Anda di halaman 1dari 17

POMR

DI SUSUN OLEH :

1. Ahmad Ridho Gustian 1721032


2. Arsi Marta Utami 1721004
3. Dandi Ramadhona 1721037
4. Desca Rahmadona 1721007
5. Emelia Puspitasari 1721041
6. Fakhrul Rozi 1721010
7. Kevin Rahmadhany 1721013
8. Meike Sestri 1721029
9. Nando Novika Mahendra 1721049
10. Sindy Septiani 1721023
11. Talya Desna 1721026
12. Tri Rahmawati 1721027
13. Yeta Desti Ayu 1721060
14. Yolanda Putri 1721061

AKADEMI PEREKAM INFORMATIKA KESEHATAN


PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia dan
nikmatNya yang telah Dia berikan kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan.

Dalam proses pembuatan makalah ini kami berupaya untuk mengumpulkan buku-buku
referensi dan berbagai tulisan di media massa yang berkualitas dan benar-benar dapat
dipertanggung jawabkan mutu serta otensititasnya.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam cara penulisannya.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga kami dapat memenuhi tugas mata kuliah ini. Semoga
bermanfaat.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….…..1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………......2
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 3
1.2 Tujuan .................................................................................................................. 3
1.3 Manfaat ................................................................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………...5
2.1 Autoauthentication .............................................................................................. 5
2.2 Regulasi Dan Akreditasi ...................................................................................... 5
2.3 Berdasarkan Sifat dan Masalah ........................................................................... 6
2.4Komponen POMR ................................................................................................ 7
2.5 Initial Plans………………………………………………………………………8
2.6Progres Note ......................................................................................................... .8-9
2.7 Data Dasar ........................................................................................................... 9
2.8 Data Subjektif ...................................................................................................... 10
2.9 Data Objektif ....................................................................................................... 11
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………..12
3.1 POMR……………………………………………………………………………12
3.2 Kelebihan dan Kekurangan POMR ..................................................................... 13-14
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………15
4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………..15
4.2 SARAN ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Problem list atau daftar masalah adalah dasar acuan dari rekam medis yang berorientasi
pada masalah. ”Problem list” bukanlah merupakan suatu komposisi yang bersifat statis atau tetap
melainkan suatu ”table of contents” yang dinamis dari grafik pasien yang dapat di-update setiap
saat. Ketelitian mengenai jenis masalah, catatan kemajuan yang berorientasi masalah dan
kesimpulannya secara langsung berhubungan dengan ketelitian dan integritas dimana masalah
pertamakali diidentifikasikan. Tidak pernah ada kata benar atau salah dalam keputusan sepihak
mengenai kasus yang sulit, yang ada hanyalah keputusan yang ilmiah dan logis atau tidak ilmiah
dan tidak logis yang dikeluarkan dengan hati-hati atau tidak hati-hati (Weed, 1968).

Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, setiap dokter wajib memberikan pelayanan


yang berkualitas dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran. Salah satu aspek yang diatur dalam undang-undang tersebut adalah
penyelenggaraan rekam medis (pasal 46 dan 47).

Penyelenggaraan rekam medis adalah kewajiban bagi setiap dokter yang menjalankan
praktik kedokteran. Permasalahan yang ada saat ini adalah dokter tidak menyadari manfaat dan
kegunaan rekam medis sepenuhnya sehingga penyelenggaraan rekam medis tidak berjalan
dengan baik. Karena itu, diperlukan suatu pembahasan mengenai penyelenggaraan rekam medis
yang dapat digunakan oleh mahasiswa kedokteran untuk membiasakan penyelenggaraan rekam
medis yang baik dan benar.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan pembuatan makalah POMR ini adalah selain untuk memenuhi tugas
mata kuliah PSRM III adalah sebagai acuan untuk membuat rekam medis berorientasi masalah
dan sebagai acuan untuk memahami manfaat dan kegunaan rekam medis untuk kepentingan
dokter, pasien, saranan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan.

3
1.3 Manfaat

Membuat evaluasi dan perencanaan yang lebih sistematis, menampilkan data dalam bentuk
yang lebih jelas, sistematis dan dinamis, menekan biaya perawatan, memberikan
penatalaksanaan kepada pasien (masalah) seutuhnya, dan menghindarkan kemungkinan
terlupakannya masalah yang ada.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Autoauthentication

Dari Suatu Rekam Medik Istilah autoauthentication mengacu kepada suatu sistem yang
memungkinkan suatu rekam medik dapat secara otomatis ditandatangani/disahkan atas nama
sang dokter tanpa jaminan bahwa rekam medik tersebut telah dilihat atau setidaknya dikoreksi
oleh sang dokter setelah penyalinan. Secara tipikal, pada prosedur autoauthentication dilakukan
pengiriman salinan laporan kepada dokter dengan dibubuhi tanda tangan elektronik. Laporan
dapat dianggap lengkap apabila dokter tidak meminta koreksi dalam periode waktu tertentu.
Walaupun sistem autoauthentication memasukkan penggunan tanda tangan elektronik, istilah
tersebut tidak sama, karena beberapa sarana kesehatan mengizinkan tanda tangan kesehatan
hanya setelah dokter benar-benar telah mengoreksi laporan tersebut.

2.2 Regulasi dan Akreditasi

Autoauthentication dari suatu rekam medik tanpa verifikasi tentang kelengkapan dan
akurasinya oleh dokter dilarang oleh Health Care Financing Administration (HCFA), the Joint
Commission on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) dan banyak departemen
kesehatan lainnya. HCFA dan kelompok permintaan validasi yang terkait diagnostik secara jelas
mengizinkan tanda tangan elektronik, tapi terlihattidak autoauthentication, karena mmbutuhkan
membutuhkan penulis untuk menyalin laporan sebelum tanda tangan dibubuhkan. HCFA-Region
IX (membawahi Arizona, Kalifornia, Hawai dan Nevada) telah menyatakan bahwa itu
menginterpetasikan kondisi medik dari partisipasi untuk melarang autoauthentication. Standar
JCAHO juga memperbolehkan keotentikan suatu rekam medik menggunakan tanda tangan
elektronik, tetapi juga membutuhkan dokter untuk menambahkan tanda tangannta setelah
mengoreksi kembali laporannya. JCAHO telah mengkonfirmasi bahwa satndarnya
melarangautoauthentication dari suatu rekam medis.

5
Beberapa negara telah mengimplementasikan hukum dan regulasi yang serupa. Sebagai
contoh, di Kalifornia, the State Department of Health Services (SDHS) telah mengadopsi
peraturan yang memperbolehkan penggunaan tanda tangan elektronik, tetapi peraturan ini
menekankan bahwa hanya dokter yang bertanggung jawab yang mnggunakan tanda tangan
tersebut. Pada bulan Maret 1993, SDHS mengkonfirmasi dalam memorandum internak kepada
kantor distrik pada Licensing and Certification Branch bahwa sistem otentikasi elektronik yang
tidak memerlukan dokter untuk memverikasi informasi di dalam laporan setelah laporan tersebut
disalin adalah suatu sistem autoauthenticationI, tidak dapat diterima. Dalam kata lain,
keotentikan tidak dapat dilakukan dengan default (contohnya kegagalan seorang dokter untuk
mengoreksi salinan laporan ). Sesuai dengan kebijaksanaan ini, SDHS telah mengabarkan
perintah pemberhentian pada rumah sakit Kalifornia yang telah menggunakan sistem
autoauthentication.

Medical (biological)
 Psychiatric
 Social
 Demographic
 Diagnosis
 Physiologic finding
 Symptom
 Physical finding
 Lab abnormality
 Social issue
 Demographic issue

2.3 Berdasarkan Sifat dan Masalah


Berdasarkan sifatnya masalah di bagi menjadi 2 :
a) Masalah Aktif
Masalah aktif adalah masalah yang sedang berlangsung dan membutuhkan
pemeriksaan dan penanganan selanjutnya juga masih membutuhkan suatu tindakan

6
khusus karena akan membawa dampak pada perawatan masa kini ataupun masa yang
akan datang dengan faktor resiko.
b) Masalah Inaktif
Merupakan masalah masa lalu yang diduga menjadi penyebab masalah yang sekarang
dan masalah yang terjadi pada masa lampau kemungkinan bisa terjadi kembali atau
kambuh kembali.
a) Mendaftar atau mencatat masalah-masalah yang ada
b) Mengindikasi suatu masalah
c) Pedoman asuhan pada pasien
d) Alat komunikasi terhadap sesama tenaga medis
Daftar masalah harus lengkap dan isinya harus mencakup masalah sosial yang
berpengaruh terhadap perjalanan penyakit dan pengobatannya, karena daftar masalah ini
mempunyai fungsi yang sangat penting.

2.4 Komponen POMR

1. Catatan pada waktu masuk (admission note), terdiri dari:


a) Data dasar (data base)
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium dan penunjang rutin
b) Pengkajian (assessment) dan rencana (plan)
- Ringkasan (summary)
- Daftar masalah (problem list)
- Pengkajian (assessment)
- Rencana (plan)
2. Catatan perkembangan (progress note), terdiri dari:
a. Data subjektif (subjective)
b. Data objektif (objective)
c. Pengkajian (assessment)
d. Rencana (plan)

7
2.5 Initial Plans (Rencana Awal)

Initial Plans ini dibuat saat pasien pertama kali berobat ke suatu pelayanan kesehatan dan
ini berfungsi sebagai rencana pemecahan masalah yang terjadi pada pasien saat menjalani
perawatan di rumah sakit terkait baik rawat inap maupun rawat jalan. Dari data pasien dan daftar
masalah yang telah diidentifikasi dapat dibuat sebuah perencanaan. Perencanaan pada umumnya
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Diagnostic Berisi tentang studi lebih mendalam mengenai diagnosis dan manajemen.
b. Therapeutic Mengenai rencana tindakan pengobatan atau terapi yang akan diberikan
c. Patient Education Yaitu rencana penyampaian tindakan medis yang akan diberikan
kepada pasien

2.6 Progress Note (Catatan Perkembangan)

Adalah catatan perkembangan yang berisi tentang kemajuan keadaan pasien selama
tindakan perawatan dilakukan. Di dalamnya terdapat deskripsi tentang aktifitas pelayanan pasien
oleh tenaga medis, paramedis, dll. Apabila catatan waktu hari pertama masuk telah selesai, maka
selanjutnya koasisten atau dokter membuat catatan perkembangan setiap hari. Catatan sebaiknya
bersifat ringkas dan singkat, namun berisikan hal-hal yang esensial. Catatan perkembangan berisi
Catatan perubahan subjektif dan objektif, serta pengkajian selanjutnya yang berdasarkan prinsip
cost effectiveness, yaitu mengutamakan keselamatan pasien dalam mencapai taraf kesehatan
optimal. Rencana pemeriksaan seyogyanya sepadan dengan tujuan perawatan. Rencana
penyuluhan lanjutan kepada pasien dan keluarga juga dituliskan. Catatan perkembangan berisi
perjalanan dan perkembangan penyakit. Data baru yang penting dicatat secara singkat. Setiap
perubahan pada pasien, baik mengenai keluhan maupun gejala, juga perlu dituliskan. Demikian
pula kesimpulan dari hasil pemeriksaan penunjang yang baru diterima harus dicatat. Secara
umum catatan perkembangan berisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Apakah keluhan dan gejala pasien sekarang? Adakah perubahan?


2. Adakah perubahan dalam penemuan pemeriksaan jasmani?
3. Apakah ada data laboratorium baru?

8
4. Adakah perubahan formulasi kasus atau hubungan dari berbagai masalah medis satu
dengan yang lain?
5. Adakah rencana yang baru dalam rencana diagnostik dan pengobatan pasien? Suatu
catatan lanjutan yang baik dapat segera memberikan keterangan untuk berbagai hal
penting dan paling sedikit bisa menjawab hal-hal sebagai berikut:
1) Apakah ada keterangan diagnostik baru?
2) Apakah pasien menjadi lebih baik atau lebih buruk?
3) Apakah tindak lanjut diagnostik dan pengobatan berjalan atau direncanakan?

Cara penulisan data dengan format problem oriented dikenal dengan konsep SOAP. Konsep
SOAP terdiri dari 4 bagian:

1. Subjective (Data Subjektif) Berisikan bagaimana perasaan pasien terhadap keluhannya


sekarang. Seringkali perkataan pasien ditulis dalam tanda kutip supaya dapat
menggambarkan keadaan pasien.
2. Objective (Data Objektif) Berisikan hasil pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan
penunjang.
3. Assessment (Pengkajian) Berisikan bagaimana pendapat pemeriksa mengenai data
tersebut di atas dan hubungannya dengan kasus. Pengkajian merupakan tulisan yang
berisi hasil integrasi pemikiran dokter (berdasarkan pengetahuannya mengenai
patofisiologi, epidemiologi, presentasi klinis penyakit, dan lain sebagainya) terhadap data
subjektif dan objektif yang ada.
4. Plan (Rencana) Berisikan rencana selanjutnya, baik diagnostik, pengobatan maupun
penyuluhan.

2.7 Data Dasar

Data dasar harus lengkap, teliti dan mengandung kesan analitik. Lengkap diartikan
sebagai semua kelainan yang penting harus tertulis. Pengertian analitik mencerminkan adanya
deskripsi riwayat penyakit (keluhan dan gejala) yang cukup untuk bisa sampai kepada
pengkajian masalah dan penatalaksanaan. Data yang didapat dari anamnesis disebut data
subjektif, sedangkan data yang didapat dari pemeriksaan jasmani dan laboratorium disebut data

9
objektif. Kedua data tersebut merupakan kumpulan data awal (data dasar). Penulisan rekam
medis mengikuti cara-cara yang lazim, dimulai dari anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat keluarga, dll.), dilanjutkan dengan pemeriksaan
jasmani dan data laboratorium serta pemeriksaan penunjang.

2.8 Data Subjektif

Tujuan anamnesis adalah mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang


bersangkutan. Informasi yang dimaksud adalah data medis organobiologis, psikososial serta
lingkungan pasien. Informasi yang didapat dari wawancara dengan pasien biasanya akan
memberikan kontribusi yang lebih untuk suatu pemecahan masalah daripada informasi yang
didapat dari pemeriksaan jasmani atau uji diagnostik. Ada dua jenis anamnesis, yaitu
autoanamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis merupakan anamnesis terhadap pasien itu
sendiri. Alloanamnesis adalah anamnesis terhadap keluarga/relasi terdekat atau yang membawa
pasien tersebut ke rumah sakit. Sistematika Anamnesis Data anamnesis terdiri dari:

 Identitas pasien
 Keluhan utama
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Anamnesis Sistem
 Riwayat Pribadi,

Psikologis, Sosial Ekonomi dan Budaya Identitas Pasien Identitas pasien meliputi nama lengkap
(nama keluarga, nama sendiri), umur, jenis kelamin, suku, agama, status perkawinan, pekerjaan,
alamat rumah dan nomor telepon. Selain itu juga diperlukan data mengenai contact person untuk
pasien tersebut yang mudah dihubungi. Data identitas pasien ini sangat penting, karena data
tersebut sering berkaitan dengan masalah klinik maupun gangguan sistem atau organ tertentu.
Misalnya penyakit tertentu, berkaitan dengan umur, jenis pekerjaan, jenis kelamin dan suku
bangsa tertentu. Dari data identitas pasien, kita juga mendapatkan kesan mengenai keadaan sosial

10
ekonomi, budaya dan lingkungan. Dengan informasi tersebut, kita dapat merencanakan
pengelolaan pasien, baik untuk diagnostik maupun pengobatan yang lebih cepat, optimal dan
sesuai dengan kondisi pasien secara menyeluruh (holistik). Selain itu alamat dan omor telepon
penting untuk komunikasi berkesinambungan.

2.9 Data Objektif

Setelah dituliskan data yang didapat dari anamnesis maka selanjutnya adalah menuliskan
temuan pada pemeriksaan fisik. Temuan pada pemeriksaan fisik merupakan suatu tanda objektif
dari suatu penyakit, yang merupakan fakta yang penting untuk diperhatikan. Apalagi jika temuan
fisik tersebut merupakan konfirmasi dari apa yang telah ditemukan pada anamnesis. Pada kasus
tertentu, temuan fisik dapat menjadi satu-satunya tanda yang penting dari suatu penyakit, apalagi
jika temuan riwayat penyakit pada anamnesis membingungkan. Tercakup di dalam pemeriksaan
fisik adalah penilaian status mental, keadaan kulit, kelenjar getah bening, kepala, mata, telinga,
hidung, mulut dan tenggorok, leher, jantung, paru, abdomen, serta refleks-refleks. Data tersebut
diharapkan mampu memberikan gambaran umum tentang keadaan pasien. Selain itu di dalam
rekam medis juga dituliskan temuan dari pemeriksaan objektif tentang hal-hal yang terukur,
yaitu tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu dan tingkat kesadaran. Hal ini biasa disebut
sebagai tandatanda kehidupan. Perlu pula ditambahkan data tanda-tanda objektif lainnya yang
diperiksa, seperti tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.

Temuan pada pemeriksaan fisik, seperti juga hasil anamnesis, harus didokumentasikan
sesegera mungkin, untuk menghindari distorsi dari memori. Hal lain yang juga perlu
ditambahkan adalah data hasil laboratorium. Data laboratorium yang dimaksud adalah data yang
dapat dituliskan segera dan tidak perlu yang lengkap. Setelah data tersusun, maka tidak segera
dibuat diagnosis kerja dan diagnosis banding seperti yang biasa pada penulisan rekam medis
tradisional. Hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah pembuatan pengkajian dan rencana.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 POMR ( Problem Oriented Medical Record )

Rekam medik berdasarkan masalah (Problem-oriented medical record/POMR) adalah


metode standar yang digunakan untuk memasukan data pasien pada banyak institusi. Adanya
bagian SOAP, yang termasuk subjektif, objektive, pengkajian dan perencanaan, menyediakan
inti yang baik mengenai suatu informasi yang telah teruji oleh waktu. Namun hal itu tidak
menyediakan pemahaman yang cukup baik ke dalam proses pikir para dokter dan usaha
diagnostiknya. Praktek Rumah Sakit dalam memberi rangkuman harus diperluas ke kantor dan
klinik, mungkin hanya setiap bulan atau tahun berdasarkan pada kategori. Kasus yang tidak
umum harus dicatat dengan rekam medik SOAP.

Dalam usaha untuk menemukan metode yang dapat digunakan agar dokter dapat
mencatat informasi yang lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat, dibuat suatu condition
diagram (CD). Ini adalah cara yang lebih praktis untuk mencatat suatu informasi dengan
menghindari pencarian yang sulit pada berlembar-lembar catatan narasi untuk menemukan
informasi yang penting. Diagram ini berdasar pada konsep diagram yang terdiri dari kalimat-
kalimat: semua bagian dari setiap kalimat memiliki tempat pada diagram dan dapat dibuat
diagram dengan cara yang sama oleh siapapun.

Kondisi pasien diletakkan pada tengah diagram . Tanda panah yang berasal dari kotak ini
yang mendeskripsikan pasien diletakkan di sebelah kiri dan dua kemungkinan hasil yang dapat
terjadi pada sebelah kanan. Di atas kotak condition diletakkan data terkait yang penting yang
dapat menuntun diagnosis, tepat di bawahnya dokter dapat mendata dignosis diferensial atau
kondisi yang potensial terjadi. Kuadran kiri atas mendata faktor-faktor yang dpat menginduksi
terjadinya kondisi. Kuadran kanan atas adalah untuk mendata komplikasi dan kuadran kanan
bawah utuk rencana pengobatan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa penggunaannya
meningkatkan performa dokter dan mahasiswa kedokteran yang menggunakan CD membuat

12
kesalahan yang lebih sedikit dalam mendiagnosis dan memiliki dokumen yang lebih baik
daripada mereka yang menggunakan POMR.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan POMR

A. Kelebihan POMR
 Dokter menangani masalah pasien berdasar prioritas masalah
 Memudahkan dalam penelitian masalah tertentu
 Data tersusun berdasar masalah yang ada
 Pendidikan medis dapat terfasilitasi dengan dokumentasi yang lengkap
 Dokter mempertimbangkan semua masalah pasien dan interpretasinya secara menyeluruh
 Memungkinkan setiap staf medik maupun paramedik untuk melakukan pelayanan secara
menyeluruh (Total Care) dari semua masalah yang ada pada seorang pasien Memudahkan
kerja tim medis dalam melakukan pengelolaan pasien secara terpadu dan memudahkan
evaluasi secara menyeluruh
 Memudahkan si pemakai rekam medis untuk menilai masalah mana yang aktif, yang
tidak aktif, yang telah teratasi dan yang sedang ditangani tanpa harus mengikuti diskusi
yang dilakukan setiap saat
 Penting untuk mempersiapkan sistem komputer untuk rekam medis
 Sangat bermanfaat untuk penanganan kasus terpadu terutama di rumah sakit pendidikan
 Sangat membantu penelitian oleh mahasiswa kedokteran maupun mahasiswa
keperawatan
 Menyajikan data dengan lebih ilmiah yang relevan dengan masalah yang dihadapi pasien
 Dapat meningkatkan Kualitas pelayanan kesehatan dan kualitas pelaksanaan pendidikan

B. Kelemahan POMR
 Ketidaktelitian yang merugikan pelanggan
 Memerlukan penyesuaian yang cukup lama jika baru pertama kali menggunakan sistem
tersebut

13
 Perlu pelatihan intensif dan komitmen dari seluruh staf untuk melaksanakan POMR
secara terpadu.
 Waktu yang dibutuhkan untuk menulis rekam medis lebih lama, karena setiap petugas
yang terlibat harus memikirkan seluruh proses pengelolaan pasien secara cermat semua
permasalahan. Hal ini terjadi pada penulisan relam medis yang pertama kali pasien
berobat/dirawat
 Merupakan cara yang relatif baru bagi sebagian dokter dan paramedik yang sebelumnya
terbiasa dengan cara tradisional, sehingga perlu usaha keras untuk merubah kebiasaan
 Bagi dokter baru dan mahasiswa tidak akan menjadi masalah karena langsung
dikenalkan dengan sistem POMR
 Kesalahan atau ketidakcermatan dalam menulis daftar masalah dapat merugikan
penaganan selanjutnya.

14
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

POMR diperkenalkan oleh Dr. Lawrence Weed pada tahun 1970 dengan maksud untuk
membuat cara standar (baku) dalam pengumpulan dan analisis data medis. POMR sekarang
disebut sebagai Problem Oriented Health Record (POHR)/Rekam Kesehatan Berdasarkan
Masalah. Konsep dasar POHR adalah membuat dokter dapat menjabarkan setiap masalah klinis
secara individual Salah satu kekhususan POMR ialah penonjolan masalah-masalah yang dialami
pasien. Keuntungannya adalah bersifat sangat menyeluruh (komprehensif) dan tiap masalah yang
ada dapat dilihat dengan mudah. Selain itu juga dalam POMR ini berdasarkan sifatnya dibagi
menjadi dua yaitu masalah aktif dan masalah Inaktif. POMR memiliki kelebihan yang
didampingi oleh kelemahannya juga akan tetapi sistem POMR ini akan lebih memudahkan
tenaga medis dalam melayani pasien. Dalam POMR ini juga dibutuhkan ketelitian yang sangat
mendetail karena jika terdapat kesalahan akan berakibat menyeluruh.

4.2 Saran

Penyusunan makalah POMR (Problem Oriented Medical Record ) ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki
penyusunan makalah berikutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://faridaryany.files.wordpress.com/2013/01/makalah-pomr.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai