Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh


Pemerintah, sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari SDM
yang ada di masyarakat. Problema yang dialami sebagai pengelola pendidikan
tenaga kesehatan bahwa jumlah lulusan pendidikan keperawatan dari jenjang
SMK sampai magister mencapai 24.000-25.000 orang per tahun. Rendahnya daya
serap lulusan pendidikan keperawatan itu merupakan imbas terbatasnya anggaran
pemerintah dalam merekrut pegawai negeri. Kemampuan melakukan wira usaha
dapat dilakukan sejak tenaga perawat masih belajar di bangku kuliah maupun
ketika sudah menyelesaikan pendidikan dengan cara memberikan materi kuliah
tentang Kewirausahaan sebagai muatan lokal akademik dan memberikan
Pelatihan Kewirausahaan.
Mengingat semakin sempitnya lapangan kerja bagi tenaga perawat
khususnya di institusi pemerintah maka perlu kiranya tenaga perawat dibekali
kemampuan/ketrampilan wirausaha baik yang berhubungan langsung dengan
profesinya maupun yang tidak berhubungan langsung dengan profesinya guna
membuka peluang usaha baik secara mandiri maupun berkolaborasi. Kemampuan
wirausaha dapat dilakukan sejak tenaga perawat masih belajar di bangku kuliah
maupun ketika sudah menyelesaikan pendidikan dengan cara memberikan
Pelatihan Kewirausahaan.
Kegiatan pelatihan kewirausahaan ini disamping untuk membuka
peluang usaha yang sesuai dengan kompetensinya juga untuk membantu
permasalahan yang ada di masyarakat terkait dengan cakupan terhadap pelayanan
kesehatan. Semakin banyaknya penyakit-penyakit kronis yang berdampak
terhadap masalah kesehatan bagi masyarakat seperti penyakit stroke yang
berakibat ketergantungan pasien terhadap orang lain dan memerlukan perawatan
begitu lama, luka yang diakibatkan penyakit diabetes melitus yang perlu
perawatan khusus. Sedangkan biaya perawatan di rumah sakit begitu mahal
bahkan kadang kurang terjangkau baik dari segi biaya maupun dari segi
transportasi oleh masyarakat sehingga berakibat kualitas hidup menjadi rendah.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian dari ide dan peluang usaha?


2. Apa saja Sumber ide?
3. Apa Metode-metode untuk memunculkan ide?
4. Apa Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha?
5. Bagaimana Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur(perawat pengusaha )?
6. Apa Peluang bisnis dibidang kesehatan?

1
I.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian ide dan peluang usaha


2. Untuk mengetahui sumber ide
3. Untuk mengetahui metode-metode untuk memunculkan ide
4. Untuk mengetahui Untuk mengetahui jenis-jenis ide untuk memulai suatu
usaha
5. Untuk mengetahui langkah Perawat Menjadi Nursepreneur ( perawat
pengusaha )
6. Untuk mengetahui peluang bisnis dibidang kesehatan
7. Untuk mengetahui peluang bisnis dibidang kesehatan

I.4 MANFAAT

Hasil dari pembuatan makalah ini,semoga dapat memberikan manfaat serta


ilmu entrepreuner kepada semua pihak.

1.5 SUMBER DATA

Data yang diperoleh dalam pembuatan makalah ini dengan metode


mencari sumber-sumber referensi dan mengagabungkan inti sari menjadi satu
sehingga terbentuklah makalah ini.

I.6 METODE PENULISAN

Penulis mengumpulkan sumber-sumber refrensi sesuai dengan tema yang


diangkat kemudian penulis menulis sehingga menjadi makalah seperti ini.

Makalah ini terdiri dari 3 bab :

 Bab Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah


tujuan penulis, manfaat pembahasan, sumber data, metode penulisan.
 Bab Pembahasan yang berisi pengertian, sumber ide, metode, jenis
usaha, peluang usaha

 Bab Penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran untuk penulis.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2
II.1 Kasus Peluang Usaha di Bidang Kesehatan

A. Peluang Jasa Pengobatan Alternatif

Perkembangan dunia entrepreneurship yang pesat membawa dampak


yang luas dalam berbagai aspek termasuk pelayanan kesehatan. Hal yang wajar
ketika lembaga pelayanan kesehatan pada umumnya atau rumah sakit pada
khususnya memperoleh keuntungan dari proses penyembuhan yang mereka
lakukan, asalkan berada dalam batas-batas norma yang ada. Norma–norma yang
termaktub dalam kode etik rumah sakit, yang mencerminkan bagaimana bisnis
rumah sakit dijalankan sehingga pada akhirnya rumah sakit dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat.
Berdasarkan buku Weber (2001) juga terdapat sebagian etika bisnis
pelayanan kesehatan yang berhubungan langsung dengan prinsip-prinsip ekonomi
yaitu biaya dan mutu pelayanan, insentif untuk pegawai, kompensasi yang wajar,
dan eksternalitas (Trisnantoro, 2005). Pelayanan keperawatan juga merupakan
bagian pelayanan kesehatan sehingga isu etika kesehatan juga menjadi isu etika
keperawatan. Ciri-ciri tersebut dapat dipergunakan sebagai pedoman
bagi nursepreneur dalam menyusun strategi membangun atau mengembangkan
bisnisnya.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, tidak dapat
dihindarkan munculnya insentif keuangan untuk dokter dan tenaga kesehatan
lainnya yang berhubungan dengan besarnya revenue rumah sakit atau berdasarkan
kinerja keuangan rumah sakit.

3
Suatu hal yang memprihatinkan apabila dokter sering meninggalkan
pasien di rumah sakit untuk bekerja di tempat lain. Mereka justru mendapat
insentif tinggi karena senioritas bukan pada jumlah maupun mutu pekerjaan. Oleh
karena itu, penting bagi seorang nursepreneur memahami etika bisnis dan etika
keperawatan dalam menjalankan bisnisnya terutama kaitannya dengan sistem
insentif keuangan.
Ketika membangun atau mengembangkan bisnisnya,
seorang nursepreneur memang pasti ada harapan bahwa individu, kelompok,
maupun masyarakat akan menggunakannya, baik orang yang sakit maupun sehat.
Namun, seringkali seorang nursepreneur terbentur dengan beberapa isu yang
terkait dengan etika keperawatan itu sendiri. Pelayanan keperawatan bagi
seorang nursepreneur memiliki sifat khusus.
Nursepreneur juga dianggap akan menurunkan penilaian masyarakat
terhadap perawat. Selain itu, untuk menghindari terjadinya konflik personal,
perawat lebih senang bekerja di klinik tempat praktik dokter dibandingkan
menjalankan fungsi mandiri dari perawat itu sendiri. Sehingga pada akhirnya
eksistensi perawat di mata masyarakat dianggap tidak ada perannya.
Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata beberapa
pelaku bisnis dapat berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen
moral tertentu. Bahkan seorang pelaku bisnis yang ingin mematuhi dan
menerapkan aturan moral atau etika akan berada pada posisi yang
menguntungkan. Sama halnya dengan berbisnis di bidang keperawatan,
seorang nursepreneur harus berpegang teguh pada etika keperawatan dalam
menjalankan bisnisnya.
Mengingat akan kondisi ekonomi masyarakat yang rendah. Bahkan
pengobatan alternatif lebih disukai atau dipercayai oleh masyarakat pada
umumnya, sebab memang kuailitas layanan serta harganya lebih bersahabat
kepada masyarakat kecil. Ketika anda memiliki pengetahuan seputar anatomi
tubuh manusia serta memiliki pengetahuan yang baik mengenai dunia pengobatan
alternatif, maka anda dapat membuka bisnis yang satu ini. di sekitaran rumah saya
terdapat satu pengobatan alternatif yang begitu ramai dikunjungi masyarakat
sekitar. Dan si pemilik usaha ini juga memiliki peluang untuk mendapatkan
penghasilan tambahan dengan bekerjasama bersama pemasok obat obatan,
pastinya dia akan mendapatkan harga murah dan selanjutnya menjualnya kepada
para pasien yang datang dengan harga dibawah harga pasaran atau lebih murah
dari toko obat. Ini bisnis kedua dalam Peluang Usaha Menjanjikan Di Bidang
Kesehatan yang bisa anda jalankan.

B. Kasus Berita Pengobatan Alternatif Gratis

4
BEKASI - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Rescue Perindo menggelar pengobatan
alternatif gratis kepada warga di Kampung Lebak Jalan Perjuangan RT 01 RW
02, Kelurahan Teluk Pucung, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Kegiatan ini turut dihadiri Kabid dan Humas Sekretariat DPP Rescue Perindo,
Afry Sonny.

Menurut Afry, pengobatan alternatif sengaja diberikan di wilayah tersebut,


lantaran banyak warga khususnya kalangan orang tua dan lansia yang mengidap
beragam penyakit untuk sekian lama.

"Jadi, pengobatan gratis ini berawal dari setelah kita melakukan kegiatan fogging.
Ternyata banyak ditemui warga yang terkena pengapuran di lutut, pinggang,
bahkan ada yang stroke ringan. Dari itulah kita melihat ini perlu lagi untuk
didatakan untuk mendapatkan pengobatan secara alternatif," katanya kepada
Okezone di lokasi, Minggu (4/11/2018).

Caleg DPRD Kota Bekasi Dapil II Bekasi Utara itu mengaku warga sangat
antusias terhadap kegiatan pengobatan alternatif tersebut. Puluhan warga yang
mengidap penyakit rela mengantri untuk dilayani oleh ahli spiritual yang
didatangkan ke lokasi.

"Alhamdulillah kita hari ini melakukan pengobatan terhadap 65 orang yang rata-
rata mengalami persendian dan stroke. Kami memiliki tim medis alternatif yang
telah dicoba sendiri oleh teman-teman di kantor, yang bersedia untuk melayani
disini. Respon warga juga sangat baik," ujarnya.

Afry menyebutkan, ada beberapa penyakit umum yang diderita para warga
setempat, seperti rematik, pengapuran, stroke ringan dan berat, lambung serta
migrain. Seluruh penyakit tersebut dilakukan pengobatan secara alternatif,
sehingga tidak perlu mendapat rujukan ke rumah sakit.

"Ada 4 orang warga yang tidak bisa bergerak karena sakit, kita menuju ke
rumahnya. Jadi kita datangi door to door untuk melakukan pengobatan. Kita tidak
ada rujukan ke rumah sakit, karena kita mengobati secara alternatif, tidak medis.
Kalau yang strokenya sudah berat, mungkin tidak bisa sekali pertemuan. Mungkin
berikutnya kita akan datang lagi untuk mengobati," paparnya.

Masih di lokasi sama, ahli spiritual Asep Gunawan atau yang biasa disapa
Bang Ireng menjelaskan, warga yang diberikan pengobatan alternatif akan
merasakan sensasi seperti dibakar saat proses pengeluaran penyakit.

5
"Ya memang rasanya panas kalau penyakitnya keluar, seperti api. Tapi beberapa
menit setelahnya jadi ringan. Karena kalau ada penyakit di dalam itu kan terasa
dingin, jadi dilawan panas sampai keluar," katanya.

"Pengobatan dari energi tenaga dalam yang mengeluarkan rasa panas. Pengobatan
ini, kita memang harus fit dengan energi yang di badan kita. Mengalirkan rasa
panas, akhirnya penyakit di tubuh keluar. Dan rasa panas itu keluar," akunya.

Menurutnya, kebanyakan warga di wilayah tersebut menderita penyakit


yang berhubungan dengan faktor usia dan pola hidup yang tak sehat.

"Kalau warga sini paling banyak encok, rematik, asam urat. Ada juga stroke
ringan dan darah tinggi. Tapi insyaallah semua bisa diobati," tandasnya.

Sementara, warga setempat sangat senang dan terbantu dengan adanya


kegiatan ini. Salah satunya adalah Samsuri, pria 61 tahun yang memiliki riwayat
penyakit gula dan migrain. Ia mengaku, sakit kepala yang biasa dideritanya
berangsur hilang, usai mendapat pengobatan dari sang ahli spiritual.

"Saya sakit kepala sama gula kering. Berobat sudah kemana-mana. Senang bisa
berobat kesini, diberikan gratis sama Partai Perindo. Pengobatannya hanya
disemprot saja dengan air, terus badan terasa panas. Alhamdulillah sekarang
kepala sudah enteng," ungkapnya.

Samsuri dan warga lainnya berharap, ke depannya Perindo bisa


mengadakan kembali kegiatan serupa, agar masyarakat bisa memperoleh
kesembuhan secara cuma-cuma.

"Jelas sangat bermanfaat, apalagi warga yang terkena penyakit seperti saya ini.
Makanya saya harap bisa datang lagi kesini," imbuhnya.

6
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Pengertian Ide Dan Peluang Usaha


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan yang
tersusun di pikiran. Sedangkan Peluang menurut kamus besar bahasa Indonesia
kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk konkret maupun dalam bentuk abstrak
(Taufan, 1998: 34).
Sehingga peluang kewirausahaan dapat diartikan kesempatan pasti yang bisa
didapatkan seseorang atau lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada serta
memanfaatkan berbagai kesempatan atau peluang yang dengan segera
diambil.Peluang kewirausahaan dalam pengertian lebih mendalam dapat dibagi
menjadi dua yakni peluang internal dan peluang eksternal. Peluang internal
merupakan peluang yang memang sudah ada dalam diri wirausaha sehingga
menjadi dasar untuk membaca keadaan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Sedangkan peluang eksternal merupakan peluang yang lahir dari proses pembacaan
kondisi atau respon seorang wirausaha atas situasi yang menurutnya berpotensi
untuk menjadi peluang (kesempatan pasti).

Keterkaitan ide dan peluang kewirausahaan


Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk,
proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu,
inovasi merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar
menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai tersendiri. Ketangguhan
kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru untuk
menciptakan nilai secara terus-menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan
cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-idenya dan akhirnya
ia menjadi pengendali usaha (business driven) (Suryana, 2003).

III. 2 Sumber Ide


1. Pengalaman pribadi
Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di
rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun yang
sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan
memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi
konsep dalam lokasi yang berbeda.

2. Minat/hobi

7
Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
Seseorang yang memiliki suatu minat/hobi terhadap suatu bidang tertentu, akan
melahirkan suatu ide untuk mendirikan usaha yang berkaitan dengan hobi
tersebut.
3. Penemuan secara tidak sengaja
Melibatkan sesuatu yang disebut SERENDEPITAS (kemampuan menemukan
sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan
secara tidak sengaja.
4. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan
Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha
untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian sedemikian rupa dapat berguna
karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran.

Sedangkan Menurut hasil survey Peggy Lambing (2000:90),sekitar 43%


responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh
ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya.
Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya
dengan lebih baik.sebanyak 1 dari 10 responden (11%)dari wirausaha yang disurvey
memulai usaha untuk memenuhi peluang pasar,sedangkan sebanyak 46% lagi karena
hobi.

III.3 Metode-metode untuk memunculkan ide


1. Kelompok fokus
Hal ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang terdiri
dari konsumen, potensial dari berbagai latar belakang atau karakteristik sosial
ekonomi yang ditargetkan perusahaan berjumlah 8 hingga 14 orang, dipimpin
oleh seorang moderator guna mendiskusikan suatu permasalahan yang
dilontarkan salah seorang anggota kelompok guna memunculkan ide tentang
produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen \dan dapat dipasarkan.
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk
yang ada agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan
kuantitatif.
2. Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru
didasarkan fakta bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang
dengan cara dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam suatu
diskusi berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru dapat muncul.
Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada
kategori produk atau wilayah pasar tertentu.
Adapun peraturan dalam metode ini adalah:

8
a. Tidak diperkenankan adanya komentar negatif/kritik terhadap pendapat
seseorang.
b. Diharapkan berpikir sebebas mungkin.
c. Diusahakan memperoleh sejumlah besar ide-ide baru.
d. Diperbolehkan adanya kombinasi dari ide-ide yang dikemukakan dalam
diskusi untuk memunculkan suatu ide baru
3. Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para
konsumen atau calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan
mengenai kinerja suatu produk pada kategori tertentu atau persepsi terhadap
suatu konsep produk baru yang akan dipasarkan. Hasil yang diperoleh
kemudian dianalisis secara mendalam agar keputusan
yang dibuat benar-benar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.

III.4 Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha


1. Ide jenis A
Ide awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum
tersedia pasar bagi konsumen
2. Ide jenis B
Ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang didasarkan bagi
penyediaan produk baru pada konsumen.
3. Ide jenis C
Ide awal yang didasarkan pada penyedian produk yang telah
diperbarui bagi konsumen.
John L Holland, seorang praktisi yang mempelajari hubungan antara
kepribadian dan minat pekerjaan, mengemukakan bahwa ada enam tipe atau orientasi
kepribadian pada manusia.
1. Tipe realistik
Menyukai pekerjaan yang sifatnya konkret, yang melibatkan kegiatan
sistematis, seperti mengoperasikan mesin, peralatan. Tipe seperti ini tidak
hanya membutuhkan keterampilan, komunikasi, atau hubungan dengan orang
lain, tetapi dia memiliki fisik yang kuat. Bidang karier yang cocok, yaitu
perburuhan, pertanian, barber shop, dan konstruski.
2. Tipe intelektual/investigative
Menyukai hal-hal yang teoritis dan konseptual, cenderung pemikir
daripada pelaku tindakan, senang menganalis, dan memahami sesuatu.
Biasanya menghindari hubungan sosial yang akrab. Tipe ini cocok bekerja di
laboratorium penelitian, seperti peneliti, ilmuwan, ahli matematika.
3. Tipe sosial

9
Senang membantu atau bekerja dengan orang lain. Dia menyenangi
kegiatan yang melibatkan kemampuan berkomunikasi dan ketrampilan
berhubungan dengan orang lain, tetapi umumnya kurang dalam kemampuan
mekanikal dan sains. Pekerjaan yang sesuai, yaitu guru/pengajar, konselor,
pekerja sosial, guide, dan bartender.
4. Tipe konvensional
Menyukai pekerjaan yang terstruktur atau jelas urutannya, mengolah
data dengan aturan tertentu. Pekerjaan yang sesuai, yaitu sekretaris, teller,
filing, serta akuntan.
5. Tipe usaha/enterprising
Cenderung mempunyai kemampuan verbal atau komunikasi yang baik
dan menggunakannya untuk memimpin orang lain, mengatur, mengarahkan,
dan mempromosikan produk atau gagasan. Tipe ini sesuai bekerja sebagai
sales, politikus, manajer, pengacara atau agensi iklan.
6. Tipe artistik
Cenderung ingin mengekspresikan dirinya, tidak menyukai struktur
atau aturan, lebih menyukai tugas-tugas yang memungkinkan dia
mengekspresikan diri. Karier yang sesuai, yaitu sebagai musisi, seniman,
dekorator, penari, dan penulis.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perawat dalam menemukan


peluang usaha atau bisnis dalam bidang keperawatan. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan.

1. Langkah pertama : dimana biasanya perawat berkumpul?. Misalnya di Rumah


sakit, Puskesmas, Klinik, Stikes, Akper, Panti, Tempat seminar, tempat
pelatihan, Sanggar.
2. Langkah kedua : apa yang biasanya dibutuhkan mereka?. Misalnya makanan,
pakaian, angkutan, pulsa, referensi, buku, jaringan internet, mesin cuci,
laptop, printer, alat tulis, kado, buah-buahan dsb.
3. Langkah ketiga : dengan siapa mereka berhubungan setiap hari?. Misalnya
dokter, perawat lain, masyarakat, pasien, korban, keluarga, kelompok khusus,
pemerintah.
4. Langkah ke lima : barang dan jasa apa yang dibutuhkan dan bisa kita jual bagi
mereka ? Misalnya makanan, pakaian, angkutan, pulsa, referensi, buku,
jaringan internet, mesin cuci, laptop, printer, alat tulis, kado, buah-buahan dsb.
5. Langkah ke enam : Jasa apa yang bisa kita tawarkan kepada mereka ?
mencucui, memasak, mengajar, mendengar, mendorong, membersihkan,
menghubungkan.
6. Langkah lanjutan : inovasi apa dari produk yang dihasilkan orang lain yang
bisa kita rubah atau kita sempurnakan, misalnya dalam hal ini saya ingin

10
memberikan contoh norak agar anda terbiasa dengan ide yang dinggap buruk.
Idenya adalah Motor dan laptop menjadi molap, bicaralah dengan pabrik
Honda untuk membuat Molap, kita bisa membuat motor yang ada laptopnya
di tengah jok, sehingga orang yang dibonceng bisa duduk sambil ngetik atau
carilah ide yang lebih gila dari itu. Bisanya dari 10 ide gila ada satu ide yang
normal.
7. Langkah terakhir mulai mencari nama perusahaan yang hoki kalau bisa
dengan sholat istikharah, dengan demikian meskipun perusahaan kita
bangkrut di dunia, tetapi kita akan tetap kaya di akherat karena banyanya niat
baik dan pahala sholat sunat sesuai dengan niat kita menjadi entreperenur
yaitu Rich until hereafter (kaya sampai akherat). Selanjutnya buatlah kartu
nama perusahaan kita agar mudah berhubungan dengan orang lain. Tuliskan
nama kita dan jabatan kita sebagai presiden direktur merangkap karyawan dan
komisaris pemegang saham. Biasakanlah untuk siap menghadapi kegagalan
makin banyak akan makin bijak menghadapi masa depan. Tidak usah terlalu
serius, bukankah dunia ini hanya main-main saja.
Menurut zimmerer, bagi wirausaha, ide dapat menciptakan peluang untuk
memenuhi kebutuhan. Ide-ide itu menciptakan potensi yang sekaligus merupakan
peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan potensi (peluang usaha),
kewirausaha perlu mengindentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin
terjadi dengan cara:
1. Mengurangi risiko melalui strategi yang proaktif.
2. Menyebarkan risiko ke aspek-aspek yang paling mungkin.
3. Mengelolah risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.
Risk managenent adalah suatu proses dimana manajer perusahaan
mengidentifikasi risiko pada seluruh bagian organisasi yang berpotensi untuk
menimbulkan kerugian dan kemungkinan mengembangkan rencana untuk
meniadakan atau memperkecil jumlah kerugian yang mungkin terjadi. Tujuan
menajemen risiko adalah meminimalkan dampak merugikan sebagai akibat dari
timbulnya risiko adalah merencanakan sumber daya secara efektif guna
mengembalikan keseimbangan dan keefektifan operasional organisasi sesudah
mengalami gangguan kerugian yang sangat hebat.
Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu :
1. Resiko instansi atau persaingan.
2. Resiko finansial,
3. Resiko teknis.
Risiko instansi terjadi akibat ada ketidakpastian, Resiko finansial terjadi
akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Resiko teknis terjadi akibat
berbagai faktor, seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan sosial politik.

11
Menurut zimmerer (1996), kreatifitas sering kali muncul dalam bentuk ide
untuk menghasilkan barang atau jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan
muncul bila wirausaha tidak melakukan evaluasi pengamatan secara terus menerus.
Banyak ide yang betul-betul asli, akan tetapi sebagian besar peluang tercipta ketika
wirausaha memilih cara pandang baru terhadap ide lama. Pertanyaannya, bagaimana
ide menjadi peluang? Terdapat beberapa jawaban atas pertanyaan ini, antara lain:
1. Ide dapat digeneralkan secara internal melalui perubahan metode yang lebih
baik di dalam melayani dan memuaskan pelanggan.
2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan atau melakukan
pekerjaan.
Hasil dari ide secara keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau
petunjuk bagi perusahaan atau kreasi baru pada barang yang dihasilkan perusahaan.
Banyak wirausaha berhasil bukan atas ide sendiri tetapi dari hasil mengamati dan
menerapkan ide orang lain yang kemudian dibuah menjadi peluang. Peluang untuk
memasuki dunia usaha dapat diperoleh melalui berbagi jalan masuk. Alternatif mana
yang akan digunakan sangat tergantung situasi dan kondisi calon.
Sumber-sumber potensi peluang
Agar ide-ide yang potensial dapat menjadi peluang bisnis, wirausaha harus
bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang itu secara terus menerus. Proses
penjaringan ide potensial sehingga menjadi produk dan jasa yang sesungguhnya.
Langkah penjaringan ide dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menciptakan produk baru dan berbeda
Ketika ide diwujudkan, misalnya dalam bentuk barang atau jasa baru,
produk dan jasa tersebut harus bersaing dengan produk dan jasa yang sudah
ada di pasar. Produk dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi
pelanggannya. Agar berguna, barang dan jasa harus bernilai bagi pelanggan.
Oleh sebab itu wirausaha harus benar-benar mengetahui prilaku konsumen di
pasar. Dalam mengamati prilaku pasar, paling sedikit ada dua unsur yang
perlu diperhatikan, yaitu :
a. Permintaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang atau jasa.
Dengan demikian menjadi jelas bahwa wirausaha yang sukses perlu
menciptakan produk dan jasa unggulan, misalnya, apakah produk yang
berupa barang dan jasa itu dapat meningkatkan efesiensi bagi pemakai?
Berapa besarnya? Apakah perbaikan dalam efesiensi bagi pemakai? Berapa
besarnya? Apakah perbaikan dalam efesiensi itu juga diketahui pembeli
potensial? Berapa persen target yang ingin dicapai dari segi segmentasi pasar
tersebut? Pertanyaan-pertanyaan harus dijawab didalam penciptaan peluang.

12
Contoh: flasdisk yang juga berfungsi sebagai web camera, yaitu
dapat diberi logo sesuai dengan pesanan pelanggan untuk sarana promosi
produk atau yang lain. Flasdisk ini dapat diperdagangkan atau sebagai
hadiah peluncuran produk baru perusahaan. Bentuk warna packaging
maupun logo flasdisk bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan.
Apabila kewirausahaan fokus pada segmen pasar, peluang itu
tergantung pada prilaku segmen. Kemampuan untuk memperoleh peluang
sangat bergantung pada kemampuan wirausahanitu untuk menganalisis pasar
dalam berbagai spek, meliputi:
a. Kemampuan menganalisis demoografi pasar.
b. Kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku persaing.
c. Kemampuan menganalisis keungguan bersaing dan kevakuman persaing
yang dapat dijadian sebagi peluang.
2. Mengamati pintu peluang.
Kewirausahaan harus mengamati segala potensi yang dimiliki
pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
dukungan keuangan, dan keunggulan lain yang dimiliki pesaing.
Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat dievaluasi
dengan mengamati kelemahan dan risiko dalam menanamkan modal
barunya.
Menurut zimmerer (1996:87), ada beberapa keadaan yang dapat menjadi
peluang yaitu :
a. Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif
singkat.
b. Kerugin teknik harus rendah. Oleh karena itu prnggunaan teknik harus
dipertimbangkan sebelumnya.
c. Saat dimana persaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan stategi
produknya.
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih.
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi
pasarnya.
f. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk
menghasilkan produk barunya.
3. Analisa produk dan proses produksi.
Analisa ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kualitas
produk yang dihasilkan sudah memadai. Berapa biaya yang kita keluarga
untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang kita keluarkan lebih
efesien dari pada biaya yang dikeluarkan pasaing?
4. Menaksir biaya awal, yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
Dari mana sumbernya dan digunakan untuk apa? Berapa biaya yang
diperlukan untuk operasi, perluasan, dan lainnya?

13
5. Memperhitung resiko yang mungkin terjadi, misalnya resiko teknik,
finansial, dan pesaing.
Resiko persaing adalah kemampuan dan kesedian kesediaan pesaing
untuk mempertahankan posisinya di pasar. Resiko pesaing meliputi:
a. Kemungkinkan kesamaan dan keunggulan produk apa yang
dikembangkan pesaing?
b. Ringkat keberhasilan apa yang telah dicapai oleh persaing dalam
mengembangkan produk yang diperkenalkannya.?
c. Seberapa jauh dukungan keuangan persaingan bagi pengembangan
produk yang diperkenalkannya?
d. Apakah perusahaan baru cukup kuat untuk mengatasi serangan-
serangan pesaing?
Resiko teknis berhubungan dengan proses pengembangan produk
yang sesuai dengan yang diharapkan atau berhubungan dengan objek
penentu apakah ide secara aktual dapat ditransformasi menjadi
produksi yang siap dipasarkan dengan kapabilitas dan
karakteristiknya(Sunarya, Sudaryono. 2011)

III. 5 Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur ( perawat pengusaha )


Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan
perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji pemerintah, adalah dengan
menjadi Nursepreneur (perawat pengusaha). Konsep nursepreneur sudah lama
muncul dalam dunia keperawatan. Namun di Indonesia konsep ini belum familiar.
Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadi perawat
pengusaha atau perawt pebisnis kita hanya perlu 5 langkah ini sangat sering
dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari nproses keperawatan
yang terdiri dari (1) pengkajian, (2) diagnosa, (3) Perencanaan, (4) Implementasi,
dan (5) Evaluasi. Jika dikaitkan dengan nursepreneur, proses keperawatan itu akan
menjadi 5 langkah awal untuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis,
taiu :
1. Pengkajian : Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita
melakukan pengkajian. Masalah adalah hal pertama yang kita ingin
dapatkan dari proses pengkajian. Maka untuk memulai bisnis kita harus
mengetahui masalah apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam
dunia bisnis adalah pasar (market). Maka pengkajian yang kita lakukan
untuk memulai berbisnis adalah mengkaji kebutuhan pasar. Pasar
memerlukan apa ? ada masalah apa ?
2. Diagnosa : langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah
menetapkan diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui

14
kebutuhan pasar maka yang selanjutnya yang dilakukan memetakan potensi
yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi
itu dalam langkah ini adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan : setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki
maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk
kedala pasar sesungguhnya. Tahap perencanaan ini merupakan tahap ketika
kita harus memiliki konsep usaha yang jelas dan detail.apa yang kita jual ?
apa yang kita berikan kepada konsumen ? apa solusi yang bisa kita lakukan
untuk menjawab kebutuhan pasar ?
4. Implementasi : langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action.
Konsep usaha yang jelas harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahp ini
adalah tahap paling inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan
tahap yang paling sulit. Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua
orang berani take action.
5. Evaluasi : dalam sistem apapun, evaluasi merupkan bagian penting dan
tidak boleh terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah
implementasi yang kita lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia
bisnis, evaluasi akan memberikan gambaran kepada kita apakah konsep
yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa
lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan rencana dan strategis
bisa dilakukan.
5 langkah diatas merupakan gambaran umum dan sederhana untuk
memulai menjadi nursepreneur.

III. 6 Peluang bisnis dibidang kesehatan


Ketika kita memulai usaha kita pastiwajib memperhitungkan segala
sesuatunya bukan ? termasuk pelanggan, tempat aktivitas kerja dan sebagainya.
Didalam bidang kesehatan kita tidak perlu takut akan yang namanya pelanggan.
Jika kita mau membuka mata dan memperhatikan sejenak, toko-toko obat atau
sarana-sarana kesehatan tidak pernah sepi dikunjungi orang. Sebab penyakit dan
kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan, terlebih di era kemajuan seperti
sekarang ini. Ada banyak sekali gaya hidup manusia yang sifatnya bisa
mengganggu atau mengancam kesehtan dirinya. Dan disekeliling kita pasti saja
ada yang sakit.
Indikasi diatas menandakan adanya peluang besar dalam bisnis yang
bergerak dibidang kesehatan ini juga banyak., kita tidak perlu takut akan
kehilangan pelanggan, sebab seperti yang kita ketahui tadi bahwa pasti ada
sajaorang yang memiliki penyakit atau keluhan kesehatan.

15
III.7 Bisnis di Bidang Kesehatan
Dalam pelaksanaan bisnis dibidang kesehatan ini, kita kan menemukan
cara yang beragam atau cabang dari bisnis ini yang sifatnya bervariasi. Kita tahu
bahwa bisnis dibidang kesehatan ini yang sifatnya bervariasi, dan tidak hanya
menyangkut tentang obat-obatan saja, tetapi hal yang lainnya. Cara lainnya dengan
klinik, rumah sakit, bidan, jasa konsultasi kesehatan, psikiater, toko obat, apotek,
sarana terapi dan sebgainya.
1. Klinik
Jika anda memiliki keahlian dibidang kedokteran maka peluang yang
paling besar terletak dicara yang satu ini. Anda bisa membuka usaha klinik
kesehtan masyarakat didaerah-daerah yang padat penduduk dan masih jarang
terdapat klinik masyarakat seperti ini. Dengan begitu anda bisa menangani
pasien sekaligus menjual obat –obatannya juga. Walaupun memang
membutuhkan keahlian dan modal yang tidak sedikit tetapi peluang dari bisnis
yang satu ini sangat besardan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
maju dan berkembang, sebab akan banyak juga pasien yang datang.
2. Rumah sakit
Biasanya rumah sakit adalah bidang usaha kesehatan yang tidak hanya
dimiliki satu orang saja, tetapi ada beberapa pihak yang memiliki hak
kepemilikan atasnya. Tak jarang ada juga dokter-dokter yang bergandengan
tangan untuk mendirikan rumah sakit swasta dan mengelolanya bersama-sama
. ketika kondisi ini memungkinkan anda bias membangun rumah sakit ini.
Dibandingkan dengan usaha klinik biasa, rumah sakit pasti akan lebih baik
lagi peluangnya. Tetapi perlu persiapan yang matang, kesiapan dalam segala
sesuatunya mulai dari tenaga hingga sistem, bangunan atau tempat lain
sebagainya. Dan modal yang dikeluarkan dalam bisnis ini juga tidak sedikit
dan mengurus perizinannya juga tidak mudah, sangat-sangat sulit. Tetpi jika
semua sudah berjalan, maka kemajuan tidak akan sulit untuk diraih.
3. Bidan
Bidan juga merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk
menggeluti bisnis yang berada dalam lingkup kesehatan manusia. Bidan
adalah tempat yang dituju ketika sesorang akan bersalin atau melahirkan
ankanya. Ketika mereka kekurangan uang dan tidak mampu lagi membayar
biaya rumah sakit, maka inilah rujukan yang paling baik yang bisa mereka
tuju dan gunakan jasanya. Jadi kita memiliki passion dibidang ini maka anda
bisa membuka usaha ini, tetapi peluangnya tentu lebih kecil dari klinik dan
rumah sakit.
4. Apotek / Toko Obat

16
Apotek atau toko obat adalah usaha yang paling banyak digeluti dibidang
kesehatan. Jika kita tidak memiliki ilmu kedokteran atau ssejenisnya, tetapi
kita mengerti masalah obat-obatan, maka usaha yang satu ini sanagt cocok
untuk kita. Atau ketika kita tidak memiliki keahlian peracikan obat-obatan pun
kita bisa menjalankannya, tinggal cari tenaga kerja yang kompeten untuk
memperkerjkannya. Sebab modal dan untuk usaha dibidang kesehatan yang
satu ini tidak terlalu besar, jiak dibandingakn dengan cara-cara yang sudah
disebutkan diatas, dan untuk mengurus perizinan apotek atau toko obat
tidaklah terlalu susah dan kompleks seperti klinik atau rumah sakit. Inilah
mengapa ada banyaknya toko obat atau apotek disekitar kita dan dengan
pengunjung yang selalu ramai.
5. Psikiater
Psikiater dalah cara yang juga digunakan untuk menjalankan bisnis
dibidang kesehatan ini. Psikiater ini menyangkut masalah kejiwaan, dan
bukan kegilaan. Di era global seperti sekrang ini, psikiater sanagt penting
kebradaanny, sebab disamping kemajuan zaman dan peradaban manusia, ada
efek tertentu yang mengganggu kesehatan kejiwaan banyak orang. Contoh
sederhananya adalah masalah percintaan atau karier, ada banyak orang yang
mengalami permasalahan dibidang itu dan akhirnya mereka menjadi down
dan mulai terganggu pola pikir atau sejenisnya. Disinilah peran psikiater
sangat penting. Demikian juga dengan masalah anak-anak, orangtua zaman
sekarang cenderung menyerahkan kepada psikiater. Inilah peluang bisnis
untuk kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan yang
tersusun di pikiran. Sedangkan Peluang menurut kamus besar bahasa Indonesia
kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk konkret maupun dalam bentuk
abstrak (Taufan, 1998: 34).
Keterkaitan ide dan peluang kewirausahaan, Seorang wirausaha dapat
menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan wirausaha
dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses dan jasa-jasa inovasi
sebagai alat untuk menggali perubahan. Sumber ide berasal dari pengalaman
pribadi, minat, dan hobi. Bisnis ini bisa dilakukan dengan berbagai metode,
strategi untuk mengembangkan bisnis agar berhasil dan sesuai target pencapaian.
Ada tiga risiko yang dapat dievaluasi, yaitu :

17
1. Resiko instansi atau persaingan.
2. Resiko finansial,
3. Resiko teknis.
Risiko instansi terjadi akibat ada ketidakpastian, Resiko finansial terjadi
akibat rendahnya hasil penjualan dan tingginya biaya. Resiko teknis terjadi akibat
berbagai faktor, seperti lingkungan ekonomi, teknologi, demografi, dan sosial
politik.

IV.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

 Abdul, Herwan Muhyi. ( 2007 ). Menumbuhkan jiwadan Kompetensi


Kewirausahaan. Bandung: UPB
 Alma, Buchari, Kewirausahaan. CV Alfabeta: Bandung, 2001.

 Buchari Alma, Kewirausahaan. CV Alfabeta: Bandung, 2001, hal. 19.

 H. Moko P. Astamoen, NURSE ENTREPRENEURSHIP. Alfabeta: Bandung,


2005.

 Herawati, Silvia, Kewirausahaan, Badan Penerbit IPWI: Jakarta,1998.


 Ir. H. Moko P. Astamoen, ENTREPRENEURSHIP. Alfabeta: Bandung, 2005,
hal. 49

18
 Ir. H. Moko P. Astamoen, ENTREPRENEURSHIP. Alfabeta: Bandung, 2005,
hal. 51

 Leonardus Saiman, Kewirausahaan Toeri, Praktek, dan Kasus-kasus, Salemba


Empat, Jakarta, 2009.

 Raymond W. Y. Kao, Entrepreneurship: A Wealth-Creation and Value-Adding


Process. Prentice Hall: New York, 1995. 49

 Raymond W. Y. Kao, Entrepreneurship: A Wealth-Creation and Value-Adding


Process. Prentice Hall: New York, 1995, hal. 66.

19

Anda mungkin juga menyukai