Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

PARTUS LAMA / MACET

DOSEN : YUNI RAMADHANIATI, SST. M.Kes

DI SUSUN OLEH:

ADE SULISA NINA


NPM. 1926040014.P
KELAS B2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
JURUSAN D4 KEBIDANAN
TAHUN 2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN( RPP )

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Persalinan


Beban : 3 SKS
Program Study : D IV Kebidanan
Pokok Bahasan : Partus Lama / Partus Macet
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Pertemuan Ke :2
Hari / Tanggal : Jum’at / 29 November 2019

1. STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami
materi tentang Partus Lama / Partus Macet dan tanda gejalanya

2. KOMPETENSI DASAR
a. Memahami Partus Lama / Partus Macet
b. Memahami tanda dan gejala Partus Lama / Partus Macet

3. INDIKATOR
a. Mahasiswa mampu menjelaskan Partus Lama / Partus Macet
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala Partus Lama / Partus
Macet
c. Mahasiswa mampu menjelaskan penanganan Partus Lama / Partus Macet

4. MATERI POKOK
Penetapan masalah Kebidanan yang akan dibahas yaitu materi tentang asuhan
persalinan Partus Lama / Partus Macet dan tanda gejala Partus Lama / Partus
Macet

5. METODE PEMBELAJARAN
- Ceramah - Tanya Jawab
6. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN

Tahap / Kegiatan Pengajar Kegiatan Media dan Metode


Waktu Mahasiswa Alat
Kegiatan 1. Memberikan salam Menjawab - LCD Ceramah
Awal pembuka salam dan - Laptop
2. Menginformasikan Memperhatikan - Lembar
5 Menit
materi yang akan penuntun
disampaikan belajar
3. Menjelaskan tujuan (hand
Memperhatikan
yang ingin dicapai out)/
pada akhir perkuliahan power
ini point
Memperhatikan
4. Menjelaskan manfaat
dan relevansi pokok
bahasan ini
5. Memberikan
pertanyaan menggali
tentang materi yang
akan disampaikan

Kegiatan 1. Menjelaskan mengenai Memperhatikan - LCD Ceramah


Inti Partus Lama / Partus - Laptop
Macet - Lembar
30 menit
2. Menjelaskan tanda dan penuntun
Memperhatikan
gejala Partus Lama / belajar
Partus Macet. (hand Tanya
Memberi kesempatan out)/ Jawab
pada mahasiswa untuk power
bertanya tentang point
Mahasiswa
materi yang telah
disampaikan bertanya
3. Memberi kesempatan
Mendengarkan
pada Mahasiswa lain
untuk menjawab
pertanyaan
4. Mengklarifikasikan Memberi
jawaban mahasiswa jawaban

Kegiatan 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan - LCD Ceramah


Akhir yang telah - Lapto
disampaikan - Lembar
10 menit
2. Memberikan penuntun
Memperhatikan
penekanan pada pokok belajar
– pokok hal yang (hand
penting out)/
Memperhatikan Tugas
3. Memberikan gambaran power
Individu
tentang materi yang point
akan datang
4. Memeberikan tugas Memperhatikan
membaca
5. Mengucapkan salam Menjawab

penutup salam

7. ALAT DAN BAHAN


- LCD
- Laptop
- Hand Out
- Power Point
8. SUMBER BELAJAR
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan . Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Manuwaba, Ida Bagus Gde. 2010 . Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Rustam, mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC
Anonim,2012. Partus Lama. Tersedia di : http://rumahbidanku.blogspot.com/
2012/06/partus-lama.html Diakses tanggal 23 Desember 2013

9. EVALUASI
Prosedur : Post Test
Jenis : Subyektif Test
Bentuk : Essay
Soal
1. Apa definisi Partus Lama?
2. Apa definisi Partus Macet?
3. Sebutkan penyebab dari Partus Lama?
4. Sebutkan dan jelaskan Klasifikasi Partus Lama?
5. Sebutkan Tanda dan Gejala Partus Lama pada Janin?

Jawaban
1. Partus Lama adalah : Persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida (rustam mochtar,
1998)
2. Partus Macet adalah : Suatu keadaan dari suatu persalinan yang
mengalami kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi
ibu maupun janin (anak). Partus macet merupakan persalinan yang
berjalan lebih dari 24 jam untuk primigravida dan atau 18 jam untuk multi
gravida.
3. Penyebab dari Partus Lama adalah: Kelainan letak janin, kelainan
kongenital, kelainan panggul, kelainan his dan mengejan, terjadi ketidak
seimbangan sefalopelfik, perut gantung ( grande multi ), pimpinan
persalinan yang salah dan primi tua primer atau sekunder.
4. Klasifikasi dari Partus Lama adalah :
1. Fase laten memanjang
Yaitu: fase laten yang melampaui 20 jam pada primi gravida atau 14 jam
pada multipara.
2. Fase aktif memanjang
Yaitu: fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primi gravida
dan lebih dari 6 jam pada multigravida. Dan laju dilatasi serviks kurang
dari 1,5 cm per jam.
3. Kala 2 lama
Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada prmigravida dan 1
jam pada multipara.
5. Tanda dan Gejala Partus Lama pada Janin adalah :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan
negarif, air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan,
berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
MATERI

A. PARTUS LAMA / PARTUS MACET


1. Pengertian
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada
primi dan lebih dari 18 jam pada multi (rustam mochtar, 1998). Menurut
winkjosastro, 2002. Persalinan (partus) lama ditandai dengan fase laten lebih dari
8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi, dan
dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf.
Partus lama disebut juga distosia, di definisikan sebagai persalinan abnormal/ sulit
(Sarwono, 2010).
Partus macet adalah suatu keadaan dari suatu persalinan yang mengalami
kemacetan dan berlangsung lama sehingga timbul komplikasi ibu maupun janin
(anak). Partus macet merupakan persalinan yang berjalan lebih dari 24 jam untuk
primigravida dan atau 18 jam untuk multi gravida.

2. Etiologi
Penyebab persalinan lama diantaranya adalah kelainan letak janin,
kelainan kongenital, kelainan panggul, kelainan his dan mengejan, terjadi ketidak
seimbangan sefalopelfik, perut gantung ( grande multi ), pimpinan persalinan
yang salah dan primi tua primer atau sekunder. Menurut Sarwono (2010) sebab –
sebab persalinan lama dapatdigolongkan menjadi 3 yaitu:

a. Kelainan Tenaga (Kelainan His)


His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan
kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan,
tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau
kemacetan. Jenis-jenis kelainan his yaitu:
1) Inersia Uteri
Disini his bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih
kuat dan lebih dahulu pada bagian lainnya. Selama ketuban masi utuh
umumnya tidak berbahaya bagi ibu maupun janin kecuali jika
persalinan berlangsung terlalu lama.
2) Incoordinate Uterine Action
Disini sifat his berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his
dan kontraksinya berlansung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi
antara kontraksi. Tidak adanya koordinasi antara bagian atas, tengah
dan bagian bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan
pembukaan. Tonus otot yang menaik menyebabkan nyeri yang lebih
keras dan lama bagi ibu dan dapat pula menyebabkan hipoksia janin.
b. Kelainan Janin
Persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetan karena kelainan
dalam letak atau bentuk janin (Janin besar atau ada kelainan konginetal
janin).
c. Kelainan Jalan Lahir
Kelainan dalam bentuk atau ukuran jalan lahir bisa menghalangi kemajuan
persalinan atau menyebabkan kemacetan.

B. Tanda dan Gejala


Menurut Rustam Mochtar (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan
juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan
cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle,
oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif,
air ketuban terdapat mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Manuaba (2010), gejala utama yang perlu diperhatikan pada partus lama
antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen
meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri
segmen bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau,
cairan ketuban bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke
atas, terdapat kaput pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri,
kematian karena perdarahan atau infeksi.
Diagnosa banding

Kehamilan / persalinan dengan infeksi ektra genital, disini suhu aksila lebih tinggi
dari rectal dan ketuban biasanya masih utuh.

C. Klasikasi Persalinan Lama


1. Fase laten memanjang
Yaitu: fase laten yang melampaui 20 jam pada primi gravida atau 14 jam
pada multipara.
2. Fase aktif memanjang
Yaitu: fase aktif yang berlangsung lebih dari 12 jam pada primi gravida dan
lebih dari 6 jam pada multigravida. Dan laju dilatasi serviks kurang dari 1,5
cm per jam.
3. Kala 2 lama
Yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada prmigravida dan 1 jam
pada multipara.
D. Dampak Persalinan Lama
1. Bahaya bagi ibu
Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu maupun
anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses
persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam.
Terdapat kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan,
infeksi, kelelahan ibu dan shock. Angka kelahiran dengan tindakan yang
tinggi semakin memperburuk bahaya bagi ibu.
2. Bahaya bagi janin
Semakin lama persalinan, semakin tinggi morbiditas serta mortalitas janin
dan semakin sering terjadi keadaan berikut ini :
1. Asfiksia akibat partus lama itu sendiri
2. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
3. Cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang
sulit.
4. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran. Keadaan ini
mengakibatkan terinfeksinya cairan ketuban dan selanjutnya dapat
membawa infeksi paru-paru serta infeksi sistemik pada janin.

Sekalipun tidak terdapat kerusakan yang nyata, bayi-bayi pada partus


lama memerlukan perawatan khusus. Sementara partus lama tipe apapun
membawa akibat yang buruk bagi anak, bahaya tersebut lebih besar lagi
apabila kemajuan persalinan pernah berhenti. Sebagian dokter beranggapan
sekalipun partus lama meningkatkan resiko pada anak selama persalinan,
namun pengaruhnya terhadap perkembangan bayi selanjutnya hanya sedikit.
Sebagian lagi menyatakan bahwa bayi yang dilahirkan melalui proses
persalinan yang panjang ternyata mengalami defisiensi intelektual sehingga
berbeda jelas dengan bayi-bayi yang lahir setelah persalinan normal.
E. Diagnosis
Faktor-faktor penyebab persalinan lama :
1. His tidak efisien / adekuat
2. Faktor janin
3. Faktor jalan lahir

Diagnosis persalinan lama :


Tanda dan gejala Diagnosis
Serviks tidak membuka. Belum in partu.
Tidak didapatkan his / his tidak teratur.
Pembukaan serviks tidak melewati 4 cm Fase laten memanjang.
sesudah 8 jam in partu dengan his yang teratur.
Pembukaan serviks melewati kanan garis Fase aktif memanjang.
waspada partograf.
a. Frekuensi his berkurang dari 3 his per 10
a. Inersia uteri.
menit dan lamanya kurang dari 40 detik.
b. Pembukaan serviks dan turunnya bagian
b. Disproporsi sefalopelvik.
janin yang dipresentasi tidak maju dengan
kaput, terdapat moulase yang hebat, oedema
serviks, tanda ruptura uteri imminens, gawat
c. Malpresentasi atau
janin. malposisi.
c. Kelainan presentasi (selain vertex dengan
oksiput anterior).
Pembukaan serviks lengkap, ibu ingin Kala II lama.
mengedan, tetapi tak ada kemajuan penurunan.

F. Penatalaksanaan
1. Penanganan Umum
a. Perawatan pendahuluan :
Penatalaksanaan penderita dengan partus kasep (lama) adalah
sebagai berikut :
Nilai dengan segera keadaan umum ibu hamil dan janin (termasuk
tanda vital dan tingkat dehidrasinya).
1. Kaji nilai partograf, tentukan apakah pasien berada dalam
persalinan; Nilai frekuensi dan lamanya his.
2. Suntikan cortone acetate 100-200 mg intramuscular.
3. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuscular.
4. Streptomisin : 1 gr intramuscular.
5. Infuse cairan : Larutan garam fisiologis (NaCl), Larutan glucose 5-
10 % pada janin pertama : 1 liter per jam.
6. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan
mengharuskan untuk segera bertindak.
b. Pertolongan :
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep,
manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal,
secsio cesaria, dan lain-lain.
2. Penanganan khusus
a. Fase laten memanjang (prolonged latent phase)
Diagnosis fase laten memanjang di buat secara retrospektif. Jika his
berhenti, pasien disebut belum in partu atau persalinan palsu. Jika his
makin teratur dan pembukaan makin bertambah lebih dari 4 cm,
masuk dalam fase laten.
Jika fase laten lebih dari 8 jam dan tidak ada tanda-tanda kemajuan,
lakukan penilaian ulang terhadap serviks :
 Jika tidak ada perubahan pada pendataran atau pembukaan serviks
dan tidak ada gawat janin, mungkin pasien belum in partu.
 Jika ada kemajuan dalam pendataran dan pembukaan serviks,
lakukan amniotomi dan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin.
 Lakukan penilaian ulang setiap 4 jam.
 Jika pasien tidak masuk fase aktif setelah dilakuakan pemberian
oksitosin selama 8 jam, lakukan seksio sesarea.
 Jika didapatkan tanda-tanda infeksi (demam,cairan vagina berbau) :
a. Lakukan akselerasi persalinan dengan oksitosin.
b. Berikan antibiotic kombinasi sampai persalinan.
- Ampisilin 2 g I.V. setiap 6 jam
- Ditambah gentamisin 5mg / kg BB IV setiap 24 jam.
-Jika terjadi persalinan pervaginan stop antibiotic pascapersalinan.
- Jika dilakukan seksio sesarea, lanjutkan antibiotika ditambah
metrinodazol 500 mg IV setiap 8 jam sampai ibu bebas demam selama
48 jam.
b. Fase aktif memanjang
1) Jika tidak ada tanda-tanda disproporsi sefalopelvik atau obstruksi
dan ketuban masih utuh, pecahkan ketuban.
2) Nilai his :
a) Jika his tidak adekuat (kurang dari 3 his dalam 10 menit dan
lamanya kurang dari 40 detik) pertimbangkan adanya insertia
uteri.
b) Jika his adekuat (3 kali dalam 10 menit dan lamanya lebih dari
40 detik), pertimbangkan adanya disproporsi, obstruksi,
malposisi atau malpenetrasi.
c) Lakukan penanganan umum yang akan memperbaiki his dan
mempercepat kemajuan persalinan.
c. Kala Dua Lama
1) memimpin ibu meneran jika ada dorongan untuk meneran spontan.
2) Jika tidak ada mal posisi /malpresentasi berikan drip oxytocin
3) Jika tidak ada kemajuan penurunan kepala:
a) Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian
tulang kepala dari stasion (0) lakukan ekstraksi vakum
b) Jika kepala antara 1/5 - 3/5 di atas simfisis pubis lakukan
ekstraksi vakum
c) Jika kepala lebih dari 3/5 di atas simfisis pubis lakukan SC

Anda mungkin juga menyukai