Anda di halaman 1dari 25

III.

PELAKSANAAN PROYEK USAHA MANDIRI

3.1 Tempat dan Waktu

Proyek usaha mandiri (PUM) dengan judul “Kebab Ayam Jamur Tiram”

akan dilaksanakan di laboratorium pengolahan, kimia, indera dan mikrobiologi

Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. PUM dilaksanakan bulan September

sampai Desember tahun 2015.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan PUM ini adalah bahan

dan alat yang dapat membantu pelaksanaan pembuatan kebab ayam jamur tiram

ini berjalan lancar.

3.2.1 Bahan

Terdapat dua bahan yang dibutuhkan yaitu bahan baku dan bahan

pengujian.

A. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembutan kebab ayam jamur tiram

terdiri dari bahan baku kulit, bahan baku daging dan bahan baku pengolahan

kebab ayam jamur tiram. Adapun bahan baku kulit pada pembuatan kebab ini

adalah sebagai berikut: tepung terigu, garam, baking powder, gula, minyak

goreng, susu cair, wortel. Bahan baku daging pada pembuatan kebab ini adalah

sebagai berikut: ayam, jamur tiram, bawang putih, jahe, ketumbar, youghurt,

garam, cabe merah, dan lada. Dan bahan baku pada pengolahan kebab ini adalah
36

sebagai berikut: kulit kebab ( tortilla ), daging kebab, margarin, bawang bombai,

selada, tomat, timun, saus tomat, dan mayonnaise.

B. Bahan Pengujian

Bahan yang diperlukan untuk analisa atau pengujian produk adalah asam

sulfat (H2SO4), natrium hidroksida (NaOH), aquades, asam klorida (HCl), asam

pospat (H3PO4), kalium iodida (KI), indikator conway, amilum, natrium tiosulfat,

kertas saring, dietil eter/heksana, larutan pengencer, dan media plate count agar

(PCA).

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan yaitu alat pengolahan dan alat pengujian.

A. Alat pengolahan

Alat-alat yang digunakan kompor gas, baskom, saringan, timbangan,

teflon, roller pin, wajan, pisau, nampan, literan, talenan, gunting, sendok goreng,

sendok makan, stapler dan meja kerja.

B. Alat pengujian

Alat-alat pengujian yang yang digunakan adalah timbangan analitik,

spatula, kurs porselin, cawan penguap, labu kjedahl, alat destilasi, elemeyer, gelas

ukur, buret, labu destilasi, gelas piala, pipet tetes, tabung reaksi, penjepit,

desikator, oven, alat sokletasi, tanur, autoklaf, cawan petri, jarum ose, pipet dan

lampu spritus.
37

3.3 Proses Pengolahan

Pada pembuatan kebab ayam jamur tiram dilakukan pengolahan kulit,

pengolahan daging, dan pengolahan kebab ayam jamur tiram.

3.3.1 Pengolahan kulit kebab

Pengolahan kulit kebab ini terdiri dari: : persiapan bahan, pencampuran,

pengistirahatan adonan I, pemotongan dan pembagian adonan (deviding),

pengistirahatan adonan II, pembentukan lembaran, dan pemanggangan

A. Persiapan bahan

Persiapan bahan sangat penting dilakukan sebelum dilakukan proses

pengolahan lebih lanjut, karena hal ini akan mempengaruhi kualitas dari produk

yang dihasilkan. Persiapan bahan dilakukan meliputi dari pembersihan dari

kotoran seperti pengayakan tepung terigu, dan pemilihan bahan yang kualitas

bagus dan tidak rusak, serta pemanasan susu cair. Pada bahan modifikasi kulit

kebab wortel dilakukan sortasi, cleaning, dikupas, dipotong, dan dihaluskan

sehingga didapatkan hancuran bahan wortel. Penimbangan dilakukan sesuai

formulasi kulit kebab dapat dilihat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Formulasi kulit kebab


Jenis Bahan Satuan Jumlah
Tepung terigu g 250
Wortel g 25
Garam g 10
Baking powder g 10
Gula g 5
Minyak goreng g 30
Susu cair ml 100
Sumber: Khairi (2015) yang dimodifikasi
38

B. Pencampuran

Pencampuran bertujuan agar semua bahan tercampur secara merata.

Pencampuran pada pengolahan kulit kebab dilakukan dengan memasukkan bahan

kering terlebih dahulu yaitu: tepung terigu, garam, baking powder, gula pasir

dalam wadah/mangkok, setelah itu masukkan wortel dan susu cair panas sedikit

demi sedikit sambil diuleni hingga adonan halus, licin dan kalis.

C. Pengistirahatan adonan I

Pengistirahatan ini bertujuan untuk pada saat proses penegasan fungsi-

fungsi dari setiap bahan secara sempurna dan agar adonan rileks untuk sehingga

menghasilkan kulit kebab yang bagus. Pengistirahatan dilakukan dengan menutup

adonan dengan plastik/lap bersih selama 30 menit.

D. Pemotongan dan pembagian adonan (deviding)

Pemotongan dan pembagian ditujukan untuk mendapatkan ukuran yang

seragam dan jumlah kulit kebab yang dihasilkan. Saat membagi adonan jangan

ditarik dengan tangan, tetapi adonan harus dipotong menggunakan pisau.

Pembagian adonan dilakukan dengan membagi adonan menjadi 8 bulatan dengan

ukuran kurang lebih 50 gram, kemudian istirahatkan kembali selama 30 menit.

E. Pembentukan lembaran

Setelah proses pemotongan dan pembagian adonan maka dilakukan

pembentukan. Pembentukan lembaran bertujuan untuk memberikan adonan

sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan. Pembentukan lembaran dilakukan

dengan cara memipihkan dan menggiling adonan dengan roller pin kayu sehingga

menjadi bulat, lebar, dan tipis. Dengan diameter kira-kira 15 cm.


39

F. Pemanggangan

Pemanggangan adalah salah satu cara untuk membentuk adonan jadi

menyatu. Pada pembuatan kulit kebab ini digunakan pemanggangan dengan

panas kering yaitu pan broiling. Pemanggangan kulit kebab ini dilakukan diatas

pan dadar teflon dengan api kecil, sebelum dilakukan pemanggangan panaskan

terlebih dahulu pan dadar teflon, selanjutnya panggang tortila hingga matang dan

terlihat ada efek-efek bercak coklat sedikit gosong.

3.3.2 Pengolahan daging kebab

Pengolahan daging kebab ini terdiri dari: persiapan bahan, pencampuran,

pendiaman, dan pemanggangan.

A. Persiapan bahan

Persiapan bahan dilakukan meliputi dari pembersihan dari kotoran seperti

pemilihan bahan yang kualitas bagus dan tidak rusak dan penghalusan bumbu-

bumbu bawang putih, jahe, ketumbar, cabe merah, dan lada. Pada bahan

modifikasi daging ayam dan jamur tiram dilakukan pembersihan (cleaning), dan

reduksi ukuran. Penimbangan dilakukan sesuai formulasi daging kebab dapat

dilihat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Formulasi daging kebab


No Jenis Bahan Satuan Jumlah
1 Daging ayam g 250
2 Jamur tiram g 250
3 Bawang putih g 10
4 Jahe g 10
5 Ketumbar g 5
6 Garam g 10
7 Cabai merah g 20
8 Lada g 10
Sumber: Khairi (2015) yang dimodifikasi
40

B. Pencampuran

Pencampuran bertujuan agar semua bahan tercampur secara merata.

Pencampuran pada pengolahan daging kebab dilakukan dengan mencampurkan

daging ayam dan jamur tiram dengan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan

hingga bumbu tercampur dengan merata, kemudian tambahkan garam

secukupnya.

C. Pendiaman

Setelah proses pencampuran dilakukan proses pemanggangan. Pendiaman

dilakukan dengan membiarkan bumbu-bumbu meresap pada daging kurang lebih

10 menit.

C. Pemanggangan

Selanjutnya dilakukan proses pemanggangan. Pemanggangan daging

kebab dilakukan setelah bumbu-bumbu meresap pada daging, kemudian panggang

diatas pan dadar teflon dengan api kecil hingga daging matang, sebelum

dilakukan pemanggangan panaskan terlebih dahulu pan dadar teflon.

2.4.3 Proses pengolahan kebab

Proses pengolahan kebab ini terdiri dari: persiapan bahan, penimbangan,

pencampuran, pendiaman, dan pemanggangan, penyajian, dan pengemasan.

A. Persiapan bahan

Persiapan bahan dilakukan meliputi pemilihan bahan yang kualitas bagus

dan tidak rusak, seperti mempersiapkan kulit kebab, dan pengirisan daging ayam

dan jamur tiram. Pada bahan isian seperti bawang bombai dilakukan penumisan

dan pada selada, tomat, dan mentimun dilakukan sortasi, cleaning, dan pengirisan
41

dengan bentuk memanjang. Penimbangan dilakukan sesuai formulasi kebab

dapat dilihat dilihat pada Tabel 17.

Table 17. Formula kebab


No Jenis Bahan Satuan Jumlah
1 Tortila (kulit kebab) lembar 1
2 Daging ayam dan jamur tiram g 20
4 Margarin g 10
5 Bawang bombay g 25
6 Selada g 25
7 Tomat g 25
8 Timun g 25
9 Saus tomat g 10
10 Mayonnaise g 10
Sumber: Khairi (2015) yang dimodifikasi

B. Pemanggangan

Pemanggangan pada pengolahan kebab dilakukan diatas pan dadar teflon

dengan api kecil, sebelum dilakukan pemanggangan dipanaskan terlebih dahulu

pan dadar teflon. Kemudian tortila dipanggang sebentar saja di atas pan atau

wajan yang sudah dioles margarin hingga muncul bercak kecoklatan.

C. Penyajian

Setelah proses pemanggangan dilakukan penyajian. Penyajian pada

pengolahan kebab dilakukan dengan meletakkan tortila di atas nampan, kemudian

tata bawang bombay, selada, timun, dan tomat di tengah tortila dengan bentuk

memanjang. Setelah itu semprotkan saus tomat dan saus sambal secukupnya di

atas sayuran. Kemudian tambahkan daging kebab di atasnya, ratakan bentuk

memanjang. Semprotkan mayones secukupnya di atas daging, lalu gulung tortila

atau roti kebab dan padatkan.


42

D. Pengemasan

Pengemasan dilakukan setelah kebab disajikan diatas nampan, kebab

dikemas dengan menggunakan selopan. Setelah dilakukan pengemasan maka

dilakukan pelabelan yang dilengkapi dengan nama produk, nama produsen, Angka

Kecukupan Gizi (AKG), komposisi dan contact person. Didalam satu kemasan

terdapat satu buah kebab yang telah dimodifikasi.

3.4 Pengamatan produk

Untuk mengetahui mutu dan kualitas produk maka dilakukan pengamatan

terhadap produk. Pengamatan produk yang dihasilkan sangatlah penting untuk

dilakukan, tujuannya yaitu untuk mengetahui nilai gizi dan kualitas produk yang

dihasilkan. Pengamatan mutu produk ini meliputi rendemen, pengujian kimia

(pengujian kadar air, kadar protein, kadar abu, kadar lemak, dan karbohidrat) dan

pengujian organoleptik, pengujian mikrobiologi dan Angka Kecukupan Gizi

(AKG).

3.4.1 Rendemen

Perhitungan rendemen berfungsi untuk menentukan berapa banyak produk

yang dihasilkan dari formulasi yang dibuat dan besar keuntungan yang dapat

diperoleh. Prosedur pengujian rendemen dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.4.2 Analisa Kimia (Proksimat)

Analisa kimia yang dilakukan pada kebab yang dihasilkan meliputi uji

kadar air, abu, protein, lemak dan karbohidrat.

A. Uji kadar Air


43

Pengujian kadar air menggunakan metode pengeringan (Termogravimetri).

Prosedur pengujiannya dapat dilihat pada Lampiran 2.

B. Kadar Abu

Pengujian kadar abu dilakukan dengan metode pengabuan kering.

Prosedur pengujian metode pengabuan kering dapat dilihat pada Lampiran 2.

C. Kadar Protein

Pengujian kadar protein dilakukan dengan metode Kjedahl. Prosedur

pengujian metode Kjedahl dapat dilihat pada Lampiran 2.

D..Kadar lemak

Pengujian kadar lemak dilakukan dengan metode Sokletasi. Prosedur

pengujian metode Sokletasi dapat dilihat pada Lampiran 2.

E. Kadar karbohidrat

Untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam makan dapat

diperhitungan dengan metode Carbohidrate by Difference. Prosedur

pengujiannya dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.4.3 Uji Organoleptik

Pada pengujian organoleptik dilakukan uji kesukaan atau hedonik.

Prosedur pengujiannya dapat dilihat pada Lampiran 2.

3.4.4 Uji Mikrobiologi

Uji mikrobiologi yang akan dilakukan adalah adalah uji Total Plate Count

(TPC). Prosedur pengujiannya dapat dilihat pada Lampiran 2.


44

3.4.5 Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan adalah taraf konsumsi zat-

zat gizi essensial, yang berdasarkan pengetahuan ilmiah dinilai cukup memenuhi

kebutuhan hampir semua orang sehat. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan

berbeda dengan angka kebutuhan gizi (dietary requirement) (Evawati, 2013).

3.5 Pemasaran

Pemasaran produk hasil Proyek Usaha Mandiri ini langsung dipasarkan

kepada konsumen baik di tempat pengolahan, disekitar lingkungan Politeknik

Pertanian Negeri Payakumbuh maupun diluar lingkungan Politeknik Pertanian

Negeri Payakumbuh. Dalam hal pemasaran yang harus diperhatikan yaitu desain

produk, penentuan harga dan promosi. Desain produk sangat penting karna dapat

menarik perhatian konsumen dalam membeli produk yang dibuat.

3.6 Stuktur Organisasi

Stuktur organisasi yang dipakai dalam PUM yaitu Formal structure.

Untuk melaksanakan Proyek Usaha Mandiri (PUM) dengan baik dan lancar maka

perlunya komunikasi antar masing-masing antar mahasiswa. Komunikasi ini

dibentuk dalam suatu stuktur organisasi dimana tugas dan tanggungjawabnya

berbeda. Adapun struktur organisasi dan pembagian tugas dalam pelaksanaan

Proyek Usaha Mandiri (PUM) dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tugas masing-masing bagian sebagai berikut:

1. Ketua PUM

a. Mengatur perencanaan, penetapan harga dan strategi penjualan.

b. Mengendalikan fungsi-fungsi dari bagian pemasaran.


45

c. Mengontrol dan mengelola seluruh kegiatan operasiaonal yang dilakukan.

2. Bendahara

a. Mengatur kegiatan kas PUM.

b. Membuatan buku kas harian.

c. Membantu ketua dalam mengontrol dan mengelola kegiatan.

3. Bagian pengadaan bahan baku

a. Menyediakan bahan baku sesuai dengan permintaan.

b. Menyusun dan menyimpan bahan baku dengan baik.

c. Mengontrol stok bahan baku.

4. Bagian produksi

a. Bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan.

b. Mengawasi pelaksanaan proses produksi.

c. Mengawasi agar mutu produk sesuai dengan yang diharapkan.

5. Bagian sanitasi

a. Mengontrol kebersihan ruangan untuk produksi dan pekerja.

b. Mengontrol kebersihan alat yang digunakan.

c. Mengontrol kebersihan bahan yang digunakan.

6. Bagian pemasaran

a. Memasarkan produk.

b. Menganalisa perilaku konsumen


46

3.7 Sanitasi dan penanganan limbah

3.7.1 Sanitasi

Sanitasi yang akan dilakukan yaitu sanitasi yang mencakup sanitasi

pekerja, sanitasi alat, sanitasi ruang dan produksi dan sanitasi produk.

A. Sanitasi Bahan Baku

Bahan memegang peranan yang penting karena sangat menunjang proses

produksi. Sanitasi yang dilakukan adalah dengan mencuci bahan produksi

sebelum diolah dengan menggunakan air yang bersih.

B. Sanitasi pekerja

Sanitasi pekerja dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan dengan

sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan. Mengurangi

berbicara pada saat pengolahan, tidak memakai perhiasan pada saat berkerja,

memakai baju labor dan kuku harus dipotong

C. Sanitasi alat

Sanitasi pada alat dapat dilakukan dengan cara mencuci peralatan sebelum

dan sesudah melakukan pekerjaan dengan menggunakan deterjen, dibilas dengan

air mengalir hingga bersih dan sebelum berkerja alat yang telah dicuci

dikeringkan terlebih dahulu.

D. Sanitasi ruangan produksi

Sanitasi ruangan produksi harus tetap dijaga agar tidak terjadinya

kontaminasi pada produk yang dapat dilakukan dengan cara menyapu ruangan.

Membersihkan meja yang akan dijadikan sebagai tempat untuk produksi.


47

3.7.2 Penanganan Limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu tidak dikehendaki oleh lingkungan karena tidak mempunyai nilai

ekonomi. Penanganan limbah yang akan dilakukan yaitu pada limbah cair akan

dibuang melaului saluran pembuangan air sedangkan limbah padat seperti tulang

ayam akan dibuat olahan .

3.8 Analisa finansial satu kali produksi

Anggaran biaya produksi merupakan gambaran dana yang akan digunakan

dalam suatu bentuk usaha yang dilakukan. Anggaran biaya dalam pembuatan

Dorayaki labu kuning satu kali produksi meliputi biaya tidak tetap, biaya tetap,

total biaya, R/C ratio, total penjualan, BEP harga, BEP produk, dan keuntungan.

3.8.1 Biaya tidak tetap

Biaya tidak tetap dalam pembuatan kebab ayam jamur tiram meliputi

biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya lain-lain.

A. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku dalam pembuatan kebab ayam jamur tiram dapat dilihat

pada Tabel 18.


48

Tabel 18. Biaya bahan baku kebab ayam jamur tiram 1 kali produksi
Jenis Bahan Satuan Harga Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)
Tepung terigu Kg 11.000 0,25 2750
Wortel Kg 12.500 0,05 625
Garam kg 4.000 0,02 80
Baking powder kg 1.000 0,01 10
Gula kg 12.000 0,005 60
Minyak goreng kg 13.000 0,03 390
Susu cair liter 14.000 0,1 1400
Daging ayam kg 20.000 0,3 6000
Jamur tiram kg 24.000 0,2 4800
Bawang putih kg 20.000 0,01 200
Jahe kg 10.000 0,01 100
Ketumbar kg 10.000 0,005 50
Cabai merah kg 30.000 0,02 600
Lada kg 10.000 0,01 100
Margarin kg 10.000 0,15 1500
Bawang bombay kg 16.000 0,375 6000
Selada kg 3.000 0,375 1125
Tomat kg 8.000 0,375 3000
Timun kg 6.000 0,375 2250
Saus tomat Liter 5.000 0,15 750
mayonnaise sachet 1.000 8 8000
Bahan bakar kg 12.500 0,2 2500
Jumlah 42290

Asumsi :

1 Tabung gas besar 12 kg = Rp. 150.000

Harga 1 Kg gas = Rp. 12.500

Contoh perhitungan :

 Tepung terigu

Harga satuan = Rp. 11.000

1 𝑘𝑔
Jumlah bahan = 250 𝑔 𝑥 1000 𝑔

= 0,25 kg
49

Biaya = jumlah bahan x harga satuan

= 0,25 kg x Rp. 11.000/kg

= Rp. 2.750

B. Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja dikeluarkan dalam pembuatan kebab ayam jamur tiram

dapat dilihat pada Tabel 19, 20, dan 21.

Tabel 19. Biaya tenaga kerja pengolahan kulit kebab ayam jamur tiram
Jumlah Biaya
Kegiatan Satuan Waktu Biaya satuan
jam (Rp)
Persiapan bahan HKO 5 0,01 60000 625
Pencampuran HKO 10 0,02 60000 1250
Pengistirahatan HKO 60 0,13 60000 7500
Pembagian HKO 10 0,02 60000 1250
Pembentukan HKO 10 0,02 60000 1250
Pemanggangan HKO 10 0,02 60000 1250
Jumlah 13125

Tabel 20. Biaya tenaga kerja pengolahan daging kebab ayam jamur tiram
Jumlah Biaya
Kegiatan Satuan Waktu Biaya satuan
jam (Rp)
Persiapan bahan HKO 5 0,01 60000 625
Pencampuran HKO 10 0,02 60000 1250
Pendiaman HKO 10 0,02 60000 1250
Pemanggangan HKO 15 0,03 60000 1875
Jumlah 5000
50

Tabel 21. Biaya tenaga kerja pengolahan kebab ayam jamur tiram
Waktu Jumlah Biaya satuan Biaya
Kegiatan Satuan
(menit) (HKO) (Rp) (Rp)
Persiapan bahan HKO 5 0,01 60000 625
Pemanggangan HKO 15 0,03 60000 1875
Penyajian HKO 15 0,03 60000 1875
Pengemasan HKO 10 0,02 60000 1250
Jumlah 5625

Total biaya tenaga kerja = Rp. 13.125 + Rp. 5.000 + Rp. 5.625

= Rp. 23.750

Asumsi :

1 HKO = Rp. 60.000

1 hari = 8 jam kerja = 480 menit

Biaya tenaga kerja = Rp.60.000/ hari

HKO = Rp. 60.000/ 8 jam = Rp. 60.000 / 480 menit

Contoh perhitungan :

1 jam
Waktu pengistirahatan = 60 menit x = 1 jam
60 menit

waktu
Jumlah =
jam kerja/HKO

1 jam
=
8 jam/HKO

= 0,13 HKO

Biaya = jumlah x biaya satuan

= 0,13 HKO x Rp. 60.000/HKO

= Rp. 7.500
51

C. Biaya lain-lain

Biaya lain-lain dari pembuatan kebab ayam jamur tiram dapat dilihat pada

Tabel 22 berikut.

Tabel 22. Biaya lain-lain


Jenis pembiayaan Satuan Harga satuan (Rp) Pemakaian Biaya (Rp)
Transportasi Liter 7300 0,50 3650
Air M3 2000 0,10 200
Label Lembar 1000 1,00 1000
Jumlah 4850

Asumsi :

Harga Air 1 m3 (1000 liter) = Rp. 2000

Pemakaian 0,10 = 0,10 x Rp. 2000

= Rp. 200

 Transportasi

Harga satuan = Rp.7.300

1 liter
Pemakaian = 500 ml x
1000 ml

= 0,50 liter

Biaya = pemakain x harga satuan

= 0,50 liter x Rp. 7.300/liter

= Rp. 3.650

Total biaya tidak tetap = Biaya bahan + Biaya tenaga kerja + Biaya lain-lain

= Rp. 42.290+ Rp. 23.750 + Rp. 4.850

= Rp. 70.890
52

2.8.2 Biaya tetap

Biaya tetap dalam pembuab ayam jamur tiram terdiri dari biaya peralatan,

bunga modal dan sewempat.

A. Biaya peralatan

Biaya penyusutan peralatan yang digunakan dalam pembuatan kebab

ayam jamur tiram dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Biaya penyusutan peralatan.


Jenis alat Harga satuan (Rp) Jumlah Harga alat Umur Ekonomis Harga akhir alat (Rp) Penyusutan
Kompor gas 150.000 1 150.000 3 15.000 45.000
Tabung gas 100.000 1 100.000 5 10.000 18.000
Baskom 3.500 2 7.000 1 700 6.300
Saringan 5.000 1 5.000 1 500 4.500
Timbangan 35.000 1 35.000 2 3.500 15.750
Teflon 150.000 1 150.000 2 15.000 67.500
Pin roller 20.000 1 20.000 5 2.000 3.600
Wajan 30.000 1 30.000 2 3.000 13.500
Pisau 5.000 1 5.000 1 500 4.500
Nampan 5.000 1 5.000 1 500 4.500
Literan 3.000 1 3.000 1 300 2.700
Talenan 5.000 1 5.000 1 500 4.500
Gunting 5.000 1 5.000 1 500 4.500
Sendok goreng 10.000 1 10.000 1 1.000 9.000
Sendok makan 1.000 1 1.000 1 100 900
Stapler 5.000 1 5.000 1 500 4.500
Total 209.250
Biaya penyusutan satu kali produksi 871,88

Asumsi :

1 tahun = 12 bulan

1 bulan = 20 hari produksi

Produksi 1 tahun = 20 hari/bulan x 12 bulan

= 240 hari

Contoh perhitungan :
53

 Kompor gas

Harga akhir alat = 10% x harga alat

= 10% x Rp. 150.000

= Rp. 15.000

Harga awal−harga akahir


Biaya penyusutan alat =
umur ekonomis

Rp.150.000−Rp.15.000
=
3 tahun

= Rp. 45.000

Biaya penyusutan alat satu kali produksi

Total biaya penyusutan alat


=
produksi 1 tahun

Rp. 209.250
=
240 hari

= Rp. 871,88

B. Biaya bunga modal

Biaya bunga modal dalam proses pengolahan pembuatan kebab ayam

jamur tiram dapat dilihat pada Tabel 24.


54

Tabel 24. Biaya bunga modal.


Jenis alat Harga satuan (Rp) Jumlah Harga alat Umur Ekonomis Suku bunga Bunga modal (Rp)
Kompor gas 150.000 1 150.000 3 20% 20.000
Tabung gas 100.000 1 100.000 5 20% 12.000
Baskom 3.500 2 7.000 1 20% 1.400
Saringan 5.000 1 5.000 1 20% 1.000
Timbangan 35.000 1 35.000 2 20% 5.250
Teflon 150.000 1 150.000 2 20% 22.500
Pin roller 20.000 1 20.000 5 20% 2.400
Wajan 30.000 1 30.000 2 20% 4.500
Pisau 5.000 1 5.000 1 20% 1.000
Nampan 5.000 1 5.000 1 20% 1.000
Literan 3.000 1 3.000 1 20% 600
Talenan 5.000 1 5.000 1 20% 1.000
Gunting 5.000 1 5.000 1 20% 1.000
Sendok goreng 10.000 1 10.000 1 20% 2.000
Sendok makan 1.000 1 1.000 1 20% 200
Stapler 5.000 1 5.000 1 20% 1.000
Total 76.850
Biaya bunga modal satu kali produksi 320,21

Asumsi :

Suku bunga = 20%

Contoh perhitungan :

 Kompor gas

(Tingkat suku bunga x harga awal)x (umur ekonomis+1)


Bunga modal =
2 x umur ekonomis

(20% x Rp.150.000) x (2+1)


=
2x3

= Rp. 20.000

Total bunga modal


Biaya bunga modal satu kali produksi =
produksi 1 tahun

𝑅𝑝. 76.850
=
240

= Rp. 320,21
55

C. Biaya sewa

Biaya sewa dalam pembuatan kebab ayam jamur tiram dapat dilihat pada

Tabel 25 berikut:

Tabel 25. Biaya sewa.

Sewa tempat Tahun Jumlah hari produksi Biaya sewa Biaya (Rp)
Sewa tempat 1 240 1000000 4.167

Asumsi :

Biaya sewa 1 tahun = Rp. 1000.000

Biaya sewa
Biaya sewa =
jumlah hari peoduksi

Rp.1.000.000
=
240

= Rp. 4.167

Total biaya tetap = Biaya penyusutan peralatan + bunga modal + sewa tempat

= Rp. 871,88 + Rp. 320,21 + Rp. 4.167

= Rp. 5.359,09

3.8.3 Total biaya produksi

Total biaya dalam pembuatan kebab ayam jamur tiram adalah sebagai

berikut:

Total biaya produksi = Biaya tidak tetap + Biaya tetap

= Rp. 70.890 + Rp. 5.359,09

= Rp. 76249,09
56

3.8.4 Total penjualan

Jumlah produksi kebab ayam jamur tiram = 15 buah (15 kemasan)

1 kemasan = 1 buah

Harga 1 kemasan = Rp.6.500

Total penjualan = jumlah produk x harga 1 kemasan

= 15 x Rp. 6.500

= Rp. 97.500

3.8.5 R/C Ratio

Total penjualan
R/C Ratio =
Total biaya produksi

Rp.97.500
=
Rp.76.249,09

= 1,28

3.8.6 BEP Harga

Total biaya produksi


BEP harga =
Total produksi

Rp. 76.249,09
= Rp.
15

= Rp. 5.083,27
57

3.8.7 BEP Produk

Total biaya produksi


BEP produk =
Harga jual perkemasan

𝑅𝑝. 76.249,09
=
𝑅𝑝. 6.500

= 11,7 kemasan

3.8.8 Keuntungan

Keuntungan = total penjualan – total biaya produksi

= Rp. 97.500 - Rp. 76.249,09

= Rp. 21.250,91

Anda mungkin juga menyukai