Modul 2 Pesawat Atwood PDF
Modul 2 Pesawat Atwood PDF
FISIKA DASAR
MODUL 2
PESAWAT ATWOOD
1.2 Tujuan
1.2.1 Menyelesaikan soal-soal tentang gerak translasi dan rotasi dengan
menggunakan Hukum Newton.
1.2.2 Melakukan percobaan Atwood untuk memeperlihatkan berlakunya
Hukum Newton dan menghitung momen inersia katrol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(2)
= +
= =
= =
= + = +
= + = +
= =
= =
1 1
= =
2 2
Hk. Kekekalan momentum linier Hk. Kekekalan momentum sudut
= ′ = ′
Bila dianggap M1 = M2 = M
(5)
Pada saat M1 berada diklem S maka gerak dipercepat dengan
persamaan (5). Pada saat melalui lubang A, benda m akan tertinggal dan M2
lolos melalui lubang A dan menuju titik B dengan kecepatan konstan. Karena
M1 = M2, maka M2 + m berada dititik C, jika M1 dilepas dari klem maka M2
+ m akan turun dari titik C ke B melewati titik A dengan gerak dipercepat.
3.2 Prosedur
3.2.1 Mengambil alt-alat yang diperlukan.
3.2.2 Menimbang dan mencatat M1 dan M2 serta m1 dan m2.
3.2.3 Memasang genggaman G, penahan beban B dan penahan beban
tambahan A.
3.2.4 Menggantungkan M1 dan M2 pada ujung-ujung tali dan
memasangkannya pada katrol (lihat gambar 2). Memasang M1 pada
genggaman dan menyelidiki apakah tiang sejajar dengan tali.
3.2.5 Setelah tiang sejajar, menekan S dan menuliskan apa yang terjadi dan
memberi penjelasan.
3.2.6 Setelah pesawat bekerja dengan baik, memasang M1 pada genggaman
G, dan menambahkan m1 dan M2. Mencatat kedudukan C,kedudukan
penahan A dan kedudukan penahan B pada tiang berskala.
3.2.7 Melepaskan M1 dari G dengan menekan S. Mencatat tAB, yaitu waktu
yang diperlukan oleh M2 (setelah m1 tersangkut pada A) untuk
menempuh jarak XAB (=AB).
3.2.8 Mengganti m1 dengan m2, kemudian melakukan percobaan poin 3.2.7.
3.2.9 Mengubah jarak XAB dengan cara mengubah kedudukan B, sedangkan
kedudukan Cdan A tetap dan mengulangi poin (3.2.7) dan (3.2.8).
3.2.10 Mengubah lagi jarak XAB dan ulangi percobaan lagi.
3.2.11 Memuat grafik antara XAB terhadap tAB untuk masing-masing beban
tambahan m1 dan m2. Bandingkan dengan hukum II Newton.
3.2.12 Dari grafik tersebut, menghitung kecepatan M2 setelah melalui A
untuk masing-masing beban tambahan.
3.2.13 Mengatur kedudukan A, B, C. Sebaiknya CA cukup jauh, sedangkan
AB dekat. Catat kedudukan C dan A, pasang M1 pada G dan
tambahkan m1 pada M2.
3.2.14 Melepaskan M1 dari G. Catat tCA.
3.2.15 Mengganti m1 dengan m2, lakukan lagi seperti tahap sebelumnya.
3.2.16 Mengubah jarak XCA dengan mengubah kedudukan G. Catat
kedudukan C dan lakukan lagi seperti tahap sebelumnya.
3.2.17 Mengubah jarak XCA sekali lagi, catat kedudukan C dan ulangi
tahapan sebelumnya.
3.2.18 Membuat grafik antara XCA terhadap tCA2 untuk masing-masing beban
tambahan m1 dan m2. Bandingkan dengan hukum Newton.
3.2.19 Dari grafik tersebut, menghitung percepatan M2 dengan masing-
masing beban tambahan.
3.2.20 Hitung momen inersia katrol dari percobaan, jika M2 ditambah m1 dan
jika M2 ditambah m2.
BAB IV
HASL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
M1 = (79,32 x 10-3 ± 0,05 10-2 ) kg m1 = (5 x 10-3 ± 0,05 10-2 ) kg
M2 = (79,32 x 10-2 ± 0,05 10-2 ) kg m2 = (5 x 10-3 ± 0,05 10-2 ) kg
R = (6,5 x 10-3 ± 0,05 10-2 ) m
Dimana :
=
Sehingga :
→ , → , →
0 = 0,281 ⁄
Dengan cara yang sama untuk m2 :
a = 0,101
b = 0,226
r = 0,982
Perhitungannya :
1 2
2
+ 0
Dimana :
=
Sehingga :
→ , → , →
0 = 0,226 ⁄
= .
( 2 + 1 − 1) = ( 1 + 2 + 1)
( ) ( )
= ( )
= ( )
−3
, , , 79,32x10 + 5x10−3 − 79,32x10−3 ,
a = a =
, , 79,32x10−3 + 79,32x10−3 + 5x10−3
= 0,299 ⁄ = 0,299 ⁄
XCA
Grafik XCA terhadap tCA2 untuk m1
0,35
0,3 y = 0,05x + 0,15
R² = 1
0,25
0,2
XCA
0,15
Linear (XCA)
0,1
0,05
0
tCA2
3,122 3,027 3,422
Grafik XCA terhadap tCA2 untuk m2
Dimana :
1
→ , → , →
2
= 2.
a = 2 x 0,176
= 0,352 m/s2
Dimana :
1
→ , → , →
2
= 2.
a = 2 x 0,446
= 0,892 m/s2
= .
{( 1 + 1) }− { 2 }=( 1 + 2 + 1)
{( 1 + 1 ) } − { 2 }
a=
1+ 2+ 1
untuk massa m1
{( 1+ 1 ) }− { 2 }
a=
1+ 2+ 1
= 4,731 ⁄
untuk massa m2
{( 1+ 1 + 2 ) }− { 2 }
a=
1+ 2+ 1+ 2
−3
79,32x10 + 5x10−3+ 5x10 −3 9,78 − 5x10−3 x 9,78
a=
79,32x10−3 +79,32x10−3 +5x10−3 + 5x10−3
0,873− 0,049
a= 0,169
= 4,877 ⁄
m1 a = 0,352 m/s2
m2 a = 0,892 m/s2
Momen Inersia :
massa 1
( )
= g
{( + )− } − {( + + ) }
I=
I = 0,010334619 kg m2
massa 2
( )
= g
{( + )− } − {( + + ) }
I=
{(5x10 + 79,32x10 ) − 79,32x10 }9,78 − (79,32x10 + 79,32x10 + 5x10 )4,225x10
I=
4,877
0,0489 − 6,91379x10
I=
4,877
I = 0,010025238 kg m2
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kita melaksanakan percobaan mengenai
dinamika gerak dengan menggunakan perangkat pesawat atwood. Berdasarkan
hasil praktikum, pada gerak lurus beratuan untuk massa 1 diperoleh kecepatan
senilai 0,281 m/s sedangkan untuk massa ke 2 diperoleh kecepatan senilai
0,226 m/s. Jika dibandingkan dengan perhitungan dari grafik pada
milimeterblock diperoleh nilai kecepatan 0,297 m/s untuk m1 dan nilai
kecepatan 0,235 m/s untuk m2. Hukum II Newton, dari keduanya diperoleh
niali percepatan yang sama yaitu sebesar 0,299 m/s2.
Untuk Gerak Lurus Berubah Beraturan diperoleh nilai percepatan
sebesar 0,352 m/s2 untuk massa 1 dan nilai 0,892 m/s2 untuk massa 2. Jika
dibandingkan dengan Hukum II Newton massa 1 mempunyai percepatan
sebesar 4,731 m/s2 dan percepatan massa 2 adalah 4,877 m/s2. Dari semua
data yang ada maka diperoleh nilai momen inersia yang sama untuk massa 1
dan massa 2 yaitu sebesar 0,010 kg m2.
Keakuratan hasil perhitungan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
faktor eksternal dan faktor internal. Misalnya untuk faktor eksternal, pada
waktu percobaan tersebut adanya kurang ketelitian dalam menempatkan letak
dari masing-masing benda, ada pula kesalahan yang disebabkan oleh kurang
telitinya dalam menghitung waktu tempuh dari masing-masing benda dalam
melakukan pergerakan.
Adapun factor-faktor internal yang dapat menyebabkan perbedaan
mengapa bias berbeda hasilnya, diantaranya massa benda bila ditambahkan
akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan ataupun terhadap waktu tempuh
yang dialami oleh masing-masing benda dalam melintasi pesawat Atwood
tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui pesawat atwood kita dapat mengetahui nilai kecepatan, percepatan
dan momen inersia dari suatu benda. Nilai kecepatan diperoleh dari
percobaan mengenai gerak lurus beraturan sedangkan niali percepatan
diperoleh dari nilai gerak lurus berubah beraturan. Nilai momen Inersia
( )
diperoleh dari persamaan = g sehingga
{( + )− } − {( + + ) }
I=
5.2 Saran
Sebaiknya percobaan ini dilakukan dengan teliti pada saat pengukuran
waktu dengan menggunakan stopwatch, agar didapat nilai koefisien yang
tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Bob Foster, M.M. 2004 Terpadu FISIKA SMA. Jakarta : Erlangga
Kanginan, Martehen. 1995. Fisika Jilid IA. Jakarta: Erlengga
Zaida. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. UNPAD : Jatinangor.
http://www.scribd.com/doc/38325752/Pesawat-atwood 8 Desember 2010, pukul
22:26 WIB