Anda di halaman 1dari 81

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN RI

DIRJEN PERKERETAAPIAN
SATUAN KERJA BALAI

PT. ABDI NUSA KREASI


Page 2
1. LATAR BELAKANG
Sasaran pengembangan jaringan jalur kereta api di Pulau Sulawesi adalah untuk menghubungkan
wilayah/ kota yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan barang atau produk komoditas
berskala besar, berkecepatan tinggi, dengan penggunaan energi yang rendah dan mendukung
pengembangan kota terpadu melalui pengintegrasian kota-kota di wilayah pesisir, baik industri
maupun pariwisata serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan

Kereta api Trans-Sulawesi memiliki kelebihan dibandingkan kereta api di pulau Jawa. Kereta api Trans-
Sulawesi langsung dibangun double track sehingga akan lebih meningkatkan arus lalu lintas
kereta.

Kelebihan lain adalah dari sisi kecepatan. Kereta api Trans-Sulawesi dapat mencapai kecepatan
hingga 200 km/jam dibandingkan dengan kereta api di Jawa yang hingga tahun 2015 ini hanya maksimal
mampu mencapai 120km/ jam.

Lebar rel kereta api Trans-Sulawesi mengikuti standar internasional yang memiliki lebar 1 meter 435
milimeter (1.435). Hal ini juga berbeda dengan di pulau Jawa yang hanya memiliki lebar 1 meter 67
milimeter (1.067). Lebar rel standar internasional tersebut memberikan dampak keamanan yang lebih
baik, yaitu agar kereta tidak mudah terguling dalam kecepatan tinggi
2. MAKSUD
a. Melakukan pendataan mengenai pengumpulan dan menganalisis data sekunder dan data
primer, menganalisis kawasan perencanaan, membuat konsep perencanaan;
b. Menyiapkan gambar detail desain (Detail Engineering Desain/ DED), Rencana Kerja dan
Syarat spesifikasi teknis termasuk BOQ dan RAB untuk pembangunan Depo Kereta Api;
c. Menyusun desain teknis rinci berupa referensi desain, kriteria pelaksanaan desain,
ruang lingkup desain teknis rinci, penggambaran serta penyusunan dokumen
pengadaan.

3. TUJUAN
a. Tersedianya dokumen perencanaan (detail design) yang berkualitas, yang dapat
dijadikan panduan secara teknis dalam proses pembangunan Depo Sarana Kereta Api.
b. Dapat terlaksananya pekerjaan pembangunan Depo Sarana Kereta Api di Lintas Maros -
Parepare.

4. LOKASI PERENCANAAN
Lokasi perencanaan Depo Sarana Kereta Api dilakukan di Maros dan Parepare
5. RUANG LINGKUP KEGIATAN
a. Kajian penentuan lokasi Depo;
b. Penyusunan Detail Desain Depo Sarana
Kereta Api.
c. Pengumpulan data sekunder.
d. Pengumpulan data primer antara lain
hasil survei topografi, penyelidikan
tanah, dan hidrologi
e. Penyusunan desain teknis rinci (Detail
Engineering Design) berupa gambar
desain, perhitungan desain, spesifikasi
teknis.
f. Penyusunan dokumen pendukung
pengadaan berupa dokumen teknis/
spesifikasi teknis, dokumen kuantitas/
Bill of Quantity (BoQ), perkiraan
kebutuhan biaya/ Engineering Estimates
(EE).
Page 6
B. Kordinasi Dengan Tim Teknis Di Makassar

Hari/ Tanggal : Rabu, 27 September 2017


Waktu : 10.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Rapat Satker
Acara : Kordinasi Dengan Tim Teknis Di Satker Makassar dan Peninjauan Lokasi Rencanan
Depo Sarana KA di Stasiun Lumpui
Peserta Rapat : Perwakilan dari:
Bpk. Arinova
Konsultan Perencana (Bu Evy)

1. Pengantar dan Penjelasan dari Konsultan:


a. Pengantar- 1:
• Pihak konsultan telah membuat beberapa alternative untuk posisi rencana depo saran
KA yang di stasiun Lumpui, apakah pihak satker bisa memutuskan pemilihan lokasi yang
telah disediakan.

2. Masukan dan Saran


a. Bpk. Arinova:
• Konsultan membuat beberapa alternative lagi untuk penempatan lokasi rencana depo
sarana KA yang berada di stasiun Lumpui
• Konsultan membuat matriks kelebihan dan kekurangan antara stasiun palanro dan
stasiun Lumpui
Page 10
Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

HASIL PENGUKURAN TOPOGRAFI & DELIENASI DI AREA TAPAK DEPO MAROS


Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

HASIL PENGUKURAN TOPOGRAFI & DELIENASI DI AREA TAPAK DEPO MAROS


Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

KONDISI EKSISTING AREA TAPAK DEPO MAROS


Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

HASIL PENYELIDIKAN TANAH DI AREA TAPAK DEPO MAROS Koordinat Titik-Titik Sondir di Area
Tapak Depo di Maros
NO X Y
SD 01 782308 9444132
SD 02 782379 9444743
SD 03 782419 9444934
SD 04 782463 9445026
SD 05 782504 9445126
SD 06 782377 9444844
SD 07 782432 9444822
SD 08 782341 9444648
SD 09 782328 9444470
SD 10 782316 9444306
SD 11 781979 9444453
SD 12 781828 9444121
SD 13 781982 9444673
SD 14 782137 9444798
SD 15 782337 9444986
Hasil Sondir di Area Tapak Depo di Maros

Kedalaman Perlawanan Total


NO Titik
Tanah Keras Konus Hambatan
Sondir
(m) (kg/cm2) Sementara (kg)
SD 01 10.60 210 222
SD 02 10.60 205 215
SD 03 10.00 203 237
SD 04 11.60 247 168
SD 05 12.00 215 261
SD 06 10.00 203 235
SD 07 10.20 207 205
SD 08 10.20 215 243
SD 09 10.00 213 219
SD 10 10.40 205 217
SD 11 10.00 203 235
SD 12 10.00 213 219
SD 13 10.20 215 243
SD 14 10.40 205 215
SD 15 10.00 203 237
Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

HASIL PENGUKURAN TOPOGRAFI & DELIENASI DI AREA TAPAK DEPO LUMPUE


Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017
Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

HASIL PENGUKURAN TOPOGRAFI & DELIENASI DI AREA TAPAK DEPO LUMPUE


Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

KONDISI EKSISTING AREA TAPAK DEPO LUMPUE PAREPARE


Pekerjaan DED Pembangunan Depo Sarana Kereta
Api Di Maros Dan Parepare Tahun 2017

HASIL PENYELIDIKAN TANAH DI AREA TAPAK DEPO LUMPUE PAREPARE


Koordinat Titik-Titik Sondir di Area
Tapak Depo di Parepare
NO X Y
SD 01 791929 9551183
SD 02 791879 9550866
SD 03 791880 9550800
SD 04 791877 9550918
SD 05 791908 9551003
SD 06 791914 9551095
SD 07 791847 9550847
SD 08 791819 9550767
SD 09 791870 9550753
SD 10 791935 9550871
SD 11 791935 9551063
SD 12 792231 9551184
SD 13 791935 9551265
SD 14 791935 9551352
1. Hasil
SD 15 Sondir 791657
di Area Tapak9551471
Depo di
Parepare
Total
Kedalaman Perlawanan
NO Titik Hambatan
Tanah Konus
Sondir Sementara
Keras (m) (kg/cm2)
(kg)
SD 01 9.20 200 164
SD 02 8.00 205 146
SD 03 4.80 200 99
SD 04 9.00 200 151
SD 05 9.20 200 168
SD 06 9.40 200 183
SD 07 9.60 200 214
SD 08 4.40 200 74
SD 09 4.20 200 87
SD 10 4.40 200 174
SD 11 4.60 200 92
SD 12 9.00 205 151
SD 13 9.20 200 164
SD 14 9.40 200 183
SD 15 9.20 205 168
Page 20
A. Identifikasi
Rencana jalur kereta api Maros- Parepare
(RTRW Provinsi Sulawesi Selatan, 2010)
B. Deliniasi Kawasan Perencanaan (Lokasi di Kabupaten Maros)
Ke Stasiun
Mandai
N
Rencana Trase
Jalur KA dan
Stasiun Maros

Jalan Palantikan
Menuju ke Rencana
-5.015083, 119.549056 Lokasi Dipo Sarana KA
± 30 menit/ 3.2km

Ke Stasiun
Ramangramang
C. Hasil Survey Rencana Lokasi Depo Sarana KA Di Maros
D. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Kabupaten Maros)
ITEM POTENSI MASALAH
 Lahan yang digunakan untuk perencanaan Depo sarana  Elevasi ketinggian tanah harus disesuaikan
KA memiliki kebutuhan ± 30 Ha. dengan trase jalan rel utama
 Lahan untuk perencanaan Depo sarana KA yang berada di
KM 18+100 dan lahan tersebut masih berupa pematang
Lahan
sawah
 Lokasi lahan untuk perencanaan Depo Sarana KA berada
di sisi Utara (sebelum sungai) dan di sebelah kiri trase
jaln rel arah menuju ke Stasiun Maros
 Tidak terdapat perumahan penduduk yang terkena  Pada trase jalan rel melewati perumahan
Perumahan
dampak perencanaan Depo Sarana KA penduduk, sekitar 6 blok rumah dan
Penduduk
tanahnya harus dibebaskan
 Aksesbilitas/ jalan pada perencanaan Depo Sarana KA di  Jalan Palantikan yang menuju area
Maros mempunyai lebar jalan 10-12 m perencanaan Depo Sarana KA dengan lebar
 Jalan palantikan harus dikembangkan/ dilebarkan jalan 6 m
Aksesbilitas menjadi 10 m.  Menghambat aksesbilitas bagi warga dan
(Jalan) pegawai yang akan menuju lokasi Depo
Sarana KA
 Kelas jalan harus ditingkatkan menjadi
kelas III
 Pada perencanaan Depo Sarana KA harus disediakan lahan khusus untuk sarana IPAL, sehingga
Perencanaan
pembuangan limbah tidak berdampak ke sungai, dimana sungai tersebut digunakan oleh warga sekitar
IPAL
Layout Blokplan Depo Sarana KA Lumpui Alt-1
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Kondisi tanah yang keras Kondisi tanah yang keras Kondisi lahan terdapat area yang berbukit, apabila
dan padat, sehingga tidak dan padat, sehingga tidak rencana lokasi Depo Sarana KA mengenai bukit,
membutuhkan waktu membutuhkan waktu akan dilakukan sistem cut and fil dan disejajarkan
apabila ada tambahan apabila ada tambahan dengan elevasi trase jalur rel
penimbunan tanah. penimbunan tanah.
Ketinggian bukit bila Ketinggian bukit bila
KONDISI LAHAN
dilihat dari peta satelit, dilihat dari peta satelit,
Kawasan rencana Depo Sarana KA berada di stasiun elevasi paling tinggi elevasi paling tinggi
ujung (akhir) sebelum stasiun soreang, sehingga sekitar ± 70m dan sekitar ± 70m dan paling
apabila trase jalur KA dikembangkan akan melingkupi paling rendah sekitar ± rendah sekitar ± 50m.
stasiun berikutnya 15m Lokasi rencana Depo
Sarana KA berada di
elevasi ±70m
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Pencapaian aksesbilitas Pencapaian aksesbilitas Lebar jalan menuju Lebar jalan
pada kawasan pada kawasan area perencanaan Nurussamawati menuju
perencanaan sekitar ± perencanaan sekitar ± 1.5 sekitar 6m, sehingga area perencanaan sekitar
JALAN 500m, dengan waktu km dengan waktu tempuh harus diperlebar 6m, sehingga harus
(AKSESBILITAS) tempuh 10 menit. sekitar ± 25 menit menjadi 10m diperlebar menjadi 10m
mengingat jalan mengingat jalan tersebut
Akses jalan menuju ke lokasi perencanaan
tersebut akan dilalui akan dilalui kendaraan
berdekatan dengan Jalan Provinsi
kendaraan berat berat
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Estimasi sementara, Estimasi sementara,
khusus untuk area khusus untuk area hunian
hunian permukiman permukiman warga yang
Disekitar rencana area warga yang terkena terkena dampak dari
lokassi kawasan Depo dampak dari perencanaan Depo Sarana
Merupakan area
KONDISI LOKASI Sarana KA Lumpue, perencanaan Depo KA ini adalah sekitar 30
pemukiman
terdapat kawasan Sarana KA ini adalah persen dari luas area
permukiman warga sekitar 40- 60 persen perencanaan Depo Sarana
dari luas area KA
perencanaan Depo
Sarana KA
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Kawasan sekitar rencana Kawasan rencana Depo
stasiun Lumpue dan Sarana KA Lumpue
kawasan rencana Depo berdekatan dengan Akses Jalan menuju rencana lokasi perencanaan
Sarana KA berdekatan Lapangan olahraga, Depo Sarana KA menyatu dengan jalan lingkungan
PENCAPAIAN warga, sehingga akan di rencanakan jalan pemisah
dengan Terminal Lumpue, sehingga berpotensi antar kedua jalan tersebut
sehingga kedepan bisa untuk area
dijadikan TOD pengembangan lapangan

Pada perencanaan Depo Sarana KA harus disediakan lahan khusus untuk sarana IPAL, sehingga
SARANA IPAL
pembuangan limbah tidak berdampak ke sungai, dimana sungai tersebut digunakan oleh warga sekitar
Page 30
GRAFIK RENCANA PERJALANAN KA
PERHITUNGAN KAPASITAS PERAWATAN DI DIPO MAROS
LOKOMOTIF

SAP JMLH SDM WAKTU JMLH LOKO JALUR KPST JALUR


NO. PERAWATAN KPST JALUR
(Jam Orang) (Orang) PERAWATAN (Jam) (UNIT) PRWTN TERPAKAI

1. PH 2 2 1 1825 3 35040 5.21%


2. P1 40 8 5 40 2
1200 4.17%
3. P3 60 10 6 10 2
4. P6 120 10 12 5 1
1200 2.08%
5. P12 180 10 16 5 1

KERETA
JUMLAH
SAP JMLH SDM WAKTU JALUR KPST JALUR KPST JALUR
NO. PERAWATAN KERETA
(Jam Orang) (Orang) PERAWATAN (Jam) PRWTN (UNIT/THN) TERPAKAI
(UNIT)
1. PH 0,5 2 0,25 5475 STB 43800 50.00%
2. P1 1 2 0,5 120 2
1200 12.50%
3. P3 26 6 4 30 2
4. P6 29 6 5 15 1
1200 2.50%
5. P12 31 6 5 15 1

GERBONG 0.3

SAP JMLH SDM WAKTU JUMLAH JALUR KPST JALUR


NO. PERAWATAN KPST JALUR
(Jam Orang) (Orang) PERAWATAN (Jam) GERRBONG PRWTN TERPAKAI

1. PH 0,3 2 0,15 18250 STB 87600 50.00%


2. P1 0,5 2 1 400 2
2400 20.83%
3. P3 9 3 3 100 2
4. P6 12 4 3 50 1
1200 8.33%
5. P12 18 4 5 50 1
PENENTUAN TEMPAT PERAWATAN SARANA

Dipo Induk SG TSGO SGO TSO SO SF KETERANGAN


Dipo Maros 8 1 7 1 6 5 Lokomotif
10 K1 1K1 9 K1 1K1 8K1 7 K1 Kereta
9K3 1K3 8K3 1K3 7K3 6K3
5P 1P 4P 1P 3P 2P

59GD 3GD 56GD 3GD 53 GD 50 GD Gerbong


Page 34
1. UU No. 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian, dalam Pasal 98
Untuk memenuhi persyaratan teknis dan menjamin kelaikan operasi sarana perkeretaapian, wajib dilakukan
pengujian dan pemeriksaan.
Pasal 99 menjelaskan bahwa pengujian sarana perkeretaapian terdiri dari:
a. Uji pertama:
1) uji rancang bangun dan rekayasa;
2) uji statis; dan
3) uji dinamis

b. Uji berkala:
1) uji statis; dan
2) uji dinamis.
Sertifikat uji berkala berlaku:
a) berdasarkan jarak tempuh yang ditetapkan untuk sarana dengan penggerak; dan
b) selama 1 (satu) tahun untuk kereta dan gerbong. Pelaksanaan pengujian sarana perkeretaapian
wajib menggunakan peralatan pengujian dan sesuai dengan tata cara pengujian yang ditetapkan
oleh Menteri.
A. Dasar Hukum Pembangunan Depo Sarana KA
Berdasarkan PP No. 56 tahun 2009, dalam Pasal 199 disebutkan bahwa pengujian sarana perkeretaapian
dilakukan dengan membandingkan antara kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian dengan:
a. persyaratan teknis; dan
b. spesifikasi teknis.

Menurut Pasal 202, kegiatan uji rancang bangun dan rekayasa dilaksanakan untuk prototipe setiap jenis sarana
perkeretaapian. Uji rancang bangun dan rekayasa meliputi:
a. uji kekuatan;
b. uji ketahanan; dan
c. uji kerusakan.

Uji statis sarana perkeretaapian meliputi pengujian:


a. dimensi;
b. ruang batas sarana;
c. berat;
d. pengereman;
e. keretakan;
f. pembebanan;
g. sirkulasi udara; dan
h. temperatur
B. Kajian Kegiatan Depo Sarana KA
Mengacu pada EN 13306 Maintenance Terminology, kegiatan perawatan mencakup :

Pemeriksaan (Inspection) : pengecekan untuk kesesuaian, pengamatan, pengujian atau gauging pada
karakteristik yang relevan dari sistem/ kompenen.

Pengawasan (Monitoring) : kegiatan yang dilakukan baik secara manual atau otomatis yang diharapkan dapat
mengamati kondisi aktual.

Uji kesesuaian (Compliance test) : pengujian yang dilakukan untuk memperlihatkan apakah karakteristik atau
properti sesuai dengan spesifikasi yang disampaikan.

Check-out Fungsi : Tindakan yang diambil setelah tindakan perawatan untuk memverifikasi bahwa
subsistem / komponen tersebut mampu melakukan fungsi yang diperlukan.

Diagnosa kesalahan : tindakan yang diambil untuk menemukan kesalahan, menempatkan kesalahan
dan mengidentifikasi penyebab.

Perbaikan (Repair) : tindakan fisik yang dialakukan untuk mengemballikan fungsi yang diperlukan dari
kesalahan sistem / komponen.

Pemeliharaan rutin : Kegiatan perawatan biasa atau berulang yang tidak memerlukan kualifikasi,
otorisasi dan alat khusus. Contohnya pembersihan, pengencangan sambungan,
pemeriksaan kondisi cairan, pelumasan, dan sebagainya.
Overhaul : tindakan dan pemeriksaan secara komprehensif yang dilakukan untuk
mempertahankan tingkat ketersediaan dan keselamatan yang diperlukan.
Overhaul dapat dilakukan sesuai dengan interval waktu yang ditentukan atau
jumlah kilometer operasi.
Rebuild (membangun kembali) : tindakan meliputi pembongkaran & perbaikan atau penggantian subsistem/
komponen, yg mendekati akhir masa pakainya dan / harus secara teratur diganti.
Depo Sarana KA perlu dirancang untuk kebutuhan fungsi perawatan sbb:
1. Tempat menginap rangkaian lokomotif, kereta rel diesel, gerbong (Stabling Area)
2. Gedung Manajemen operasi dari masinis dan pembantu masinis;
3. Gedung Manajemen perawatan, logistik dan pengadaan suku cadang/echange unit dan
penyimpanan (gudang);
4. Tempat Pemeriksaan reguler harian, bulanan dan tahunan dan pemeriksaan yang tidak terjadwal;
5. Bangsal Pembubutan roda dan penggantian blok rem;
6. Tempat Pembongkaran komponen utama (bogie, alat perangkai, mesin penggerak / power pack,
interior dsb) dari badan dan rangka dasar;
7. Tempat Pembersihan kelas ringan, sedang dan berat;
8. Bangsal Penggantian suku cadang dan exchange unit;
9. Bangsal Perbaikan sebagian komponen yang rusak (unschedule) dan permesinan;
10. Bangsal Pemasangan komponen utama kembali ke badan dan rangka dasar;
11. Bangsal Pemeriksaan akhir (pengereman, mesin diesel, perlistrikan, dsb) dan pengujian statik
(termasuk penimbangan berat sarana) pada rangkaian (inspection pit);
12. Jalur Pengujian dinamik dan kelayakan operasi.
1. Jalur untuk perawatan;
• Jalur untuk perawatan terdiri dari jalur masuk dan jalur keluar sarana untuk masuk dan keluar dari dan
ke Balai perawatan; diperlukan minimum 2 jalur (masuk dan keluar).

• Jalur untuk stabbling yang digunakan untuk antrian sarana menunggu proses perawatan, selain itu
digunakan juga untuk parkir sarana yang telah selesai perawatan sebelum kembali ke lintas; untuk
kapasitas 50 unit diperlukan kurang lebih 2 km. Apabila 10 jalur, diperlukan luas lahan stabbling 8,000
m2.

• Jalur perpindahan yang diperlukan untuk perpindahan dari satu jalur ke jalur lainnya dan perpindahan
dari bangunan perawatan ke bangunan perawatan; sebaiknya jalur perpindahan sama dengan jumlah
jalur stabbling yakni 10 jalur dengan luas 800 m2.

• Jalur untuk perawatan yang digunakan untuk melakukan perawatan sarana dengan penggerak sendiri
setelah sarana tersebut selesai dirawat. Terdapat jalur sepur normal sekitar 700 m dan sepur kolong
dengan pit sekitar 200 m.

• Jalur untuk pengujian dinamik (test track). Diperlukan pengujian 2 jalur sepanjang 1200 m dengan luas
lahan 9,600 m2.
C. Preseden Depo Sarana KA
2. Bangunan utama untuk perawatan;
• Bangunan utama dari tempat perawatan yang dipergunakan untuk perawatan sarana. Kebutuhan pit
diperkirakan 45 unit, namun untuk secara bersamaan dibutuhkan cukup 9 pit masing-masing untuk 2
lokomotif, 2 kereta dan 2 gerbong. Luas bangunan diperkirakan 7,780 m2.

3. Bangunan untuk peralatan bantu;


• Bangunan untuk Peralatan Bantu terdiri dari gudang suku cadang, gudang penyimpanan perkakas /
toolsets dan bangunan untuk pembangkit listrik dan kompresor, yang berfungsi untuk mendukung
pelaksanaan perawatan. Diperkirakan ukuran gudang suku cadang 100 m2, gudang penyimpanan
perkakas 25 m2 dan bangunan pembangkit listrik dan kompresor 30 m2.

3. Bangunan kantor.
• Bangunan yang dipergunakan untuk kegiatan aktivitas karyawan atau pegawai di lingkungan tempat
perawatan. Diperlukan minimal luas bangunan kantor 436 m2.

4. Mesin dan Peralatan


• Mesin dan Peralatan yang utama adalah:
 Mesin bubut roda, as roda dan mesin milling
 Mesin potong hackshaw, shear, mesin bor horisontal, mesin freis pembentuk, mesin bending, mesin
pres hidrolik,
 Mesin pemipaan, mesin pengkabelan (harnessing),
 Mesin las dan jig dan perakitan,
Page 42
A. Konsep Aksesibilitas U

Akses Masuk Lebar Jalan


1. Aksesibilitas kendaraan 10m

• Sirkulasi kendaraan roda empat dan roda dua hanya


terdapat satu pintu masuk/ keluar pada area depo sarana
KA, hal tersebut harus dilakukan mengingat kegiatan
maupun area di depo Sarana KA merupakan area
terbatas bagi umum. Aksesbilitas orang
dan barang

• Pada aksesbilitas ini jalan utama kawasan mempunyai


lebar jalan 10 m, laju kendaraan yang digunakan adalah
dua sisi arah berlawanan.
• Kondisi Eksisting jalan menuju kawasan area Jl. Palantikan Lebar 6m
menjadi 10m
perencanaan sekitar 6 m, pelebaran jalan harus dilakukan
mengingat akan traffic/ laju kendaraan yang melintasi
menuju depo Sarana KA akan meningkat, pelebaran jalan
idealnya dilakukan sekitar 8- 10 m. Trase Jalur Utama KA
Makassar- Parepare
2. Aksesbilitas orang dan barang
• Aksesbilitas orang pada kawasan depo sarana harus
terpisah dengan akses untuk loading dock barang, area Rencana Depo Sarana
KA di Maros
yang bisa dilalui untuk orang umum berada di area hijau
seperti area kantor, masjid dan parkir kendaraan.
• Bagi masyarakat umum yang tidak mempunyai ijin untuk
masuk ke dalam area kuning dan merah, maka tidak
diperkenankan masuk.
B. Konsep Pengaturan Perjalanan Lokomotif, Kereta & Gerbong
1. Sistem Persinyalan dan wesel
• Sistem persinyalan pada area depo sarana hanya dilakukan pada saat lokomotif, kereta dan gerbong
akan keluar dan masuk menuju stasiun terdekat, sehingga stasiun terdekat mendapat informasi untuk
menuju ke stasiun tersebut.
Jenis Sinyal Langsir atas

Track detection system Jenis Sinyal Langsir bawah


1. Sistem Persinyalan dan wesel
• Sistem wesel pada area Depo Sarana KA menggunakan sistem wesel setempat, sehingga pelayanan
perpindahan jalur kereta api dilakukan dengan cara manual. Akan tetapi untuk wesel yang akan keluar
Depo Sarana KA harus memakai wesel elektrik/ system blok sehingga perjalanan kereta api bisa
terpantau oleh stasiun terdekat.
B. Konsep Pengaturan Perjalanan Lokomotif, Kereta & Gerbong
1. Konsep Pembagian Bangsal Pada Depo Sarana Kereta Api
• Bangsal Lokomotif Untuk Area Pemeliharaan Harian, Bulanan Dan Tahunan
 Pembagian bangsal lokomotif untuk pemeliharaan harian dan tidak menemui kendala berada
dijalur 3 sehingga lokomotif siap operasi (SO).
 Lokomotif yang mengalami kendala berupa rusak pada bogie, roda dan TM maka diwajibkan untuk
berada dijalur 1 sehingga lokomotif akan dilakukan pengangkatan sarana, dan dilakukan perbaikan.
 Sarana lokomotif yang mengalami kendala kelistrikan, mesin diwajibkan berada dijaur 2 yang akan
dilakukan perbaikan.
 Apabila semua sarana lokomotif telah mengalami perbaikan bogie, roda, TM, mesin dan kelistrikan
maka tempat untuk stabling berada dijalur 4 dan 5.

• Bangsal Kereta Dan Gerbong Untuk Area Pemeliharaan Harian, Bulanan Dan Tahunan
 Pembangian bangsal kereta dan gerbong untuk pemeliharaan harian dan tidak menemui kendala
berada dijalur 3 sehingga kereta dan gerbong siap operasi (SO).
 Kereta dan gerbong yang mengalami kendala berupa rusak pada bogie, roda maka diwajibkan untuk
berada dijalur 1 sehingga kereta dan garbong akan dilakukan pengangkatan sarana, dan dilakukan
perbaikan.
 Kereta dan gerbong yang mengalami kendala kelistrikan, mesin genset diwajibkan berada dijaur 2
yang akan dilakukan perbaikan.
 Apabila semua sarana kereta dan gerbong telah mengalami perbaikan bogie, roda, mesin genset
dan kelistrikan maka tempat untuk stabling berada dijalur 4.
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
A. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Lokomotif)
No Zona Hijau (Bangunan Utama/ bangunan terpisah dengan Dipo) No Zona Hijau (Bangunan Tersendiri)
Kap Luas Ruang (m²) Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/ A Jenis Ruang (Org/
Unit) P L Total Unit) P L Total
1. Ruang KDT/ Kepala UPT (beserta KM) 1 7 5 35 1. Masjid 70 12 12 144
2. Ruang Kepala Seksi Perencanaan: 2. Ruang Parkir Motor 40 12 10 120
 R. Logistik & Perencanaan (staff) 3 6 3 18 3. Ruang Parkir Mobil 10 15 20 300
3. Ruang KR Loosd Luar (staff) 2 3 3 9
4. Pos Penjagaan 3 6 3 18
4. Ruang Kepala Pemeliharaan Harian 1 3 3 9
5. Lapangan Olahraga 60 25 8 200
5. Ruang Kepala Pemeliharaan Bulanan 1 3 3 9
6. Area Pembuangan Sampah
6 6 36
6. Ruang Kepala Pemeliharaan Tahunan 1 3 3 9 (harus jauh dari area bahan bakar)
7. Ruang Kepala Fasilitas & Keamanan 2 6 3 18 7. Area Pembuangan Limbah
(harus jauh dari area pembuangan sampah)
8 6 48
8. Ruang Kepala Quality Control (staff) 1 3 3 9
9. Ruang Kepala Kordinasi dan Organisasi 1 3 3 9 B Jumlah 866
10. Ruang Administrasi dan staff 5 6 3 18 C Sirkulasi Bangunan (25%) 217
11. Ruang Koperasi 4 6 3 18 D Total 1.083
12. Ruang Serbaguna 50 10 8 80
13. Ruang Komputer 4 6 3 18
14. Ruang Arsip 2 6 6 36
15. Ruang Loker:
 Kapasitas 60 orang 30 6 9 54
16. Ruang Genset 1 6 4 24
17. Ruang Sintelis 2 4 4 16
18. Kamar Mandi Pegawai 10 6 5 30
B Jumlah 420
C Sirkulasi Bangunan (25%) 105
D Total 525
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
A. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Lokomotif)

No Zona Merah (Bangunan Depo) No Zona Merah (Bangunan Tersendiri)


Kap Luas Ruang (m²) Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/ A Jenis Ruang/ Area (Org/
Unit) P L Total Unit) P L Total
1. Ruang Kepala Loosd Dalam 1 3 3 9 1. Area Pengisian HSD-1 2 40 3 120
2. Ruang KR Loosd Dalam (staff) 3 6 3 18 2. Area Pengisian HSD-2 2 40 3 120
3. Ruang Administrasi & Arsip KR Loosd 1 3 3 9 3. Area Stabling KRD-E 2 80 3 480
4. Ruang Pengawas Cek 1 3 3 9 4. Area Kereta Krane 1 15 20 300
5. Ruang Loker-1 1 9 6 54 5. Area Bengkel Bubut Roda 40 15 600
6. Area Kereta Inspeksi 30 3 90 6. Area Meja Putar/ Turntable (opsional) 20 20 400
7. Area Angkat Lokomotif 7. Area Cuci Lokomotif-1 2 40 3 120
(Ganti Roda, Perbaikan Bogie & TM)-1
2 30 3 180
8. Area Cuci Lokomotif-2 2 40 3 120
8. Area Angkat Lokomotif
(Ganti Roda, Perbaikan Bogie & TM)-2
2 30 3 180 B Jumlah 2.260
9. Area Perbaikan periodik 1bln, 2bln, 6bln & C Sirkulasi Bangunan (25%) 565
Pengecatan Lokomotif-1
4 40 3 480
D Total 2.825
10. Area Perbaikan periodik 1bln, 2bln, 6bln &
Pengecatan Lokomotif-2
4 40 3 480

11. Area Stabling Lokomotif selesai Perawatan 6 16 3 288


12. Area Lokomotif Siap Operasi-1 5 16 3 240
13. Area Lokomotif Siap Operasi-2 5 16 3 240
B Jumlah 2.277
C Sirkulasi Bangunan (25%) 870
D Total 2.846
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
A. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Lokomotif)
No Zona Kuning (Bangunan Kedua/ dekat dengan Dipo)
Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/
Unit) P L Total
1. Ruang Kepala Bengkel 1 6 3 18
2. Ruang Bengkel Mesin (Peralatan) 3 15 6 90
3. Ruang Bengkel Kelistrikan 3 8 6 48
4. Ruang Gudang Besar 3 12 6 72
5. Ruang Gudang Kecil 2 6 3 18
TOTAL KEBUTUHAN RUANG DI DEPO LOKOMOTIF
6. Ruang Kepala Laboratorium 1 6 3 18
No Zona Publik, Semi Privat & Privat
7. Ruang Laboratorium 3 8 6 48
Kap Luas Ruang (m²)
8. Ruang Pompa Air 2 5 5 25
A Jenis Ruang/ Area (Org/
9. Ruang Groundtank 7 7 49 Unit) P L Total
10. Ruang Pompa HSD (Solar) 2 5 5 25 1. Zona Hijau (Bangunan Utama) 525
11. Ruang Tangki HSD (Solar): 4 tangki 4 40 2 80 2. Zona Hijau (Bangunan Tersendiri) 1.038
12. Ruang Tangki Air Atas/ Reservoir: 4 tangki 4 40 2 80 3. Zona Kuning 714
4. Zona Merah (Bangunan Depo) 2.846
B Jumlah 571
5. Zona Merah (Bangunan Tersendiri) 2.825
C Sirkulasi Bangunan (25%) 143
D Total 714 B Total Luas Lahan Sarana Dibutuhkan 7.948
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
B. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Kereta & Gerbong)
No Zona Hijau (Bangunan Utama/ bangunan terpisah dengan Dipo) No Zona Hijau (Bangunan Tersendiri)
Kap Luas Ruang (m²) Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/ A Jenis Ruang (Org/
Unit) P L Total Unit) P L Total
1. Ruang KDK/ Kepala UPT (beserta KM) 1 6 3 18 1. Musholla 70 6 6 36
2. Ruang Kepala Seksi Perencanaan: 2. Pos Penjagaan 3 4 3 12
 R. Logistik & Perencanaan (staff) 3 6 3 18 3. Lapangan Olahraga 60 10 6 60
3. Ruang KR Loosd (staff) 2 3 3 9 4. Area Pembuangan Sampah
(harus jauh dari area bahan bakar)
6 6 36
4. Ruang Kepala Pemeliharaan Harian 1 3 3 9
5. Ruang Kepala Pemeliharaan Bulanan 1 3 3 9 5. Area Pembuangan Limbah
(harus jauh dari area pembuangan sampah)
6 6 36
6. Ruang Kepala Pemeliharaan Tahunan 1 3 3 9
B Jumlah 180
7. Ruang Kepala Fasilitas & Keamanan 2 6 3 18
C Sirkulasi Bangunan (25%) 45
8. Ruang Kepala Quality Control (staff) 1 3 3 9
D Total 225
9. Ruang Kepala Kordinasi dan Organisasi 1 3 3 9
10. Ruang Administrasi dan staff 5 6 3 18
11. Ruang Koperasi 4 5 3 15
12. Ruang Rapat 30 8 5 40
13. Ruang Komputer dan Arsip 4 6 6 36
14. Ruang Loker:
 Kapasitas 40 orang 40 6 5 30
15. Ruang Genset 1 6 4 24
16. Ruang Sintelis 2 4 4 16
17. Kamar Mandi Pegawai 10 6 5 30
B Jumlah 317
C Sirkulasi Bangunan (25%) 80
D Total 397
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
B. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Kereta & Gerbong)

No Zona Kuning (Bangunan Kedua/ dekat dengan Dipo) No Zona Merah (Bangunan Dipo)
Kap Luas Ruang (m²) Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/ A Jenis Ruang (Org/
Unit) P L Total Unit) P L Total
1. Ruang Kepala Bengkel 1 6 3 18 1. Ruang Kepala Loosd Dalam 1 3 3 9
2. Ruang Bengkel Mesin (Peralatan) & Kelistrikan 3 10 5 50 2. Ruang KR Loosd Dalam (staff) 3 6 3 18
3. Ruang Gudang Besar 3 10 5 50 3. Ruang Pengawas Cek 1 3 3 9
4. Ruang Pompa Air 2 5 5 25 4. Ruang Loker-1 1 9 6 54
5. Ruang Tangki Air Atas/ Reservoir: 4 tangki 4 40 2 80 5. Area Angkat Kereta & Gerbong
(Ganti Roda & Perbaikan Bogie)-1 & Perbaikan 1 30 3 90
B Jumlah 223 periodik
C Sirkulasi Bangunan (25%) 56 6. Area Angkat Lokomotif
(Ganti Roda & Perbaikan Bogie)-2 & Perbaikan 1 30 3 90
D Total 279 Periodik
7. Area Perbaikan periodik 1bln, 2bln, 6bln &
Pengecatan Lokomotif-1
2 40 3 120
TOTAL KEBUTUHAN RUANG DI DEPO KERETA-GERBONG
8. Area Perbaikan periodik 1bln, 2bln, 6bln &
Pengecatan Lokomotif-1
2 40 3 120
No Zona Publik, Semi Privat & Privat
Kap 9. Area Stabling Kereta & Gerbong selesai
Luas Ruang (m²) Perawatan-1
5 80 3 240
A Jenis Ruang/ Area (Org/
Unit) P L Total 10. Area Stabling Kereta & Gerbong selesai
Perawatan-2
5 80 3 240
1. Zona Hijau (Bangunan Utama) 397
B Jumlah 990
2. Zona Hijau (Bangunan Tersendiri) 225
C Sirkulasi Bangunan (25%) 248
3. Zona Kuning 279
D Total 1.238
4. Zona Merah (Bangunan Dipo) 1.238
B Jumlah 2.139
C Sirkulasi Bangunan (25%) 535
D Total 2.674
PERSYARATAN TEKNIS JALUR KA (PerMenHub No. 60/ 2012)
Peta Overlay Rencana Pembangunan Depo Sarana KA di Maros

U
Peta Overlay Rencana Pembangunan Depo Sarana KA di Lumpue, Parepare

U
Page 61
MASTERPLAN DEPO SARANA KA MAROS

A REA TURN TABLE

Jalur Luncuran

Menuju ke emplasemen Sta. Maros

RENCANA LAYOUT DENAH DEPO SARANA KA MAROS 1


1:2500
MASTERPLAN DEPO SARANA KA PAREPARE

J ALUR 7: PH & A RE A ST AB LI NG GERBONG-1

J ALUR 5: PH & A RE A ST AB LI NG K ERETA-1

AREA TURN TABLE

Jalur Luncuran

Menuju ke emplasemen Sta. Lumpui

RENCANA LAYOUT DENAH DEPO SARANA KA LUMPUI 1


1:2500
MASTERPLAN DEPO SARANA KA PAREPARE

A. RENCANA JALUR JALAN REL

Jalur Rel Kereta Api


• Perencanaan jalur rel kereta api untuk menuju masuk ke dalam Depo maupun
sebaliknya keluar dari Depo, baik di lokasi Maros maupun Lumpue-Parepare
direncanakan langsung menjadi satu dengan emplasemen stasiun terdekat.
• Disediakan pada jalur untuk masuk dan keluar tersebut terdapat jalur luncuran.
• Jalur rel KA disediakan pada sisi utara dan selatan bangunan Depo sarana,
dikarenakan untuk langsir lokomotif dan kereta- gerbong.
• Jalur rel KA juga digunakan untuk pengetesan lokomotif yang sudah dilakukan
perbaikan di Depo Sarana Lokomotif pada jalur test track dan menuju ke area
turntable/ meja putar untuk memutar lokomotif.
• Pada Depo Maros, jalur test track direncanakan berupa jalur looping dengan
radius melingkar 120m.
PENGEMBANGAN RENCANA TEKNIS

• Rancangan dan Rencana Teknis Bangunan


- Bangunan Utama (Kantor dan Bangsal) Depo Loko
- Bangunan Utama (Kantor dan Bangsal) Depo Gerbong
- Bangunan Rumah Genset
- Bangunan Masjid
- Bangunan Parkir Sepeda Motor
- Bangunan IPAL
- Peralatan Penunjang (Head Crane, Jip Crane, Genset, Mesin Bubut)
• Rencana Teknis Jalur Rel Kereta Api menuju ke dan dari fasilitas
perawatan Depo
- Jalan Rel
- Wesel
- Rambu
• Rancangan Infrastruktur dan Utilitas Kawasan
- Drainase
- PJU & High Mast
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
DENAH BANGUNAN DEPO LOKO DI MAROS

A RE A BE NGKE L & BUBUT RODA

A REA IS I HSD A REA CUCI LOK OMOTIF JALUR 1: P1, P6 & P12 JALUR 1 : A REA LIFTING JACK (P12)

A REA IS I HSD A REA CUCI LOK OMOTIF

JALUR 2 : P 3 & P6 JALUR 2 : P 3 & P6

JALUR 3 : PH JALUR 3 : PH

B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1 B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1

B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF

R. OP ERAT OR & ADM R. ALAT & S UK U CA DANG

S TABL ING SARA NA MILIK NEGARA

DENAH DEPO LOKOMOTIF DI MAROS 1


1:500
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
DENAH BANGUNAN DEPO GERBONG DI MAROS

JALUR 6: AREA STABLING KERETA-2

JALUR 5: PH & AREA STABLING KERETA-1

J ALUR 4: P3 & P6 GERBONG J ALUR 2: P3 & P6 GERBONG J ALUR 2: P3 & P6 GERBONG

J ALUR 3: P1, P6 & P12 GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG

J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA

J ALUR 1: P1, P6 & P12 KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA

DENAH DEPO KERETA-GERBONG DI MAROS 1


1:500
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
TAMPAK BANGUNAN DEPO LOKO DAN GERBONG DI MAROS

+ 18.42

+ 11.00

+ 9.65

+ 6.00
+ 5.35

+ 4.00

LANTAI 1 ± 0.00

- 1.88

+ 18.42

+ 11.00

+ 9.65

+ 6.00
+ 5.35

+ 4.00

LANTAI 1 ± 0.00

- 1.88
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
DENAH BANGUNAN DEPO LOKO DI LUMPUE PAREPARE

A RE A BE NGKE L & BUBUT RODA

A REA IS I HSD A REA CUCI LOK OMOTIF JALUR 1: P1, P6 & P12 JALUR 1 : A REA LIFTING JACK (P12)

A REA IS I HSD A REA CUCI LOK OMOTIF

JALUR 2 : P 3 & P6 JALUR 2 : P 3 & P6

JALUR 3 : PH JALUR 3 : PH

B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1 B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1

B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF

TEST TRACK

DENAH DEPO LOKOMOTIF LUMPUE 1


1:500
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
DENAH BANGUNAN DEPO GERBONG DI PAREPARE

JALUR 7: PH & AREA STABLING GERBONG-1

JALUR 5: PH & AREA STABLING KERETA-1

J ALUR 4: P3 & P6 GERBONG J ALUR 4: P3 & P6 GERBONG J ALUR 2: P3 & P6 GERBONG J ALUR 2: P3 & P6 GERBONG

J ALUR 3: P1, P6 & P12 GERBONG J ALUR 3: P1, P6 & P12 GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG

J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA

J ALUR 1: P1, P6 & P12 KERETA J ALUR 1: P1, P6 & P12 KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA

DENAH DEPO KERETA-GERBONG 1


1:6 50
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
TAMPAK BANGUNAN DEPO LOKO & GERBONG DI LUMPUE (TIPIKAL)

+ 18.42

+ 11.00

+ 9.65

+ 6.00
+ 5.35

+ 4.00

LANTAI 1 ± 0.00

- 1.88

+ 18.42

+ 9.65

+ 6.00

+ 4.00

L ANTAI 1 ± 0.00
LT. 1
- 1 .88
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

RENCANA TEKNIS KONTRUKSI JALAN REL

• Untuk total panjang jalur rel Depo Maros adalah 8.595 m sedangkan Depo
Lumpue sepanjang 5.946,7 m.
• Standar panjang 1 batang rel R60 yang digunakan adalah 25m, dimana pada
Depo di Maros panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar 2x8.595 m=17.190
m atau 688 batang rel, dengan berat total 1.031,40 ton.
• Sedangkan untuk Depo di Lumpue panjang total baja rel yang dibutuhkan
sebesar 2x5.947=11.894 m atau 476 batang rel dengan berat total 713,64 ton.
• Untuk penyambungan antar batang rel digunakan metode Las Termite
(Continous Welded Rails).
• Jumlah bantalan beton yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur rel di Depo Maros
sebanyak 11.658 batang, sedangkan untuk Depo Lumpue sebanyak 7.578
batang.
• Tipe penambat yang dipergunakan pada jalan kereta api ini adalah tipe elastis
ganda, jumlah kebutuhan penambat rel disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
• Volume Balas yang dibutuhkan dalam pembangunan Depo di Maros mencapai
5.109,85 m3, sedangkan untuk Depo di Lumpue sebanyak 3.321,58 m3.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

RENCANA TEKNIS KONTRUKSI JALAN REL

• Untuk total panjang jalur rel Depo Maros adalah 8.595 m sedangkan Depo
Lumpue sepanjang 5.946,7 m.
• Standar panjang 1 batang rel R60 yang digunakan adalah 25m, dimana pada
Depo di Maros panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar 2x8.595 m=17.190
m atau 688 batang rel, dengan berat total 1.031,40 ton.
• Sedangkan untuk Depo di Lumpue panjang total baja rel yang dibutuhkan
sebesar 2x5.947=11.894 m atau 476 batang rel dengan berat total 713,64 ton.
• Untuk penyambungan antar batang rel digunakan metode Las Termite
(Continous Welded Rails).
• Jumlah bantalan beton yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur rel di Depo Maros
sebanyak 11.658 batang, sedangkan untuk Depo Lumpue sebanyak 7.578
batang.
• Tipe penambat yang dipergunakan pada jalan kereta api ini adalah tipe elastis
ganda, jumlah kebutuhan penambat rel disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
• Volume Balas yang dibutuhkan dalam pembangunan Depo di Maros mencapai
5.109,85 m3, sedangkan untuk Depo di Lumpue sebanyak 3.321,58 m3.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

A. REL
a. SPESIFIKASI TEKNIS :
• Tipe Rel : R60
• Standar panjang 1 batang rel R60 yang digunakan : 25m
• Minimum elongation : 10%
• Kekuatan tarik (tensile strength) minimum 1175 N/mm2
• Kekerasan kepala rel : 320 BHN’
• Untuk penyambungan antar batang rel digunakan metode Las Termite
(Continous Welded Rails)

b. KUANTITAS :
• Untuk Depo di Maros panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar 2x8.595
m=17.190 m atau 688 batang rel, dengan berat total 1.031,40 ton.
• Sedangkan untuk Depo di Lumpue panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar
2x5.947=11.894 m atau 476 batang rel dengan berat total 713,64 ton.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

B. WESEL
a. SPESIFIKASI TEKNIS :
• Wesel yang digunakan : W12
• tg.α = 1 : 12,
• Kecepatan izin : 45 km/jam
• Panjang jarum:
tg.α = 1 : 12

• Panjang lidah:
t>B cotg β
t>70 cotg 11.42
t>346.537 mm ≈ 500 mm
• Jari-jari lengkung wesel:
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

C. BANTALAN REL

a. SPESIFIKASI TEKNIS :
• Jenis Bantalan : Beton
• Panjang Bantalan Beton = 2440 mm
• Lebar maksimum = 330 mm
• Tinggi Maksimum = 220 mm
• Toleransi terhadap dimensi / ukuran yang diijinkan :
Panjang = + 4 mm dan – 2 mm
Lebar = + 3 mm dan – 1 mm
Tinggi = + 3 mm dan – 0 mm
• Bentuk penampang bantalan beton harus menyerupai trapesium dengan luas
penampang bagian tengah bantalan beton tidak kurang dari 85 % dari luas
penampang bagian bawah rel.
• Luas permukaan dasar bantalan minimum 0.48 m2 dan permukaan dikasarkan.
• Jarak antara Bantalan Beton = 0.60 m’
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

C. BANTALAN REL

• Alat Penambat Rail = Tipe Elastis


• Luas Tumpuan Bantalan = + 4800 cm2
• Peninggian rel maksimum = 110 mm
• Kemiringan dudukan rel = 1/40
• Beban gandar = 22.5 ton
• Mutu Beton minimum = K-500 atau 42 Mpa
• Metode Penarikan Tendon = Pre-tensioning
• Total beban awal prategang minimum = 25,58 ton

b. KUANTITAS :
• Jumlah bantalan beton yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur rel di Depo
Maros sebanyak 11.658 batang, sedangkan untuk Depo Lumpue sebanyak
7.578 batang.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API

D. PERSINYALAN DAN WESEL

Sistem Persinyalan dan wesel


• Sistem persinyalan pada area depo sarana KA hanya dilakukan pada saat
lokomotif, kereta dan gerbong akan keluar dan masuk menuju stasiun
terdekat, sehingga stasiun terdekat mendapat informasi untuk menuju ke
stasiun tersebut.
• Tipe wesel yang digunakan adalah wesel biasa dengan ukuran W 12
dengan jumlah sebanyak 25 set.
NO URAIAN PEKERJAAN
SUB TOTAL TOTAL
RAB
(RP.) (RP.)

I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1,409,256,400 1,409,256,400


DEPO DI M A R O S
II. PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN (190,447.5 m2) 199,619,670,702 199,619,670,702

III. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN 11,732,925,850


A. PEK. JALAN, PELATARAN PARKIR & PEDESTRIAN 6,764,135,400
B. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE 561,112,500
C. PEK. JARINGAN LISTRIK KAWASAN & GENERATOR SET 1,165,500,000
D. PEK. INSTALASI PENANGKAL PETIR 262,500,000
E. PEKERJAAN PJU & HIGH MAST 1,620,000,000
F. PEK.LANSEKAP (TAMAN & POHON PENGHIJAUAN) 563,677,950
G. PEKERJAAN MENARA AIR & GWT 612,500,000
I. PEKERJAAN STP 183,500,000

IV. PEKERJAAN JALUR TRACK/REL KERETA 18,979,365,465 18,979,365,465

V. MEJA PUTAR / TURN TABLE 3,053,250,000 3,053,250,000

BANGUNAN KANTOR & BANGSAL (PERAWATAN & STABLING)


VI. 65,202,610,000 65,202,610,000
DEPO LOKO

VII. BANGUNAN KANTOR & BANGSAL DEPO KERETA & GERBONG 51,335,900,000
51,335,900,000

VIII. BANGUNAN MASJID 2,010,000,000 2,010,000,000

IX. IPAL DAN TEMPAT SAMPAH 528,000,000 528,000,000

X. BANGUNAN POS JAGA (2 UNIT) 135,590,000 135,590,000

XI. BANGUNAN RUMAH GENSET 208,780,000 208,780,000

JUMLAH TOTAL 354,215,348,416

PPN (10%) 35,421,534,842

JUMLAH + PPN 389,636,883,258

DIBULATKAN 389,636,800,000
NO URAIAN PEKERJAAN
SUB TOTAL

(RP.)
TOTAL

(RP.)
RAB
DEPO DI LUMPUE - PAREPARE DEPO DI LUMPUI
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1,409,256,400 1,409,256,400

II. PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN (183,081.83 m2) 193,812,132,537 193,812,132,537

III. PEKERJAAN INFRASTRUKTUR KAWASAN 8,624,465,000


A. PEK. JALAN, PELATARAN PARKIR & PEDESTRIAN 4,051,710,000
B. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE 561,112,500

C. PEK. JARINGAN LISTRIK KAWASAN & GENERATOR SET 1,165,500,000

D. PEK. INSTALASI PENANGKAL PETIR 262,500,000


E. PEKERJAAN PJU & HIGH MAST 1,450,000,000
F. PEK.LANSEKAP (TAMAN & POHON PENGHIJAUAN) 337,642,500
G. PEKERJAAN MENARA AIR & GWT 612,500,000
I. PEKERJAAN STP 183,500,000

IV. PEKERJAAN JALUR TRACK/REL KERETA 14,681,954,454 14,681,954,454

V. MEJA PUTAR / TURN TABLE 3,053,250,000 3,053,250,000

BANGUNAN KANTOR & BANGSAL (PERAWATAN & STABLING)


VI. 51,452,610,000 51,452,610,000
DEPO LOKO

VII. BANGUNAN KANTOR & BANGSAL DEPO KERETA & GERBONG 51,335,900,000 51,335,900,000

VIII. BANGUNAN MASJID 1,507,500,000 1,507,500,000


IX. IPAL DAN TEMPAT SAMPAH 528,000,000 528,000,000

X. BANGUNAN POS JAGA (2 UNIT) 135,590,000 135,590,000

XI. BANGUNAN RUMAH GENSET 208,780,000 208,780,000

JUMLAH TOTAL 326,749,438,391

PPN (10%) 32,674,943,839


JUMLAH + PPN 359,424,382,230
DIBULATKAN 359,424,300,000

Anda mungkin juga menyukai