Etika merupakan aturan yang berlaku dimasyarakat baik tertulis maupun tidak
tertulis. Pada umumnya etika berkaitan dengan aturan agama dan norma yang berlaku
disuatu daerah. Etika mengatur hubungan sosial yang terjadi didalam masyarakat, baik
hubungan antara individu dengan individu, hubungan antara individu dengan kelompok
dan hubungan antara kelompok dengan kelompok. Etika bukan sekedar sopan-santun
saja, akan tetapi etika adalah kemuliaan dalam berhubungan sosial dengan mengacu pada
norma yang berlaku yakni agama. Etika merupakan kunci utama dalam melakukan
interaksi sosial. Sebab dengan etika interaksi akan diterima dengan mudah.
Etika tertinggi adalah etika dalam beragama, sebab agama berasal dari tuhan yang
memiliki kebenaran mutlak. Etika yang berlaku dimasyarakat tidak boleh bertentangan
dengan etika agama. Bahkan dalam berilmu juga perlu memperhatikan etika tersebut.
Ilmu dan etika merupakan satu kesatuan yang tidak terpisah. Sebab keberadaan keduanya
saling berkaitan. Ilmu tanpa etika adalah kesesatan dan etika tanpa ilmu adalah
Kebodohan. Maka agar Ilmu dan etika bisa berjalan bersamaan harus ada integrasi
keduanya. Hal tersebut perlu dilakukan sebab adanya faktor kemajuan zaman dan kultur
budaya masyarakat yang heterogen sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu.
Sehingga keberadaan etika sangat penting agar ilmu bisa berkembang dengan baik dan
benar.
Salah satu permasalahan yang terjadi pada saat ini adalah kurangnya integrasi
ilmu dan etika. Perlahan, ilmu dijauhkan dari etika yang ada hingga menimbulkan
hilangnya etika. Dampak ketika ilmu tidak di integrasikan dengan etika adalah kesalahan
masyarakat dalam memahami ilmu sehingga masyarakat kehilangan etikanya. Selain itu,
dampak ketika ilmu dan etika tidak terintegrasi akan melahirkan para pemimpin,
cendekiawan dan masyarakat yang tidak beretika serta tidak memiliki kapasitas
intelektual yang dan spiritual yang mencukupi. Urgensi memahami etika sangatlah
penting sebab etika lahir sebelum ilmu. Sebelum manusia memikirkan ilmu, hal yang
harus dipikirkan terlebih dahulu adalah etika. Sebab etika mampu menjadi salah satu
parameter kebenaran ilmu. Jika ilmu tidak diawali dengan etika maka ilmu akan berjalan
tanpa batasan. Ilmu yang berjalan tanpa batasan akan mengarah pada kesesatan.
Peradaban yang maju adalah akumulasi dari masyarakat yang maju. Masyarakat
yang maju adalah masyarakat yang mampu mengintegrasikan antara etika dan ilmu.
Kemajemukan masyarakat dan perkembangan zamana yang cepat menuntut manusia agar
bisa adaptif dan responsif. Masyarakat bisa dikatakan maju ketika mampu meraih
predikat ilmiah. Sebab ilmiah lahir dari proses yang terstruktur dan sistematis.
Keberadaan etika dan ilmu merupakan hal yang penting dalam membangun masyarakat
yang ilmiah. Untuk mewujudkan masyarakat ilmiah memerlukan integrase antara ilmu
dan etika.
Kesadaran yang ada pada masyarakat dibedakan menjadi tiga. Yakni kesadaran
magis, kesadaran naif dan kesadaran kritis. Kesadaran magis adalah kesadaran alamiah
yang tidak didasarkan pada data dan fakta. Kesadaran naif adalah kesadaran yang bersifat
subjektif. Sedangkan kesadaran kritis adalah kesadaran yang didasarkan pada data dan
fakta sehingga mampu mengkritisi sistem yang ada. Ketika masyarakat mampu
mengintegrasikan etika dan ilmu serta memiliki logika berpikir yang baik dan benar serta
memiliki kesadaran yang kritis maka akan terwujud masyarakat yang ilmiah. Jika
masyarakat ilmiah ini diakumulasikan maka akan membentuk peradaban ilmiah yang
beradab sehingga terwujud pula peradaban yang maju.
Pada era industrial revolution 4.0 tidak hanya sekedar teknologi saja yang maju,
atau keberadaan robot dan alat-alat yang canggih serta mampu melakukan pekerjaan
manusia. Akana tetapi pada era ini terjadi pertukaran budaya lokal dengan budaya luar
sehingga memunculkan pergeseran budaya. Pergeseran budaya tersebut terjadi secara
cepat seiring dengan cepatnya informasi. Masyarakat cenderung meniru budaya yang ada
di luar sehingga meninggalkan budaya lokal. Budaya tidak hanya berkaitan dengan
keanekaragaman suku, nilai-nilai dan kearifan lokal saja. Budaya merupakan kebiasaan
yang dilakukan secara turun-temurun sehingga membuat pelakunya memiliki suatu
keharusan untuk melaksanakannya. Budaya yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma
yang berlaku perlahan mulai memudar. Karena, datangnya budaya baru dari luar,
membuat masyarakat terhegemoni dan ingin menirunya.
Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki budaya ilmu dan bermoral, tentu
memiliki banyak tahapan. Mulai dari membentuk logika berpikir yang baik dan benar,
adanya regulasi dari pemerintahan yang mendorong masyarakat agar mempunyai budaya
ilmu dan bermoral, hingga membentuk kesadaran kritis pada masyarakat. Tak hanya itu,
agara budaya ilmu dan bermoral ini lestari diperlukan upaya untuk memfilter budaya
yang datang agar tidak merusak masyarakat. Kurangnya filterisasi atau upaya untuk
menseleksi budaya yang sesuai dengan nilai dan etika yang berlaku menyebabkan
pergeseran budaya. Hingga terbentuklah budaya yang justru membawa masyarakat
menjadi mundur.Namun, jika proses filterisasi atau seleksi terhadap budaya ini dilakukan
dengan sebaik-baiknya maka terbentuklah budaya yang akan membawa masyarakat
menjadi maju.
Perlu adanya pembiasaan dimasyarakat agar bisa memahami urgensi ilmu dan
moral. Hal ini dilakukan karena budaya adalah kebiasaan yang dilakukan secara terus
menerus bahkan hingga turun temurun ke generasi selanjutnya. Budaya ilmu dan
bermoral merupakan salah satu ciri dari masyarakat madani atau civil society. Masyarakat
madani adalah masyarakat berwawasan ilmu dan berlandaskan moral dalam menjalani
kehidupannya. Dalam berpikir dan berkehidupan, masyarakat madani memiliki budaya
ilmu yang kuat sehingga wawasan masayarakat madani adalah wawasan yang berilmu
sehingga pola pikir nya senantiasa berdasar ilmu. Sedangkan dalam berprilaku dan
berkehidupan, masyarakat madani memiliki budaya bermoral yang kuat pula sehingga
landasan yang digunakan adalah moral. Ketika landasan moral tersebut dijalankan
dengan sebaik mungkin maka akan membentuk pola tindak yang baik. Untuk
mewujudkannya diperlukan berbagai 4 tahap yakni gerakan penyadaran, pencerdasan,
pemberdayaan dan pembebasan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada skema dibawah ini.