Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dental assistent tentang membuat chairside assistent eksodontia (anastesi dan ekstraksi),
topical infiltrasi blog anastesi (gigi permanen), pencabutan gigi susu topikl anastesi.
Makalah dental assistant ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh Karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah dental assistant ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah dental assistant tentang membuat
chairside assistent eksodontia (anastesi dan ekstraksi), topical infiltrasi blog anastesi (gigi
permanen), pencabutan gigi susu topical anastesi ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Banjarbaru, November
2018
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Daftar isi………..……………………………………………………………………..ii
BAB I
BAB II
1. Anestesi ………………………………………………………………………3
1.1. Topical Anestesi ……………………………………………………..3
1.2. Anestesi infiltrasi atau injeksi supraperioteal dan anestesi blok ………….5
2. Ekstraksi ………………………………………………………………………7
2.1. Ekstraksi Gigi Permanen …………………………………………….8
2.2. Ekstraksi Gigi Sulung …………………………………………….10
BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………………………...15
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tindakan pencabutan gigi merupakan suatu tindakan yang sehari-hari
dilakukan oleh dokter gigi sebagai operator dan perawat gigi sebagai asisten.
Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan
tulang dan jaringan lunak dari rongga mulut, tindakan tersebut dibatasi oleh bibir dan
pipi dan terdapat faktor yang dapat mempersulit dengan adanya gerakan dari lidah
pada rahang bawah.
Pencabutan gigi pertama kali dilakukan hanya dengan menggunakan tang.
Oleh karena timbulnya berbagai macam masalah dalam prosedur pencabutan gigi
yang menyebabkan gigi tersebut sulit untuk dicabut bila hanya menggunakan tang
saja, maka kemudian dilakukan pembedahan. Pencabutan gigi dengan pembedahan
harus dilakukan apabila pencabutan dengan tang tidak mungkin dilakukan, gagal
atau apabila gigi impaksi (terpendam).
Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang
utuh tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma sekecil mungkin pada jaringan
penyangganya sehingga bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan problem prostetik paska bedah. Pencabutan dan pembedahan tidak
boleh dilakukan secara sembarangan karena dapat menyebabkan komplikasi yang
tidak diinginkan.
Seorang operator dan asisten harus mengetahui chairside yang baik dan benar
saat melakukan tindakan pencabutan, selain itu harus mengetahui indikasi dan
kontraindikasi dari tindakan tersebut. Sebelum melakukan tindakan pencabutan dan
pembedahan seseorang harus melakukan anestesi terlebih dahulu.
Anestesi adalah suatu tindakan menahan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada
tubuh. Ada beberapa anestesi yang menyebabkan hilangnya kesadaran sedangkan
jenis yang lain hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan
pemakainya tetap sadar. Anastesi lokal adalah jenis anestesi yang hanya
melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa menyebabkan manusia
menyebabkan kesadaran.
Perawat gigi memiliki tujuan utama mempertahankan keberadaan gigi selama
mungkin didalam rongga mulut, namun terkadang pencabutan gigi diindikasikan
sebagai tindakan terbaik mencegah keadaan yang lebih buruk.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu exodontia ?
2. Apa saja tujuan dari exodontia ?
3. Apa saja macam-macam dari exodontia ?
4. Apa itu anastesi ?
5. Apa itu ekstraksi ?
3
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari exodontia
2. Mengetahui tujuan dari exodontia
3. Mengetahui macam-macam dari exodontia
4. Mengetahui apa itu anastesi
5. Mengetahui apa itu ekstraksi
4
EXODONTIA
1. Anestesi
Suatu tindakan yang hanya melumpuhkan sebagian ttubuh manusia tanpa
menyebabkan kehilangan kesadaran.tujuan dari anestesi adalah mengurangi
atau menghilangkan rasa nyeri dan juga memberikan ketenangan kepada
pasien yang akan diberikan perawatan.
5
operator menarik pipi pasien dan mengeringkan daerah yang
akan dianastesi dengan tampon
Mengoleskan Gel Anastesi dengan memakai tip aplikator atau
cotton pellet yang dijepit oleh pinset dan memberikan ke
operator, untuk diaplikasikan ke jaringan yang akan di
anastesi
Ditunggu sampai anastesi berjalan selama kurang lebih 5
menit, dengan mengisolasi daerah yang teranastesi dengan
cotton roll.
3. Alat dan Bahan:
Diagnostic Set
Gel Anastesi ( Precain )
Spray Anastesi ( Xylonor, Chloetil )
Pasta Anastesi ( Precain HCl )
Kapas
b. Anastesi Topikal bentuk Spray (Xylonor)
1. Chairside Operator
Menyemprotkan spray anastesi dengan memakai tip spray.
2. Chairside Assistant
Pembuatan Inform Consent untuk tindakan anastesi
memberikan kaca mulut ketangan kiri operator dan tampon
yang dijepit pinset ketangan kanan operator, kemudian
operator menarik pipi pasien dan mengeringkan daerah yang
akan dianastesi dengan tampon
menerima tampon dari operator dengan tangan kiri dan
mentransfer spray anastesi kepada operator
Operator menyemprotkan spray Anastesi dengan memakai tip
spray pada Jaringan yang akan dianastesi
Ditunggu sampai anastesi berjalan selama kurang lebih 1
menit, dengan mengisolasi daerah yang teranastesi dengan
cotton roll.
c. Anastesi Topikal bentuk Spray sediaan Chloretil
1. Chairside Operator
Mengaplikasikan cotton pellet yang sudah diberi chloretil pada
daerah yang akan dianastesi.
Mengaplikasikan pasta anastesi pada jaringan yang akan
dianastesi.
2. Chairside Assistant
Pembuatan Inform Consent untuk tindakan anastesi
Memberikan kaca mulut ketangan kiri operator dan tampon
yang dijepit pinset ketangan kanan operator, kemudian
operator menarik pipi pasien dan mengeringkan daerah yang
akan dianastesi dengan tampon
Menyemprotkan chlor etil pada cotton pellet dan pada daerah
yang akan dianastesi mengaplikasikan pasta anastesi pada
jaringan yang akan dianastesi
Gigi susu segera di cabut dengan tang cabut anak.
6
Alat dan Bahan Anastesi Topikal :
1. Diagnostic Set
2. Gel Anastesi ( Precain )
3. Spray Anastesi ( Xylonor, Chloetil )
4. Pasta Anastesi ( Precain HCl )
5. Kapas
7
Masukkan obat anastesi dalam ampul (lidocain/pehacain) ke
dalam spuit dengan cara ampul dimiringkan.
Perlu diperhatikan di dalam spuit tidak ada gelembung udara.
Jarum ditutup dengan rapat, spuit diletakkan di nampan.
menyerahkan jarum atau spuit yang telah terisi bahan anastesi
dalam posisi tangan terbuka, membuka plastik penutup jarum
dengan tangan kanan.
Setelah operator memegang spuit, tangan kanan asisten
memegang dengan lembut ujung kepala pasien untuk
mengontrol dan mengurangi gerakan kepala yang mendadak.
Tangan kiri memegang saliva ejector untuk mengurangi saliva
yang berlebih.
Menerima kembali spuit dari operator, jarum menghadap ke
operator, diterima dengan tangan kanan
Memegang dan menyandarkan kepala pasien ke kanan bila
akan dilakukan Penyuntikan palatinal rahang atas kanan
Memegang dan menyandarkan kepala pasien ke kiri bila akan
dilakukan Penyuntikan palatinal rahang atas kiri.
b. Anestesi blok dan Infiltrasi memakai Cytojeck
1. Chairside Operator
Melakukan fiksasi dan mengontrol cytojeck selama
penyuntikan.
2. Chairside Assistant
Pembuatan Inform Consent untuk tindakan anastesi
Persiapan anestesi local menggunakan citoject
Memisahkan citoject menjadi 2 bagian dengan cara
memutar.
Memasukkan xylestesin ke tempat carpul.
Memasang kembali citoject yang terpisah.
Menekan katup per agar terdorong ke karet carpul.
Memasang carpul dengan tepat.
Meyakinkan bahwa cairan xylestesin bisa keluar.
Transfering citoject
Menyerahkan kaca mulut kepada operator (bila operator
sudah memegang kaca mulut, maka tidak perlu transfer
lagi).
Menyerahkan kapas yang sudah diolesi larutan antiseptic
dengan menggunakan pinset kepada operator.
Menerima pinset yang sudah digunakan operator.
Menyerahkan citoject dengan tangan kanan.
Membuka tutup carpul.
Mengawasi pasien jika ada gerakan yang mendadak selama
penyuntikan
Menerima citoject dari operator.
8
3. Obat Anastesi dalam Ampul ( Lidokain, Pehacain, dll)
4. Obat Anti septik / Disinfeksi ( Alkohol, Povidine Iodine)
5. Needle for syringe,
6. Kapas
9
2. Ekstraksi
Merupakan proses pencabutan atau pengeluaran gigi dari tulang alveolus,
dimana pada gigi tersebut sudah tidak dapat dilakukan perawatan lagi.
2.1 Ekstraksi gigi permanen
1. Chairside Operator
Persiapam pengambilan gigi
Anestesi local
Melakukan ekstraksi
Pemberian obat antiseptic pada luka
2. Chairside Assistant
1. Persiapan tindakan pencabutan gigi ini seorang asisten harus
melakukan beberapa hal yaitu :
a. Persiapkan obat anestesi lokal yang diperlukan
b. Pemilihan alat exodontia yang sesuai dengan indikasi
c. Persiapkan obat pendarahan yang dibutuhkan.
d. Cekatan dan terampil selama operator melakukan tindakan
pengambilan gigi.
2. Pengaturan Posisi ketika pencabutan gigi dilakukan :
a. Molar/ Premolar kiri rahang atas
Posisi duduk pasien terlentang, wajah menghadap ke
operator
Permukaan oklusal gigi rahang atas tegak lurus dengan
lantai
Posisi operator jam 08.30
Posisi asisten jam 02.00
3. Premolar/ Caninus/ Incisivus kiri rahang atas
Posisi duduk pasien terlentang, wajah menghadap ke operator
Permukaan oklusal gigi rahang atas tegak lurus dengan lantai
Posisi operator jam 9.00
Posisi asisten jam 02.00
4. Molar/ Premolar kanan rahang atas
Posisi duduk pasien terlentang, wajah menghadap ke asisten
Permukaan oklusal gigi rahang atas tegak lurus dengan lantai
Posisi operator jam 08.00
Posisi asisten jam 02.00
5. Premolar/ Caninus/ Incisivus kanan rahang atas
Posisi duduk pasien terlentang, wajah menghadap ke asisten
Permukaan oklusal gigi rahang atas tegak lurus dengan lantai
Posisi operator jam 9.00
Posisi asisten jam 02.00
6. Molar/ Premolar kiri rahang bawah
Posisi duduk pasien terlentang, wajah menghadap ke depan
Permukaan oklusal gigi rahang bawah tegak lurus dengan
lantai
Posisi operator jam 10.00
Posisi asisten jam 03.00
Posisi diatas, operator menggunakan tang dari frontal
Premolar/ Caninus/ Incisivus kiri rahang bawah
10
Posisi duduk pasien terlentang, wajah menghadap ke depan
Permukaan oklusal gigi rahang bawah tegak lurus dengan
lantai
Posisi operator jam 12.00 atau jam 08.30
Posisi asisten jam 02.00
Posisi diatas, operator menggunakan tang dari frontal
7. Molar / Premolar kanan rahang bawah
Posisi duduk pasien semi terlentang (45º), wajah menghadap
ke operator
Permukaan oklusal gigi rahang bawah tegak lurus dengan
lantai
Posisi operator jam 12.00
Posisi asisten jam 02.00
Posisi diatas, operator menggunakan tang frontal
Premolar/ Caninus/ Incisivus kanan rahang bawah
Posisi duduk pasien semi terlentang (45º), wajah menghadap
ke asisten
Permukaan oklusal gigi rahang bawah tegak lurus dengan
lantai
Posisi operator jam 8.00
Posisi asisten jam 02.00
Posisi diatas, operator menggunakan tang frontal
3. Standar Operasional Prosedur Pencabutan Gigi Permanen
a. Menanyakan dan mencatat identitas pasien.
b. Menanyakan dan mencatat riwayat penyakit pasien dan riawayat
penyakit keluarga pasien
c. Menanyakan keluhan utama pasien
d. Memakai alat pelindung diri seperti handscoon dan masker.
e. Melakukanpemeriksaan intraoral pada gigi yang akan dicabut
dengan cara :
Perkusi
Periksa jaringan sekitar gigi yang akan dicabut apakah ada
infeksi atau abses
f. Meminta perseyujuan pasien atau orang tua pasien dengan
menandatangani inform content untuk persetujuan tindakan
pencabutan gigi.
g. Perawat gigi mempersiapkan alat steril ayng akan digunakan
untuk pencabutan gigi
h. Perawat gigi mempersiapkan bahan anastesi yang akan
digunakan.
i. Ananstesi daerah yang akan dianastesi
j. Infitrasi anastesi dilakukan pada gigi rahang atas dan anterior
rahang bawah dengan cara menyuntikkan anastesi dibawah
mukosa untuk melumpuhkan sementara ujung saraf pada bagian
bukal palatal untuk rahang atas dan bukal lingual untuk anterior
rahang atas.
k. Blok anastesi/mandibular anastesi yaitu memblokir
(melumpuhkan) Nervus Alveolaris inferior yang dicapai
11
sebelum masuk ke kanalis mandibularis dan akibat dari
pemberian anasthetikum dari region molar 3 sampai daerah
incicivus sentralis mati rasa.
l. Lepaskan gingival dari gigi dengan menggunkan sonde atau
excavator.
m. Longgarkan gigi dari alveolus dengan menggunakan bein.
n. Apabila sudah loksasi, dilanjutkan dengan menggunakan tang.
Gerakan rotasi pada gigi dengan akar tunggal dan gerakan bukal
lingual/palatal pada gigi dengan akar jamak.
o. Lakukan gerakan ekstraksi setelah gigi goyang.
p. Setelah gigi keluar dari soket, letakkan tampon diatas soket gigi,
serta pasien diminta untuk menggigit tampon.
q. Instruksi pasca pencabutan pada pasien
r. Resepkan obat antibiotik (bila perlu) dan analgesik./
2. Chairside Assistant
12
Persiapan tindakan pencabutan gigi ini seorang asisten harus
melakukan beberapa hal yaitu :
a. Persiapkan obat anestesi lokal yang diperlukan
b. Pemilihan alat exodontia yang sesuai dengan indikasi
c. Persiapkan obat pendarahan yang dibutuhkan
d. Cekatan dan terampil selama operator melakukan tindakan
pengambilan gigi.
1. Rahang atas
Posisi pasien harus sejajar dengan bahu operator
Sudut dental unit harus dengan lantai membentuk 1200
Permukaan gigi RA membentuk sudut 450 terhadap bidang
datar (lantai) ketika membuka mulut
Posisi operator berada di depan kanan pasien (arah jam 8)
Posisi asistan arah jam 2
2. Rahang bawah
Posisi kursi diturunkan sehingga sudut antara dental dengan
lantai 1100
Bidang oklusal RB harus parallel terhadap lantai ketika
membuka mulut.
Mulut pasien setinggi siku operator
Posterior kanan : operator di belakang kanan pasien ( arah
jam10), posisi asistan pada arah jam 8
Posterior kiri : operator di depan kanan pasien ( arah jam 8),
posisi asistan pada arah jam 3
Anterior : operator di depan kanan pasien (arah jam 8), posisi
asitan pada arah jam 2
Persiapan Alat :
Mempersiapkan alat dan obat anastesi dan tang cabut gigi untuk anak-anak.
1. Memakai sarung tangan
2. mengambil kapas streril menggunakna pinset dan menetesi betadine
3. menoglesi gusi pada daerah gigi yang akan dicabut dengan gerakan
searah satu kali
4. mengambl kalis 2 buah gulungan kemudian kapas dipegang ditangan kiri.
13
5. Memegang tabung chlor ethyl dengan tangankanan kemudian ujungnya
didekatkan pada kapas dengan jarak 1cm kemudian menyemprot kapas
dengan chlor ethyl, tunggu sampai kapas berbuih.
6. Letakkan kapas sambil ditekan pada daerah bukal dan lingual/palatinak
gigi yang akan dicabut.
7. Meletakkan ujung tang pada bagian bukal dan lingual/palatinal gigi
sampai dengan servical gigi/bifrucatio gigi.
8. Pada gigi yang mempunyai 1 akar, memutar gigi searah sambil ditarik
keluar.
14
5. Tumor ganas, karena dengan pencabutan gigi dapat menyebabkan metastase
sel tumor.
6. Penderita penyakit diabetes melitus (DM), sebaiknya dilakukan konsultasi
dengan dokter yang merawat pasien tersebut atau konsultasi ke
internis. Pencabutan pada penderita DM dapat menyebabkan penyembuhan
luka yang agak sukar, kemungkinan besar mengalami rasa sakit setelah
pencabutan gigi, dan bisa terjadi perdarahan berulang.
15
Setelah Gigi Dicabut
a. Gigi tampon selama satu jam supaya perdarahan cepat berhenti. Bila
perlu ganti tampon deangan yang baru apabila sudah terasa basah.
Mungkin dalam 24 jam masih ada sedikit perdarahan, namun lama-
kelamaan perdarahan akan berkurang.
b. Kompres dingin selama 15 menit pada bagian luar pipi dekat daerah
bekas pencabutan apabila kamu merasakan sakit atau terjadi
pembengkakan pada pipi. Apabila rahang kamu terasa sakit dan kaku
setelah dikompres menggunakan kompres dingin, gantilah kompres
dengan kompres yang hangat.
c. Pada beberapa hari pertama, sesekali berkumurlah dengan air garam
hangat (setengah sendok the garam untuk secangkir air hangat) agar
luka bekas pencabutan tetap bersih.
d. Selama 24 jam ke depan, hindari merokok, berkumur terlalu keras,
menggunakan sedotan, meludah, menyedot-nyedot ataupun
memainkan bekas luka dengan jari atau lidah. Hal ini bisa melepas
bekuan darah yang melindungi bekas lukamu.
e. Jangan gunakan sisi yang terdapat bekas pencabutan untuk
mengunyah makanan. Gunakanlah sisi gigi lain untuk menguyah agar
luka bekas pencabutan tidak kotor.Kalo bisa, makanlah makanan yang
lunak dulu sampai luka sembuh
f. Hindari makanan atau minuman yang terlalu panas
g. Minumlah obat yang diberikan sesuai aturan. Biasanya dokter gigi
akan merasakan resep pengurang sakit, antibiotic, dan terkadang juga
diberikan obat anti inflamasi untuk mengurangi proses peradangan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Gilang Ramadhan Ardyan. 2010.Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta :
Bukune.
18