Anda di halaman 1dari 6

TEORI, PROSEDUR & CONTOH RANCANGAN TES URAIAN

KELOMPOK I

1. ASTRI FEBRIANTI
2. DWI FITRIANI
3. MIDA HAMIDAH
4. M. AZKIA
5. SASRA MURNI
6. SITI ROFIQOH

PROGRAM STUDI MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2014
KELOMPOK I (ASTRI FEBRIANTI, DWI FITRIANI, MIDA HAMIDAH, M. AZKIA

SASRA MURNI, SITI ROFIQOH)

TEORI, PROSEDUR & CONTOH RANCANGAN TES URAIAN

PENDAHULUAN

Dalam bidang pendidikan alat yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar
siswa adalah instrument. Instrument adalah alat yang memenuhi persyaratan
akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur
atau mengumpulkan data mengenai suatu variable.

Pada dasarnya instrument dapat dibagi menjadi dua yaitu tes dan non tes.
Berdasarkan bentuk atau jenisnya tes dibedakan menjadi tes uraian dan obyektif.
Sedangkan nontes terdiri dari observasi, wawancara (interview), angket (Questionaire),
pemeriksaan dokumen (documentary analysis).

Tes adalah proses pengumpulan data untuk mengukur aspek perilaku tertentu
yang harus dikerjakan seseorang yang jawaban/responnya dapat dikategorikan benar
atau salah. Sedangkan non-tes adalah proses pengumpulan data untuk mengukur
aspek perilaku tertentu yang harus dikerjakan seseorang yang jawaban/responnya tidak
dapat dikategorikan benar atau salah melainkan hanya merupakan kategori
tipikal/kecenderungan tertentu.

TES URAIAN

Tes uraian adalah tes yang diberikan soal yang jawabannya menuntut peserta tes
untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan.

JENIS – JENIS TES URAIAN

1. Dilihat dari Ruang Lingkup :

a. Uraian terbatas (restricted response items)


Dalam bentuk ini siswa dengan bebas menguraikan jawabannya sesuai dengan
kehendak sendiri tetapi dibatasi oleh penyusun soal sesuai dengan aspek yang
diinginkan.
b. Uraian Bebas (Extended response items)
Dalam bentuk ini siswa dengan bebas menguraikan jawabannya sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.

2. Dilihat dari Penskorannya :

a. Tes Objektif, pengertian yang dimaksud dengan tes objektif adalah bentuk tes
yang dalam pemeriksaanya dilakukan secara objektif, dalam arti bahwa penilaiannya
berdasarkan pada data yang nyata.

Ciri-ciri tes objektif mencakup materi ajar yang lebih luas.

1. Siswa mengerjakan tugas-tugas yang yang sudah disusun secara sempurna.


2. Siswa tidak memiliki kesempatan mengorganisasikan jawabannya sendiri.
3. Siswa mencari jawaban dari alternative pilihan yang telah disediakan.
4. Butir soal yang digunakan jumlahnya cukup banyak.
5. Setiap butir soal dilengkapi dengan kunci jawaban yang ditetapkan saat
membuat soal.

Kelebihan Tes Uraian

1. Mengukur proses berfikir tingkat tinggi


2. Mengukur hasil belajar yg kompleks dan tidak dapat diukur dengan tes objektif
3. Waktu yang digunakan menulis soal lebih cepat
4. Menulis soal uraian relatif lebih mudah dibandingkan menulis tes obyektif

Kelemahan Tes Uraian

1. Terbatasnya sampel materi yg ditanyakan

2. Sukar memeriksa jawaban Siswa

3. Hasil kemampuan siswa dapat terganggu oleh kemampuan menulis

4. Hasil pemeriksaannya cenderung tidak tetap

Contoh soal tes uraian obyektif

1. Bentuk jawaban singkat


Uraian ini menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-angka yang
hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban singkat biasanya
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan.

Contoh : siapakah nama dosen yang mengajar mata kuliah evaluasi pendidikan?

Soal bentuk melengkapi dikemukakan dalam kalimat yang tidak lengkap


Contoh : unindra terletak di daerah ………………………………………….
CONTOH PEDOMAN PENSKORAN SOAL URAIAN OBYEKTIF

INDIKATOR : Siswa dapat menghitung isi bangunan ruang (balok) dan


mengubah satuan ukurannya.

BUTIR SOAL : Sebuah bak mandi berbentuk balok berukuran panjang 150 cm,
lebar 80 cm, dan tinggi 75 cm. Berapa literkah isi bak mandi tersebut?

PEDOMAN PENSKORAN:

Langkah Kunci Jawaban Skor


1 Isi balok = panjang x lebar x tinggi 2
2 = 150 cm x 80 cm x 75 cm 3
3 3 1
= 900 000 cm
4 Isi bak mandi dalam liter: 2
5 = 900 000 liter 1

1000

= 900 liter
Skor maksimum 9

c. Uraian Non-Objektif soal yang menuntut sehimpun jawaban dengan sukar


dilakukan secara objektif. Untuk mengurangi tingkat subjektifitas dalam
pemberian skor ini, maka dalam menentukan perilaku yang diukur dibuatkan
skala.

CONTOH PEDOMAN PENSKORAN SOAL URAIAN NON – OBYEKTIF

INDIKATOR : Siswa dapat mendeskripsikan alasan warganegara Indonesia


Bangga menjadi bangsa Indonesia.

BUTIR SOAL : Tuliskan alasan-alasan yang membuat anda bangga sebagai


bangsa Indonesia (3 saja) !
KRITERIA JAWABAN Rentang skor
Kebanggaan yang berkaitan dengan keindahan tanah air 0 – 2
(pemandangan alamnya, geografisnya dll)

Kebanggaan yang berkaitan dengan kekayaan alam Indonesia 0–1

Kebanggaan yang berkaitan dengan keanekaragaman budaya, 0 – 3


suku, adat istiadat tetapi dapat bersatu

Kebanggaan yang berkaitan dengan keramah tamahan 0 – 2


masyarakat Indonesia

Skor maksimum 8

Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung


perasaan siswa

Contoh soal kurang baik:

Walaupun kamu anak yatim/piatu, anak cacat, anak miskin, hidup di daerah kumuh,
atau hidup di desa terpencil; namun kamu adalah warga negara Indonesia. Sebutkan
dan jelaskan 6 macam hak asasi manusia yang mendapat perlindungan dan pelayanan
dalam UUD 1945! (PKn SMA)

Contoh soal yang lebih baik:

Tuliskan dan jelaskan 6 macam hak asasi manusia yang mendapat

perlindungan dan pelayanan dalam UUD 1945!

Kaidah penulisan soal uraian

1. Soal sesuai dengan indicator.

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai.

3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
kelas.

5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian.

6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.


7. Ada pedoman penskorannya.

8. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan
terbaca.

9. Rumusan kalimat soal komunikatif.

10. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.

11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau


salah pengertian.

12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

13. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung


perasaan siswa.

Kegunaan tes uraian, sebagai :

1. motivasi pengembangan kemampuan siswa


2. untuk menguji kemampuan semua jenjang kognitif
3. paling tepat untuk jenjang kemampuan kognitif yang tinggi, misalnya
- memahami hubungan antara 2 hal atau lebih.
- Menerangkan prinsip-prinsip
- Melakukan analisis
- Melakukan sintetis dan mengevaluasi suatu keadaan

Biasanya soal bentuk uraian diawali dengan kata-kata : mengapa, jelaskan, gambarkan,
bandingkan, tafsirkan, hubungan, bahaslah, uraikan, dan berikan evaluasi (depdikbud,
1986).

Anda mungkin juga menyukai