Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Pengukuran Dasar Pada Benda Padat

Gesekan pada bidang miring

Disusun Oleh:

Hanif Prasetyo 065117207


Muhammad Fadly 065117199
Yosep Ridho 065117201
Arie Fajar 065117203

Tanggal Percobaan Sabtu, 14 Oktober 2017

Rekan Kerja:
Nur M Abdullah 065117184
Andi Nurjaman 065117204
Rizky Septiyadi 065117208

Asisten Prektikum

Desi Tri Sularsih


Desi Astriningsih
Noorlela Marcheta
Nural Fahira

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan percobaan

Dengan dilakukannya percobaan ini, maka mahasiswa dapat mencari koefisien


gesekan statis dan kinetis, percepatan dan kecepatan benda yang bergerak
meluncur pada bidang miring.

1.2. Dasar Teori

Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau
arah kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua
buah benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus
berbentukpadat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya
gesek antara dua buah benda padat misalnya adalah gaya gesek statis dan
kinetis, sedangkan gaya antara benda padat dan cairan serta gas adalah gaya
Stokes. Di mana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal sebagai gaya
gesek statis dan kinetis, sedangkan suku kedua dan ketiga adalah gaya gesek
pada benda dalam fluida.

Gaya gesek dapat merugikan dan juga bermanfaat. Panas pada


porosyang berputar, engsel pintu dan sepatu yang aus adalah contoh
kerugian yang disebabkan oleh gaya gesek. Akan tetapi tanpa gaya gesek
manusia tidak dapat berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan
menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil
dengan jalan, mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil dapat
bergerak. Tanpa adanya gaya gesek juga tidak dapat tercipta parasut.
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan
yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya
elektrostatik pada masing-masing permukaan. Dulu diyakini bahwa
permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau tepatnya
koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan
permukaan yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian.
Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada permukaan benda dapat
menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat
membasahinya (efek lotus) pada permukaan daun (misalnya setetes air di
atas daun keladi).

Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat
saling bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang
dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau
saling berganti (menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding,
terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding
(rolling friction). Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan
atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin (spin friction). Gaya gesek
antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-Stokes atau
gaya viskos (viscous force).

a. Gaya gesek statis

Gaya gesek statis adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Seperti contoh, gesekan statis dapat
mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring. Koefisien gesek
statis umumnya dinotasikan dengan μs, dan pada umumnya lebih besar dari
koefisien gesek kinetis.

Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan


tepat sebelum benda tersebut bergerak. Gaya gesekan maksimum antara dua
permukaan sebelum gerakan terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis
dikalikan dengan gaya normal f = μs Fn. Ketika tidak ada gerakan yang
terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek
maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek maksimum yang
berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan oleh gaya
gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan arah.
Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan
gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesekan statis tidak lagi dapat
digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan gaya
gesek kinetis.

b. Gaya gesek kinetis

Gaya gesek kinetis (atau dinamis) terjadi ketika dua benda bergerak
relatif satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis
umumnya dinotasikan dengan μk dan pada umumnya selalu lebih kecil dari
gaya gesek statis untuk material yang sama.

Yang memperngaruhi gaya gesek adalah sebagai berikut :

1. Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang


bergesekan. Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan
makin besar gesekan yang ditimbulkan.

– Jika bidang kasar sekali , maka μ = 1.

– Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.

2. Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda.
Makin besar gaya normalnya makin besar gesekannya.

Cara merumuskan gaya normal adalah dengan memakai persamaan hukum I


Newton, yaitu ; § Benda di atas bidang datar ditarik gaya mendatar
N = w = m.g

§ Benda di atas bidang datar ditarik gaya membentuk sudut

§ Benda di atas bidang miring membentuk sudut

Hubungan antara Gaya Gesek dengan Hukum Newton 1 & Hukum


Newton 2

Hukum pertama Newton menyatakan bahwa sebuah benda dalam keadaaan


diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan tetap diam atau akan terus
bergerak dengan kecepatan kostan kecuali ada gaya eksternal yang berkerja
pada benda itu. Kecenderungan yang digambarkan dengan mengatakan bahwa
benda mempunyai kelembaman.

Pada Hukum pertama dan kedua Newton dapat dianggap sebagai definisi gaya.
Gaya adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda
mengubah kecepatannya, artinya, dipercepat. Arah gaya adalah percepatan
yang disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada
benda tersebut. Besaran gaya adalah hasil kali massa benda dan besaran
percepatan yang dihasilkan gaya.

Sedangkan Massa adalah sifat instrinsik sebuah benda yang mengukur


resistansinya terhadap percepatan.

F = m.a

Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya


dan massa dan kinematika percepatan, kecepatan dan perpindahan. Hal ini
bermanfaat karena memungkinkan menggambarkan aneka gejala fisika yang
luas dengan menggunakan sedikit hukum gaya yang relative mudah.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

1. Peralatan yang Digunakan

a. Papan luncur

b. Mistar ukur

c. Stopwatch

2. Bahan yang Digunakan

a. Balok kayu

b. Engsel
BAB III
METODE PERCOBAAN

Langkah – langlah kerjanya sebagai berikut :

a. Diletakkan balok di atas bidang luncur pada tempat yang sudah diberi
tanda. Ukur panjang lintasan yang akan dilalui oleh benda (St).

b. Diangkat bidang luncur perlahan-lahan hingga balok pada kondisi akan


meluncur. Diukur posisi vertikal (y) dan horizontal (x) balok.

c. Diangkat bidang luncur sedikit ke atas lagi hingga balok meluncur.


Dengan menggunakan stopwatch diukur waktu yang diperlukan balok
selama meluncur sepanjang lintasan tadi.

d. Diulang percobaan nomor 1 sampai 3 lima kali, kemudian hitung


koefisien gesek statis (µs), percepatan (a), koefisien gesek kinetis (µk),
dan kecepatan benda pada saat mencapai ujung bawah bidang luncur
(Vt).

e. Dilakukan percobaan diatan dengan menggunakan benda lain.


BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

A. Data Pengamatan
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan pada tanggal
21 Oktober 2017, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut
C(%)
Keadaan Ruangan P(cm)Hg T(oC)

72
Sebelum Percobaan 75,6 27

67
Sesudah Percobaan 75,6 27,5

Tabel 1
Balok A = 125 gr g = 980 cm/s2
α
No X Y R Sin x Cos x µs µk T V A

42,84
1 26 24,2 35,52 0,68 0,73 0,93 0,83 1,69 118,347 70,028

43,63
2 24 23 33,24 0,69 0,72 0,96 0,71 1,06 188,612 177,936

43,24
x 25 23,6 34,38 0,685 0,725 0,945 0,77 1,38 153,480 123,982

0,34
Λx 1 0,51 0,91 0,074 1,0061 0,016 0,06 0,73 35,132 53,954

Tabel 2
Balok B = 122,19 gr g = 980 cm/s2
Cos α
No x y r Sin x µs µk t v a
x
36,87
1 36 26,7 44,82 0,60 0,80 0,75 0,63 1,45 137,92 95,12
37,59
2 31,3 24,3 39,93 0,62 0,78 0,79 0,61 1,20 166,68 138,89

37,23
x 33,56 25,75 42,22 0,605 0,795 0,76 0,61 1,3 152,30 117,005

0,36
Λx 2,35 0,95 2,6 0,05 0,05 0,0122 0,024 0,105 1,607 21,88

B. Data Perhitungan

Tabel 1
Balok A percobaan 1
Cara mencari r Cara mencari Sin x Cara mencari Cos x
𝑦 𝑥
r = √𝑥 2 + 𝑦 2 Sin x = 𝑟 Cos x = 𝑟
24,2 26
= √262 + 24,22 = 35,52 = 35,52

= √676 + 585,64 = 0,68 = 0,73


= √1261,64
= 35,52

Cara mencari µs Cara mencari a Cara mencari µk


2 𝑠𝑡 𝑔 sin 𝑥−𝑎
Sin x/Cos x a= µk =
𝑡2 𝑔 cos 𝑥
2 100 𝑐𝑚 980𝑥 0,68 −70,028
0,68/0,73 a= µk =
1,69𝑥2 980x0,73

0,93 a = 70,028 µk = 0,998

Cara mencari v Cara mencari α


V = axt shif sin 0,73
V = 70,028 x 1,69 = 42,84
V = 118,347
Percobaan 2
Cara mencari r Cara mencari Sin x Cara mencari Cos x
𝑦 𝑥
r = √𝑥 2 + 𝑦 2 Sin x = 𝑟 Cos x = 𝑟
23 24
= √242 + 232 = 33,24 = 33,24

= √576 + 529 = 0,69 = 0,72


= √1105
= 33,24

Cara mencari µs Cara mencari a Cara mencari µk


2 𝑠𝑡 𝑔 sin 𝑥−𝑎
Sin x/Cos x a= µk =
𝑡2 𝑔 cos 𝑥
2 100 𝑐𝑚 980𝑥 0,69 −177,936
0,69/0,72 a= µk =
1,06𝑥2 980x0,72

0,71 a = 177,936 µk 0,71

Cara mencari v Cara mencari α


V = axt shif sin 0,69
V = 177,936 x 1,06 = 43,63
V = 188,612

Cara mencari 𝑥
26+24 24,2+23 35,52+33,24 0,68+0,69
𝑥𝑥= 2
𝑥𝑦= 2
𝑥𝑟= 2
𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥 2

𝑥 𝑥 = 25 𝑥 𝑦 = 34,38 𝑥 𝑟 = 34,38 𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥 = 0,685

0,73+0,72 0,93+0,96 0,93+0,96 0,93+0,96


𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 = 2
𝑥µs = 2
𝑥µk = 2
𝑥t= 2

𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 = 0,725 𝑥µs = 0,945 𝑥µk = 0,77 𝑥 t = 1,38

118,347+118,612 70,028+177,936 42,84+43,63


𝑥𝑣= 2
𝑥𝑎= 2
𝑥α= 2

𝑥 𝑣 = 153,480 𝑥 𝑎 = 123,982 𝑥 α = 43,24


Cara mencari Λx

(25 − 26)2 +(25 − 24)2 (23,6 − 24,2)2 +(23,6 − 23)2


𝛬𝑥 𝑥 √ 𝛬𝑥 𝑦 √
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 𝑥 = 1 𝛬𝑥 𝑦 = 0,51

(0,685 − 0,68)2 +(0,685 − 0,69)2 (0,725 − 0,73)2 +(0,725 − 0,72)2


𝛬𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥√ 𝛬𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥 = 0,074 𝛬𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 = 1,0061

(0,945 − 0,73)2 +(0,945 − 0,72)2 (0,77 − 0,83)2 +(0,77 − 0,71)2


𝛬𝑥 µs√ 𝛬𝑥 µk√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 µs = 0,16 𝛬𝑥 µk = 0,06

(1,38 − 1,69)2 +(1,38 − 1,06)2 (153,480 − 118,347)2 +(153,48 − 188,612)2


𝛬𝑥 t√ 𝛬𝑥 v√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 t = 0,73 𝛬𝑥 v = 35,152

(123,98 − 70,028)2 +(123,98 − 177,936)2 (43,24 − 42,85)2 +(43,24 − 43,63)2


𝛬𝑥 a√ 𝛬𝑥 α√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 a = 53,954 𝛬𝑥 α = 0,34

(34,38 − 35,52)2 +(34,38 − 33,24)2


𝛬𝑥 𝑟√ 2(2−1)

𝛬𝑥 𝑟 = 0,91

Tabel 2
Balok B Percobaan 1
Cara mencari r Cara mencari Sin x Cara mencari Cos x
𝑦 𝑥
r = √𝑥 2 + 𝑦 2 Sin x = 𝑟 Cos x = 𝑟
26,7 36
= √362 + 26,72 = 44,82 = 44,82
= √1296 + 712,89 = 0,60 = 0,80
= √2008,89
= 44,82

Cara mencari µs Cara mencari a Cara mencari µk


2 𝑠𝑡 𝑔 sin 𝑥−𝑎
Sin x/Cos x a= µk =
𝑡2 𝑔 cos 𝑥
2 100 𝑐𝑚 980𝑥 0,60 −95,12
0,60/0,80 a= µk =
1,45𝑥2 980x0,80

0,75 a = 95,12 µk = 0,63

Cara mencari v Cara mencari α


V = axt shif sin 0,60
V = 95,12 x 0,63 = 36,87
V = 137,92

Percobaan 2
Cara mencari r Cara mencari Sin x Cara mencari Cos x
𝑦 𝑥
r = √𝑥 2 + 𝑦 2 Sin x = 𝑟 Cos x = 𝑟
24,8 31,3
= √31,32 + 24,82 = 39,93 = 39,93

= √979,69 + 615,04 = 0,62 = 0,78

= √1594,73
= 39,93

Cara mencari µs Cara mencari a Cara mencari µk


2 𝑠𝑡 𝑔 sin 𝑥−𝑎
Sin x/Cos x a= µk =
𝑡2 𝑔 cos 𝑥
2 100 𝑐𝑚 980𝑥 0,62 −138,89
0,62/0,78 a= µk =
1,20𝑥2 980x0,78

0,79 a = 138,89 µk = 0,61


Cara mencari v Cara mencari α
V = axt shif sin 0,62
V = 138,89 x 1,20 = 138,89
V = 166,68

Cara mencari 𝑥
36+31,3 26,7+24,8 44,82+39,62 0,60+0,61
𝑥𝑥= 2
𝑥𝑦= 2
𝑥𝑟= 2
𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥 2

𝑥 𝑥 = 33,65 𝑥 𝑦 = 25,75 𝑥 𝑟 = 42,22 𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥 = 0,605

0,80+0,79 0,75+0,77 0,63+0,59 1,45+1,20


𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 = 2
𝑥µs = 2
𝑥µk = 2
𝑥t= 2

𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 = 0,795 𝑥µs = 0,76 𝑥µk = 0,61 𝑥 t = 1,30

137,92+166,67 95,12+138,89 36,87+37,59


𝑥𝑣= 2
𝑥𝑎= 2
𝑥α= 2

𝑥 𝑣 = 152,30 𝑥 𝑎 = 117,005 𝑥 α = 37,23

Cara mencari Λx

(33,65 − 36)2 +(33,65 − 31,3)2 (25,75 − 44,82)2 +(25,75 − 24,3)2


𝛬𝑥 𝑥 √ 2(2−1)
𝛬𝑥 𝑦 √ 2(2−1)

𝛬𝑥 𝑥 = 2,35 𝛬𝑥 𝑦 = 0,95

(0,605 − 0,60)2 +(0,605 − 0,60)2 (0,795 − 0,80)2 +(0,795 − 0,79)2


𝛬𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥√ 𝛬𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 𝑠𝑖𝑛𝑥 = 0,05 𝛬𝑥 𝑐𝑜𝑠𝑥 =0,05

(0,76 − 0,75)2 +(0,76 − 0,77)2 (0,61 − 0,63)2 +(0,61 − 0,59)2


𝛬𝑥 µs√ 𝛬𝑥 µk√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 µs = 0,042 𝛬𝑥 µk = 0,024
(1,3 − 1,45)2 +(1,3 − 1,2)2 (152,30 − 137,92)2 +(152,30 − 166,67)2
𝛬𝑥 t√ 𝛬𝑥 v√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 t = 0,105 𝛬𝑥 v = 1,607

(117,005 − 95,12)2 +(117,005 − 138,89)2 (37,23 − 36,87)2 +(37,23 − 37,59)2


𝛬𝑥 a√ 𝛬𝑥 α√
2(2−1) 2(2−1)

𝛬𝑥 a = 21,88 𝛬𝑥 α = 0,36

(42,22 − 44,82)2 +(42,22 − 39,62)2


𝛬𝑥 𝑟√ 2(2−1)

𝛬𝑥 𝑟 = 2,6

BAB V
PEMBAHASAN
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini tidak harus berbentuk padat,
melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek merupakan
akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-
gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing
permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya
gesek (atau tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya
dibandingkan dengan permukaan yang kasar.

Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar sehingga
kecepatan laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang permukaannya licin
atau halus, pada saat mendorong benda secara terus-menerus maka akan muncul
fs(arah gaya gesek) yang membesar sampai benda itu tepat bergerak, setelah benda
bergerak, gaya gesek menurun sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu
dikenal dengan gaya gesek kinetis. Maka gesekan kinetis akan besar ketika sedut
kemiringan itu rendah, sedang semakin tinggi gaya gesek semakin kecil.
Maka percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan dengan yang
lebih berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan gaya. Seperti pada
Hukum Newton 2

F = m. A

Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan berbanding
lurus.

Pada sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat
dikarenakan terjadi tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang
menyebabkan hambatan, sedangkan benda yang lebih ringan akan mengalami
tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut kemiringan lebih kecil
pula.
Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok mempengaruhi tekanan
balok ke bidang kasar, sehingga gesekan semakin besar, bisa dihubungkan dengan
W= m x g. jadi ada gravitasi yang mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi
terhadap kecepatan.

Lalu bagaimana jika µs &µk itu 0 < (µs & µk) <1?. Menurut pernyataan
dosen, µs & µk itu haruslah kurang dari 1 dan lebih dari 0, kenapa? Karena sudah
ketentuan dari pembuat rumus.
Nah bagaimana jika µs & µk itu hasilnya lebih dari 1?
1. Karena dalam percobaan ada berbagai kendala, yaitu dalam perhitungan
gesekan bergantung pada tingkat licin suatu bidang, pada saat
melakukan uji coba, bidang yang dipakai tingkat licin berkurang.
2. Karena dalam hal menggesekan benda di bidang miring mungkin bisa
jadi berpengaruh dengan gaya yang diberikannya. Pada saat melakukan
percobaan, gaya yang diberikan untuk benda itu sangatlah besar, besar
kemungkinan dalam hal gaya yang di berikan itu berpengaruh dalam
nilai µs & µk.
3. Mungkin tingkat ketelitian pada saat menghitung x dan y itu kurang
teliti.

Tugas Akhir
1. Apa yang dapat anda simpulkan hubungan antara kekasaran balok (koefisien
gesek statis) dengan sudut kemiringan bidang luncur.
2. Jika dua balok yang beratnya berbeda tetapi kekasarannya sama, apa yang
dapat anda simpulkan mengenai:
a. Sudut kemiringan bidangnya
b. Percepatan (pada α yang sama)
c. Kecepatan pada jarak tempuh dan waktu yang sama. Perkuat pendapat anda
dengan rumus-rumus yang berlaku pada teori.

Jawab :
1) Permukaan bidang yang kasar akan membuat gesekan semakin besar
sehingga kecepatan laju balok sedikit lambat atau lebih cepat balok yang
permukaannya licin atau halus, pada saat mendorong benda secara terus-
menerus maka akan muncul fs (arah gaya gesek) yang membesar sampai
benda itu tepat bergerak, setelah benda bergerak, gaya gesek menurun
sampai mencapai nilai yang tepat, keadaan itu dikenal dengan gaya gesek
kinetis. Maka gesekan kinetis akan besar ketika sedut kemiringan itu
rendah, sedang semakin tinggi gaya gesek semakin kecil

2) A. Sudut kemiringan bidangnya lebih besar benda yang lebih berat


dikarenakan terjadi tekanan pada bidang miring dengan berat benda yang
menyebabkan hambatan, sedangkan benda yang lebih ringan akan
mengalami tekanan pada bidang lebih kecil, yang menghasilkan sudut
kemiringan lebih kecil pula.

B. Maka percepatannya akan berbeda antara balok yang beratnya ringan


dengan yang lebih berat. Sebab massa juga mempengaruhi kecepatan dan
gaya. Seperti pada Hukum Newton 2. F = m. A

Dari rumus tersebut dapat dibuktikan bahwa massa dan percepatan


berbanding lurus.

C) Kecepatannya lebih cepat yang ringan, karena berat balok


mempengaruhi tekanan balok ke bidang kasar, sehingga gesekan semakin
besar, bisa dihubungkan dengan W = m x g. jadi ada gravitasi yang
mempengaruhi gesekan dan mempengaruhi terhadap kecepatan.
BAB Vl
KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak.
2. Massa pada balok mempengaruhi kecepatan meluncur balok tersebut diatas
bidang miring
3. Sudut kemiringan bidang mempengaruhi kecepatan dan waktu tempuh balok
saat meluncur
4. Perhitungan hasil percobaan dilakukan dengan bantuan fungsi SD pada
kalkulator
DAFTAR PUSTAKA

Fendi. Purwoko. 2007, Fisika SMA Kelas X, Ghalia Indonesia: Penerbit


Yudhistira
Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit
Erlangga
Young, Hugh D. & Freedman, Roger A., 2002, Fisika Universitas
(terjemahan),Jakarta : Penerbit Erlangga
Zaelani, Ahmad. Cunayah, Cucun. & Irawan, Etsa Indah. 2006, 1700 soal
bimbingan pemantapan fisika. Bandung : Penerbit Yramawidya

http://www.academia.edu/9214922/Laporan_praktikum_fisika_dasar_1_bidang_
miring(27/10/2017)

Anda mungkin juga menyukai