1. NO. SAMPEL : 07
2. WARNA
SEGAR : ABU - ABU
LAPUK : ABU – ABU KEPUTIHAN
3. TEKSTUR
UKURAN BUTIR : 1/16 – 1/256 mm
POROSITAS : BURUK
PERMEABILITAS : BURUK
KEBUNDARAN : MEMBUNDAR
KEMAS/FABRIK : TERTUTUP
SORTASI : BAIK
4. STRUKTUR : TIDAK BERLAPIS
5. KOMPOSISI KIMIA : SiO2, MINERAL LANAU
6. JENIS BATUAN : BATUAN SEDIMEN KLASTIK
7. NAMA BATUAN : BATULANAU
8. GENESA : Batulanau merupakan batuan sedimen klastik yang
tersusun dari material material yang berukuran lanau. Batulanau terbentuk
melalui hasil pelapukan dan tererosi oleh air, angin atau es yang kemudian
tertransportasi oleh media air, angin, dan es. Tempat akhir dari transportasi ini
adalah berupa cekungan atau tempat yang paling rendah. Setelah mencapai
sebuah cekungan, material – material tersebut akan terendapkan. Proses
pengendapan ini berlangsung sangat lama, dan pada akhir proses ini material
– material tersebut akan terkompaksi dan kemudian terlithifikasi menjadi
batuan. Material yang berukuran lanau ini biasa juga disebut sebagai lumpur.
Lumpur dapat terakumulasi di cekungan sedimen di seluruh dunia. Lumpur
mewakili tingkat arus, gelombang, atau energi angin, sehinga batuan tersebut
dapat berada dimana saja seperti pada lingkungan fluvial, pasang surut, pesisir,
delta dan glasial. Batulanau biasa digunakan sebagai filler atau pengisi
berkualitas rendah ketika bahan yang berkualitas tinggi tidak tersedia (sebagai
alternatif ). Kegunaannya sebagai filler sering dipakai pada industri migas.
ASISTEN PRAKTIKAN
1. NO. SAMPEL : 06
2. WARNA
SEGAR : HITAM
LAPUK : COKLAT KEHITAMAN
3. TEKSTUR
UKURAN BUTIR : 1/256 – 1/16 mm
POROSITAS : BURUK
PERMEABILITAS : BURUK
KEBUNDARAN : BAIK
KEMAS/FABRIC : TERTUTUP
SORTASI : BAIK
4. STRUKTUR : BERLAPIS
5. KOMPOSISI KIMIA : MINERAL LEMPUNG
6. JENIS BATUAN : BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
7. NAMA BATUAN : BATU SERPIH
8. GENESA : Batu serpih terbentuk pada awalnya dengan proses
pelapukan yang akan memecah batuan menjadi mineral – mineral berukuran
halus (lempung). Lempung yang bercampur dengan air akan menjadi lumpur.
Lumpur tersebut kemudian terbawa oleh aliran air. Ketika aliran air berhenti
pada tempat yang cekung seperti danau atau rawa maka lumpur tersebut
mengendap. Setelah itu endapan lumpur akan mengalami proses pembatuan
yang meliputi tiga tahap yaitu pemampatan, penyimenan, dan penghabluran
ulang. Dimana pemampatan atau kompaksi diawali dengan proses penekanan
pada butiran batuan sehingga menjadi lebih padat dan lebih tipis. Pemampatan
ini juga bertujuan untuk menghilangkan kadar air sehingga hanya tersisa 20%
– 40% saja. Pemampatan yang terjadi terus menerus menyebabkan butiran batu
saling bersentuhan antara satu dengan yang lain. Tempat bersentuhannya
batuan akan mengalami tekanan sehingga air yang membawa mineral silika
masuk ke dalam celah diantara butiran dan menghasilkan sedimen. Lalu setelah
tahap pemampatan menghasilkan simen, maka akan dilanjutkan ke tahap
penyimenan atau kompaksi. Penyimenan yaitu proses pengendapan simen
dipermukaan butiran batu yaitu kalsit dan kuarsa. Simen kalsit terbentuk saat
pengendapan, sedangkan simen kuarsa berasal dari diagenesa kimia mineral
liat. Setelah itu, tahap terakhir yaitu penghabluran ulang atau rekristalisasi.
Tahap ini merupakan proses perubahan bentuk daan ukuran batuan yang tidak
disertai perubahan struktur mineralnya. Karena batuan sedimen awalnya dari
endapan lumpur, maka endapan lumpur tersebut akan berubah bentuk menjadi
batu lumpur. Batu lumpur yang memiliki karakter fisil dan laminasi inilah yang
disebut dengan batu serpih. Adapun manfaat batu serpih yaitu sebagai alat
bantu mengupas, filter kertas, perangkap minyak bumi, bahan baku pembuatan
semen dan bahan dasar pembuatan gerabah.
ASISTEN PRAKTIKAN
1. NO. SAMPEL : 01
2. WARNA
SEGAR : HITAM
LAPUK : COKLAT
3. TEKSTUR : KASAR
4. STRUKTUR : TIDAK BERLAPIS
5. KOMPOSISI : KARBONAT (CO3)
6. JENIS BATUAN : BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
7. NAMA BATUAN : BATUBARA
8. GENESA : Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa-sisa
tanaman purba dan menjadi padat etelah tertimbun oleh lapisan di atasnya.
Pengawetan sisa-sisa tanaman ini sangat di pengaruhi oleh proses biokimia,
yaitu pengubahan oleh bakteri. Akibat pengubahan oleh bakteri tersebut, bahan
sisa sisa tanaman kemudian terkumpul sebagai suatu massa yang mampat, yang
disebut gambut. Proses pembentukan gambut terjadi karena akumulasi sisa sisa
tanaman tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa-rawa, dengan system
drainase 0,5-0,1 m. Selanjutnya oleh aktivitas bakteri anaerobik dan jamur,
bahan tersebut akan membusuk, berubah menjadi gambut. Pada tahapan ini
yang berperan adalah proses biokimia atau diagenetik. Gambut yang telah
terbentuk lambat laun akan tertimbun oleh endapan - endapan seperti
batulempung, batulanau dan batupasir. Seiring berjalannya waktu, gambut ini
akan mengalami perubahan fisik dan kimia akibat pengaruh temperatur
sehingga menjadi sebuah batubara. Adapun manfaat batubara yaitu
menghasilkan produk gas, bahan bakar pendukung produk industri aluminium,
sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, membantu industri produk semen,
membantu industri produk baja, industri kertas, industri bahan kimia, industri
farmasi, produksi karbon aktif, dan juga produksi pupuk pertanian.
ASISTEN PRAKTIKAN
1. NO. SAMPEL : 02
2. WARNA
SEGAR : PUTIH
LAPUK : PUTIH KECOKLATAN
3. TEKSTUR : HALUS
4. STRUKTUR : BERLAPIS
5. KOMPOSISI KIMIA : KALSIUM KARBONAT (CaCO3)
6. JENIS BATUAN : BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK
7. NAMA BATUAN : BATUGAMPING
8. GENESA : Batugamping terbentuk melalui beberapa cara yaitu
secara organik, mekanik, dan kimiawi. Namun sebagian besar batugamping
terbentuk melalui proses secara organik. Proses ini menjelaskan bahwa
batugamping berasal dari kumpulan endapan cangkang kerang, siput,
foraminifera, ganggang, atau berasal dari kerangka binatang yang telah mati.
Batugamping yang terbentuk secara mekanik, bahan pembentuknya tidak jauh
beda dengan proses secara organik. Perbedaan antara dua proses ini adalah
pada proses mekanik terjadi perombakan dari bahan batu gamping organik
yang kemudian terbawa oleh arus dan biasanya diendapkan tidak jauh dari
tempat semula. Batugamping yang terjadi karena proses kimia adalah jenis
batugamping yang terbentuk dari pengendapan CaCO3 dalam kondisi iklim
lingkungan tertentu, baik di dalam air laut maupun air tawar. Mata air mineral
dapat pula mengendapkan batugamping yang biasa disebut dengan endapan
sinter kapur. Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam
yang melarutkan lapisan batugamping dibawah permukaan, yang kemudian
diendapkan kembali di permukaan bumi. Kegunaan dari batu ini sangatlah
banyak, batu ini bisa digunakan untuk batu bangunan, industri kaca, industri
bata silika, industri semen, bahan pembuatan karbit, bahan pembuatan
refraktori, pelican tablet, peleburan baja, bahan pemutih kertas dan industri
gula.
ASISTEN PRAKTIKAN