Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan
terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam
amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak
digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara
biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.[1]
Kategori
Golongan alkaloid :
lainnya: conessine
NIKOTIN
Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada
berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan
tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil
biosintesis di akar dan terakumulasi di daun.
Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis
insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada
rokok. Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan
tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak menyebabkan perkembangan sel-
sel sehat menjadi sel-sel kanker.
KAFEIN
Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan
berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina
ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia
menciptakan istilah "kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga disebut
guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan teina
ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang
sama.
Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana,
dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan dan
mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi
oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat mengusir rasa
kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh, dan minuman
ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di
dunia. Tidak seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal dan tidak diatur oleh hukum di hampir
seluruh yuridiksi dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa mengkonsumsi kafeina setiap hari.
NIKOTIN
Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada
berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan
tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil
biosintesis di akar dan terakumulasi di daun.
Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis
insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada
rokok. Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan
tubuh untuk melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak menyebabkan perkembangan sel-
sel sehat menjadi sel-sel kanker.
KODEIN
Kodein ialah alkaloid yang dijumpai di dalam candu dalam konsentrasi antara 0,7% dan 2,5%.
Kebanyakan kodein yang digunakan di Amerika Serikat diproses dari morfin melalui proses
metilasi.
Kodein yang diambil akan berubah menjadi morfin di dalam hati. Walau bagaimanapun, morfin
tersebut tidak dapat digunakan, mengingat 90% kodein yang diambil akan dimusnahkan dalam
usus halus (rembesan dari hati) sebelum berhasil memasuki peredaran darah. Oleh itu, kodein
seolah-olah tidak brpengaruh atas penggunanya, namun efek samping seperti analgesia, sedasi,
dan kemurungan pernafasan masih terasa.
Kodein digunakan sebagai peredam sakit ringan. Kodein selalu dibuat dalam bentuk pil atau
cairan dan bisa diambil baik secara sendirian atau gabungan dengan kafein, aspirin, asetaminofen,
atau ibuprofen. Kodein sangat berperan untuk meredakan batuk.
Kodein merupakan obat yang paling banyak digunakan dalam perawatan kesehatan.
MORFIN
Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan
rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk,
lesu, dan penglihatan kabur. Morfina juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan
meyebabkan konstipasi. Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat
lainnya. Pasien ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
NIKOTIN
Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada
berbagai macam tumbuhan, terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau dan
tomat. Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil biosintesis
di akar dan terakumulasi di daun.
Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis
insektisida. Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok.
Nikotina memiliki daya karsinogenik terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk
melawan sel-sel kanker, akan tetapi nikotina tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat
menjadi sel-sel kanker.
1. Isolasi dan identifikasi senyawa golongan alkaloid dari daun Gendarussa vulgaris Nees
2. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Alkaloid dari buah lada (Piper nigrum, Linn) dengan uji
aktivitas Antifeedant terhadap harna ulat daun bayam (Hymenia recurvatis Febricus)
DAFTAR PUSTAKA
Ita Mustikawati. 2006. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Alkaloid dari Daun
Gendarussa vulgaris Nees. Thesis. Digital Library Universitas Airlangga
Pengertian Alkaloid
Kata alkaloid pertama kali diperkenalkan oleh W. Meisner pada awal abad 19 untuk senyawa bahan alam
yang bereaksi seperti basa. Alkaloid adalah senyawa nitrogen organik, lazimnya bagian cincin heterosiklik,
bersufat basa, sering bersifat optis aktif dan kebanyakan berbentuk kristal. (Tim Penyusun Penuntun
Praktikum Farmakognosi. 2009).
Alkaloid dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Alkaloid sejati
Alkaloid sejati adalah senyawa yang mengandung nitrogen pada struktur heterosiklik, struktur kompleks,
distribusi terbatas yang menurut beberapa ahli hanya ada pada tumbuhan. Alkaloid sejati ditemukan dalam
bentuk garamnya dan dibentuk dari asam amino sebagai bahan dasar biosintesis.
2. Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid memiliki sifat seperti alkaloid sejati tetapi tidak diturunkan dari asam amino. Contoh :
isoprenoid, terpenoid (coniin), dan alkaloid steroidal (paravallarine).
3. Protoalkaloid
Protoalkaloid adalah senyawa amin sederhana dengan nitrogen tidak berada pada cincin heterosiklik.
Contoh : mescaline, betanin, dan serotonin.
(Swastini, Dewa Ayu.2007).
Fungsi alkaloid dalam tanaman saat ini belum diketahui dengan jelas. Ada beberapa dugaan fungsi alkaloid,
yaitu sebagai metabolit sekunder yang berguna melindungi tanaman dari predator, sebagai metabolit akhir
yaitu limbah yang tidak berfungsi sebagai substansi simpanan atau sebagai regulator pertumbuhan.
Alkaloid banyak dimanfaatkan oleh manusia karena memiliki efek farmakologi, diantaranya :
• Depresan saraf pusat, yaitu morfin dan skopolamin
• Simulan saraf pusat, yaitu strihnin dan kafein
• Simpatomimetik, yaitu efedrin
• Simpatolitik, yaitu yohimbin dan alkaloid ergot
• Parasimpatomimetik, yaitu eserin dan pilokarpin
• Antikolinergik, yaitu atoprin dan hiosiamin
• Ganglioplegik, yaitu spartein dan nikotin
• Anestesi lokal, yaitu kokain
• Mengobati fibrilasi, yaitu quinidin
• Antitumor, yaitu vinblastin dan eliptisin
• Antibakteri, yaitu berberin
• Amoebasida, yaitu emetin
Selain pada tumbuhan, alkaloid juga ditemukan pada bakteri seperti pyosianin yang dihasilkan oleh
Pseudomonas aeruginosa. Sementara pada fungi, terdapat alkaloid psilosin dari jamur halusinogen dan
ergomin dari Claviceps sp.
Alkaloid jarang ditemukan pada gymnospermae atau pteridophyta. Alkaloid banyak ditemukan pada
angiospermae (10-15%). Pada tanaman monokotil, alkaloid dapat ditemukan pada tanaman dari famili
Amaryllidaceae dan Liliaceae. Pada tanaman dikotil, alkaloid dapat ditemukan pada famili Annonaceae,
Apocynaceae, Fumariaceae, Lauraceae, Loganiceae, Magnoliaceae, Menispermaceae, Papaveraceae,
Ranunculaceae, Rubiaceae, Rutaceae, dan Solanaceae.
Alkaloid juga ditemukan pada beberapa binatang, dalam beberapa kasus karena hewan tersebut
mengkonsumsi tanaman yang mengandung alkaloid, misalnya castoramin dari lili air yang ditemukan pada
berang-berang. Alkaloid sebagai produk metabolisme pada hewan seperti pada salamander atau amfibi
seperti bufo, phyllobates, dan dendrobates. Alkaloid sebagai sekret dari kelenjar eksokrin banyak
ditemukan pada arthropoda seperti Hymenoptera, Neuroptera, Miriapoda, dan Coleoptera.
Pada tanaman, alkaloid ditemukan dalam bentuk garam larut air seperti sitrat, malat, mekonat, tartrat,
isobutirat, benzoat, atau kadang-kadang kombinasi dengan tanin. Secara mikrokimia, ditemukan bahwa
alkaloid banyak ditemukan pada jaringan perifer dari batang atau akar. Alkaloid disintesis padatempat yang
spesifik seperti pada akar yang sedang tumbuh, kloroplas, dan sel laktiferus.
(Swastini, Dewa Ayu.2007).
Penggolongan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau inti yang dimiliki, yaitu :
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Pada proses reduksi, basa tersier piridin dikonversi menjadi basa piperidin. Alkaloid dengan struktur inti
dari kelompok ini terbagi menjadi 3 sub kelompok, yaitu :
Derivat piperidin, contohnya lobelin dan lobelia
Derivat asam nikotinat, contohnya arekolin dari areca
Derivat piridin dan piperidin, contohnya nikotin dari tembakau
Contoh dari alkaloid ini adalah nikotin dari tembakau, areca dari tanaman areca catechu, dan lobelia dari
tanaman lobelia inflata.
2. Alkaloid Tropan
Alkaloid tropan memiliki struktur inti bisiklik, mengandung nitrogen yaitu azabisiklo [3,2,1] oktan atau 8-
metil-8-azabisiklo [3,2,1] oktan. Alkaloid tropan ditemukan pada angiospermae, yaitu famili Solanaceae
(Atropa, Brugmansia, Datura, Scopolia, Physalis), Erythroxylaceae (Erythroxylem), Proteaceae (Belladena
dan Darlingia) dan Convoovulaceae (Convovulus dan Calystegia). Alkaloid tropan secara sporadis ditemukan
pada tanaman Bruguiera, Phyllanthus, dan Cochlearia. Karakter alkaloid yang mengandung inti tropan
adalah jika direaksikan dengan asam nitrat, kemudian residunya dilarutkan dalam aseton maka akan
muncul warna ungu gelap. Hal ini disebabkan karena munculnya larutan etanol dalam KOH ( Reaksi Vitalli
Morin). Contoh alkaloid tropan adalah dihasilkan oleh Atropa belladone dan kokain yang dihasilkan oleh
Erythroxylem coca.
3. Alkaloid Quinolin
Alkaloid yang memiliki struktur inti quinolin dihasilkan dari tanaman cinchona (kina). Alkaloid yang
tergolong quinolin diantaranya quinin, quinidin, cinchonin, dan cinchonidin. Alkaloid cinchona saat ini
merupakan satu-satunya kelompok alkaloid quinolin yang memiliki efek terapeutik. Cinchonin yang
merupakan isomer dari cinchonidin merupakan ”alkaloid orang tua” dari semua seri alkaloid quinin. Quinin
dan isomernya yaitu quinidin merupakan 6-metoksicinchonin.
4. Alkaloid Isoquinolin
Obat-obat penting yang berasal dari alkaloid isoquinolin adalah ipekak, emetin, hidrastin, sanguinaria,
kurare, tubokurarin, berberin, dan opium. Meskipun alkaloid isoquinolin memiliki struktur yang kompleks
tetapi biosintetsisnya sangat sederhana. Alkaloid isoquinolin merupakan hasil kondensasi derivat
feniletilamin dengan derivat fenilasetaldehid dimana kedua senyawa ini merupakan derivat dari fenilalanin
dan tirosin.
5. Alkaloid Indol
Obat-obat penting yang mengandung gugus indol adalah rauwolfia (reserpin), catharanthus atau vinca
(vinblastin dan vincristin ), nux vomica (strihnin dan brusin), physostigma (fisostigmin), dan ergot
(ergotamin dan ergonovin). Terdapat tiga kerangka monoterpenoid yang membentuk kompleks indol yaitu
kerangka tipe Aspidosperma, Corynanthe, dan Iboga. Penamaan tipe kerangka ini berdasarkan tanaman
yang banyak mengandung alkaloid dengan inti monoterpen.
6. Alkaloid Imidazol
Cincin imidazol (glioxalin) adalah cincin utama dari pilokarpin yang dihasilkan oleh tanaman Pilocarpus
jaborandi. Pilokarpin adalah basa tersier yang mengandung gugus lakton dan imidazol. Ditinjau dari
strukturnya, alkaloid ini mungkin dibentuk dari histidin atau suatu metabolit yang ekivalen.
7. Alkaloid steroid
Alkaloid steroid dikarakterisasi dengan adanya inti siklopentanofenantren. Alkaloid ini biasanya dibentuk
dari kolesterol dan memiliki prekursor yang sama dengan kolesterol. Alkaloid steroid yang penting adalah
veratrum.
8. Alkaloid Amin
Alkaloid dalam kelompok ini tidak memiliki atom nitrogen dalam cincin heterosiklik. Kebanyakan
merupakan derivat dari feniletilamin dan asam amino umum seperti fenilalanin dan tirosin. Contoh alkaloid
ini adalah efedrin dan kolkisin.
9. Basa Purin
Purin adalah inti heterosiklik yang mengandung anggota 6 cincin pirimidin yang bergabung dengan anggota
5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam tetapi derivatnya signifikan secara biologis. Alkaloid basa
purin yang penting adalah kafein, teobromin, dan teofilin.
(Swastini, Dewa Ayu.2007).
BAB I
PENDAHULUAN
dan lemak yang digunakan oleh tumbuhan itu sendiri untuk pertumbuhannya
tumbuhan dari gangguan hama penyakit untuk tumbuhan itu sendiri atau
teknik pemisahan, metode analisis, dan uji farmakologi. Senyawa hasil isolasi
atau senyawa semi sintetik yang diperoleh dari tumbuhan sebagai obat atau
untuk jalur dan molekul kecil produk dari metabolisme yang tidak mutlak
metabolit sekunder telah banyak digunakan untuk zat warna, racun, aroma
Oleh karena itu, lebih jelasnya akan dijelaskan pada bab selanjutnya
I.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian
(Nahar, 2009).
didalam intinya dan bersifat basa, karena itu dapat larut dalam asam-asam
jenisnya dan terkadang memiliki struktur kimia yang sangat berbeda satu sama
pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819), seorang
4
diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu sudah
berasal dari kata “alkalin” yang berarti basa yang larut air.Sejumlah alkaloid
berbagai macam penyakit seperti morfin, reserpin, dan taxol (Nahar, 2009).
Senyawa alkaloid yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan
kenyataannya, satu atau lebih atom nitrogen yang ada dalam alkaloid pada
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam
amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin
dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang
alkaloid adalah reaksi Mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer
dan sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol.Biosintesis alkaloid juga
Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium
dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian
lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.tahun 1817-
alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin,
berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Ada juga alkaloid yang
sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Rahayu, 2012).
larut dalam air, larut dalam pelarut organik. Beberapa alkaloid berwujud
cair dan larut dalam air. Ada juga alkaloid yang berwarna, misalnya
berberin (kuning).
dinyatakan dengan nama trivial misalnya kodein, morfin, heroin, kinin, kofein,
nikotin. Hampir semua nama trivial diberi akhiran –in yang mencirikan
a. Alkaloida sesungguhnya
dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin
bersifat basa.
b. Protoalkaloida
c. Pseudoalkaloida
ini biasanya bersifat basa.Ada dua seri alkaloida yang penting dalam
a) Alkaloid Piridin-Piperidin
Yang termasuk dalam kelas ini adalah: Conium maculatum dari famili
Alkaloid ini dapat Mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada
sp,Mandragora officinarum,AlkaloidKokaindariErythroxylumcoca
(Famili Erythroxylaceae).
c) Alkaloid Quinolin
kinidin.
d) Alkaloid Isoquinolin
e) Alkaloid Indol
f) Alkaloid Imidazol
g) Alkaloid Lupinan
h) Alkaloid Steroid
i) Alkaloid Amina
j) Alkaloid Purin
Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada
salah satu atom karbonpada rantai samping.
Lophophorawilliamsii,Trichocereus pachanoi,
b) Alkaloid Capsaicin
Capsicum chinense.
Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam
amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin
dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triptofan yang
alkaloid adalah Reaksi Mannich antara suatu aldehida dan suatu amin primer
dan sekunder, dan sutu enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan
membentuk golongan alkaloid yang berbeda, akan tetapi melalui prinsip dasar
reaksi yang sama. Biosintesis alkaloid mula-mula didasarkan pada hasil
yaitu ß-ariletilamina.
10
Klasifikasi
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Phaleria
Kandungan
Khasiat
berdarah),psoriasis & jerawat, daun dan biji mengobati berbagai jenis sakit
11
Klasifikasi
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Kandungan :
Khasiat
12
Klasifikasi
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Kandungan
Khasiat
13
Klasifikasi
Ordo : Violales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Kandungan
Vitamin A, B1,C, protein, zat besi, kalsium, alkaloid
Khasiat
14
Klasifikasi
Ordo : Zingiberales
Genus : Kaempferia
Kandungan
minyak atsiri (0,02%) berupa sineol, asam metil kanil dan penta dekaan,
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
3. Biosintesis alkaloid adalah reaksi Mannich antara suatu aldehida dan suatu
amin primer dan sekunder, serta suatu enol atau fenol. Biosintesis alkaloid
juga melibatkan reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Dalam hal ini
alkaloid.
B. Saran
Dalam hal ini, disarankan agar setiap mahasiswa dapat mempelajari dan