DIRJEN PERKERETAAPIAN
SATUAN KERJA BALAI
Kereta api Trans-Sulawesi memiliki kelebihan dibandingkan kereta api di pulau Jawa. Kereta api Trans-
Sulawesi langsung dibangun double track sehingga akan lebih meningkatkan arus lalu lintas
kereta.
Kelebihan lain adalah dari sisi kecepatan. Kereta api Trans-Sulawesi dapat mencapai kecepatan
hingga 200 km/jam dibandingkan dengan kereta api di Jawa yang hingga tahun 2015 ini hanya maksimal
mampu mencapai 120km/ jam.
Lebar rel kereta api Trans-Sulawesi mengikuti standar internasional yang memiliki lebar 1 meter 435
milimeter (1.435). Hal ini juga berbeda dengan di pulau Jawa yang hanya memiliki lebar 1 meter 67
milimeter (1.067). Lebar rel standar internasional tersebut memberikan dampak keamanan yang lebih
baik, yaitu agar kereta tidak mudah terguling dalam kecepatan tinggi
2. MAKSUD
a. Melakukan pendataan mengenai pengumpulan dan menganalisis data sekunder dan data
primer, menganalisis kawasan perencanaan, membuat konsep perencanaan;
b. Menyiapkan gambar detail desain (Detail Engineering Desain/ DED), Rencana Kerja dan
Syarat spesifikasi teknis termasuk BOQ dan RAB untuk pembangunan Depo Kereta Api;
c. Menyusun desain teknis rinci berupa referensi desain, kriteria pelaksanaan desain,
ruang lingkup desain teknis rinci, penggambaran serta penyusunan dokumen
pengadaan.
3. TUJUAN
a. Tersedianya dokumen perencanaan (detail design) yang berkualitas, yang dapat
dijadikan panduan secara teknis dalam proses pembangunan Depo Sarana Kereta Api.
b. Dapat terlaksananya pekerjaan pembangunan Depo Sarana Kereta Api di Lintas Maros -
Parepare.
4. LOKASI PERENCANAAN
Lokasi perencanaan Depo Sarana Kereta Api dilakukan di Maros dan Parepare
5. RUANG LINGKUP KEGIATAN
a. Kajian penentuan lokasi Depo;
b. Penyusunan Detail Desain Depo Sarana
Kereta Api.
c. Pengumpulan data sekunder.
d. Pengumpulan data primer antara lain
hasil survei topografi, penyelidikan
tanah, dan hidrologi
e. Penyusunan desain teknis rinci (Detail
Engineering Design) berupa gambar
desain, perhitungan desain, spesifikasi
teknis.
f. Penyusunan dokumen pendukung
pengadaan berupa dokumen teknis/
spesifikasi teknis, dokumen kuantitas/
Bill of Quantity (BoQ), perkiraan
kebutuhan biaya/ Engineering Estimates
(EE).
Page 6
B. Kordinasi Dengan Tim Teknis Di Makassar
HASIL PENYELIDIKAN TANAH DI AREA TAPAK DEPO MAROS Koordinat Titik-Titik Sondir di Area
Tapak Depo di Maros
NO X Y
SD 01 782308 9444132
SD 02 782379 9444743
SD 03 782419 9444934
SD 04 782463 9445026
SD 05 782504 9445126
SD 06 782377 9444844
SD 07 782432 9444822
SD 08 782341 9444648
SD 09 782328 9444470
SD 10 782316 9444306
SD 11 781979 9444453
SD 12 781828 9444121
SD 13 781982 9444673
SD 14 782137 9444798
SD 15 782337 9444986
Hasil Sondir di Area Tapak Depo di Maros
Jalan Palantikan
Menuju ke Rencana
-5.015083, 119.549056 Lokasi Dipo Sarana KA
± 30 menit/ 3.2km
Ke Stasiun
Ramangramang
C. Hasil Survey Rencana Lokasi Depo Sarana KA Di Maros
D. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Kabupaten Maros)
ITEM POTENSI MASALAH
Lahan yang digunakan untuk perencanaan Depo sarana Elevasi ketinggian tanah harus disesuaikan
KA memiliki kebutuhan ± 30 Ha. dengan trase jalan rel utama
Lahan untuk perencanaan Depo sarana KA yang berada di
KM 18+100 dan lahan tersebut masih berupa pematang
Lahan
sawah
Lokasi lahan untuk perencanaan Depo Sarana KA berada
di sisi Utara (sebelum sungai) dan di sebelah kiri trase
jaln rel arah menuju ke Stasiun Maros
Tidak terdapat perumahan penduduk yang terkena Pada trase jalan rel melewati perumahan
Perumahan
dampak perencanaan Depo Sarana KA penduduk, sekitar 6 blok rumah dan
Penduduk
tanahnya harus dibebaskan
Aksesbilitas/ jalan pada perencanaan Depo Sarana KA di Jalan Palantikan yang menuju area
Maros mempunyai lebar jalan 10-12 m perencanaan Depo Sarana KA dengan lebar
Jalan palantikan harus dikembangkan/ dilebarkan jalan 6 m
Aksesbilitas menjadi 10 m. Menghambat aksesbilitas bagi warga dan
(Jalan) pegawai yang akan menuju lokasi Depo
Sarana KA
Kelas jalan harus ditingkatkan menjadi
kelas III
Pada perencanaan Depo Sarana KA harus disediakan lahan khusus untuk sarana IPAL, sehingga
Perencanaan
pembuangan limbah tidak berdampak ke sungai, dimana sungai tersebut digunakan oleh warga sekitar
IPAL
Layout Blokplan Depo Sarana KA Lumpui Alt-1
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Kondisi tanah yang keras Kondisi tanah yang keras Kondisi lahan terdapat area yang berbukit, apabila
dan padat, sehingga tidak dan padat, sehingga tidak rencana lokasi Depo Sarana KA mengenai bukit,
membutuhkan waktu membutuhkan waktu akan dilakukan sistem cut and fil dan disejajarkan
apabila ada tambahan apabila ada tambahan dengan elevasi trase jalur rel
penimbunan tanah. penimbunan tanah.
Ketinggian bukit bila Ketinggian bukit bila
KONDISI LAHAN
dilihat dari peta satelit, dilihat dari peta satelit,
Kawasan rencana Depo Sarana KA berada di stasiun elevasi paling tinggi elevasi paling tinggi
ujung (akhir) sebelum stasiun soreang, sehingga sekitar ± 70m dan sekitar ± 70m dan paling
apabila trase jalur KA dikembangkan akan melingkupi paling rendah sekitar ± rendah sekitar ± 50m.
stasiun berikutnya 15m Lokasi rencana Depo
Sarana KA berada di
elevasi ±70m
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Pencapaian aksesbilitas Pencapaian aksesbilitas Lebar jalan menuju Lebar jalan
pada kawasan pada kawasan area perencanaan Nurussamawati menuju
perencanaan sekitar ± perencanaan sekitar ± 1.5 sekitar 6m, sehingga area perencanaan sekitar
JALAN 500m, dengan waktu km dengan waktu tempuh harus diperlebar 6m, sehingga harus
(AKSESBILITAS) tempuh 10 menit. sekitar ± 25 menit menjadi 10m diperlebar menjadi 10m
mengingat jalan mengingat jalan tersebut
Akses jalan menuju ke lokasi perencanaan
tersebut akan dilalui akan dilalui kendaraan
berdekatan dengan Jalan Provinsi
kendaraan berat berat
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Estimasi sementara, Estimasi sementara,
khusus untuk area khusus untuk area hunian
hunian permukiman permukiman warga yang
Disekitar rencana area warga yang terkena terkena dampak dari
lokassi kawasan Depo dampak dari perencanaan Depo Sarana
Merupakan area
KONDISI LOKASI Sarana KA Lumpue, perencanaan Depo KA ini adalah sekitar 30
pemukiman
terdapat kawasan Sarana KA ini adalah persen dari luas area
permukiman warga sekitar 40- 60 persen perencanaan Depo Sarana
dari luas area KA
perencanaan Depo
Sarana KA
E. Analisis Kawasan Perencanaan (Lokasi di Lumpui)
NAMA LOKASI &
POTENSI MASALAH
KONDISI EKSISTING
LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA LUMPUE SISI SELATAN LUMPUE SISI UTARA
SUNGAI SUNGAI SUNGAI SUNGAI
Kawasan sekitar rencana Kawasan rencana Depo
stasiun Lumpue dan Sarana KA Lumpue
kawasan rencana Depo berdekatan dengan Akses Jalan menuju rencana lokasi perencanaan
Sarana KA berdekatan Lapangan olahraga, Depo Sarana KA menyatu dengan jalan lingkungan
PENCAPAIAN warga, sehingga akan di rencanakan jalan pemisah
dengan Terminal Lumpue, sehingga berpotensi antar kedua jalan tersebut
sehingga kedepan bisa untuk area
dijadikan TOD pengembangan lapangan
Pada perencanaan Depo Sarana KA harus disediakan lahan khusus untuk sarana IPAL, sehingga
SARANA IPAL
pembuangan limbah tidak berdampak ke sungai, dimana sungai tersebut digunakan oleh warga sekitar
Page 30
GRAFIK RENCANA PERJALANAN KA
PERHITUNGAN KAPASITAS PERAWATAN DI DIPO MAROS
LOKOMOTIF
KERETA
JUMLAH
SAP JMLH SDM WAKTU JALUR KPST JALUR KPST JALUR
NO. PERAWATAN KERETA
(Jam Orang) (Orang) PERAWATAN (Jam) PRWTN (UNIT/THN) TERPAKAI
(UNIT)
1. PH 0,5 2 0,25 5475 STB 43800 50.00%
2. P1 1 2 0,5 120 2
1200 12.50%
3. P3 26 6 4 30 2
4. P6 29 6 5 15 1
1200 2.50%
5. P12 31 6 5 15 1
GERBONG 0.3
b. Uji berkala:
1) uji statis; dan
2) uji dinamis.
Sertifikat uji berkala berlaku:
a) berdasarkan jarak tempuh yang ditetapkan untuk sarana dengan penggerak; dan
b) selama 1 (satu) tahun untuk kereta dan gerbong. Pelaksanaan pengujian sarana perkeretaapian
wajib menggunakan peralatan pengujian dan sesuai dengan tata cara pengujian yang ditetapkan
oleh Menteri.
A. Dasar Hukum Pembangunan Depo Sarana KA
Berdasarkan PP No. 56 tahun 2009, dalam Pasal 199 disebutkan bahwa pengujian sarana perkeretaapian
dilakukan dengan membandingkan antara kondisi dan fungsi sarana perkeretaapian dengan:
a. persyaratan teknis; dan
b. spesifikasi teknis.
Menurut Pasal 202, kegiatan uji rancang bangun dan rekayasa dilaksanakan untuk prototipe setiap jenis sarana
perkeretaapian. Uji rancang bangun dan rekayasa meliputi:
a. uji kekuatan;
b. uji ketahanan; dan
c. uji kerusakan.
Pemeriksaan (Inspection) : pengecekan untuk kesesuaian, pengamatan, pengujian atau gauging pada
karakteristik yang relevan dari sistem/ kompenen.
Pengawasan (Monitoring) : kegiatan yang dilakukan baik secara manual atau otomatis yang diharapkan dapat
mengamati kondisi aktual.
Uji kesesuaian (Compliance test) : pengujian yang dilakukan untuk memperlihatkan apakah karakteristik atau
properti sesuai dengan spesifikasi yang disampaikan.
Check-out Fungsi : Tindakan yang diambil setelah tindakan perawatan untuk memverifikasi bahwa
subsistem / komponen tersebut mampu melakukan fungsi yang diperlukan.
Diagnosa kesalahan : tindakan yang diambil untuk menemukan kesalahan, menempatkan kesalahan
dan mengidentifikasi penyebab.
Perbaikan (Repair) : tindakan fisik yang dialakukan untuk mengemballikan fungsi yang diperlukan dari
kesalahan sistem / komponen.
Pemeliharaan rutin : Kegiatan perawatan biasa atau berulang yang tidak memerlukan kualifikasi,
otorisasi dan alat khusus. Contohnya pembersihan, pengencangan sambungan,
pemeriksaan kondisi cairan, pelumasan, dan sebagainya.
Overhaul : tindakan dan pemeriksaan secara komprehensif yang dilakukan untuk
mempertahankan tingkat ketersediaan dan keselamatan yang diperlukan.
Overhaul dapat dilakukan sesuai dengan interval waktu yang ditentukan atau
jumlah kilometer operasi.
Rebuild (membangun kembali) : tindakan meliputi pembongkaran & perbaikan atau penggantian subsistem/
komponen, yg mendekati akhir masa pakainya dan / harus secara teratur diganti.
Depo Sarana KA perlu dirancang untuk kebutuhan fungsi perawatan sbb:
1. Tempat menginap rangkaian lokomotif, kereta rel diesel, gerbong (Stabling Area)
2. Gedung Manajemen operasi dari masinis dan pembantu masinis;
3. Gedung Manajemen perawatan, logistik dan pengadaan suku cadang/echange unit dan
penyimpanan (gudang);
4. Tempat Pemeriksaan reguler harian, bulanan dan tahunan dan pemeriksaan yang tidak terjadwal;
5. Bangsal Pembubutan roda dan penggantian blok rem;
6. Tempat Pembongkaran komponen utama (bogie, alat perangkai, mesin penggerak / power pack,
interior dsb) dari badan dan rangka dasar;
7. Tempat Pembersihan kelas ringan, sedang dan berat;
8. Bangsal Penggantian suku cadang dan exchange unit;
9. Bangsal Perbaikan sebagian komponen yang rusak (unschedule) dan permesinan;
10. Bangsal Pemasangan komponen utama kembali ke badan dan rangka dasar;
11. Bangsal Pemeriksaan akhir (pengereman, mesin diesel, perlistrikan, dsb) dan pengujian statik
(termasuk penimbangan berat sarana) pada rangkaian (inspection pit);
12. Jalur Pengujian dinamik dan kelayakan operasi.
1. Jalur untuk perawatan;
• Jalur untuk perawatan terdiri dari jalur masuk dan jalur keluar sarana untuk masuk dan keluar dari dan
ke Balai perawatan; diperlukan minimum 2 jalur (masuk dan keluar).
• Jalur untuk stabbling yang digunakan untuk antrian sarana menunggu proses perawatan, selain itu
digunakan juga untuk parkir sarana yang telah selesai perawatan sebelum kembali ke lintas; untuk
kapasitas 50 unit diperlukan kurang lebih 2 km. Apabila 10 jalur, diperlukan luas lahan stabbling 8,000
m2.
• Jalur perpindahan yang diperlukan untuk perpindahan dari satu jalur ke jalur lainnya dan perpindahan
dari bangunan perawatan ke bangunan perawatan; sebaiknya jalur perpindahan sama dengan jumlah
jalur stabbling yakni 10 jalur dengan luas 800 m2.
• Jalur untuk perawatan yang digunakan untuk melakukan perawatan sarana dengan penggerak sendiri
setelah sarana tersebut selesai dirawat. Terdapat jalur sepur normal sekitar 700 m dan sepur kolong
dengan pit sekitar 200 m.
• Jalur untuk pengujian dinamik (test track). Diperlukan pengujian 2 jalur sepanjang 1200 m dengan luas
lahan 9,600 m2.
C. Preseden Depo Sarana KA
2. Bangunan utama untuk perawatan;
• Bangunan utama dari tempat perawatan yang dipergunakan untuk perawatan sarana. Kebutuhan pit
diperkirakan 45 unit, namun untuk secara bersamaan dibutuhkan cukup 9 pit masing-masing untuk 2
lokomotif, 2 kereta dan 2 gerbong. Luas bangunan diperkirakan 7,780 m2.
3. Bangunan kantor.
• Bangunan yang dipergunakan untuk kegiatan aktivitas karyawan atau pegawai di lingkungan tempat
perawatan. Diperlukan minimal luas bangunan kantor 436 m2.
• Bangsal Kereta Dan Gerbong Untuk Area Pemeliharaan Harian, Bulanan Dan Tahunan
Pembangian bangsal kereta dan gerbong untuk pemeliharaan harian dan tidak menemui kendala
berada dijalur 3 sehingga kereta dan gerbong siap operasi (SO).
Kereta dan gerbong yang mengalami kendala berupa rusak pada bogie, roda maka diwajibkan untuk
berada dijalur 1 sehingga kereta dan garbong akan dilakukan pengangkatan sarana, dan dilakukan
perbaikan.
Kereta dan gerbong yang mengalami kendala kelistrikan, mesin genset diwajibkan berada dijaur 2
yang akan dilakukan perbaikan.
Apabila semua sarana kereta dan gerbong telah mengalami perbaikan bogie, roda, mesin genset
dan kelistrikan maka tempat untuk stabling berada dijalur 4.
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
A. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Lokomotif)
No Zona Hijau (Bangunan Utama/ bangunan terpisah dengan Dipo) No Zona Hijau (Bangunan Tersendiri)
Kap Luas Ruang (m²) Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/ A Jenis Ruang (Org/
Unit) P L Total Unit) P L Total
1. Ruang KDT/ Kepala UPT (beserta KM) 1 7 5 35 1. Masjid 70 12 12 144
2. Ruang Kepala Seksi Perencanaan: 2. Ruang Parkir Motor 40 12 10 120
R. Logistik & Perencanaan (staff) 3 6 3 18 3. Ruang Parkir Mobil 10 15 20 300
3. Ruang KR Loosd Luar (staff) 2 3 3 9
4. Pos Penjagaan 3 6 3 18
4. Ruang Kepala Pemeliharaan Harian 1 3 3 9
5. Lapangan Olahraga 60 25 8 200
5. Ruang Kepala Pemeliharaan Bulanan 1 3 3 9
6. Area Pembuangan Sampah
6 6 36
6. Ruang Kepala Pemeliharaan Tahunan 1 3 3 9 (harus jauh dari area bahan bakar)
7. Ruang Kepala Fasilitas & Keamanan 2 6 3 18 7. Area Pembuangan Limbah
(harus jauh dari area pembuangan sampah)
8 6 48
8. Ruang Kepala Quality Control (staff) 1 3 3 9
9. Ruang Kepala Kordinasi dan Organisasi 1 3 3 9 B Jumlah 866
10. Ruang Administrasi dan staff 5 6 3 18 C Sirkulasi Bangunan (25%) 217
11. Ruang Koperasi 4 6 3 18 D Total 1.083
12. Ruang Serbaguna 50 10 8 80
13. Ruang Komputer 4 6 3 18
14. Ruang Arsip 2 6 6 36
15. Ruang Loker:
Kapasitas 60 orang 30 6 9 54
16. Ruang Genset 1 6 4 24
17. Ruang Sintelis 2 4 4 16
18. Kamar Mandi Pegawai 10 6 5 30
B Jumlah 420
C Sirkulasi Bangunan (25%) 105
D Total 525
DASAR PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG DAN AREA PADA DEPO SARANA KA
A. Kebutuhan Ruang Dipo Sarana KA (Depo Lokomotif)
No Zona Kuning (Bangunan Kedua/ dekat dengan Dipo) No Zona Merah (Bangunan Dipo)
Kap Luas Ruang (m²) Kap Luas Ruang (m²)
A Jenis Ruang (Org/ A Jenis Ruang (Org/
Unit) P L Total Unit) P L Total
1. Ruang Kepala Bengkel 1 6 3 18 1. Ruang Kepala Loosd Dalam 1 3 3 9
2. Ruang Bengkel Mesin (Peralatan) & Kelistrikan 3 10 5 50 2. Ruang KR Loosd Dalam (staff) 3 6 3 18
3. Ruang Gudang Besar 3 10 5 50 3. Ruang Pengawas Cek 1 3 3 9
4. Ruang Pompa Air 2 5 5 25 4. Ruang Loker-1 1 9 6 54
5. Ruang Tangki Air Atas/ Reservoir: 4 tangki 4 40 2 80 5. Area Angkat Kereta & Gerbong
(Ganti Roda & Perbaikan Bogie)-1 & Perbaikan 1 30 3 90
B Jumlah 223 periodik
C Sirkulasi Bangunan (25%) 56 6. Area Angkat Lokomotif
(Ganti Roda & Perbaikan Bogie)-2 & Perbaikan 1 30 3 90
D Total 279 Periodik
7. Area Perbaikan periodik 1bln, 2bln, 6bln &
Pengecatan Lokomotif-1
2 40 3 120
TOTAL KEBUTUHAN RUANG DI DEPO KERETA-GERBONG
8. Area Perbaikan periodik 1bln, 2bln, 6bln &
Pengecatan Lokomotif-1
2 40 3 120
No Zona Publik, Semi Privat & Privat
Kap 9. Area Stabling Kereta & Gerbong selesai
Luas Ruang (m²) Perawatan-1
5 80 3 240
A Jenis Ruang/ Area (Org/
Unit) P L Total 10. Area Stabling Kereta & Gerbong selesai
Perawatan-2
5 80 3 240
1. Zona Hijau (Bangunan Utama) 397
B Jumlah 990
2. Zona Hijau (Bangunan Tersendiri) 225
C Sirkulasi Bangunan (25%) 248
3. Zona Kuning 279
D Total 1.238
4. Zona Merah (Bangunan Dipo) 1.238
B Jumlah 2.139
C Sirkulasi Bangunan (25%) 535
D Total 2.674
PERSYARATAN TEKNIS JALUR KA (PerMenHub No. 60/ 2012)
Peta Overlay Rencana Pembangunan Depo Sarana KA di Maros
U
Peta Overlay Rencana Pembangunan Depo Sarana KA di Lumpue, Parepare
U
Page 61
MASTERPLAN DEPO SARANA KA MAROS
Jalur Luncuran
Jalur Luncuran
A REA IS I HSD A REA CUCI LOK OMOTIF JALUR 1: P1, P6 & P12 JALUR 1 : A REA LIFTING JACK (P12)
JALUR 3 : PH JALUR 3 : PH
B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1 B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1
B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF
J ALUR 3: P1, P6 & P12 GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG
J ALUR 1: P1, P6 & P12 KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA
+ 18.42
+ 11.00
+ 9.65
+ 6.00
+ 5.35
+ 4.00
LANTAI 1 ± 0.00
- 1.88
+ 18.42
+ 11.00
+ 9.65
+ 6.00
+ 5.35
+ 4.00
LANTAI 1 ± 0.00
- 1.88
RANCANGAN DAN RENCANA TEKNIS
BANGUNAN
DENAH BANGUNAN DEPO LOKO DI LUMPUE PAREPARE
A REA IS I HSD A REA CUCI LOK OMOTIF JALUR 1: P1, P6 & P12 JALUR 1 : A REA LIFTING JACK (P12)
JALUR 3 : PH JALUR 3 : PH
B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1 B ANGSA L LOK OMOTIF SIA P OPE RASI-1
B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF B ANGSA L ARE A STA BLING LOKO MOTIF
TEST TRACK
J ALUR 4: P3 & P6 GERBONG J ALUR 4: P3 & P6 GERBONG J ALUR 2: P3 & P6 GERBONG J ALUR 2: P3 & P6 GERBONG
J ALUR 3: P1, P6 & P12 GERBONG J ALUR 3: P1, P6 & P12 GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) GERBONG
J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA J ALUR 2: P3 & P6 KERETA
J ALUR 1: P1, P6 & P12 KERETA J ALUR 1: P1, P6 & P12 KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA J ALUR 1: AREA LIFTING J ACK (P12) KERETA
+ 18.42
+ 11.00
+ 9.65
+ 6.00
+ 5.35
+ 4.00
LANTAI 1 ± 0.00
- 1.88
+ 18.42
+ 9.65
+ 6.00
+ 4.00
L ANTAI 1 ± 0.00
LT. 1
- 1 .88
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
• Untuk total panjang jalur rel Depo Maros adalah 8.595 m sedangkan Depo
Lumpue sepanjang 5.946,7 m.
• Standar panjang 1 batang rel R60 yang digunakan adalah 25m, dimana pada
Depo di Maros panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar 2x8.595 m=17.190
m atau 688 batang rel, dengan berat total 1.031,40 ton.
• Sedangkan untuk Depo di Lumpue panjang total baja rel yang dibutuhkan
sebesar 2x5.947=11.894 m atau 476 batang rel dengan berat total 713,64 ton.
• Untuk penyambungan antar batang rel digunakan metode Las Termite
(Continous Welded Rails).
• Jumlah bantalan beton yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur rel di Depo Maros
sebanyak 11.658 batang, sedangkan untuk Depo Lumpue sebanyak 7.578
batang.
• Tipe penambat yang dipergunakan pada jalan kereta api ini adalah tipe elastis
ganda, jumlah kebutuhan penambat rel disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
• Volume Balas yang dibutuhkan dalam pembangunan Depo di Maros mencapai
5.109,85 m3, sedangkan untuk Depo di Lumpue sebanyak 3.321,58 m3.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
• Untuk total panjang jalur rel Depo Maros adalah 8.595 m sedangkan Depo
Lumpue sepanjang 5.946,7 m.
• Standar panjang 1 batang rel R60 yang digunakan adalah 25m, dimana pada
Depo di Maros panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar 2x8.595 m=17.190
m atau 688 batang rel, dengan berat total 1.031,40 ton.
• Sedangkan untuk Depo di Lumpue panjang total baja rel yang dibutuhkan
sebesar 2x5.947=11.894 m atau 476 batang rel dengan berat total 713,64 ton.
• Untuk penyambungan antar batang rel digunakan metode Las Termite
(Continous Welded Rails).
• Jumlah bantalan beton yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur rel di Depo Maros
sebanyak 11.658 batang, sedangkan untuk Depo Lumpue sebanyak 7.578
batang.
• Tipe penambat yang dipergunakan pada jalan kereta api ini adalah tipe elastis
ganda, jumlah kebutuhan penambat rel disesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
• Volume Balas yang dibutuhkan dalam pembangunan Depo di Maros mencapai
5.109,85 m3, sedangkan untuk Depo di Lumpue sebanyak 3.321,58 m3.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
A. REL
a. SPESIFIKASI TEKNIS :
• Tipe Rel : R60
• Standar panjang 1 batang rel R60 yang digunakan : 25m
• Minimum elongation : 10%
• Kekuatan tarik (tensile strength) minimum 1175 N/mm2
• Kekerasan kepala rel : 320 BHN’
• Untuk penyambungan antar batang rel digunakan metode Las Termite
(Continous Welded Rails)
b. KUANTITAS :
• Untuk Depo di Maros panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar 2x8.595
m=17.190 m atau 688 batang rel, dengan berat total 1.031,40 ton.
• Sedangkan untuk Depo di Lumpue panjang total baja rel yang dibutuhkan sebesar
2x5.947=11.894 m atau 476 batang rel dengan berat total 713,64 ton.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
B. WESEL
a. SPESIFIKASI TEKNIS :
• Wesel yang digunakan : W12
• tg.α = 1 : 12,
• Kecepatan izin : 45 km/jam
• Panjang jarum:
tg.α = 1 : 12
• Panjang lidah:
t>B cotg β
t>70 cotg 11.42
t>346.537 mm ≈ 500 mm
• Jari-jari lengkung wesel:
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
C. BANTALAN REL
a. SPESIFIKASI TEKNIS :
• Jenis Bantalan : Beton
• Panjang Bantalan Beton = 2440 mm
• Lebar maksimum = 330 mm
• Tinggi Maksimum = 220 mm
• Toleransi terhadap dimensi / ukuran yang diijinkan :
Panjang = + 4 mm dan – 2 mm
Lebar = + 3 mm dan – 1 mm
Tinggi = + 3 mm dan – 0 mm
• Bentuk penampang bantalan beton harus menyerupai trapesium dengan luas
penampang bagian tengah bantalan beton tidak kurang dari 85 % dari luas
penampang bagian bawah rel.
• Luas permukaan dasar bantalan minimum 0.48 m2 dan permukaan dikasarkan.
• Jarak antara Bantalan Beton = 0.60 m’
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
C. BANTALAN REL
b. KUANTITAS :
• Jumlah bantalan beton yang dibutuhkan dalam pembuatan jalur rel di Depo
Maros sebanyak 11.658 batang, sedangkan untuk Depo Lumpue sebanyak
7.578 batang.
RENCANA TEKNIS JALUR KERETA API
VII. BANGUNAN KANTOR & BANGSAL DEPO KERETA & GERBONG 51,335,900,000
51,335,900,000
DIBULATKAN 389,636,800,000
NO URAIAN PEKERJAAN
SUB TOTAL
(RP.)
TOTAL
(RP.)
RAB
DEPO DI LUMPUE - PAREPARE DEPO DI LUMPUI
I. PEKERJAAN PERSIAPAN 1,409,256,400 1,409,256,400
VII. BANGUNAN KANTOR & BANGSAL DEPO KERETA & GERBONG 51,335,900,000 51,335,900,000