Makalah Interaksi Obat Interaksi Obat Pa
Makalah Interaksi Obat Interaksi Obat Pa
Dosen :
Disusun Oleh :
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2016
Page 1 of 28
BAB I
PENDAHULUAN
Page 2 of 28
I.2 Rumusan Makalah
1. Interaksi apa yang terjadi antara obat-obat yang diberikan ?
2. Kenapa bisa terjadi interkasi diantara obat-obat tersebut ?
3. Bagaimana dengan efek-efek yang ditimbulkan ?
Page 3 of 28
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi obat berarti saling pengaruh antar obat sehingga terjadi perubahan efek. Di
dalam tubuh obat mengalami berbagai macam proses hingga akhirnya obat di keluarkan lagi
dari tubuh. Proses-proses tersebut meliputi, absorpsi, distribusi, metabolisme
(biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan
secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi
dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat.
Interaksi yang terjadi di dalam tubuh dapat dibedakan menjadi dua, yaitu interaksi
farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi
antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga
menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2
atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME
(absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau
menurunkan salah satu kadar obat dalam darah.
Page 4 of 28
b. Obat-obat dengan rasio terapik yang rendah artinya antara dosis toksik dan dosis
terapetik tersebut perbandingannya (perbedaannya) tidak besar. Kenaikan sedikit
saja dosis (kadar) obat sudah menyebabkan terjadinya efek toksis.
Kedua ciri obat objek di atas, yaitu merupakan obat yang manfaat kliniknya mudah
dikurangi atau efek toksisnya mudah diperbesar oleh obat presipitan, akan saling berkaitan
dan tidak sendiri-sendiri. Obat-obat seperti ini juga sering dikenal dengan obat-obat dengan
lingkungan yang sempit.
2) Obat Presipitan
Obat-obat presipitan adalah obat yang dapat mengubah aksi/efek obat lain. Untuk
dapat mempengaruhi aksi/efek obat lain, maka obat presipitan umumnya adalah obat-obat
dengan ciri sebagai berikut:
a. Obat-obat dengan ikatan protein yang kuat, dengan demikian akan menggeser ikatan-
ikatan protein obat lain yang lebih lemah. Obat-obat yang tergeser ini (displaced),
kadar obat bebasnya dalam darah akan meningkat dengan segala konsekuensinya,
terutama meningkatnya efek toksik. Obat-obat jenis ini, misalnya aspirin,
fenilbutazon, sulfa dan lain lain.
b. Obat-obat dengan kemampuan menghambat (inhibitor) atau merangsang (inducer)
enzim-enzim yang memetabolisir obat dalam hati. Obat-obat yang mempunyai sifat
sebagai perangsang enzim (enzyme inducer) akan mempercepat eliminasi
(metabolisme) obat-obat yang lain sehingga kadar dalam darah lebih cepat hilang,
misalnya rifampisin, karbamasepin, fenitoin, fenobarbital dan lain-lain. Sedangkan
obat-obat yang dapat menghambat metabolisme (enzyme inhibator) akan
meningkatkan kadar obat obyek sehingga terjadi efek toksik, termasuk kloramfenikol,
fenilbutason, alopurinol, simetidin dan lain-lain.
c. Obat-obat yang dapat mempengaruhi /merubah fungsi ginjal sehingga eliminasi obat-
obat lain dapat dimodifikasi. Misalnya probenesid, obat-obat golongan diuretika dan
lain-lain. Ciri-ciri obat presipitan tersebut adalah jika kita melihat dari segi interaksi
farmakokinetika, yakni terutama pada proses distribusi (ikatan protein), metabolisme
dan ekskresi renal. Masih banyak obat-obat lain diluar ketiga ciri ini tadi yang dapat
bertindak sebagai obat presipitan dengan mekanisme yang berbeda-beda.
Page 5 of 28
• Ikatan protein yang kuat
Interaksi
II.3obat
Page 6 of 28
Siapkan larutan hanya kalau diperlukan saja. Jangan menimbun terlalu
lama larutan yang sudah dicampur, kecuali untuk obat-obat yang memang
sudah tersedia dalam bentuk larutan seperti metronidazol , lidokain dan
lain-lain.
Botol infus harus selalu diberi label tentang jenis larutannya, obat-obat
yang sudah dimasukkan, termasuk dosis dan waktunya.
Jika harus memberi infus dua macam obat, berikan lewat 2 jalur infus,
kecuali jika yakin tidak ada interaksi. Jangan ragu-ragu konsultasi kepada
apoteker rumah sakit.
Page 7 of 28
karena obat yang bersifat asam ini akan berinteraksi dengan zat yang bersifat
basa sehingga obat akan lebih cenderung dalam bentuk ion bukan molekulnya.
Sementara kita tahu, obat dalam bentuk ion tidak diabsorbsi oleh usus.
Sebaliknya,
Jika ada zat yang bersifat asam (asam sitrat dan asam tartart) dimana masuk
bersamaan dengan obat yang bersifat basa lemah (pKa 5 – 11, misalnya
reserpin &propoksifen), maka absorbsi obat akan turun.
Sementara,
Obat yang bersifat basa sangat lemah dengan pKa < 5 (kofein pKa =0, 8),
absorbsinya tidak tergantung pada pH lambung. Hal ini bisa dijelaskan karena
interaksi dengan zatnya tidak menyebabkan ia menjadi bentuk ion.
Usus halus merupakan tempat absorpsi yang utama untuk semua obat.
Oleh karena itu, makin cepat obat sampai ke usus halus maka akan semakin
cepat pula absorpsinya. Obat yang memperpendek waktu pengosongan
lambung, (misalnya metoklorpropamid, reserpine, sodium bikarbonat), akan
mempercepat absorpsi obat lain yang diberikan secara bersamaan. Sebaliknya,
obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung (seperti
antikolinergik, isoniazid, fenitoin) akan memperlambat absorpsi obat lain.
Lebih cepat motilitas maka obat akan lebih terbatas waktunya untuk
mengalami proses absorpsi sehingga absorpsinya bisa menurun. Hal ini sangat
penting diperhatikan terutama untuk obat-obat yang hanya dapat diabsorpsi
pada daerah-daerah tertentu dalam pencernaan dengan mekanisme transport
aktif seperti riboflavin, antibiotic golongan tetrasiklin, penisilin, griseofulvin,
dan garam-garam besi. Transit-transit yang lama dalam unsur kebanyakan
menguntungkan untuk absorpsi yang lebih sempurna, sedangkan transit dalam
Page 8 of 28
lambung yang cukup lama hanya baik untuk obat-obat yang diabsorpsi
sempurna dalam lambung.
Page 9 of 28
drug akan meningkat dan dapat menimbulkan efek toksik. Hipoglikemik
oral (klor propamid) yang diberikan bersama-sama dengan sulfonamide,
menyebabkan terlepasnya klor propamid dari ikatan proteinnya sehingga
efek hipoglikemik meningkat. Tolbutamid diberikan bersamaan dengan
fenil butazon atau salisilat akan menyebabkan efek hipoglikemik
meningkat.substansi endogen dapat pula tergeser dari nikatan proteinnya
pada penggunaan beberapa obat. Misalnya bilirubin dapat tergeser dari
ikatan proteinnya dan dapat menyebabkan korniuterus pada neonates yang
diberikan salisilat atau preparat sulfa.
Beberapa sifat obat yang akan menyebabkan terjadinya interaksi ini
antara lain :
a. Mempunyai ikatan yang kuat dengan protein plasma dan volume
distribusi yang kecil.
b. Mempunyai batas keamanan yang sempit, sehingga dapat
meningkatkan kadar obat bebas.
c. Efek toksik yang serius sebelum kompensasi terjadi misalnya
terjadinya pendarahan pada antikoagulan oral atau hipoglikemia pada
antidiabetik oral.
d. Eliminasinya mengalami kejenuhan seperti fenitoin, sehingga
peningkatan kadar obat bebas tidak disertai dengan peningkatan
kecepatan eliminasinya.
Interaksi dalam ikatan jaringan.
Kompetisi untuk ikatan dalam jaringan terjadi misalnya antar
digoksin dan kuinidin yang akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
kadar plasma digoksin.
Interaksi pada reseptor.
Apabila dua atau lebih obat diberikan bersamaan mungkin salah satu
obat akan menduduki reseptor obat lain, sedemikian rupa sehingga tidak
ada respons. Misalnya reseptor alfa pada pembuluh darah yang meberikan
respons bila dikenai obat norepineprin tetapi bila diberikan bersamaan
Page 10 of 28
dengan fenetrazin, pentolamin, maka obat ini akan menduduki reseptor
tersebut dan tidak akan memberikan respons.
3. Interaksi pada fase metabolisme
Hal ini dapat terjadi bila metabolisme object drug dirangsang atau
dihambat oleh precipitant drug. Perangsang atau penghambat enzim
metabolisme sudah lama dikenal. Perangsangan atau induction ini terjadi
karena reticulum endoplasmik di hepatosit dan sitokrom P450 yang
merupakan enzim metabolik obat bertambah. Hasil induksi ini mengakibatkan
metabolisme obat kian aktif dan konsentrasi plasma object drug berkurang,
sehingga efektivitasnya menurun. Contoh: pemberian rifampisin pada
akseptor kontrasepsi oral dapat menyebabkan kehamilan.
4. Interaksi pada fase ekskresi
Kompetisi pada sekresi tubulus ginjal adalah mekanisme yang penting
dalam interaksi ini.
Interaksi ini terjadi bila sesuatu obat secara langsung merubah aksi molekuler atau
kerja fisiologis obat lain. Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi :
1) Obat-obat tersebut menghasilkan kerja yang sama pada satu organ (sinergisme).
2) Obat-obat tersebut kerjanya saling bertentangan ( antagonisme ).
3) Obat-obat tersebut bekerja independen pada dua tempat terpisah. Kebanyakkan
interaksi obat diakibatkan terjadinya perubahan adsorbsi, distribusi, metabolisme
dan elkresi obat. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh interaksi obat : Potensiasi,
Kerusakan dan Toksik / efek samping
Interaksi gastrointestinal adalah interaksi dua atau lebih obat yang diberikan secara
bersama-samaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan. Interaksi gastrointestinal
umumnya mempengaruhi proses absropsi obat sehingga dapat digolongkan dalam interaksi
Page 11 of 28
absropsi yang merupakan bagian dari interaksi farmakokinetik.Interaksi gastrointestinal
dibagi menjadi 3 golongan yaitu ;
Page 12 of 28
Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit dalam usus (motilitas
saluran cerna)
Umumnya obat diabsropsi di dalam usus, di mana absorbs usus jauh lebih cepat
dibandingkan di lambung. Oleh karena itu, makin cepat obat sampai ke usus maka
makin cepat juga obat diabsropsi. Obat–obat yang memperpendek waktu
pengosongan lambung akan mempercepat absropsi obat lain yang diberikan secara
bersamaan. Jika obat-obat yang memperpanjang waktu pengosongan lambung akan
memperlambat absropsi obat lain
Page 13 of 28
Ada beberapa obat mengurangi jumlah absorbs obat lain dengan mekanisme yang
tidak diketahui. Misalnya ; fenobarbital yang dapat menguranmgi absorbs
griseofulvin dalam saluran cerna
Interaksi obat dengan makanan masih belum banyak diketahui, seperti halnya
dengan interaksi obat dengan obat lain maka interksi ini juga mempengaruhi absorbsi
obat. Interaksi obat dengan makanan dapat terjadi karena beberapa hal:
1. Antibiotika
Cephalosforin dan penicillin
Konsumsi antibiotik pada saat perut kosong untuk mempercepat absorbsi.
Eritromisin
Page 14 of 28
Jangan di konsumsi bersama dengan jus buah-buahan atau grape fruit yang dapat
menurunkan efektifitas obat
Golongan sulfa
Meningkatkan resiko kekurangan vitamin B12
Tetrasiklin
Produk susu dapat mengurangi efektivitas obat, dan juga menurunkan absorbsi
vit. C.
2. Antidepresan
MAO Inhibitor
Makanan dengan kadar tyramin yang tinggi seperti daging yang diproses, bir dan
anggur dapat menyebabkan krisis hipertensi.
Golongan Trisiklik
Banyak makanan terutama daging, ikan dan makanan kaya vit C dapat
menurunkan penyerapan obat.
3. Antihipertensi dan obat jantung
ACE Inhibitor
Konsumsi obat pada saat perut kosong, akan meningkatkan absorbsi obat.
Alfa blocker
Dikonsumsi dengan minuman atau makanan untuk menghindari kelebihan
penurunan tekanan darah.
Anti aritmia
Hindari konsumsi kafein karena meningkatkan / mempercepat denyut jantung.
Beta blocker
Konsumsi obat pada saat perut kosong. Makanan terutama daging meningkatkan
efek obat dan menyebabkan pusing serta hipotensi.
Digitalis
Hindari mengkonsumsi dengan susu dan makanan tinggi serat karena menurunkan
absorsbi dan meningkatkan kehilangan kalium.
4. Antikonvulsi
Dilantin, Fenobarbital
Page 15 of 28
Meningkatkan resiko anemia dan masalah yang berhubungan dengan syaraf
karena defisiensi folat dan vit B lainnya.
5. Obat Asma
Pseudoefedrin
Hindari mengkonsumsi kafein karena dapat meningkatkan rasa cemas dan gelisah.
Theophyllin
Hindari mengkonsumsi kafein karena dapat menyebabkan peningkatan toksisitas
obat.
6. Tukak Peptik
Antasida
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, konsumsi obat 1 jam setelah makan.
Simetidin, Famotidin dan Sukralfat
Hindari makanan berprotein tinggi, kaffein dan makanan lain yang dapat
meningkatkan keasaman lambung.
7. Tranquilizer
Benzodiazepine
Tidak boleh dikonsumsi dengan alcohol. Kafein dapat meningkatkan kecemasan
dan mengurangi efektivitas obat.
8. Penghilang Rasa Sakit
Aspirin dan Obat NSAID
Konsumsi makanan terlebih dahulu untuk mencegah iritasi saluran cerna. Hindari
alcohol karena dapat meningkatkan resiko pendarahan. Penggunaan yang sering
dari obat golongan ini dapat menurunkan absorbsi folat dan vit C.
9. Sediaan Hormon
Kontrasepsi Oral
Makanan yang asin meningkatkan retensi cairan. Obat ini menurunkan absorbsi
folat, vit B6 dan nutrisi lain. Tingkatkan konsumsi makanan yang kaya nutrisi dan
protein untuk mencegah defisiensi.
Steroid
Page 16 of 28
Makanan yang asin meningkatkan retensi cairan. Konsumsi makanan yang kaya
kalsium, vit K, kalium dan protein untuk mencegah defisiensi.
10. Mineral Oil
Penggunaan yang berlebihan menyebabkan defisiensi vit A, D, E dan K.
11. Penurun Kolesterol
Cholestyramin
Meningkatkan ekskresi folat dan vit A, D, E dan K.
Gemfibrozil
Hindari makanan berlemak karena dapat menurunkan efektivitas obat dalam
menurunkan kolesterol.
12. Anti Jamur
Flukonazol, Ketokonazol, Itrakonazol, Griseofulvin
Hindari makanan atau minuman yang mengandung susu, keju, yoghurt, es krim
atau antasida.Untuk alcohol dapat menyebabkan efek samping berupa mual, ,
keram perut, muntah, sakit kepala dan kemerahan dengan panas di muka.
13. Obat Penghambat enzim (Golongan Statin)
Fluvastatin, Lovastatin, Pravastatin,
Hindari minum alcohol karena dapat meningkatkan resiko kerusakan hati.
Simvastatin
Hindari minun lovastatin dan simvastatin bersama jus grapefruit karena dapat
meningkatkan terjadinya efek samping akibat terjadinya peningkatan kadar obat
dalam tubuh.
3. Interaksi antara obat dengan minuman
Interaksi obat yang dimaksud di sini adalah interaksi obat dengan minuman berupa
teh, susu, kopi, dan alkohol, contoh :
a. Teh mengandung senyawa tanin yang dapat mengikat berbagai senyawa aktif obat
sehingga sukar diabsorbsi atau diserap dari saluran pencernaan. Contohnya
antihistamin, obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi seperti alergi
hidung (rhinitis), gatal-gatal pada kulit, galidata (urtikaria). Obat yang memberi efek
samping sedasi (rasa kantuk) ini tidak boleh bersamaan dengan makanan atau
minuman yang mengandung tanin. Misalnya, teh pekat. Tanin akan mengendap pada
Page 17 of 28
saluran pencernaan, sehingga obat akan sulit diabsrobsi. Namun teh encer tidak
menjadi masalah bagi orang yang mengkonsumsi anthihistamin karena kadar taninya
tidak begitu tinggi. Selain pada teh pekat, tanin juga banyak terdapat pada buah-
buahan yang berasa sepat, seperti salak dan sawo.
b. Susu mempunyai sifat dapat menghambat absorbsi zat-zat aktif tertentu terutama
antibiotika. Jika obat kurang diabsorbsi, berarti daya khasiat atau kemanjurannya juga
akan berkurang, sehingga penyembuhan mungkin tidak akan tercapai.karena
itupemberian antibiotika, misalnya ampisilin, amoksilin, kloramfenikol dan lain-lain.
Jangan minum bersamaan atau berdekatan waktunya dengan minum susu. Sebaiknya
tunggu sekitar dua jam setelah atau sebelum minum antibiotika, agar penyerpan obat
antibiotika tersebut di saluran pencernaan tidak terganggu.Tidak semua jenis obat
tidak baik dikonsumsi bersama-sama dengan susu. Ada beberapa obat, terutama yang
bersifat mengiritasi lambung, justru dianjurkan untuk diminum bersama susu atau
pada waktu makan. Gunanya agar susu atau makanan tersebut dapat mengurangi efek
iritasi lambung dari obat yang dikonsumsi. Walaupun susu atau makanan dapat
sedikit mengurangi daya kerja obat tersebut, namun efek perlindungannya terhadap
iritasi lambung lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek penurunan daya kerja
obat yang sangat sedikit.Obat-obat seperti ini, contohnya obat-obat antiinflamasi
nonsteroid seperti asetosal dan ibuprofen, yang biasa diberikan untk meredakan atau
mengurangi rasa sakit, nyeri, atau demam. Begitu juga obat-obat kortikosteroid yang
biasanya digunakan untuk meredakan inflamasi (misalnya bengkak atau gatal-gatal)
seperti prednison, prednisolon, metilprednisolon dan lain-lain
c. Kopi, sebagaimana kita ketahui mengandung kafein. Kafein bekerja merangsang
susunan syaraf pusat. Jadi agar efek stimulan terhadap susunan syaraf pusat tidak
berlebihan, hindari mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung kafein seperti
kopi, teh, coklat, minuman kola dan beberapa merek minuman berenergi (energy
drink) ketika sedang dalam pengobatan menggunakan obat-obat yang juga dapat
merangsang susunan syaraf pusat seperti obat-obat asma yang mengandung teofilin
atau epinefrin
d. Alkohol mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap fisiologis tubuh sehingga
dapat menganggu atau bahkan mengubah respons tubuh terhadap obat yang
Page 18 of 28
diberikan. Contohnya, obat-obat antihistamin atau antialergi ( biasasnya diberikan
untuk meringankan gejala alergi, flu dan batuk 0 umumnya menyebabkan mengantuk.
Konsumsi antihistamin bersama dengan alkohol akan menambah rasa kantuk dan
memperlambat performa mental dan motorik. Alkohol juga akan meningkatkan resiko
pendarahan lambung dan kerusakan hati jika dikonsumsi bersama obat-obat
penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau asetaminofen. Alkohol juga dilarang
diminum bersama dengan obat-obat penurun tekanan darah tinggi golongan beta-
blocker seperti propanolol. Kombinasi alcohol- propanolol dapat menurunkan
tekanan darah secara drastis dan membahayakan.jiwa pasien. Tape, walaupun sedikit
juga mengandung alkohol, terutama tape ketan atau tape beras. Oleh sebab
itusebaiknya kurangi atau hindari makan tape ketika mengkonsumsi obat-obat yang
dapat berinteraksi dengan alkohol seperti yang diuraikan di atas.
e. Norit yang digunakan untuk kembung dan diare, bersifat menyerap racun dan zat-zat
lainnya di lambung. Sifat inilah sebenarnya yang dipakai untuk mengurangi kembung
dan diare. Namun, norit menyerap zat-zat di lambung hampir tidak pilih bulu
sehingga obat-obat yang anda minum dalam waktu bersamaan atau dalam rentang
waktu 3-5 jam sekiotar waktu makan norit juga akan ikut disrap oleh norit.
Akibatnya, penyerapan obat oleh tubuh justru berkurang sehingga efek atau khasiat
obat yang diminum berkurangb dan efek pengobatan tidak dapat dicapai
4. Interaksi dengan zat lain
a. Mineral seperti kalsium, magnesium, aluminium dan zat besi dapat bereaksi dengan
beberapa obat tertentu, misalnya antibiotika tetrasiklin dan turunan fluoroquinolon
seperti ciprofloxacin, levofloxacin dan trovafloxacin. Membentuk senyawa yang
sukar diabsropsi atau diserap oleh tubuh. Jika ini terjadi, maka tujuan pengobatan
dengan antibiotika untuk membunuh kuman penyakit di dalam tubuh akan terganggu
dan mungkin tidak tercapai. Untuk obat jantung, dibarengi dengan asupan makanan
atau minuman yang mengandung kalium, seperti salak. Pasalnya, obat jantung akan
menimbulkaan kontraksi tersebut. Satu penelitiaan mengungkapkan bahwa penurunan
absropsi antibiotika karena drug interaction dengan mineral-mineral tersebut dapat
mencapai 50-75 persen.
Page 19 of 28
b. Natrium ( garam dapur ) akan mengurangi efek dari obat diuretik yang bertujuan
untuk mengeluarkan garam dari tubuh sebagai anti hipertensi. Natrium terbanyak
terbanyak terdapat pada garam dapur ( natrium klorida 0, juga pada makanan yang
asin-asin dan mengandung banyak garam
Page 20 of 28
BAB III
PEMBAHASAN
Page 21 of 28
ol/ampisilin oral/sulfasala koagulan oral bersamaan
zin/levodopa Mengurangi
/kotrasepsi efektivitas
oral sulfasalazin
Meningkatkan
bioavailabilitas
levodopa
Mengurangi
efektifitas
kontrasepsi oral.
Page 22 of 28
Peningkatan
faktor eliminasi
dari warfarin.
Memonitoring
aktivitas warfarin
Page 23 of 28
meningkatkan absorpsinya. secara bersamaan
kelarutan obat yang hanya untuk obat
bersifat asam yang bersifat asam
(aspirin) yang sukar yang yang sukar
larut dalam cairan larut dalam cairan
saluran cerna. saluran cerna.
Tetracycline akan membentuk kompleks dengan logam valensi III dalam usus yang
menyebabkan konsentrasi obat dalam plasma menurun sehingga efek menurun.
Penanganannya: tidak dapat digunakan secara bersamaan.
Page 24 of 28
4. Interaksi antara kolesteramin dengan NSAID atau hidroksil (sulfonamide)
Kolesteramin dapat membentuk kompleks dengan obat – obat yang memiliki gugus
karboksilat (NSAID) atau hidroksil (sulfonamid). Akibatnya struktur molekul obat –obat
membesar dan tidak bisa terabsorbsi. Penanganannya: tidak dapat digunakan secara
bersamaan.
5. Interaksi antara Antibiotik golongan Quinolon dengan senyawa yang mengandung Mg, Al,
Ca, dan Fe
Antibiotik golongan Quinolon akan membentuk khelat dengan keberadaan senyawa yang
mengandung magnesium, aluminum, calcium, dan besi, secara signifikan akan mengurangi
absorpsi quinolon. Penanganannya: Tidak dapat digunakan secara bersamaan
Page 25 of 28
yang memperpendek waktu pengosongan lambung, (misalnya metoklorpropamid, reserpine,
sodium bikarbonat), akan mempercepat absorpsi siklosporin. Sehingga tidak ada perubahan
dalam hal clearence cyclosporin, rata-rata AUC kons Vs. waktu dan Cmaks siklosporin
(immunosupresan) meningkat 22 dan 46 % secara berturut-turut, ketika diberikan bersama
dengan metoclopramide dan waktu untuk mencapai Cmax (Tmax) juga menurun secara
signifikan pada penggunaan kombinasi obat ini. Penanganannya: berikan perbedaan waktu
pemberian.
Page 26 of 28
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Interaksi obat berarti saling pengaruh antar obat sehingga terjadi perubahan efek
2. Interaksi tidak hanya terjadi antara obat dengan obat tetapi dapat juga terjadi antara obat
dengan makanan.
3. Interaksi dapat memberikan keuntungan dan kerugian.
4. Interaksi obat dapat terjadi pada berbagai tahap mulai dari meracik obat sampai obat
tersebut dikeluarkan dari tubuh.
Page 27 of 28
DAFTAR PUSTAKA
Page 28 of 28