Anda di halaman 1dari 21

Terapi Bermain

Tim Keperawatan Anak


Prodi Ners Fakultas Keperawatan
sejarah

 Plato →Bermain apel, balok → berhitung → ahli


bangunan
 Aristoteles → anak perlu didorong untuk bermain
tentang apa yg akan mereka tekuni nanti
 Selanjutnya bermain disesuaikan dgn karakteristik usia
→ psikologi perkembangan
Teori klasik

Teori Penggagas Tujuan Bermain

Surplus energi Schiller/Spencer Mengeluarkan


energi berlebih

Rekreasi Lazarus Memulihkan


tenaga
Rekapitulasi Hall Memunculkan
insting
Praktis Groos Menyempurnakan
insting
Johnson et al, (1999) hal.6
Teori Modern tentang Bermain
Teori Peran Bermain dalam Perkembangan
Anak
Psikoanalitik Mengatasi pengalaman traumatik, coping
thdp frustasi
Kognitif-Piaget Mempraktekkan dan melakukan konsolidasi
konsep-konsep serta keterampilan yang
telah dipelajari sebelumnya
Kognitif- Memajukan berpikir abstrak; belajar dalam
Vygotsky pengaturan diri
Kognitif- Memunculkan fleksibilitas perilaku dan
Bruner/Sutton- berpikir, imajinasi, dan narasi
Smith
Singer Mengatur kecepatan stimulasi dari dalam
dan dari luar
Arousal Tetap membuat anak terjaga pada tingkat
Modulation optimal denganmenambah stimulasi
Bateson Memajukan kemampuan untuk memahami
berbagai tingkatan makna
Johnson et al, (1999) hal. 9
Konsep Bermain

 Sutton Smith (1971) mengatakan: ”Bermain bagi anak


terdiri atas empat mode dasar yang membuat kita
mengetahui tentang dunia-meniru, eksplorasi, menguji,
dan membangun.”
 Menurut Landreth (2001), “bermain adalah rangkaian
perilaku yang sangat kompleks dan multi dimensional
yang berubah secara signifikan seiring pertumbuhan dan
perkembangan anak”.
Introduction

 Hospitalization constitutes an unpleasant experience


both for adults and mostly for children, who suddenly
have to leave the familiar place of their home and the
persons who are important for them, and stop their
favorite activities, including play.
 Hospitalisasi memberikan pengalaman yg tidak
menyenangkan → stres pada anak dan keluarga → salah
satunya adalah menghentikan aktivitas bermain
Introduction

 Removal from one’s home and entry to the intimidating


environment of a hospital cause acute anxiety and
stress both to the child and to the child’s family.
 These negative feelings are intensified whenever there
is a chronic or severe and life-threatening disease.
 The main causes of such feelings seem to include fear of
medical examinations, pain, death, fear of separation
from the parents, and fear of diagnosis, uncertainty,
loss of control and safety.
Introduction

 Upon hospital admission, particular attention is paid to


the improvement of the clinical symptoms of the
disease and to a reduction in the psychological burden.
As a result, play is often disregarded, or considered of
minor importance.
 However, the role and value of play increases when the
child is repeatedly hospitalized, mostly due to a chronic
disease or disability, since it decisively contributes to
emotional, mental well-being, self-confidence and self-
esteem .
Definisi

“Therapeutic play is defined as a framework


of activities taking the psychosocial and
cognitive development of children into
account, in order to facilitate the
emotional and physical well-being of
hospitalized children”
 Terapi bermain dideskripsikan sebagai kerangka kerja
aktivitas yang melibatkan perkembangan psikososial dan
kognitif, dengan tujuan untuk menunjang perbaikan
kesehatan fisik dan emosional anak yang dirawat di rumah
sakit.
Another definition refers to play as a
structured form of play activities
designed based on the age, development
of cognitive functions, and health
condition of a child
 Terapi bermain dapat juga sebagai bentuk aktivitas
bermain yang dirancang berdasarkan usia,
perkembangan fungsi koqnitif, dan kondisi kesehatan
anak.
“Play is a form of communication and self-
expression, which gives them the possibility of
communicating with both the family and the
medical and nursing staff, while helping them
process a series of emotions”
 Bermain merupakan bentuk komunikasi dan ekspresi diri, yang
memberikan mereka kesempatan berkomunikasi dengan keluarga, staf
medis dan keperawatan, pada saat bersamaan juga membantu mereka
dalam proses serangkaian emosi.
 Terapi bermain merupakan program psikososial untuk menunjang
kemampuan naka beradaptasi dan tumbuh-berkembang selama sakit.
Trend isu disfungsional
keluarga
 Isu : Orang tua tunggal; Ibu pekerja; Ibu remaja dan ibu
terlalu tua; Gangguan perekonomian
 Tenaga kesehatan profesional harus memperhatikan
perubahan ini → FCC
 Pengalaman terapi bermain merupakan bagian integral dari
FCC, dapat ditunjukkan dengan:
 Perawat melibatkan keluarga
 Perawat mempertimbangkan perbedaan ras, etik, dan
budaya sebagai bentuk menghargai atau menghormati latar
belakang keluarga
 Terpai bermain membantu mengidentifikasi, kekuaran,
individuality, dan mekanisme koping anak dan keluarga.
 Aktivitas bermain juga dapat menghubungkan antar
keluarga (family to family)
Variabel Budaya

 Perawat harus memperhatikan budaya anak dan


keluarga dalam melakukan terapi bermain.
 Beberapa perbedaan budaya dapat disebabkan oleh:
 Agama, pendidikan, sudut pandang kehidupan, gaya
berkomunikasi, isu jarak personal dan waktu,
kepercayaan sehat-sakit, praktek dalam keluarga.
Menjaga keamanan lingkungan
dan alat-bahan yang digunakan

 Anak mudah tertarik/belajar dengan menggunakan


indra peraba, perasa, penglihatan, pendengaran, dan
penciuman. Pastikan peralatan dapat menstimulasi
namun perlu juga pengawasan.
 Tingkat perkembangan anak mempengaruhi adanya
cedera. Misal, infant dan toddler mengeksplore dgn
mulut, toddler sering memasukkan benda kecil ke dalam
mulut (tersedak), preschool dan usia sekolah berisiko
mencerna bahan mainannya.
 Tingkat perkembangan anak dikaji untuk penyesuaian
kemampuan anak memanipulasi alat-bahan yang
digunakan.
Anak berkebutuhan khusus:

 Anak dengan disabilitas penglihatan dan pendengaran


membutuhkan supervisi ekstra
 Anak dengan hiperaktif atau ADHD akan kesulitan
dengan adanya stimulasi berlebihan. Anak dengan
gangguan fokus, akan kesulitan diarahkan dan bereaksi
berbeda saat stimulasi.
 Anak dengan gannguan medis seperti kejang, DM, asma,
dan cystic fibrosis lebih berisiko mengalami cedera,
oleh sebab itu harus berkonsultasi terlebih dahulu jika
akan ikut terapi bermain.
Hal yang harus diperhatikan
saat memilih alat permainan:
 Ikuti rekomendasi usia dan informasi yang berhubungan dengan
petunjuk keamanan pennguunaan alat danb ahan permainan.
 Alat dengan sisi yang tajam, menusuk , dan mudah terpisah/ ada
bagian kecil yang longgar tdk boleh digunakan atau butuh ekstra
supervisi
 Mainan dengan sendi yang fleksible dapat menjepit jari anak
 Gunakan bahan yang bersifat non-toxic atau tidak beracun
 Teething untuk bayi harus tidak mudah patah/tergores/robek, dan
tidak berisi air.
 Aktivitas yang melibatkan elemen panas, listrik, atau kimia
diperbolehkan untuk anak lebih dari 8 tahun
 Pemilihan alat permainan harus memperhatikan berbagai
kemungkinan cedera untuk menjamin keamanan. Conth balon tdk
boleh pada anak dibawah 3 tahun atau anak yg mengeksporasi
dengan mulut, glitters hati2 masuk mulut dan mata, begitu juga
harus hati2 pada lem, marker, jarum, dan gunting.
Metode dalam aktivitas bermain di ruang
rawat atau pelayanan kesehatan
dilakukan secara terstruktur.

 Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah pengkajian,


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
 Pengkajian mencakup mengidentifikasi faktor-faktor yang
akan mempengaruhi aktivitas bermain.
 Hal yang perlu direncanakan meliputi pembuatan jadwal
dalam rencana bermain, memprioritaskan rencana
tindakan, melibatkan oarng tua dan anak untuk memilih
mainan untuk keamanan dan praktis, lalu menentukan
waktu/lama permainan.
 Pelaksanaan dilakukan sesuai peraturan permainan yang
dipilih.
 Tahap akhir adalah evaluasi kegiatan pada semua proses
dan aspek, khususnya aspek respon dari anak dan keluarga.
Gambaran dari perencanaan
aktivitas bermain secara
sederhana dideskripsikan pada
tabel di bawah ini:

Nama permainan Unit Scrapbook


Kelompok usia 5 tahun sampai remaja
Rasio anak-perawat 1:1
Lanjutan…
Lama permainan 10 menit

Rasional nilai terapeutik Untuk mengorientasikan pasien isolasi atau gerak


terbatas tentang lingkungan rumah sakit melalui
melihat album foto orang dan tempat dalam unit
perawatan

Waspada dan pembatasan Album foto harus di desinfektan setelah digunakan


oleh pasien isolasi
Cek keamanan penanda/tinta (marker)

Kemampuan yang Menggambar


dibutuhkan Mewarnai
Lanjutan…
Peralatan yang Foto berbagai macam orang (petugas di unit
dibutuhkan perawatan), tempat, dan peralatan
Plastik pembungkus album foto
Krayon atau tinta
Kertas
Pensil
Implementasi Kumpulkan foto dari orang, tempat, dan peralatan
yang ada di unit perawatan dan taruh di dalam album
yang sehingga foto terbungkus plastik penutup
Perlihatkan dan amati foto dengan anak. Ceritakan
tentang setiap gambar dan dorong anak untuk
mengajukan pertanyaan
Dorong anak untuk menggambar lingkungan kamar
(ruang rawat) dan letakkan di dalam foto album
bersama dengan foto lainnya.
Rangkuman
 Konsep panduan antisipasi pada orang tua menyesuaikan
dengan kodisi anak, utamanya kelompok usia dan keadaan
fisik dan psikis atau kondisi tertentu seperti pada anak
kebutuhan khusus.
 Promosi kesehatan pada anak mempunyai pola tertentu
sesuai dengan karakteristik kelompok usia anak yang
menampilkan kebutuhan tertentu. Target penyampaian
promosi kesehatan dapat orang tua atau keluarga yang
mengasuh dan anak pada usia tertentu sesuai dengan
kemampuan perkembangannya (koqnitif, bahasa, dan
motorik).
 Konsep bermain pada anak baik yang dihospitalisasi atau
tidak harus menyesuaikan dengan kelompok usia dan
kondisi anak serta ketersedian alat dan lingkungan
bermain. Target dari aktivitas bermain pada setiap anak
dapat berbeda bergantung pada usia, kondisi, dan
ketersedian alat bermain.

Anda mungkin juga menyukai