Anda di halaman 1dari 53

Pekerjaan

Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan


Setapak

PENDEKATAN
METODOLOGI

E.1 Uraian Pendekatan Metodologi


E.1.1 Umum
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) PEMBANGUNAN KAMAR
MANDI/WC,AMPHITHEATRE & JALAN SETAPAK, tugas utama Konsultan adalah
membantu pemerintah kabupaten bangka barat dalam mengawasi
pelaksanaan pekerjaan fisik yang akan dilakukan. Dalam pelaksanaannya,
Konsultan akan membentuk organisasi dari tim yang mempunyai tugas
masing-masing dalam jasa pelayanan PEMBANGUNAN KAMAR
MANDI/WC,AMPHITHEATRE & JALAN SETAPAK.

E.1.2 Pemahaman Terhadap Lingkungan Jasa Konsultansi


Secara umum Lingkup Jasa Konsultansi adalah sebagai berikut :
1. Membantu Dalam Pelaksanaan Pengawasan Mutu
Konsultan akan bertindak sebagai Wakil Pelaksana Kegiatan (Engineer’s
Representative) dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan/proyek dan
menjamin bahwa semua hasil pekerjaan itu sesuai dan memenuhi
syarat pelaksanaan teknis dari dokumen kontrak.
Uraian detail pekerjaan pengawasan sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengawasan harian terhadap pekerjaan/proyek
sehingga dengan demikian dapat menjamin kebenaran material
yang dipakai dan prosedur pelaksanaan sesuai Dokumen Kontrak
dan peraturan-peraturan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.
b. Memberikan instruksi/penjelasan secara tertulis kepada Kontraktor
dengan cara yang sejelas-jelasnya terhadap pelaksanaan pekerjaan

BAB E - 1
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

yang dikehendaki sehingga dengan demikian dapat diperoleh hasil


pelaksanaan/mutu yang lebih baik.
c. Memeriksa semua bahan/material yang ditetapkan dilapangan /
proyek benar-benar memenuhi persyaratan spesifikasi sesuai
dengan testing material yang dilaksanakan dengan benar.
d. Memeriksa semua gambar-gambar (Shop Drawing, Detail Drawing
dan As Built Drawing) dengan teliti dan disetujui bila memenuhi
kontrak dokumen.
e. Memenuhi dan memberikan instruksi tertulis kepada Kontraktor
untuk memperbaiki semua kerusakan-kerusakan/kekurangan
pekerjaan, yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi.
f. Ikut serta dalam inspeksi pemeriksaan akhir proyek sebelum
pelaksanaan Take Over Kontraktor.
2. Membantu Dalam Review Design
a. Mengkoordinir pengambilan data dilapangan secara akurat yang
dilakukan oleh Kontraktor guna Review Design untuk perubahan-
perubahan yang direkomendasikan/diperlukan.
b. Menyelenggarakan Review Design terhadap Design yang ada sesuai
dengan perubahan-perubahan yang direkomendasikan/diperlukan.
c. Menyiapkan perkiraan biaya dan addendum serta perubahan tender
dokumen sehubungan dengan benar, teliti dan sempurna.
3. Memeriksa dengan sungguh-sungguh bahwa pengukuran volume
pekerjaan dilaksanakan dengan benar, teliti dan sempurna.
4. Menjamin bahwa Laporan (Report) yang diserahkan tepat pada
waktunya dan dibuat secara aturan yang benar, teliti dan membuat
semua catatan kemajuan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
proyek.
a. Menyiapkan/menyerahkan laporan bulanan tepat waktunya, teliti
dan menunjukkan secara fisik dan finansial kemajuan proyek.
b. Melaporkan dengan segera secara tertulis terhadap setiap kesulitan-
kesulitan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan
sehubungan dengan kondisi proyek dalam waktu mendatang atau

BAB E - 2
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

lain-lain sebab yang perkirakan dapat menyulitkan/terhadap hal-hal


yang dikuatirkan tersebut diatas.
c. Melaporkan secara lengkap dan menulis serta saran pemecahannya
terhadap hal-hal yang akan menyebabkan keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
d. Selalu membuat catatan harian tentang pekerjaan yang telah
selesai bahan-bahan/material yang telah dipakai, tenaga kerja
dilapangan, keterlambatan peralatan, keadaan cuaca dan peristiwa-
peristiwa lainnya.
e. Membuat file yang baik sehubungan dengan korespondensi/surat
menyurat dengan pihak Kontraktor, Pemberi Tugas dan Lain-lain.
f. Membuat catatan dan memfilenya secara baik terhadap hasil
pekerjaan, hasil test material, sertifikat pembayaran (payment
certificates). Pengukuran volume pekerjaan di lapangan, back up
perhitungan dan As Built Drawing.
g. Melaksanakan inspeksi sebelum inspeksi akhir dan membuat
laporan tentang kekurangan-kekurangan/kerusakan hasil pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan dalam suatu daftar.
h. Menyiapkan laporan penyelesaian PEMBANGUNAN KAMAR
MANDI/WC,AMPHITHEATRE & JALAN SETAPAK untuk
Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.
5. Bekerjasama dengan Staf Proyek Pemerintah Kabupaten Bangka Barat
dalam hal-hal yang menyangkut masalah-masalah teknis.
a. Mengesahkan bersama-sama dengan Staff Proyek terhadap prestasi
pekerjaan mingguan, bulanan dan untuk pembayaran termin
Kontraktor.
b. Mengusulkan pemecahan terhadap kesulitan pelaksanaan dimasa
datang dengan memberikan gambaran/sketsa dan perhitungan
untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh Pemberi Tugas.
c. Membuat usulan penyelesaian atas klaim Kontraktor, penyelesaian
pertikaian, perpanjangan waktu kontrak atau hal-hal lainya.

BAB E - 3
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

d. Menyiapkan Change Order, sesuai dengan petunjuk dari atas,


mengusulkan usulan perubahan rencana/design, spesifikasi dan
menyiapkan harga satuan yang baru untuk negosiasi disertai
dengan bahan-bahan pendukungnya.
e. Memeriksa seluruh jenis pekerjaan atau bahan yang telah
dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan kontrak, seperti kantor,
bengkel (workshop), gudang, peralatan dan lain-lain.

E.1.3 Pemahaman Terhadap Aspek Pengawasan


Pada dasarnya pekerjaan membutuhkan keterpaduan pengendalian yang
tinggi.Pengendalian membutuhkan keahlian dan kemampuan khusus agar
tujuan dan sasaran proyek yang telah ditetapkan dapat tercapai.Keahlian
dan kemampuan ini perlu didukung oleh suatu metode manajemen yang
dapat mengendalikan perencanaan dan pelaksanaan konstruksi fisik,
dengan menggunakan manajemen yang benar. Pelaksanaan metode
pekerjaan yang baik akan menghasilkan proyek yang sesuai dengan
persyaratan spesifikasi, yaitu :
1. Tepat Waktu, sesuai jadwal.
2. Tepat Biaya, sesuai anggaran.
3. Tepat Mutu, sesuai spesifikasi.
4. Tertib Administrasi.
Tugas Konsultan Pengawas secara garis besarnya akan meliputi :
1. Pengendalian Teknis.
2. Pengendalian atas proses koordinasi terkait.
3. Pengendalian administrasi proyek.
4. Evaluasi rencana proyek.
5. Kontrol sistematik terhadap kegiatan lapangan.

Lingkup pengendalian yang akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas


terhadap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
1. Aspek mutu hasil pekerjaan
2. Aspek kuantitas pekerjaan
3. Aspek waktu penyelesaian pekerjaan

BAB E - 4
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

4. Aspek biaya keseluruhan kegiatan


Semua aspek tersebut harus merujuk pada ketentuan dan syarat-syarat
yang tercantum dalam dokumen kontrak/spesifikasi.

E.1.3.1 Pengendalian Masalah Mutu


Selama masa pelaksanaan, konsultan akan senantiasa memberikan
pengawasan, arahan, bimbingan dan instansi yang diperlukan kepada
Kontraktor guna menjamin bahwa semua pekerjaan akan dilaksanakan
dengan baik dan tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan lain adalah :
 Peralatan laboratorium.
 Penyimpanan bahan/material.
 Cara pengangkutan material/campuran ke lokasi proyek.
 Pengujian material yang akan digunakan.
 Tes lapangan.
 Administrasi dan formulir-formulir.

Pelaksanaan kendali Mutu/Quality Control dilakukan oleh Tim Pengawas


yang dikoordinir oleh Supervisor Engineer, untuk menjamin bahwa mutu
dari material yang dipakai oleh Kontraktor memenuhi persyaratan
spesifikasi. Lingkup pekerjaan Quality Control termasuk pada hal-hal
sebagai berikut :
1. Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari Supervisor Engineer,
senantiasa memberikan informasi kepada Supervisor Engineer dan
Pemberi Tugas tentang kendali mutu.
2. Melakukan pengawas terhadap pengujian di laboratorium, membantu
mobilisasi pengujian, serta menjamin bahwa semua pengujian telah
memenuhi persyaratan yang diminta dalam spesifikasi.
3. Melaksanakan pengawas kegiatan dari semua pekerjaan yang harus
dilakukan oleh Kontraktor untuk kendali mutu dari material/bahan
ataupun tenaga teknis laboratorium serta segera memberikan laporan
tertulis kepada Supervisor Engineer dan Pemberi Tugas bila ditemukan

BAB E - 5
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

adanya penyimpangan dalam pengujian atau kekurangan baik untuk


material/bahan ataupun tenaga.
4. Menganalisa semua data pengujian kendali mutu dan usulan formula
campuran yang diajukan Kontraktor untuk material dan merumuskan
serta mengirimkan kepada Supervisor Engineer rekomendasi tertulis
untuk dapat menerima atau menolak bahan/material, proses
pelaksanaan maupun formula untuk campuran yang dipergunakan
untuk dikerjakan.
5. Evaluasi terhadap ketetapan prosedur pekerjaan pengujian yang
dilaksanakan oleh Kontraktor, pemilihan sumber material, pengawasan
mutu bahan atau kualitas tenaga dalam pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan pada paket kontrak tersebut.
6. Memeriksa dan meringkas semua data tentang kendali mutu serta
memberi usulan dalam menerima atau menolak usulan Kontraktor
tentang campuran material dan bahan-bahan yang digunakan.
7. Membantu tugas-tugas laboratorium, khususnya dalam penyiapan
laporan kendali mutu yang harus dikirim kepada Pemberi Tugas.
8. Menyiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan
(investigation) termasuk pengambilan sampel dan soil test, bila
diperlukan dan mengkoordinasikan semua kegiatan Tim Pengawas
Lapangan dalam melaksanakan rencana kerja dilapangan.

Supervisor Engineer setiap bulan akan membuat ringkasan hasil pengujian


kendali mutu bulan sebelumnya.

E.1.3.2 Pengendalian Masalah Kuantitas


Dalam pengawasan kuantitas (Quantity Control), Konsultan akan mengecek
bahan-bahan/campuran (atau setiap item pekerjaan) yang ditempatkan
atau yang dipindahkan atau yang dipindahkan oleh Kontraktor. Konsultan
akan memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan atas :

 Hasil pengukuran yang memuhi batas toleransi pembayaran.

BAB E - 6
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Metode perhitungan.
 Lokasi kerja.
 Jenis pekerjaan.
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun
evaluasi dan persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat
dilakukan dengan teliti, agar volume pekerjaan adalah benar diukur dan
disertifikasi oleh konsultan dan mendapat persetujuan pelaksana kegiatan.

E.1.3.3 Pengendalian Masalah Waktu


Dalam suatu proyek pengendalian waktu sangat penting dilakukan, jumlah
tenaga kerja, peralatan yang digunakan, jumlah jam kerja dan metode
pelaksanaan adalah hal-hal yang erat kaitannya dengan waktu
penyelesaian pekerjaan. Untuk administrasi pengendalian waktu, agar
pengendalian dapat dicapai secara optimal, maka Konsultan akan
memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning” yang umumnya
telah dibuat oleh Kontraktor dengan metode lintas kritis (“Critical Path
Method/CPM”). Pengendalian schedule pelaksanaan pekerjaan lainnya
dapat menggunakan “barchat/S-Curve” yang biasa, dan jug dapat
menggunakan “Vector Diagram”.

E.1.3.4 Pengendalian Masalah Biaya


Pengendalian biaya dilakukan selama masa pelaksanaan proyek, sehingga
tidak terjadi pekerjaan belum selesai tetapi biaya kontraknya telah habis.
Hal ini bisa terjadi kalau sering terjadi pekerjaan tambah, dimana ada satu
lebih item pekerjaan yang memerlukan penambahan volume sehingga
banyak menyerap biaya yang diambil dari item pekerjaan lainnya, dan pada
saat item pekerjaan yang volumenya sudah dikurangi dikerjakan, volume
item pekerjaan tersebut tidak mencukupi.

Pada tahap pelaksanaan konstruksi fisik, penyelenggaraan pengawasan


akan diterapkan dalam langkah-langkah kegiatan yang merupakan suatu

BAB E - 7
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

proses manajemen, yang secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam


dua aktifitas pokok, yaitu ;
 Aktivitas perencanaan program
 Aktivitas pengendalian dan pengawasan

1. Aktivitas Perencanaan Program


Yang termasuk dalam kegiatan Aktivitas Perencanaan Program adalah :
menyusun program kerja pelaksanaan pekerjaan secara menyeluruh untuk
tiap-tiap kelompok pekerjaan, terdiri atas :
 Program pencapaian sasaran fisik proyek.
 Program Pengendalian dan penggunaan bahan.
 Program penggunaan peralatan.
 Program penyediaan dan penggunaan dana.
 Program penyediaan dan pengunaan sumber daya manusia.

2. Aktivitas Pengendalian Dan Pengawasan


a. Mengendalikan Jalannya Pelaksanaan Pekerjaan
 Pengawasan menyeluruh secara berkala atas jalannya
pelaksanaan pekerjaan di lapangan serta menyusun laporannya.
 Penilaian prestasi kemajuan pekerjaan.
 Menetapkan koreksi teknis atas penyimpangan dan hambatan-
hambatan yang mungkin terjadi terhadap kualitas bahan,
peralatan dan hasil pelaksanaan pekerjaan.
 Tinjauan analisa (bila perlu) terhadap program-program kerja
yang telah disusun.
 Menyelenggarakan koordinasi aktif antara berbagai
penyelenggara pekerjaan dilapangan.
 Memberi petunjuk kepada pelaksanaan pekerjaan mengenai hal-
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan untuk
menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan.

BAB E - 8
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Pengawasan terhadap ketepatan waktu, biaya, pelaksanaan


pekerjaan, kuantitas dan kualitas pekerjaan.
 Mencatat dan meneliti semua pekerjaan tambah dan atau kurang
yang terjadi, termasuk juga meneliti perhitungan biaya pekerjaan
tambah dan atau yang kurang diajukan.
 Membantu Pemberi Tugas dalam mengelola dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
b. Mengadakan Pengawasan Pelaksanaan Sehari-hari di Lapangan
1. Pengawasan Persiapan Pelaksanaan
 Pengawasan terhadap dokumen - dokumen pelaksanaan.
 Pengawasan terhadap kesesuaian peraturan dan proses
perizinan.
 Proses pengadaan asuransi dan jaminan-jaminan.
 Persiapan jaminan keamanan kerja.
 Menyusun jadwal pelaksanaan secara rinci dan prosedur kerja
yang akan diterapkan dilapangan.
2. Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
 Pengawasan terhadap semua item pekerjaan yang akan
dilaksanakan diproyek terebut.
 Pengawasan terhadap bahan yang digunakan.
 Pengawasan terhadap prosedur pelaksanaan.
 Pengawasan terhadap bahan-bahan dan hasil kerja yang akan,
sedang dan telah dilaksanakan.
3. Penilaian Hasil/Mutu
 Penilaian mutu fisik.
 Percobaan-percobaan dan hasil test/uji dari item-item
pekerjaan sesuai dengan persyaratan spesifikasi.
 Identifikasi penyimpangan beserta koreksinya.
4. Pengendalian Biaya
 Melakukan pengawasan biaya pembangunan.
 Mencatat perkembangan harga-harga.

BAB E - 9
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Mencatat biaya yang sudah dikeluarkan.


 Mengevaluasi biaya pekerjaan tambah/kurang.
5. Pengendalian Waktu
 Penyusunan, penilaian dan penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan dengan waktu pelaksanaan dalam kontrak.
 Mengevaluasi S-Curve Kontraktor.
 Mengevaluasi sisi pekerjaan dan sisi waktu pelaksanaan, serta
manganalisa apakah proyek akan dapat selesai tepat
waktunya.
6. Mengadakan Rapat-rapat Pelaksanaan
 Rapat koordinasi, yang dilakukan bersama Pemberi Tugas,
Kontraktor, Konsultan dan pihak-pihak lain yang dianggap
perlu. Rapat ini membahas masalah-masalah yang selama
masa pelaksanaan.
 Rapat ini dilakukan secara berkala, tiap minggu, tiap 2 minggu
atau tiap bulan, tergantung kesepakatan dan persetujuan dari
Pemberi Tugas.
 Rapat lapangan, yang dilakukan bersama Kontraktor + staf,
staf dari Pemberi Tugas di lapangan, Konsultan Pengawas +
staf. Rapat ini dilakukan secara berkala dilapangan.
 Rapat intern Konsultan Pengawas, yang dilakukan secara rutin
dengan melibatkan semua personil konsultan yang ada di
lapangan. Tujuan rapat ini adalah untuk melakukan koordinasi
diantara tenaga pengawas lapangan di dalam pelaksanaan
fungsi pengawasan.
c. Menyusun, Membuat dan Menyampaikan Laporan-laporan
 Laporan Bulanan yang berisi laporan mingguan
 Laporan kualitas pekerjaan
 Laporan Akhir.
 Gambar Shop Drawing dan As Built Drawing

BAB E - 10
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

d. Melakukan penilaian atas hasil akhir pelaksanaan pekerjaan dan


menyusun berita acara pemeriksaan untuk keperluan pembayaran
angsuran.
e. Memeriksa dan mensahkan “As Built Drawing” untuk keseluruhan
bagian pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor dan menyetujui
sebelum diserahkan ke Pemberi Tugas sebagai persyaratan Serah
Terima Pekerjaan.

E.1.4 Pendekatan Umum


Pendekatan umum dalam melakukan layanan jasa konsultan ini didasari
pada pendekatan 4-Kyaitu :
 Kepastian kualitas yang dihasilkan.
 Kepastian kemampuan staf yang ditugaskan.
 Kepastian pemanfaatan biaya proyek.
 Kepastian pencapaian tujuan proyek.
Gabungan dari pendekatan 4-K ini akan dilaksanakan selama pelaksanaan
tiap-tiap proyek fisik, sehingga keberhasilan proyek akan dicapai.

E.1.4.1 Jaminan Mutu (Quality Assurance)


Definisi :
Quality Control :adalah proses pengetesan dan pengawasan material
untuk mendapatkan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang
terdapat dalam dokumen kontrak.
Quality Assurance:adalah program dan prosedur yang dilakukan oleh
Konsultan dalam melakukan program pengetesan dan pengawasan material
dan mengikuti program dan prosedur tersebut dalam melakukan
pengetesan.

Dengan demikian, Quality Assurance adalah suatu sistem yang akan


menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan mutu yang disyaratkan
dalam spesifikasi. Program Quality Assurance terdiri dari komponen-
komponen (lihat Gambar E.1. dan Gambar E.2.) :

BAB E - 11
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Suatu sistem kontrol untuk memastikan bahwa personil Quality


Control Konsultan mengetahui tentang semua pelaksanaan pekerjaan
fisik sebelum pekerjaan itu dimulai.
 Mempunyai catatan/laporan tertulis, mengenai semua tes dan
pengawasan yang telah dilakukan.
 Membuat instruksi tertulis kepada Kontraktor untuk melakukan
perbaikan.
 Melakukan control yang ketat dan baik terhadap semua material yang
dibawa dan dipergunakan di lapangan.
 Suatu sistem control untuk memastikan bahwa semua prosedur
pelaksanaan sudah benar dan berdasarkan spesifikasi.

E.1.4.2 Peningkatan Kemampuan Staf


Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab konsultan untuk meningkatkan
kemampuan staff konsultan yang ditugaskan di lapangan, yang pada
akhirnya akan meningkatkan mutu pekerjaan.

E.1.4.3 Biaya Yang Ekonomis


Pengalaman menunjukkan bahwa beberapa pekerjaan fisik yang pernah
dilakukan kadang-kadang over-design, yang mengakibatkan terjadi
pemborosan biaya dan waktu. Dalam proyek ini, konsultan akan mencoba
melukukan pengontrolan dan pengecekan terhadap design yang ada,
sehingga bila memungkinkan melaukan review design terhadap desain
yang dianggap terlalu boros, sehingga akan menghasilkan konstruksi yang
efesien. Namun efesiensi yang dilakukan tidak mempengaruhi konstruksi
baik segi kekuatan, mutu dan pemanfaatan.

E.1.4.3 Pencapaian Tujuan Proyek


Konsultan telah berpengalaman dalam pekerjaan yang sejenis. Dalam
proyek ini konsultan akan berkoordinasi dan bekerjasama dengan dinas
terkait. Konsultan akan berusaha agar dapat tercapai tujuan proyek, yaitu

BAB E - 12
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

menghasilkan pekerjaan yang bermutu baik dan bermanfaat bagi


masyarakat banyak.

Gambar E.1
Sistem Mutu Prosedur Permohonan Kerja

Kontraktor Mengajukan
Permohonan Kerja
Secara Tertulis

Engineer Mengecek Permohonan Kerja


Permohonan Kerja Dikembalikan Ke Kontraktor
Dengan Cheklist Untuk Memperbaiki
Persyaratan

Permohonan Kerja Sesuai Tidak


Dengan Persyaratan ?

Ya

Kontraktor Mulai Kerja

BAB E - 13
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Gambar E.2
Prosedur Instruksi Lapangan

MASALAH DICATAT
ENGINEER

ENGINEER MEMBUAT
KONTRAKTOR
INSTRUKSI LAPANGAN

S.ENGINEER

S. ENGINEER MEMBUAT SURAT RAPAT DENGAN


PERINGATAN KE KONTRAKTOR PEMBERI TUGAS

E.1.5 Pendekatan Masalah


Pendekatan masalah dalam rangka layanan Konsultan Pengawas dapat
didekati dari dua aspek meliputi :
a. Aspek Manajemen
b. Aspek Teknik
Aspek Manajemen mencakup 5 prinsip :
 Manajemen Biaya
 Manajemen Waktu
 Manajemen Mutu
 Manajemen Sistem Informasi
 Manajemen Kontrak

BAB E - 14
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Aspek Teknis mencakup :


 Penyusunan standar prosedur dan tahapan kerja (standard operating
procedure dan guidelines)
 Standar spesifikasi dan kualitas (spesifikasi teknis, sertifikasi)
 Kriteria dan indikator penilaian hasil pekerjaan
 Perencanaan yang sistematis dan mudah dilaksanakan
 Pengawas (prosedur, checklist)
 Monitoring dan evaluasi (periode, indicator, kurva S, metode evaluasi)
 Sistem informasi dan pelaporan yang efektif (rapat, koordinasi, jenis
pelaporan, waktu)

Secara menyeluruh kegiatan Konsultan Pengawas adalah sebagai berikut :


1) Lingkup Pekerjaan
Tugas Konsultan Pengawas adalah menjalankan tugas pengawasan
teknik secara baik dan benar sesuai pendelegasian seluruh pekerjaan
fisik teknik maupun administrasi dan harus mengacu kepada dokumen
kontrak.
2) Tugas Pokok konsultan Pengawas meliputi :
 Manajemen kegiatan pelaksanaan pekerjaan
 Pembatasan jumlah tenaga staf
 Masalah teknis yang berkaitan dengan pekerjaan
 Kemampuan Kontraktor, Jaminan mutu dan
 Ahli teknologi
3) Kegiatan Utama Layanan Pengawasan meliputi :
 Pada tahap pra pelaksanaan
- Pekerjaan persiapan
- Pengkajian kembali perencanaan
- Memberi arahan kepada Kontraktor selama masa mobilisasi
 Manajemen Proyek
- Pembahasan rencana kerja Kontraktor
- Rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
- Koordinasi dan rapat-rapat
- Laporan bulanan
- Tuntutan
- Penyelesaian perselisihan
 Pengawasan Teknik
- Pemeriksaan gambar kerja
- Pengawasan pengukuran
- Pengujian material
- Pemeriksaan dan pengawasan pekerjaan
- Arahan cara penggunaan / pemeliharaan peralatan
 Pengawasan Kemajuan Fisik
- Rencana dan jadwal kegiatan pekerjaan
- Pengawasan kemajuan

BAB E - 15
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Pengawasan Pembiayaan
- Tagihan Kontraktor
- Pengkajian kembali pembiayaan
- Analisa harga dan upah baru
 Pengawasan/Pemeriksaan Akhir dan Pembayaran
- Pemeriksaan akhir
- Pelunasan pembayaran
 Pengawasan/Pemeriksaan Dokumen Akhir
- Pemeriksaan dan persetujuan Gambar terlaksana (As built
drawing)
- Pembuatan laporan akhir dan pedoman pemeliharaan
4) Tanggung jawab Konsultan Pengawas meliputi :
 Melaksanakan pengawasan proyek sesuai dengan prinsip dan
kebijakan Pemberi Tugas.
 Membantu Pemberi Tugas dalam pengawasan pekerjaan proyek
sesuai dengan :
- Perencanaan
- Spesifikasi Teknik
- Dokumen Kontrak
5) Sesuai dengan kewenangan yang diberikan dari Pemberi Tugas,
Konsultan Pengawas dapat melaksanakan :
 Wewenang dalam masalah teknis atau administrasi sesuai dengan
dokumen kontrak seperti menolak atau menyetujui suatu pekerjaan
dll.
 Keputusan tentang pembiayaan teknis dan administrasi yang tidak
tercantum dalam dokumen kontrak.
6) Pendekatan dan Metodologi Kerja :
 Sistem komunikasi
 Pengkajian ulang terhadap desain
 Memeriksa dan menyetujui untuk pekerjaan Kontraktor
 Pengawasan mutu dan Alih teknologi
7) Rencana Kerja untuk mencapai :
 Keberhasilan jaminan mutu pekerjaan
 Tepat waktu
 Biaya yang memadai

E.1.6 Pendekatan Metodologi Pengawasan


Seperti telah diuraikan diatas (pendekatan masalah) mengenai proses
pelaksanaan pengawasan teknik oleh Konsultan mulai dari tahapan
persiapan sampai dengan tahapan penyerahan pekerjaan dari Kontraktor

BAB E - 16
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

kepada Pemberi Tugas, metode pelaksanaan pengawasan teknik dilakukan


dengan cara :
1. Prosedur yang sudah baku dari setiap tahapan pekerjaan yang sudah
dikuasai oleh anggota team Konsultan Pengawas.
2. Format-format pengendalian untuk setiap tahapan pekerjaan
3. Laporan-laporan (berkala, kemajuan, hasil pengujian)
4. Dokumen permintaan (request)
Sesuai tahapan pelaksanaan pengawasan berikut diuraikan metode
pelaksanaan pengawasan teknik :

E.1.6.1 Tahapan Persiapan Pelaksanaan


1. Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting = PCM) adalah
rapat/pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa / undangan dari
Pemberi Kerja yang dihadiri oleh Konsultan Pengawas Teknik, Kontraktor,
sub Kontraktor (bila ada), serta instansi yang terkait lainnya.
Rapat PCM ini bertujuan untuk menyamakan pengertian / bahasa atau
pemahaman mengenai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

Hal-hal yang dibahas pada rapat ini meliputi :


a. Jadwal Pelaksanaan
Pada waktu pembahasan Jadwal Pelaksanaan, Konsultan Pengawas
bersama dengan Pemberi Kerja haruslah bisa memahami mengoreksi
jadwal kerja yang diajukan Kontraktor, berupa :
 Skala prioritas yang ada di schedule pelaksanaan
- Pekerjaan Major (utama)
- Sumber Daya (manusia, peralatan, material, keuangan, dll)
 Daftar untuk pekerjaan persiapan dan pekerjaan pemotongan bukit
- Jenis pekerjaan
- Volume pekerjaan
 Waktu pelaksanaan
Dibuat seefisien mungkin mengikuti jaringan rencana kerja (Net work
Planning)
 Rencana dan metoda kerja
Rencana dan metoda kerja haruslah yang dapat dilaksanakan di
lapangan dan peralatan yang dibutuhkan tersedia.
b. Mobilisasi
Untuk pekerjaan Mobilisasi, titik berat masalah pada :
 Survey sumber material (quarry) meliputi :

BAB E - 17
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

- Banyaknya material
- Kualitas material
 Penetapan areal kerja untuk lokasi :
- Stock material (tanah timbunan/tanah urug)
- Peralatan relokasi sungai
- Peralatan pemotongan bukit tanah
- Penyiapan kantor (office) Kontraktor, Konsultan Pengawas Teknik
dan Staf pemberi tugas
 Pengukuran ulang lapangan (Field Engineering)
Pemetaan lapangan (setting out), pekerjaan ini perlu dibahas dan
ditetapkan bersama karena hasil dari penentuan profil-profil melintang
yang didapat merupakan dasar perhitungan kuantitas selanjutnya.
c. Pemasangan Peralatan Konstruksi
Pemasangan alat atau peralatan konstruksi sangat mempengaruhi
keberhasilan pekerjaan di suatu proyek, sehingga perlu pembahasan di
rapat awal.
Kontraktor mengajukan peralatan konstruksi yang dipakai / siap dipakai
dan minta persetujuan dari Pemberi Kerja, perlu ditekankan kepada
Kontraktor bahwa semua peralatan konstruksi (sesuai dalam penawaran),
selama masa konstruksi selalu siap /tersedia di lapangan dan tidak boleh
dipindah ke lain tempat / proyek. Apabila ada penggantian peralatan
konstruksi, harus ada persetujuan dari Pemberi Kerja.

d. Tata Cara Pengukuran Volume Pekerjaan (Opname)


Tata cara pengukuran volume pekerjaan, perlu disepakati terlebih dahulu
antara Pemberi Kerja, Konsultan Pengawas dan Kontraktor, sehingga
dalam penentuan kemajuan progress pekerjaan tidak terjadi salah
pengertian.
Tata pengukuran volume pekerjaan ini meliputi antara lain :
 Cara atau metoda perhitungan volume
 Batasan daerah pekerjaan (construction limit)
 Dasar pembayaran

2. Penyusunan Program Kerja

BAB E - 18
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Penyusunan Program Kerja adalah suatu proses, dimana Kontraktor


menguraikan jadwal (schedule) kerja menjadi bagian-bagian, antara lain
meliputi :
a. Jadwal Tenaga Kerja (Man Power Schedule)
b. Jadwal Peralatan (Construction Limit)
c. Jadwal Material (Material Schedule)
d. Pengalokasian Dana (Cash Flow)
e. Semua item diatas dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metode
kerja.
Tujuan program kerja ini adalah untuk mempermudah pengelolaan proyek
dengan suatu sistem yang teratur dan memberikan sistem informasi
manajemen (MIS) secara jelas dan tepat guna sehingga :
 Penyiapan dana, kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan
kebutuhan tenaga setiap minggu dapat disiapkan Kontraktor secara
terencana.
 Program ini senantiasa selalu di update setiap minggu sesuai dengan
kenyataan lapangan.
 Program ini berkaitan erat dengan metode lintasan kritis (CPM).
 Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada lintasan kritis
diprioritaskan untuk dikerjakan.
 Penanganan/jalan keluar yang dilakukan dengan melaksanakan kerja
kstra atau lembur pada lintasan kritis.
Bagan alir mengenai penanganan program kerja dapat dilihat pada
Gambar E.3

BAB E - 19
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Gambar E.3
Penyusunan Program Kerja

BAB E - 20
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

E.1.6.2 Tahap Mobilisasi dan Pengkajian Ulang Desain


Pada tahap mobilisasi, hal-hal yang akan dilakukan dan dikoordinasikan
oleh Konsultan Pengawas antara lain :
 Memeriksa mobilisasi peralatan sesuai kebutuhan.
 Memeriksa semua kualitas bahan yang akan digunakan untuk
konstruksi.
 Memeriksa dan memberikan saran atas manajemen alat berat,
termasuk saran akan kapasitas alat minimum yang bisa digunakan,
jumlah alat, jenis alat dan penempatan alat.
 Memeriksa dan memberikan saran untuk lokasi areal kerja sehingga
mendapatkan jarak tempuh yang paling menguntungkan.
 Memeriksa dan memberikan saran atas detail rencana kerja yang
diajukan Kontraktor, meliputi antara lain :
- Metode konstruksi yang akan digunakan
- Gambar rencana (Shop Drawing)
- Penentuan/Perhitungan volume pekerjaan utama (critical work
time)
- Personil Kontraktor di lapangan
- Time Schedule, Bar Chart “S” curve, CMP dan sebagainya.
 Bersama-sama Kontraktor membuat dan memeriksa formula
campuran pekerjaan (job mix formula) untuk pekerjaan timbunan
tanah dan pekerjaan lainnya.

Pengkajian ulang terhadap desain (Review Desain) adalah perubahan yang


dilakukan karena desain awal sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi
lapangan pada saat akan dikerjakan, hal ini bisa disebabkan, anatara lain :
1. Desain proyek dibuat lebih awal, kondisi sudah berbeda pada waktu
penyerahan lapangan.

BAB E - 21
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

2. Lokasi tergenang akibat banjir tahunan yang semula tidak


direncanakan.
Tujuannya adalah :
1. Dana tersedia bisa terserap dan terealisasikan secara optimal di
lapangan.
2. Mencapai rencana proyek sesuai dengan maksud dan tujuan.
3. Sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Bagan Air pengkajian ulang terhadap desain (Review Design) dapat dilihat
pada Gambar E.4.berikut ini :

Gambar E.4
Pengkajian Ulang Terhadap Desain (Review Design)

BAB E - 22
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

E.1.6.3 Tahap Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Rumah


Kompos
Kecamatan Kelapa
Pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan meliputi:
1. Test Laboratorium / Penelitian Pendahuluan
2. Pengawasan Pekerjaan Relokasi bangunan
3. Pengawasan Pengukuran sebelum dan sesudah (Profil Design)
4. Pengawasan Pekerjaan Pemotongan Tanah Bukit dan Penimbunan dengan
CBR 6 %
5. Pengawasan Pekerjaan Gebalan Rumput

a. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan berkaitan dengan kualitas pekerjaan tanah
yang dilakukan, sebelum dilaksanakan harus dilakukan beberapa
pengujian tanah, agar kualitas pekerjaan timbunan ataupun galian
yang dilakukan dapat memenuhi spesifikasi yang ada.

BAB E - 23
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

b. Pengawasan Pekerjaan Relokasi Sungai bangunan


Pekerjaan relokasi sungai dilakukan secara dua tahap yaitu penggalian
saluran sungai yang baru dan penimbunan saluran sungai yang lama
dengan volume galian dan timbunan yang sesuai dengan gambar.
1. Penggalian penampang saluran yang baru
Urutan pengawasan yang dilakukan pada tahap penggalian adalah:
a. Pengukuran dengan menggunakan Peralatan Ukur (theodholit,
waterpass dan bak ukur). Untuk menentukan as dan lebar saluran
serta elevasi dasar saluran serta elevasi dasar saluran. Penentuan
elevasi ini sangat penting agar elevasi saluran di bagian hulu
(upstream) sampai ke hilir (downstream) dapat tercapai sehingga
saluran dapat mengalirkan air dengan baik.
b. Penempatan papan dan kayu untuk bouwplank disekitar lokasi
galian
c. Back hoe (excavator) untuk menggali tanah saluran sekaligus
memuat tanah hasil galian keatas dump truck. Dimensi saluran
yang digali harus disesuaikan dengan gambar rencana.
d. Pengangkutan (hauling) dengan menggunakan dump truck untuk
mengangkut tanah galian ke disposal area.
e. Bulldozer untuk meratakan tanah. Tanah galian yang memenuhi
syarat digunakan sebagai timbunan runway (kadar lumpur <5%),
sedangkan tanah yang tidak memenuhi syarat di buang ke disposal
area kemudian diratakan dengan buldozer dan dipadatkan dengan
vibrator roller.
2. Penutupan aliran sungai yang lama
Pengawasan yang dilakukan terhadap pekerjaan penimbunan sungai
yang lama adalah:
1. Aliran sungai telah dipindahkan ke saluran yang telah digali
sebelumnya.
2. Proses penimbunan dan pemadatan yang dilakukan oleh
kontraktor sesuai dengan spesifikasi peraturan yang ada.
3. Jika terdapat pancaran mata air maka, harus dilakukan
penanganan khusus agar setelah dilakukan pemadatan tidak
terdapat lagi pancaran mata air yang dapat merusak struktur.

BAB E - 24
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

N Jenis Test Persyaratan Frekwensi Ket


o
I Penelitian Pendahuluan /
Test Laboratorium
1 Analisa Saringan & 1 test/
Hidrometer quarry
2 Klasifikasi Tanah GW, GP, GM, GC, 1 test/
SW, SP, SM quarry
3 Direct Shear Nilai c dan ф 1 Test/
quarry
II Pengawasan lapangan
1 Penggalian Saluran
Sungai
Pengukuran profil
Pemasangan bowplank
Penggalian Saluran
Pembuangan ke disposal
Keamanan > 1,25
area
Analisis kestabilan
2 Penimbunan Saluran
Sungai Lama
- Pengecekan sumber
mata air
- Penimbunan 12 mm/ 3 m
- Kerataan permukaan
- Pemadatan

3. Pengawasan Pekerjaan Pengukuran Sebelum dan Sesudah (Profil


Design)
Pengawasan Pekerjaan survey dan pengukuran topografi untuk
perencanaan bandar udara dilakukan dalam rangka memetakan ulang
kondisi permukaan tanah pada lokasi dan sekitar rencana
pembangunan/pengembangan bandar udara, serta untuk
mendapatkan gambaran atau peta situasi bandar udara sesuai dengan
cakupan area pekerjaan dengan ketelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan.

BAB E - 25
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Urutan pekerjaan pengawasan pengukuran:


1. Pemasangan Patok Beton (BM-Benchmark)
Jumlah Bench Mark (BM) yang akan dipasang akan ditentukan
berdasarkan kebutuhan yang dipandang perlu dengan melihat
kondisi di lapangan. Patok-patok BM tersebut dipasang pada lokasi
yang aman dan mudah dicari.
2. Pengukuran Koordinat (Kerangka Dasar Horizontal)
Pengukuran koordinat dengan MetodePoligon Utama dan Sekunder
yang diikatkan pada titik-titik kerangka dasar horizontal nasional
terdekat atau Bench Mark (BM) yang telah ada/eksisting.
3. Pengukuran Azimuth
Pengamatan Azimuth dilakukan dengan menggunakan Prisma
Reoloff melalui pengamatan matahari sekurang-kurangnya 2 seri
untuk pagi hari dan 2 seri untuk sore hari pada saat tinggi
matahari 20o – 40o dengan kesalahan maksimum 30 “ (tiga puluh
detik).
4. Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal)
Pengukuran Elevasi (Kerangka Dasar Vertikal) dilakukan dengan
Metode Sipat Datar Utama dan Sekunder dengan titik referensi
tinggi ditentukan terhadap Titik Tinggi Geodesi (TTG) atau titik-titik
lain yang diketahui ketinggiannya dalam sistem nasional (MSL).
5. Pengukuran Poligon Primer dan Sekunder
Dilakukan dengan mengukur sudut, jarak dan pengamatan
mataharipada kedua ujung titik as landasan atau Bench Mark yang
sudah ada pada studi terdahulu.
6. Pengukuran Waterpass Primer dan Sekunder
Jalur Pengukuran Waterpass Primer akan mengikuti jalur
Pengukuran Poligon Primer kecuali bila ditemui daerah yang terjal
atau gunung sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengukuran
waterpass, maka akan menggunakan cara trigonometric. Jalur
Pengukuran Waterpass Sekunder akan meliputi jalur Pengukuran
Poligon Sekunder.

BAB E - 26
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

7. Pengukuran Detail Situasi


Pengukuran semua detail situasi eksisting yang dilakukan dengan
Metode Stadia sedangkan Pengukuran Obyek Obstacle merupakan
pengukuran posisi horizontal obstacle yang dilakukan dengan
Metode Mengikat Kemuka dan pengukuran tinggi Obstacle yang
dilakukan dengan Metode Trigonometri dengan menggunakan
peralatan Electronic Total Station (ETS). Basis pengukuran Situasi
diusahakan menggunakan titik-titik poligon utama (titik-titik BM)
dengan ketelitian pengukuran sudut horizontal sama dengan
pengukuran sudut horizontal poligon utama.Pengukuran situasi
menggunakan titik BM dengan tingkat ketelitian sudut horizontal
hampir sama dengan poligon utama.
8. Pengukuran Profil Memanjang dan Melintang
Pengukuran dilakukan dengan alat sipat datar (water pass)
terutama untuk daerah sekitar rencana landasan, taxiway dan
apron (daerah prasarana sisi udara). Pengukuran dilakukan setiap
interval 100 m atau sesuai kondisi topografi yang ada. Hasil
pengukuran akan di olah dengan Program Autocad Land Desktop
Development yang mana akan diperoleh hasil yang akurat dan
cepat.
9. Identifikasi Obstacle
Basis pengukuran obyek obstacle diusahakan menggunakan titik-
titik poligon utama (titik-titik BM) dengan ketelitian pengukuran
sudut horizontal sama dengan pengukuran sudut horizontal
poligon utama.
Jenis Test Persyara Frekwens Ket
No tan i
I PENGAWASAN LAPANGAN
I Pengukuran sebelum dan Sesuai
sesudah (Profil design) spesifikasi
- BM – Bencmark
- Pengukuran Koordinat
- Pengukuran Azimuth
- Pengukuran Elevasi
- Pengukuran Poligon

BAB E - 27
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Primer dan sekunder


- Pengukuran waterpass
primer dan sekunder
- Pengukuran detail
situasi
- Pengukuran profil
memanjang dan
melintang
- Identifikasi obstacle

4. Pengawasan Pemotongan Tanah Bukit dan Penimbunan CBR 6 %


Terdapat dua pekerjaan yaitu pemotongan tanah bukit dan
penimbunan didaerah runway dengan CBR 6%, tanah hasil
pemotongan bukit yang memenuhi persyaratan (kadar organik <5%)
digunakan sebagai tanah timbunan pilihan untuk runway.
a. Pengawasan pemotongan tanah bukit
Sebelum dilakukan pemotongan bukit, harus dilakukan analisis
keruntuhan pada lereng yang akan dilakukan pemotongan untuk
mengetahui mekanisme keruntuhan dan pengaruh faktor lingkungan
untuk design lereng. Analisis dapat dilakukan untuk stabilitas lereng
kondisi jangka pendek dan jangka panjang.

Besarnya Faktor Keamanan minimum dari suatu lereng secara umum


tergantung pada beberapa hal:
(1) Derajat ketidakpastian di dalam kuat geser tanah, geometri
lereng, serta kondisi-kondisi lainnya.
(2) Biaya serta konsekuensi dari sebuah keruntuhan lereng
(3) Lereng adalah berupa lereng yang digunakan sementara atau
permanen

Faktor keamanan minimum yang direkomendasikan


(Duncan dan Buchignani, 1975)
Biaya dan konsekuensi dari Ketidakpastian pengukuran
keruntuhan lereng kuat geser tanah1
Kecil2 Besar3
Biaya perbaikan sebanding

BAB E - 28
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

dengan biaya konstruksi.


Tidak berbahaya bagi 1,25 (1,2) 1,5 (1,3)
manusia atau properti lain
bila lereng runtuh.
Biaya perbaikan lebih besar
dari biaya konstruksi atau 2,0 atau lebih
berbahaya bagi manusia 1,5 (1,3) besar
atau properti lain bila (1,7 atau lebih
lereng runtuh besar)

1
Nilai faktor keamanan tanpa tanda kurung adalah untuk kondisi
statik dan di dalam kurung untuk kondisi seismik.
2
Ketidakpastian dari pengukuran kuat geser tanah paling kecil
apabila kondisi tanah seragam dan tes kuat geser memberikan
gambaran karakteristik yang konsisten dan lengkap.
3
Ketidakpastian dari pengukuran kuat geser tanah paling besar
apabila kondisi tanah kompleks dan data yang ada tidak memberikan
gambaran karakteristik yang konsisten dan lengkap.

Pengawasan yang dilakukan adalah:


a. Penentuan profil design bukit yang akan dilakukan pemotongan
b. Pemotongan dilakukan dengan penggalian menggunakan
excavator
c. Proses hauling oleh dumptruck untuk mengangkut hasil galian
tanah ke daerah timbunan (runway)
d. Tanah timbunan diratakan dengan bulldozer dan dipadatkan
menggunakan vibrator roller

No Jenis Test Persyaratan Frekwen Ket


si
I Penelitian Pendahuluan /
Test Laboratorium
1 Analisa Saringan Sesuai spesifikasi 1 Test
2 Klasifikasi Tanah GW, GP, GM, GC, 1 Test
SW, SP, SM

BAB E - 29
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

3 Direct Shear Nilai c dan ф 1 Test


II Pengawasan lapangan
1 Profil pemotongan bukit
2 Hauling dengan
dumptruck
3 Analisis kestabilan Keamanan >
lereng bukit 1,25

b. Pengawasan penimbunan dengan CBR 6%


Sebelum dilakukan penimbunan pada daerah runway, dilakukan
pengupasan/stripping permukaan tanah yang akan ditimbun
dengan ketebalan sesuai spesifikasi (±20 cm). Setelah itu
Padatkan tanah yang telah dikupas/stripping sehingga diperoleh
permukaan dengan kepadatan sesuai spesifikasi.

Pemadatan tanah salah satunya dapat meningkatkan kuat geser


tanah disamping juga akan meningkatkan kompresibiltas dan
permeabilitas. Untuk mendapatkan derajat kepadatan yang
optimum dipengaruhi oleh jenis tanah, kadar air sewaktu
pemadatan serta energi dan jenis pemadatan yang dilakukan.
Pada saat pemadatan kondisi tanah kadar airnya lebih rendah atau
terlalu tinggi dari kadar air optimum serta jumlah lintasan
compactor saat melakukan pemadatan kurang dari yang
disyaratkan dapat menyebabkan kepadatan optimum yang
diharapkan tidak tercapai.

Pengawasan Pekerjaan timbunan


1. Bahan timbunan dihampar dengan Bulldozer sesuai dengan
patok pembatas Drawing (Gambar Desain).
2. Maximum tebalnya hamparan sesuai dengan ketentuan
(misalnya tebal timbunan per layer = 30 cm / kondisi loose)
3. Pemadatan hamparan timbunan yang sudah rata dengan
compactor (apabila diperlukan permukaan tanah disiram
dengan air)
4. Pelaksanaan test kepadatan timbunan di lapangan dengan

BAB E - 30
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

acuan data dari test kepadatan laboratorium.


5. Dilakukan penimbunan kembali (setelah tes kepadatan
memenuhi syarat) layer demi layer, sampai didapat top elevasi
permukaan tanah yang ditentukan.
6. Kombinasi dan spesifikasi peralatan yang dipakai (Bulldozer,
Excavator, Dump Truck, Compactor) berpengaruh pada
kecepatan penyelesaian pekerjaan tersebut.
7. Pengujian dilakukan setip 1 sumber quarry

No Jenis Test Persyaratan Frekwe Ke


nsi t
I Penelitian Pendahuluan / Test
Laboratorium
1 Analisa Saringan Sesuai 1 Test
spesifikasi
2 Klasifikasi Tanah GW, GP, GM, 1 Test
GC, SW, SP, SM
3 Direct Shear Nilai c dan ф 1 Test
4 Modified Proctor
5 CBR 6% lapangan
II Pengawasan lapangan
1 Pengupasan lapisan atas tanah
(top soil 20 cm)
2 Penimbunan per layer
3 Kerataan Permukaan timbunan 12 mm/ 3 m
4 Pemadatan tiap layer,
pengecekan kadar air optimum

5. Pengawasan Pekerjaan Gebalan Rumput


Pekerjaan ini terdiri dari persiapan, pemotongan, pengangkutan, dan
penghamparan humus.Kemudian gebalan rumput empat persegi (+
20x20 cm)dipasang pada lereng dan dipaku dengan bambu yang di
belah kecil-kecil. Semua areal yang akan ditutup gebalan rumput
harus diratakan dengan baikhingga menjadi permukaan yang seragam
dan dibuat lunak sampai kedalaman 3cm di bawah permukaan.

Setelah gebalan-gebalan rumput itu ditempatkan harus dipadatkan


untukmenghindari tumbuhnya rongga-rongga yang dapat

BAB E - 31
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

mengakibatkan lepasnyagebalan rumput, kemudian gebalan rumput


dipaku dengan bambu yang dibelahkecil-kecil.Celah-celah diantara
gebalan-gebalan harus diisi dengan humus dengankualitas yang
baik.Permukaan gebalan rumput harus rata.Setelah gebalan rumput
dipasang harus disiram dengan air secukupnya sampaigebalan itu
tumbuh dengan baik, sedang gebalan rumput yang tidak tumbuh
harusdibuang dan diganti. Daerah yang harus digebal sesuai dengan
gambar

No Jenis Test Persyarata Frekwensi Ket


n
I Pengawasan
Lapangan
1 Asal quarry
2 Profil design
3 Pemasangan
gebalan

E.E.1.6.4 Ketentuan Pelaksanaan Pekerjaan


A. Struktur Organisasi Pengawas
Memperhatikan substansi Kerangka Acuan Kerja, maksud dan tujuan
pekerjaan, serta tugas dan wewenang yang akan diberikan pada
Konsultan, maka disusunlah Organisasi Pelaksana pengawasan seperti
dalam Gambar 4.1.Organisasi Pelaksana Pengawasan terdiri dari tenaga
profesional dan tenaga lokal lain dari berbagai bidang keahlian serta
tenaga pendukung yang merupakan suatu kesatuan tim kerja.

Gambar E. 5
Struktur Organisasi Pengawasan Pekerjaan

Team Leader

BAB E - 32
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Staff
Administrasi

Pengawasan Juru Gambar


Lapangan

Kebutuhan tenaga untuk layanan jasa konsultansi dengan kualifikasi


keahlian dan pengalaman profesional di bidangnya masing-masing seperti
tertera dalam Tabel E.1 berikut.

Tabel E.1 Daftar Kebutuhan Tenaga Ahli Pelaksanaan Pekerjaan


No Penugasan Man/Month
A Tenaga Ahli
1 Pengawas Lapangan 1/4

B Tenaga Pendukung
1 Staff Administrasi 1/4

E.1.7 Gambar Terlaksana (As Built Drawing)


Yang dimaksud dengan gambar terlaksana adalah gambar kerja sesuai
dengan pelaksanaan dilapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan
dilapangan sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dibayar sesuai
dengan tagihan Kontraktor.
Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh
perubahan pekerjaan (contract change order /CCO) dan modifikasi lapangan
karena adanya hal-hal yang tidak terdapat pada gambar rencana.Tujuan
dari as-built drawing adalah untuk menggambarkan keadaan sesungguhnya
yang ada dilapangan.Kondisi ini diperlukan untuk hal-hal yang terjadi

BAB E - 33
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

dikemudian hari, misalnya untuk keperlan pemindahan kabel tegangan


tinggi, mencari saluran utilitas, dan juga sebagai data pendukung pekerjaan
serah terima nantinya.

Dalam pembuatan As-Built Drawing Kontraktor harus memperhatikan hal-


hal berikut ini :
a. Ukuran standart kertas yang dipakai harus sama.
b. Ukuran konstruksi harus jelas. Ukuran ketebalan garis alat gambar
disesuaikan dengan gambar kerja yang akan dibuat.
c. Pada as-built drawing disebutkan tanggal, bulan, tahun revisi gambar
dari shop drawing yang disesuaikan dengan perubahan kontrak
peerjaan (CCO) , addendum kalau ada.
d. Lokasi dari jenis pekerjaan
Prosedur Pembuatan As Built Drawing :
a. Setiap pekerjaan yang terlaksana di lapangan sudah direkomendasikan
oleh Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan tersebut dapat diterima dan
Pemberi Tugas menyetujui, maka kontraktor berkewajiban membuat
gambar terlaksana (As Built Drawing).
b. Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai
c. Konsultan Pengawas Teknik berkewajiban memeriksa gambar terlaksana
(As Built Drawing).
d. Atas rekomendasi Konsultan Pengawas Teknik, Pemberi Tugas
menyetujui gambar terlaksana (As Built Drawing) tersebut.
e. Pembuatan gambar terlaksana (As Built Drawing) memuat perubahan
sesuai kondisi lapangan.
Yang bertanggung jawab menandatangani kolom pengesahan gambar
terlaksana (As Built Drawing) :
 Kolom diajukan, ditandatangani oleh Kontraktor yaitu : Site Manager
 Kolom diperiksa, ditandatangani oleh Konsultan Pengawas Teknik
yaitu : Supervisor Engineer
 Kolom disetujui, ditandatangani oleh Pemberi Tugas

BAB E - 34
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Bagan Alir prosedur pelaksanaan As Built Drawing seperti terlihat pada


Gambar E.5

BAB E - 35
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Gambar E.5
Bagan Alir Prosedur Pelaksanaan As-Built Drawing

START

SHOP DRAWING MASING-MASING PEKERJAAN

PERUBAHAN-PERUBAHAN SESUAI COA & CCO

KONTRAKTOR MENGAJUKAN REQUEST


PEMBUATAN AS BUILT DRAWING

DISIMPAN DI
PELAKSANAAN PEMBUATAN AS BUILT DRAWING SISTEM
YANG DIAWASI KONSULTAN PENGAWAS TEKNIK DOKUMENTASI
ARSIP (FILE)

ADA KELAINAN / YA DIPERIKSA ULANG


KESALAHAN ? DAN DIPERBAIKI

VERIFIKASI

SELESAI

BAB E - 36
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

E.1.8 Serah Terima Pertama


Serah Terima Pertama ( Provisional Hand Over / PHO ) adalah suatu
kegiatan serah terima awal dari seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan
oleh Kontraktor kepada Pemberi Tugas, dimana pekerjaan utama (major
works) sudah mencapai 100 %. Tujuan dari serah terima pertama (PHO)
adalah memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
Kontraktor dalam arti : sesuai kualitas, sesuai kuantitas dan tepat waktu
dengan segala konsekuensi yang tercantum dalam kontrak.

Dengan adanya penyerahan pertama ini maka tahap pemeliharaan dimulai.


Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a. Rekomendasi Konsultan Pengawas bahwa Kontraktor telah
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan utama (major works) 100 % dan
minimal telah menyelesaikan 97 % pekerjaan dari seluruh nilai kontrak.
b. Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi
kontrak.
c. Pembentukan Panitia Penilai Serah Terima yang anggotanya ditunjuk
oleh Pemberi Tugas.
d. Penyerahan Jaminan Pemeliharaan (Bank Guarantee) dari pihak
Kontraktor kepada Pemberi Tugas.
e. Seluruh data yang ada (misalnya : seluruh hasil testing material / hasil
pekerjaan, surat – menyurat / administrasi, formulir – formulir, data
diskette, foto pelaksanaan pekerjaan, dll), sudah harus terdokumentasi
atau terarsip dengan baik.
f. Yang perlu diperhatikan adalah unsur – unsur :
 Kelengkapan administrasi
 Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
 Sesuai dengan perencanaan.

BAB E - 37
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Prosedur Serah Terima Pertama :


a. Pekerjaan telah mencapai 100 % untuk pekerjaan – pekerjaan utama
(major works) dan 97 % dari seluruh nilai kontrak.
b. Kontraktor secara tertulis mengajukan request kepada Pemimpin Proyek
dan Konsultan Pengawas untuk acara Serah Terima Pertama dan
melampirkan nama-nama wakil Kontraktor yang akan bertanggung-
jawab nantinya kepada Panitia Penilai Serah Terima.
c. Konsultan Pengawas meneliti dan mengajukan request tersebut kepada
Pemberi Tugas dalam tempo paling lama 10 hari.
d. Selama 10 hari tersebut digunakan sebaik-baiknya oleh Konsultan
Pengawas, Pemberi Tugas beserta stafnya untuk meneliti dan
memeriksa semua hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak
Kontraktor.
e. Konsultan membuat rekomendasi kepada Pelaksana Kegiatan Fisik
tentang :
 Bahwa Kontraktor telah menyelesaikan 100 % pekerjaan-pekerjaan
utama (major works) dan minimal telah menyelesaikan 97 % dari
seluruh nilai kontrak.
 Perkiraan tanggal, bulan dan tahun selesainya seluruh pekerjaan.
 Mengajukan kepada Pelaksana Kegiatan Fisik agar segera melakukan
pembentukan Panitia Serah Terima Pertama.
f. Staff Pemberi Tugas menginformasikan kepada Pemberi Tugas bahwa
pekerjaan sudah dapat diserah terimakan dan meminta agar segera
dibentuk Panitia Penilai Serah Terima.
g. Panitia Penilai Serah Terima bertugas ke lapangan dan membuat daftar
kerusakan serta kekurangan dari pekerjaan. Demikian juga hasil
pengujian material di lapangan dan laboratorium harus dilampirkan
pada acara Serah Terima. Untuk perbaikan penyimpangan-
penyimpangan maupun kerusakan – kerusakan, Panitia Penilai Serah
Terima hanya memberi ijin satu periode penundaan tidak lebih dari 30
hari sejak terakhir penyelesaian pelaksanaan pekerjaan atau
perpanjangan waktu.

BAB E - 38
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

h. Jika setelah periode penundaan tersebut Kontraktor telah memperbaiki


semua penyimpangan-penyimpangan dan kerusakan-kerusakan sesuai
dengan yang terdaftar dengan baik dan benar serta diterima oleh
Panitia Penilai Serah Terima yang dilampirkan pada proses Serah Terima
Pertama maka Panitia Penilai Serah Terima akan menerbitkan Berita
Acara Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over / PHO).

Bagan Alir Prosedur Serah Terima Pertama (PHO) seperti terlihat pada
Gambar E.6.dan Serah Terima Akhir (FHO) seperti terlihat pada Gambar
E.7.

Gambar E.6
Bagan Alir Serah Terima PerTAMA (PHO)

BAB E - 39
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Gambar E.7
Bagan Alir Serah Terima Akhir (FHO)

BAB E - 40
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

E.2 rogram Kerja


E.2.1 Umum
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, layanan jasa konsultan akan
berlangsung selama 180 hari kalender. Pengawasan yang dilakukan

BAB E - 41
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

konsultan dengan melibatkan 3 (tiga) tenaga ahli dan 3 (tiga) tenaga


pendukung.

E.2.2 Rencana Kerja


Dalam melaksanakan PEMBANGUNAN KAMAR
MANDI/WC,AMPHITHEATRE & JALAN SETAPAK, konsultan telah
menyiapkan rencana kerja sebagai berikut:

E.4.1.1 Persiapan Awal


Pekerjaan persiapan teknis dan administrasi harus dilakukan oleh konsultan
sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, meliputi langkah-langkah yang
akan dilakukan berupa penyusunan rencana kerja yang mencakup :
a. Penjelasan maksud dan tujuan pekerjaan secara rinci/detail
b. Metodologi pelaksanaan pekerjaan
c. Membuat program kerja yang berisi uraian Kegiatan Pekerjaan, Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule), Susunan Tenaga Ahli yang akan
dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Struktur Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan, Perlengkapan/ Peralatan yang akan dipergunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
d. Pengumpulan data dan informasi sekunder (studi kepustakaan/literatur)
e. Menyiapkan checklist data, kuesioner dan form-form pemeriksaan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan pengawasan.Oleh karena itu
segera setelah Konsultan mengadakan mobilisasi, tim Konsultan akan
segera mengadakan persiapan awal, antara lain dan tidak terbatas
pada :
 Mengadakan rapat koordinasi awal seluruh tim konsultan
 Mengadakan koordinasi awal dengan Pemberi Tugas dan Kontraktor
 Penyiapan format/form-form standar yang akan digunakan selama
masa pekerjaan
 Pengumpulan data yang diperlukan (dokumen tender fisik, schedule,
dll)
 Studi / analisa data yang tersedia
 Field reconnaisance / site visit

BAB E - 42
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Mempelajari kembali design dan lingkup pekerjaan fisik

E.4.1.2 Koordinasi Dengan Pemberi Tugas


Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Konsultan akan berkoordinasi dengan
Pemberi Tugas perlu dilakukan secara rutin dan dengan frekuensi yang
cukup.

E.4.1.3 Koordinasi Dengan Unsur Proyek


Selama waktu pelaksanaan, akan diadakan “monthly project meeting”
antara konsultan, Kontraktor dan pelaksanaan kegiatan fisik, disini bisa
dievaluasi, dimonitor dan dibahas hal-hal antara lain :
 Membahas pekerjaan yang akan dikerjakan, agar tidak terjadi keragu-
raguan atau kesalahan dalam pelaksanaan
 Manajemen / pengaturan / penempatan alat berat oleh Kontraktor
 Kemajuan pekerjaan
 Informasi-informasi yang perlu disampaikan kepada Kontraktor dan atau
sebaliknya
 Masalah-masalah dilapangan dan pemecahannya
 Rencana kerja Kontraktor untuk bulan berikutnya
Bila terjadi hal – hal khusus misal kelambatan pekerjaan, pekerjaan yang
perlu dilaksanakan dengan crash program dan lain-lain, dalam hal ini perlu
diadakan meeting khusus.
Project meeting antara Konsultan dan Kontraktor dilakukan secara periodik
(mingguan), untuk kondisi khusus dapat dilakukan dalam rentang 2-3
harian.

E.4.1.4 Koordinasi Tim Konsultan


Dalam melaksanakan tugas, tim konsultan selain akan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan job description, juga perlu ada koordinasi antara

BAB E - 43
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Supervisor Engineer dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak terbatas
pada :
1. Rapat bulanan antara Team Leader, Professional Staff, dan dengan Staff
lainnya, membahas :
 Laporan bulanan
 Aktifitas yang sudah dan akan dilaksanakan
 Masalah lapangan dan pemecahannya
 Penjelasan dan diskusi teknis untuk menunjang kelancaran pekerjaan
2. Supervisor Engineer beserta Staff Field Teamakan berada dilapangan
setiap hari setiap saat (day-to-day) selama pekerjaan berjalan untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan berjalan sesuai dengan kontrak.
Sedangkan setiap bulan Team Leader beserta Engineer akan
berkoordinasi dengan Pemberi Tugas.
3. Tenaga teknisi (Inspector)akan melaksanakan inspeksi harian untuk
meyakinkan bahwa material, tenaga kerja dan hasil pekerjaan fisik sesuai
dengan dokumen kontrak dalam hal mutu, volume, waktu.
4. Pertemuan-pertemuan khusus antara Team Leader dan tim konsultan
lainnya dilakukan dengan frekuensi yang cukup atau sesuai kebutuhan
(harian) agar terjadi komunikasi, koordinasi, informasi yang baik.

E.4.1.5 Koordinasi Dengan Tim Terkait


Dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan teknik, Konsultan perlu
melakukan koordinasi dengan instansi dan konsultan lain terkait yang
berhubungan dengan lingkup pekerjaan.

E.4.1.6 Tahap Pelaksanaan Konstruksi


Konsultan selama periode konstruksi, akan senantiasa memberi arahan,
bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada Kontraktor guna menjamin
semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas tepat kuantitas,
tepat waktu dan tepat biaya sesuai dengan dokumen kontrak dan petunjuk
teknis lainnya. Selain itu, tugas konsultan meliputi : melakukan sertifikasi
atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

BAB E - 44
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Secara rinci, pekerjaan yang dilakukan pada tahap pengawas (masa


konstruksi) adalah sebagai berikut :
a. Mengecek data titik survey dilapangan
b. Menyelenggarakan pengawasan menerus dilapangan untuk
mendapatkan kepastian bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan didalam dokumen kontrak.
c. Memeriksa test laboratorium dan test lapangan untuk pekerjaan fisik,
juga material yang akan digunakan dan metoda kerja untuk
mendapatkan kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.
d. Menjaga, mengendalikan, mengontrol, memonitor, mengevaluasi
rencana kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa bar-chart dan atau
metode lain yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang
disetujui.
e. Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang
diajukan oleh Kontraktor, penyesuaian design bila diperlukan, agar
sesuai dengan kebutuhan teknis/lapangan.
f. Memberikan laporan secara berkala semua pengukuran kuantitas
pekerjaan yang sudah ditest termasuk penggunaan material, dengan
menggunakan bentuk yang sudah disetujui oleh pemberi tugas.
g. Memberikan laporan khusus jika ada masalah yang timbul, dan
memberikan rekomendasi pemecahan permasalahan.
h. Membantu menyiapkan semua perubahan (change orders) dan
membantu pemberi tugas pada saat negosiasi harga dan biaya
konstruksi terhadap perubahan kontrak tersebut (bila ada)
i. Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi pemberi
tugas dalam bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan,
penambahan lingkup pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan lain
diluar lingkup pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
j. Memeriksa rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan
disertifikasi oleh konsultan pengawas teknis untuk mendapatkan
persetujuan pelaksana kegiatan fisik.

BAB E - 45
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

k. Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi Kontraktor
didalam semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen
kontrak. Pengecekan terhadap survey tanah dasar, test pengawasan
mutu dan masalah lain yang berhubungan dengan dipenuhinya kontrak
dan kemajuan pekerjaan.
l. Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua
jaminan yang diperlukan dibawah syarat-syarat yang tercantum dalam
dokumen kontrak, untuk material dan peralatan yang digunakan di
proyek. Semua material yang digunakan di proyek termasuk sumbernya
harus disetujui terlebih dahulu.
m. Menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemberi tugas, menghadiri
dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, pelaksana
kegiatan fisik dan instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan
teknis bila kapan diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan
proyek dan masalah-masalah kontrak.
n. Mendokumentasikan kondisi cuaca harian, kondisi diluar normal
dilapangan, peralatan kantor dan personil dilapangan serta peristiwa
yang bisa mengakibatkan keterlambatan tersebut.
o. Memberikan bantuan advis kepada Pelaksana Kegiatan Fisik didalam
menyusun kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi
klaim.
p. Memeriksa laporan harian dan mingguan yang dibuat oleh Kontraktor.
q. Membuat laporan bulanan, laporan teknik/khusus dan laporan akhir
proyek seperti yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
r. Pemeriksaan Serah Terima Pertama termasuk penyiapan laporan dan
berita acara serah terima pertama yang diperlukan.
s. Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita
Acara Serah Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan sertifikat
Pemeriksaan Akhir (certificate of final acceptance).
t. Memeriksa as built drawing
u. Membuat laporan akhir

BAB E - 46
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Secara ringkas, semua aktifitas dilapangan dapat dirangkum seperti


dibawah ini :
1. Pematokan bersama (Setting Out)
Semua survey dilapangan selama pematokan bersama dan selama
konstruksi akan dilakukan oleh Kontraktor dibawah petunjuk konsultan.
Hasil survey tersebut akan dikaitkan dengan gambar-gambar konstruksi,
kondisi yang ada dan beberapa ketidak sesuaian antara gambar-gambar
dan kondisi-kondisi yang ada akan dipergunakan oleh konsultan untuk
mereview design untuk keperluan proyek (bila ada).

2. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan dilapangan, tim pengawas akan mengawasi dan
memeriksa aktifitas-aktifitas konstruksi sebagaimana yang dijabarkan
dibawah ini :
 Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan
dipergunakan untuk konstruksi.
 Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula)
 Lokasi letak bahan-bahan
 Kondisi tumpukan bahan dilokasi kerja
 Jumlah dan kondisi semua peralatan
 Jumlah personil Kontraktor
 Jumlah dan kualitas bahan-bahan
 Kondisi cuaca
 Prosedur administrasi Kontraktor
 Form / formulir kerja
 Persiapan form – work
 Mengecek jadwal Kontraktor
 Persiapan konstruksi

3. Pekerjaan konstruksi

BAB E - 47
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

Setelah mobilisasi dan persiapan dilapangan telah selesai dan diperiksa


oleh konsultan dan pelaksana fisik maka Kontraktor akan diizinkan untuk
melanjutkan pekerjaan konstruksi.
Tim konsultan akan mengecek langsung dalam hal–hal berikut ini :
 Metode pekerjaan konstruksi
 Campuran – campuran bahan
 Pengecekan jadwal
 Kondisi cuaca dari waktu ke waktu selama periode pelaksanaan
pekerjaan
 Pengambilan contoh (sampling)
Sebelum pekerjaan fisik dimulai, Kontraktor mengajukan “request”
terlebih dahulu, yang berisi antara lain :
 Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Lokasi pekerjaan
 Peralatan yang akan digunakan
 Estimasi volume pekerjaan
 Material yang akan digunakan & Rencana jam kerja

Tugas dan fungsi Konsultan Pengawas untuk PEMBANGUNAN KAMAR


MANDI/WC,AMPHITHEATRE & JALAN SETAPAK yang dilakukan oleh
pemborong dan disesuaikan dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
antara lain meliputi :
a. Umum
1) Membantu pihak pemberi tugas dalam pengendalian dan
pengawasan teknis guna kelancaran pelaksanaan pekerjaan fisik.
2) Mengawasi pelaksanaan fisik secara aktif dan berkelanjutan, dari
tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan pembangunan sampai
penyerahan fisik yang meliputi kegiatan pengendalian jadwal,
kualitas dan kuantitas pekerjaan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan.
3) Menjalankan ketentuan-ketentuan pelaksanaan kegiatan konsultan
yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK).

BAB E - 48
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

4) Menyediakan Tenaga Ahli, sesuai dengan kualifikasi keahlian yang


dibutuhkan, serta menyediakan fasilitas kantor, peralatan dan
perlengkapan dalam jumlah cukup dan memadai untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan konsultan.

b. Tahap Persiapan
1) Sebelum pelaksanaan pembangunan fisik dimulai, konsultan harus
lebih dahulu memiliki, memahami dan mempelajari dokumen
kontrak/dokumen lelang pelaksanaan sebagai berikut :
- Kerangka Acuan Kerja (TOR) Pekerjaan Pengawasan.
- Gambar Kerja, Spesifikasi Teknik Pekerjaan.
- Dokumen Surat Perjanjian untuk kontraktor yang menjadi lingkup
tugasnya.
- Dokumen dan Gambar Rencana Kerja lain yang terkait.
2) Atas nama Pemberi Tugas meminta kontraktor untuk membuat
usulan rencana kerja secara tertulis yang harus disetujui oleh
Pengawas Teknik sebelum pelaksanaan fisik dimulai.
3) Pengawasan teknik harus melakukan analisis terhadap usulan
rencana kerja sebelum memberikan persetujuan. Analisis tersebut
meliputi aspek tenaga kerja, material atau bahan dan peralatan
serta aspek-aspek lain yang dinilai perlu.
4) Memberikan persetujuan terlebih dahulu sebelum kontraktor
memulai setiap bagian pekerjaan/kemasan kerja (work-package).
5) Memeriksa dan member pendapat tentang rencana harian dan
jadwal pelaksanaan untuk mencapai cara kerja yang efektif dan
efesien sesuai dengan kebijaksanaan pelaksanaan program.

c. Tahap Pelaksanaan
1) Apabila dianggap perlu Pemberi Kerja dapat meminta kepada
konsultan untuk memberikan pendapat/saran baik secara lisan
maupun tertulis hal-hal yang berhubungan dengan lingkup
pekerjaan seperti melakukan perhitungan, analisa dan lain-lain.
2) Selama pelaksanaan pekerjaan konsultan harus mengadakan
penilaian rencana kerja paket pekerjaan (work package) yang
diusulkan oleh kontraktor. Evaluasi dan penilaian meliputi urutan-
urutan kerja, rencana alokasi waktu, alokasi bahan/material,
alokasi tenaga kerja dan peralatan kerja.

BAB E - 49
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

3) Atas nama Pemberi Tugas memberikan instruksi-instruksi yang


perlu kepada kontraktor dan memberikan serta mengontrol
pekerjaan untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
persyaratan teknik.
4) Menunjukkan kepada kontraktor titik-titik ikat pelaksanaan
pekerjaan. Titik-titik ikat pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh
perencana dan akan ditunjukan kepada pengawas teknik pada
waktu akan memulai pekerjaan.
5) Selama waktu kegiatan pelaksanaan fisik Pengawasan Teknik
melakukan pengawasan diseluruh lapangan dan bagian pekerjaan
dan hal-hal yang terkait dengan kepentingan sanitasi lingkungan
serta pengujian material untuk konstruksi.
6) Bersama-sama kontraktor memastikan pengukuran dan
menyepakati hasil pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak pelaksanaan fisik.
7) Mencatat sesmua hasil pengukuran volume pekerjaan yang
diperlukan untuk pembayaran dengan menggunakan formulir yang
lazim dan disetujui oleh Pemberi Tugas.
8) Bersama-sama kontraktor menyiapkan dan menyepakati setiap
perubahan dari bagian pekerjaan berikut spesifikasi dan gambar-
gambar rencana yang bersangkutan.
9) Memeriksa semua gambar kerja yang dibuat oleh kontraktor untuk
diajukan kepada Pemberi Tugas guna disahkan.
10) Melaporkan kepada Pemberi Tugas atas setiap persoalan yang
timbul dan potensial sehubungan dengan kontrak dan memberikan
pilihan alternative cara penyelesaiannya.
11) Menelaah semua tuntutan pembayaran tambahan atau
perpanjangan waktu yang diajukan kontraktor dan memberikan
saran pendapat kepada Pemberi Tugas.
12) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan setiap item
pekerjaan dan melaksanakan pemeriksaan setiap tahap
pelaksanaan dalam item pekerjaan serta memberikan persetujuan
pelaksanaan tahap selanjutnya dalam menyelesaikan satu item
pekerjaan sesuai format.

BAB E - 50
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

13) Melakukan pemeriksaan material yang akan dipergunakan dalam


pelaksanaan pekerjaan dan menyataknnya dalam Berita Acara
sesuai dengan format.
14) Membantu pemberi tugas dalam menyelesaikan setiap perbedaan
pendapat/permasalahan yang timbul di lapangan yang diajukan
kontraktor dengan dasar pertimbangan dan analisis yang tepat
dan dipaorkan secara tertulis.
15) Melaksanakan pemeriksaan secara periodik terhadap bahan-bahan
bangunan yang digunakan oleh kontraktor dan memeriksa
rekomendasi persetujuan bahan bangunan yang dapat digunakan
sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditentukan.
16) Melakukan pemeriksaan dan memberikan saran pendapat atas
pekerjaan kontraktor yang telah selesai secara lengkap agar dapat
dinyatakan diterima baik oleh Pemberi Tugas guna menetapkan
dimulainya masa pemeliharaan.
17) Mengadakan telaah dan saran pendapat penanganan atas
kelainan-kelainan yang mungkin terjadi selama masa
pemeliharaan.
18) Membuat laporan-laporan :
- Laporan Bulanan
- Laporan Kualitas Pekerjaan
- Laporan Akhir
- Gambar Shop Drawing dan As Built Drawing
19) Mencatat jumlah hari hujan dan curah hujan di lokasi pekerjaan.

4. Pengawasan mutu
Pekerjaan yang perlu diawasi dengan teliti dan cermat selama
pengawasan kualitas antara lain adalah sebagai berikut :
Sebelum Kontraktor memulai aktifitas konstruksi, Kontraktor akan
membuat permohonan tertulis kepada Konsultan untuk prosedur
konstruksi dan persetujuan pekerjaan dalam tahap yang logis.
Konsultan akan :
 Menginspeksi dan menyetujui bahan-bahan yang
akan digunakan
 Menginspeksi dan menyetujui pelaksanaan
pekerjaan fisik

BAB E - 51
Pekerjaan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak

 Menginspeksi dan menyetujui metoda dan


ketelitian pekerjaan konstruksi
 Memeriksa / menginstruksi test-test lapangan
 Memeriksa / menginstruksi test laboratorium
terhadap sampel-sampel yang diambil dari lokasi kerja
 Memeriksa / menginstruksi test-test lain sesuai
dengan spesifikasi

5. Pengawasan kuantitas
Pekerjaan yang perlu diawasi dengan teliti dan cermat selama pengawasan
kuantitas antara lain sebagai berikut :
Pengawasan kuantitas (quantity control) akan mengecek bahan-bahan yang
akan ditempatkan atau dipindahkan oleh Kontraktor. Konsultan akan
memproses bahan-bahan atau produk fisiknya berdasarkan :
 Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi
pembayaran
 Metoda perhitungan
 Lokasi kerja
 Jenis pekerjaan (work item)
 Tanggal diselesaikannya pekerjaan

6. Catatan – catatan teknis


Catatan – catatan akan dikeluarkan dari waktu ke waktu, untuk memberikan
petunjuk-petunjuk kepada Kontraktor guna meningkatkan aspek-aspek
pekerjaan fisik, metode kerja/construction method dan lain-lain. Demikian
juga catatan-catatan/instruksi-instruksi diberikan juga untuk pekerjaan yang
hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi.

BAB E - 52
Pengendalian Kuantitas

Pengendalian Kualitas

Pengawasan Masa Pengendalian Waktu Pemeriksaan Akhir


Konstruksi Pekerjaan

Pengendalian Biaya

Pekerjaan Administrasi Proyek


Supervisi

Koordinasi dengan Pemimpin Proyek

Koordinasi dengan Unsur Proyek

Koordinasi dengan Intern Team Konsultan


Persiapan Laporan
Awal Akhir
Koordinasi dengan Instansi Terkait
Gambar E.13

Pelaporan
Pembangunan Kamar Mandi/Wc,Amphitheatre & Jalan
Setapak
Pekerjaan

Advis / Bantuan Teknis

Pengendalian Kuantitas
Pengawasan Masa Pemeriksaan Akhir
Pemeliharaan Pekerjaan
Bagan Alir Pola Kerja Konsultan Pengawas

Pengendalian Kualitas

Re-Design (Jika Ada)


Value
Engineering
Motode Konstruksi

START

BAB E - 53
Siapkan Gambar Rencana (Shop Drawing), Rancangan Campuran
Rancangan Campuran (Job Mix Formula), (Job Mix Formula)
Siapkan Peralatan

Kontraktor mengajukan Request untuk

Anda mungkin juga menyukai