para peneliti memprekdisi masa depan konsep biophotovoltaic akan berkembang lebih
besar dan akan mampu mengisi tenaga listrik alat yang lebih besa rseperti lampu atau
bahkan laptop.
3. Charger tenaga surya Electree terinspirasi dari fotosintesa daun

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - charger tenaga surya

Terinspirasi dari pohon bonsai yang karakteristik daunnya nampak


berkelompok, maka Electree mewakili bentuk tersebut dengan daun-daun sel surya yang
bisa menyerap panas matahari. Charger tenaga surya Electree ini terisnpirasi dari
bentuk tanaman hias yang populer yaitu bonsai. Charger tenaga surya Electree
dirancang oleh Vivien Muller dan terinspirasi dari jaringan tumbuhan
Terdapat 27 buah daun sel surya dengan bahan amorphous-silicon berkualitas tinggi.
Masing-masing berbentuk persegi dengan lebar 3,7 inci atau sekitar 10 cm. Cabang-
cabangnya memuncak secara vertikal dengan sedikit lengkungan khas pohon bonsai.
Electree memiliki kapasitas penyimpanan energi hingga 14.000 mAh. Itu artinya bisa
mengisi penuh baterai iPhone 5 lebih dari sembilan kali tanpa harus terpapar cahaya.
Terdapat 2 buah port USB yang sudah barang tentu menjadi slot yang universal bagi
semua smartphone. Tak hanya itu, Electree juga dilengkapi dengan wireless charging
yang bisa digunakan untuk beberapa jenis smartphone canggih.

4. Teater Esplanade yang terinspirasi dari bentuk buah durian

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - teater esplanade

Teater Esplanade adalah bangunan yang terinspirasi dari tumbuhan atau


bentuk buah durian. Teater ini terletak di tepi sungai enam hektar lahan di
sepanjang tepi laut Marina Bay dekat dengan muara Singapore River.
Tujuannya dibangun untuk menjadi pusat pertunjukkan seni bagi bangsa
pulau Singapura. Bangunan ini dirancang oleh dua firma arsitektur yang bekerja
sama yaitu DP Architect ( DPA ) dari Singapura dan berbasis London Michael
Wilford & Partners ( mwp ). Desain Arsitektur yang unik pada bangunan ini
terlihat dari atap pada bangunan tersebut yang menyerupai seperti buah durian.
Beberapa orang Singapura merujuk ke Esplanade sebagai ” The Big Durian ” atau
juga ” Shell Durian ”. Esplanade berisi ruang pertunjukan kelas dunia, ditambah
dengan berbagai layanan pendukung profesional dan fasilitas. Selain tempat
pertunjukan, Esplanade juga tersedia tempat pertemuan, ruang gaya hidup dan
ruang seni layanan terkait lainnya.

5. Kota mengambang Lilypad Ecopolis terinsipirasi dari struktur daun teratai

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - lilypad

Kota mengambang Lilypad ecopolis terinspirasi dari struktur jaringan


daun teratai dan didesign oleh Vincent Callebaut sebagai antisipasi untuk tahun
2100 yang digambarkkan bahwa akan banyak sekali jumlah para pengungsi
dunia akibat terjadinya pemanasan global. Dia mengemukakan bahwa prinsip
Archimedes bahwa cairnya es tidak akan merubah peningkatan permukaan air.
Sama halnya dengan mencairnya es di dalam air di gelas. Namun ada dua sumber
air raksasa yang tidak berada diatas air yang akan mencair dan langsung menuju
ke laut yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.
Hal ini berhubungan dengan gunung es di Antartika dan Greenland disisi
lain, serta benua es. Hal lain yang menyebabkan naiknya permukaan laut tidak
ada sangkut pautnya dengan mencairnya es, tetapi dilatasi air yang terjadi akibat
pengaruh suhu udara. Menurut ramalan GIEC (Intergovernmental group on the
evolution of the climate), kenaikan permukaan laut akan mencapai 20 hingga 90
cm selama abad ke-21. Setiap kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan air naik 1
meter. Kenaikan air ini akan mempengaruhi 0.05% di Uruguay, 1% di Mesir, 6%
di Belanda, 17.5% di Bangladesh dan lebih dari 80% di daerah atoll Majuro di
Marshall dan pulau-pulau Kiribati hingga pulau-pulau di Maldives.
Negara-negara seperti Vietnam, Mesir, Bangladesh, Guyana atau Bahamas akan melihat
tempat-tempat tinggal masyarakatnya kebanjiran dan genangan Lumpur air asin dari
laut. New York, Bombay, Calcutta, Hô Chi Minh City, Shanghai, Miami, Lagos, Abidjan,
Jakarta, Alexandria dan lebih dari 250 juta pengungsi dari negara lain akibat perubahan
suhu udara. Itulah sebabnya Lilypad, sebagai prototipe kota yang dibuat mengapung
diatas air dan dapat menampung sebanyak 50.000 penduduk. Dan didalamnya
dikembangkan kehidupan flora dan fauna disekitar danau dengan air yang ditampung
dari air hujan.

Lilypad kota yang akrab dengan lingkungan dapat mengapung dari dari Monaco
di Eropa hingga ke daerah bagian Atol Polenesia. Desain yang sangat modern dalam
antisipasi pengungsi akibat pemanasan global. Inspirasi dari daun lilypad Amazonia
Victoria Regia, dari keluarga Nympheas, tanaman air yang ditemukan oleh ahli tanaman
Jerman Thaddeaus Haenke. Lilypad kota lingkungan yang mengapung dengan zero
emisi udara melalui teknologi energi dari matahari (solar), angin, gelombang laut dan
biomass. Bahkan dapat memperoses gas CO2 di adalam atmosfer dan meresap ke
kulitnya (atap) yang terbuat dari titanium dioxide ,seperti proser fotosintesis pada
tumbuhan (daun).

Anda mungkin juga menyukai