Anda di halaman 1dari 6

JurnalPerawat Indonesia, Volume1No 2, Hal 48-53, November 2017

e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

GAMBARAN PELAKSANAAN TINDAKAN ORAL HYGIENE PADA PASIEN DI


RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

Setianingsih1, Febi Riandhyanita1, Ahmad Asyrofi1


1
Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
asih_ners@rocketmail.com

Abstrak
Oral hygiene merupakan salah satu tindakan keperawatan yang dilakukan agar kondisi rongga
mulut tetap bersih dan segar sehingga terhindar dari infeksi. Oral hygiene juga mampu
mengurangi jumlah mikroorganisme dan pengumpulan organisme yang mengalami translokasi
serta kolonisasi di dalam mulut. Pasien di ruang ICU sangat berisiko terkena infeksi. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan perawatan oral hygiene pada
pasien di ruang Intensive Care Unit (ICU). Desain penelitian ini menggunakan deskriptif sejumlah
35 responden yaitu perawat yang bekerja diruang Intensive Care Unit (ICU) menggunakan teknik
total sampling. Pelaksanaan tindakan perawatan oral hygiene dalam kategori kurang sebanyak 21
responden (60,0%). Hal tersebut dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara rasio perawat dengan
pasien, fasilitas dalam pelaksanaan oral hygiene masih belum memadai, dan perawat juga belum
memahami sepenuhnya bagaimana pelaksanaan oral hygiene yang sesuai dengan standar
operasional prosedur. Hasil penelitian ini menyarankan, sebaiknya memberikan
reward/penghargaan kepada perawat untuk meningkatkan motivasinya dalam tindakan oral
hygiene di ICU.

Kata kunci : Oral Hygiene, Intensive Care Unit, Perawat

Abstract
Description of Implementation Oral Hygiene in Patients in the ICU room.Oral hygiene is one of
the nursing actions carried out so that the condition of the oral cavity remains clean and fresh so
as to avoid infection. Oral hygiene is also able to reduce the number of microorganisms and the
collection of organisms that experience translocation and colonization in the mouth. Patients in
the ICU room are very at risk for infection. The purpose of this study was to determine the
description of the implementation of oral hygiene in patients in the Intensive Care Unit (ICU).
This study design using descriptive analytical 35 respondents, a number of respondents is 35
nurses working at Intensive Care Unit (ICU) room using total sampling technique. The
implementation of oral hygiene care measures in the less category as many as 21 respondents
(60.0%). This is influenced by the imbalance between the ratio of nurses and patients, facilities in
the implementation of oral hygiene are still inadequate, and nurses also do not fully understand
how the implementation of oral hygiene is in accordance with standard operating procedures. The
results of this study suggest, should give rewards / awards to nurses to improve oral hygiene
motivation to act in the ICU.

Keywords: Oral Hygiene, Intensive Care Unit, Nurses

Pendahuluan gangguan neuromuscular. Pasien di ruang


Oral hygiene merupakan salah satu Intensive Care Unit (ICU) sangat berisiko
bentuk dari kebersihan diri. Oral hygiene mengalami infeksi. Oral hygiene merupakan
dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah tindakan yang mutlak dilakukan oleh
penting, beberapa masalah mulut dan gigi perawat untuk menjaga mulut agar terhindar
dapat terjadi karena kurangnya menjaga dari infeksi, membersihkan, dan
kebersihan gigi dan mulut. Secara ilmiah menyegarkan mulut. Dampak jika tidak
mulut akan melakukan pembersihan yang dilakukan oral hygiene akan muncul infeksi
dilakukan oleh lidah dan air liur, tetapi akut berupa peningkatan panas tubuh,
apabila lidah dan air liur tidak dapat bekerja pembengkakan pada daerah infeksi,
dengan semestinya akan menimbulkan kelemahan, sakit menelan, kemerahan dan
terjadinya infeksi pada rongga mulut tidak dapat membuka mulut. Infeksi pada
(Bouwhuizen, 2006). Hal ini dikarenakan rongga mulut dapat disebabkan oleh
pasien mengalami penurunan kesadaran dan kebersihan mulut yang buruk, ulkus pada
48
JurnalPerawat Indonesia, Volume1No 2, Hal48-53, November 2017Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

mulut, kerusakan gigi, gingivitis (Roeslan, assesment nursing oral hygiene sehingga
2012). Selain itu oral hygiene juga mampu tindakan oral hygiene pada pasien belum
mengurangi jumlah mikroorganisme dan dilaksanakan dengan optimal. Pelaksanaan
pengumpulan organisme yang mengalami oral hygiene dilaksanakan 2 kali/hari untuk
translokasi serta kolonisasi di dalam mulut semua pasien, baik pasien sadar maupun
(Grap et al, 2005). tidak sadar serta pasien yang terpasang
Shocker (2008) menjelaskan bahwa ventilator atau tidak terpasang ventilator.
terdapat hubungan yang signifikan antara Hasil observasi di ruang ICU RSUD
oral hygiene dengan kejadian infeksi rongga Dr. Soewondo Kendal juga menunjukkan
mulut pada pasien cedera kepala. Sebagian bahwa pelaksanaan oral hygiene belum
besar pasien yang dirawat di unit intensif dilakukan secara optimal. Hal tersebut
menggunakan alat bantu nafas, salah satunya didukung oleh hasil wawancara dengan dua
ventilasi mekanik (ventilator). Pemasangan perawat yang mengatakan bahwa
ventilator yang tidak didukung dengan pelaksanaan oral hygiene belum bisa
perawatan oral hygiene yang tepat, maka dilaksanakan secara optimal karena
dapat terjadi kolonisasi mikroorganisme banyaknya beban kerja dan kapasitas pasien
pada orofaring kemudian menggantikan yang melebihi kemampuan kerja perawat
flora normal di orofaring dalam waktu dalam melakukan asuhan keperawatan.
kurang lebih 48 jam dan berkolonisasi di Fenomena diatas menjadi hal yang membuat
saluran napas (Hunter, 2006). Keadaan peneliti merasa tertarik untuk melihat
tersebut dapat beresiko terjadinya gambaran pelaksanaan tindakan perawatan
pneumonia ventilator/ventilator associated oral hygiene pada pasien di ruang intensive
pneumonia (VAP), faktor resiko yang dapat care unit (ICU).
menyebabkan VAP antara lain usia, trauma,
dan lama pemakaian ventilator. Metode
Peran perawat sebagai pemberi Desainpenelitianinimenggunakandeskr
pelayanan sangat diperlukan. Perawat dalam iptifsejumlah 35 respondenyaituperawat
menjalankan tugas dan fungsinya, perlu yang bekerjadiruangIntensive Care Unit
membekali diri dengan pengetahuan, sikap, (ICU) RSUD dr. M. Asharidan RSUD Dr.
motivasi, kepedulian, dan perilaku H. Soewondo Kendal
(Anjaswarni, 2012). Hasil penelitian dari menggunakantekniktotal sampling. Alat
Salam, dkk (2013) menunjukkan bahwa yang
pengetahuan dan sikap perawat mempunyai digunakanadalahkuesionerpelaksanaantinda
hubungan yang signifikan dengan peran kan oral hygiene dengan 12 item
perawat dalam pelaksanaan oral hygiene pernyatanmenggunakanskalalikert.
pada pasien, apabila pengetahuan dan sikap
perawat baik maka peran perawat dalam Hasil
melaksanakan oral hygiene juga akan Karakteristikrespondendalampenelitia
terlaksana dengan baik. ninimeliputiusia, jeniskelamin, lama bekerja,
Hasil studi pendahuluan di RSUD dr. danpendidikanterakhir.
M. Ashari Pemalang diketahui bahwa tidak
adanya SOP oral hygiene dan tools
Tabel 1.
Karakteristik usia dan lama bekerja responden (n=35)
Variabel Mean Std. Deviation Min - Max CI 95%
Usia 34,06 5,985 23 - 50 32,00 – 36,11

Lama Bekerja 10,06 6,131 1 - 25 7,95 – 12,16

49
JurnalPerawat Indonesia, Volume1No 2, Hal 48-53, November 2017
e-ISSN 2548-7051
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Tabel 1 Usia perawat memiliki rerata 34 menunjukkan rerata 10 tahun dengan nilai
tahun dengan nilai standar deviation 5,985, standar deviation 6,131.
sedangkan lama bekerja perawat

Tabel 2
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin dan pendidikan terakhir
responden (n = 35)
Karakteristik Responden f %
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 37,1
Perempuan 22 62,9
Pendidikan Terakhir
D3 21 60,0
S1 11 31,4
NERS 2 8,6
Tabel 2 menunjukkanperawat yang (62,9%).Pendidikanterakhirperawatun
berjeniskelaminperempuanlebihbanya tukhasilpendidikan D3
kdibandingkandenganperawat yang lebihmendominasidaripada yang
berjeniskelaminlaki- mempunyaipendidikan S1 danNers,
lakiyaituperempuansebanyak 22 yaituperawatdenganpendidikan D3
responden sebanyak 21 responden (60,0%).
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Tindakan Perawatan Oral Hygiene (n =35)
Variabel f %
Pelaksanaan Oral Hygiene
Baik 14 40,0
Kurang 21 60,0
Hasil dari tabel 4.3 menunjukkan menurunnya kinerja perawat. Tingkat
mayoritas pelaksanaan tindakan perawatan pencapaian kesempurnaan pemberian
oral hygiene dalam kategori kurang asuhan keperawatan sangat tergantung dari
sebanyak 21 responden (60,0%). kemauan, kemampuan, pengetahuan dan
ketrampilan yang baik dari perawat
Pembahasan (Sukardi, 2005). Selain itu juga harus
Pelaksanaan oral hygiene yang ditunjang dengan tersedianya fasilitas
belum optimal dapat dipengaruhi secara memadai, kondisi kuantitas yang
ketidakseimbangan antara rasio perawat sesuai, penempatan yang tepat serta
dengan pasien. Rasio perawat dengan persiapan sumber daya manusia (perawat)
pasien di ruang ICU adalah 1:1 atau 1 : 2 yang baik (Nursalam, 2007).
agar pelaksanaan tindakan asuhan Rasio perawat dengan pasien
keperawatan dan pemantauan kondisi ditempat penelitian menunjukkan 1 : 3
pasien juga dapat berjalan dengan baik maupun 1 : 4, hal ini juga akan
(Kemenkes, 2011). Jumlah perawat yang mempengaruhi beban kerja perawat dalam
kurang dapat menyebabkan pemberian memberikan tindakan keperawatan yang
pelayanan kesehatan dilaksanakan tidak maksimal. Hasil observasi juga
maksimal sehingga dapat menyebabkan menunjukkan bahwa fasilitas dalam
tidak terpenuhinya kepuasan pasien. pelaksanaan oral hygiene masih belum
Kurangnya jumlah perawat menyebabkan memadai yaitu masih belum adanya cairan
bertambahnya beban kerja perawat yang antiseptik yang dianjurkan untuk
cenderung akan mengakibatkan melakukan oral hygiene dan alat yang
50
JurnalPerawat Indonesia, Volume1No 2, Hal48-53, November 2017Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

masih terbatas. Selain itu, perawat juga oleh perawat, sedangkan rumah sakit yang
belum memahami sepenuhnya bagaimana lainnya belum mempunyai standar
pelaksanaan oral hygiene yang sesuai operasional prosedur pelaksanaan oral
dengan standar opeasional prosedur. hygiene.
Hal tersebut dapat dilihat pada Hasil penelitian yang telah dilakukan
jawaban kuesioner pelaksanaan tindakan oleh Pertiwi (2012) di RSU Kota
perawatan oral hygiene pernyataan nomer Yogyakarta diperoleh hasil untuk
dua tentang memberi penjelasan terlebih pelaksanaan personal hygiene yang
dahulu kepada pasien sebelum melakukan dilakukan oleh perawat dari 57 responden
tindakan oral hygiene tanpa yang diteliti sebanyak 31 pasien
memperhatikan kebersihan mulut pasien, mengatakan pelaksanaannya sangat buruk
yang seharusnya perawat menjawab dan 11 pasien mengatakan buruk.Hasil
negatif yaitu tidak pernah tetapi mayoritas penelitian tersebut selaras dengan hasil
perawat menjawab positif yaitu sering penelitian Farid (2015) yang menunjukkan
sebanyak 23 perawat (65,7 %), pernyataan bahwa gambaran praktik oral hygiene 70%
nomer enam tentang tindakan cuci tangan perawat melakukan praktik oral hygiene
hanya dilakukan sebelum melakukan dengan kurang baik serta peralatan oral
tindakan oral hygiene yang seharusnya hygiene 100% masih belum lengkap.
perawat menjawab negatif yaitu tidak Oral hygiene merupakan salah satu
pernah tetapi mayoritas menjawab positif tindakan keperawatan yang diperlukan
yaitu sering sebanyak 15 responden agar kondisi rongga mulut tetap bersih dan
(42,9%). segar sehingga terhindar dari infeksi.
Pernyataan nomer tujuh tentang Tindakan perawatan oral hygiene
penggunaan sarung tangan steril pada merupakan salah satu tindakan yang tepat
tindakan oral hygiene yang seharusnya dilakukan oleh seorang perawat untuk
perawat menjawab negatif yaitu tidak mencegah kejadian VAP. Hal ini
pernah tetapi mayoritas menjawab positif dikarenakan oral hygiene dapat
yaitu sering sebanyak 21 perawat (60,0%), menyegarkan, membersihkan dan menjaga
pernyataan nomer sembilan tentang mulut tetap terhindar dari infeksi kuman
melakukan tindakan oral hygiene dengan (Perry & Potter, 2009). Selain itu oral
menggunakan kassa dan cairan NaCl, hygiene juga mampu mengurangi jumlah
tanpa menggunakan cairan antiseptik mikroorganisme dan pengumpulan
lainnya pada pasien yang tidak organisme yang mengalami translokasi
sadar/terintubasi yang seharusnya perawat serta kolonisasi di dalam mulut (Grap et al,
menjawab negatif yaitu tidak pernah tetapi 2005).
mayoritas menjawab positif yaitu sering Pengetahuan dan keterampilan yang
sebanyak 19 responden (54,3%). baik tidak lepas dari kompetensi yang
Hasil pernyataan diatas menunjukkan didapat selama proses pembelajaran, baik
bahwa perawat kurang memahami tentang dalam bentuk teori maupun praktik.
standar operasional prosedur pelaksanaan Kompetensi ini menekankan bahwa asuhan
tindakan perawatan oral hygiene, jadi keperawatan harus dilakukan secara
dalam pelaksanaannya hanya sebagai komprehensif, baik tindakan preventif
rutinitas saja tanpa memperhatikan standar yang dalam hal ini adalah pelaksanaan
operasional prosedur yang sudah ada. Hasil prosedur oral hygiene. Selain jumlah dan
observasi peneliti dari dua rumah sakit, keterampilan tenaga perawat, hal yang
yaitu salah satu rumah sakit sudah harus diperhatikan dalam upaya
mempunyai standar operasional prosedur meningkatkan mutu pelayanan atau asuhan
pelaksanaan oral hygiene tetapi hanya keperawatan adalah tersedianya berbagai
sebagai dokumen saja tanpa ditempatkan fasilatas kesehatan yang memadai. Salah
atau terpasang diarea yang dapat dibaca satunya adalah fasilitas yang menunjang

51
JurnalPerawat Indonesia, Volume1No 2, Hal48-53, November 2017Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

pelaksanaan oralhygiene (Notoatmodjo, Diaksespadatanggal 21 September


2007). Kondisi ini terjadi salah satunya 2015.
dipengaruhi oleh kurangnya reward atau
rendahnya kesejahteraan yang diterima Grap et al. (2005).Oral Care Interventions
perawat sehingga pelayanan yang in Critical Care.Jakarta : PT.
diberikan tidak optimal. Llyoyd (2007) GramediaPustaka.
menyampaikan bahwa beban kerja perawat
Hidayat, Alimul, A. (2006).
di ruang ICU tergolong berat karena harus
PengantarKebutuhanDasarManusia
melakukan pemantauan dan pencatatan
:AplikasiKonsepdan Proses
secara rutin dalam waktu bersamaan
Keperawatan. Jakarta
perawat harus selalu waspada terhadap
:SalembaMedika.
kemungkinan perubahan kondisi pasien
secara akut. Hunter, J.D. (2006). Ventilator Associated
Pneumonia. Postgrad med.
Simpulandan Saran http://pmj.bmj.com/content/82/965/1
Pelaksanaan tindakan perawatan oral 72/full.Diaksespadatanggal 6
hygiene dalam kategori kurang sebanyak Oktober 2015.
21 responden (60,0%). Hal tersebut
dipengaruhi oleh ketidakseimbangan antara Kemenkes.(2011).
rasio perawat dengan pasien, fasilitas PedomanPenyelenggaraanPelayana
dalam pelaksanaan oral hygiene masih n Intensive Care Unit (ICU) di
belum memadai, dan perawat juga belum RumahSakit.Jakarta :Kemenkes RI.
memahami sepenuhnya bagaimana
pelaksanaan oral hygiene yang sesuai Kusuma, Muslim Argo B., dkk.(2013).
dengan standar operasional prosedur. Jurnal.HubunganMotivasidenganKin
Sebaiknya memberikan erjaPerawat di RuangRawatInap
reward/penghargaan kepada perawat untuk RSUD Ungaran.StikesTelogorejo.
meningkatkan motivasinya dalam tindakan Diaksespadatanggal 23 Septeember
oral hygiene di ICU. 2015.
Lingga, JecksonHarliman. (2012).
DAFTAR PUSTAKA HubunganMotivasidanKompetensiPe
Anjaswarni, T. (2012). Tesis. Analisis rawatPelaksanadenganKinerjaPera
Tingkat Kepuasan Klien terhadap wat di RSU dr. Ferdinand
Perilaku Caring Perawat di Rumah LimbonTobingSibolga. FIK : USU.
Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Diaksespadatanggal 23 September
Anwar Malang. Program Pasca 2015.
Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan,
Universitas Indonesia. Diakses Lloyd, G & Guthrie, E. (2007).Handbook
tanggal 2 Oktober 2015. of Liaison Psychiatry. New York.
Bouwhuizen. (2006). Ilmu Keperawatan.
Jakarta : EGC. Mangkunegara, Anwar P. (2007).
ManajemenSumberDayaManusiaunt
Farid, Azadin M. (2015). uk Perusahaan.Bandung : PT.
Skripsi.GambaranPraktik Oral RemajaRosdakarya.
Hygiene
olehPerawatpadaPasienTerintubasi Notoatmodjo, S.
di Intensive Care Unit RumahSakit (2007).PendidikandanPerilakuKeseh
Ken SarasUngaran.Semarang atan.Jakarta : PT. RinekaCipta.
:PerpustakaanSekolahTinggiIlmuKes
ehatanNgudiWaluyoUngaran.

52
JurnalPerawat Indonesia, Volume1No 2, Hal48-53, November 2017Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

Nursalam. (2007). Sukardi, H. (2005).


ManajemenKeperawatandanAplikasi AnalisisKebutuhanTenagaPerawatBerdasar
kanKategoriPasien di IrnaPenyakitDalam
nya. Jakarta :SalembaMedika. RSU Tugurejo
Semarang.Diaksespadatanggal 21
Perry, A.G & Potter, P.A. (2009).Buku September 2015.
Ajar Fundamental Keperawatan
:Konsep, proses, danpraktik (Ed.7). Susanti, Ervina Novi. (2013).
AlihbahasaKomalasari R., Evriyani Skripsi.HubunganKarakteristikPerawatdeng
anMotivasiPerawatdalamPemenuhanKebutu
D., Novieastari E., Hany A., hanKebersihanDiriPasien di
&Kurnianingsih S. Jakarta : EGC RuangRawatInap RSU dr. H.
KoesnadiBondowoso. Diaksestanggal 22
Pertiwi.(2012). Skripsi.Tingkat September 2015.
KepuasanKlienTerhadapKualitasTin
dakanKeperawatandalamPemenuhan Toode, K., Routasalo, P., &Souminen, T.,
(2011).Work Motivation of Nurses : a
KebersihanDiridanHubunganTerape Literature Review. International Journal or
utikPerawat – Klien.Yogyakarta : Nursing Studies.Diakses 5 Oktober 2015
Program
StudiIlmuKeperawatanUniversitas Walgito, Bimo. (2010).
PengantarPsikologiUmum.Yogyakarta
Gajah Mada. :Andi Offset.
Purwanto, Ngalim. (2006). Willis M., Bidwell P., Thomas P. (2008).
PsikologiPendidikan.Bandung : PT. Motivation and Retention of Health Workers
RemajaRosidaKarya. in Developing Countries.Diakses 5 Oktober
2015.
Robbins, Stephen P. (2009). Organizational
Behavior.Ed. 9.Prentice Hall Intenational Zakkiyah, SitiAnnisa, dkk. (2012).
Inc. GambaranFaktorMotivasiPerawatdalamPe
menuhanKebutuhan Personal Hygiene
Roeslan, Boedi Oetomo. (2012). Respon Imun di Pasien di RuangRawatInap RSUD
Dalam Rongga Mulut. Majalah Ilmiah Sumedang.Diaksestanggal 22 September
Kedokteran Gigi. Scientific Journal in 2015.
Dentistry No.49 Tahun 17. September 2005.
Zuhdi.(2010).
Salam, SuciApriana, dkk. (2013). Jurnal.HubunganKemampuandanMotivasiK
Jurnal.HubunganPengetahuandanSikapdeng erjaPerawatdenganKualitasPelayananKeseh
anPelaksanaan Oral Hygiene atan di RSUD Tabanan
padaPenderita Stroke di RuangPerawatan Bali.Diaksespadatanggal 5 Oktober 2015.
RSUD LabuangBaji
Makassar.Diaksespadatanggal 19 September
2015.

Shocker, Medical. (2008). Skripsi. Hubungan


Pelaksanaan Tindakan Oral Hygiene
dengan Kejadian Infeksi Rongga Mulut pada
Pasien Cedera Kepala Ringan dengan
Penurunan Kesadaran di Ruang 13 RSU Dr.
Saiful Anwar Malang. Diakses tanggal 2
Oktober 2015.

SuarlidanYanyan, B.
(2009).ManajemenKeperawatandenganpend
ekatanpraktis.Jakarta :Erlangga Medical
Series.

Sugiharto.(2012). ManajemenKeperawatan.Jakarta
: EGC.

53

Anda mungkin juga menyukai