Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

PENENTUAN PARAMETER FSRMSKOKINETIK MENGGUNAKAN


DATA KONSENTRASI OBAT DALAM DARAH (SIMULASI).

DISUSUN OLEH:

RENIP RUWINDHA SARY 1804019014

VINA DWI LESTARI 1504015479

RANGGI NOPERIANSYAH 1604015382

DOSEN PENGAMPU : FITH KHAIRA NURSAL

PROGRAM STUDI FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
judul Penentuan Parameter Fsrmskokinetik Menggunakan Data Konsentrasi Obat
Dalam Darah (Simulasi). Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
melakukan praktikum selanjutnya . Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini
masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Atas segala kekurangan dan ketidak
sempurnaan laporan ini, penulis sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang
bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Cukup banyak
kesulitan yang penulis temui dalam penulisan ini, tetapi Alhamdullilah dapat penulis atasi
dan selesaikan dengan baik. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT.

Jakarta , 13 oktober 2019

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

A. Latar belakang .............................................................................................................. 1


B. Tujuan .......................................................................................................................... 1
C. Manfaat ......................................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 2

A. teori umum .................................................................................................................... 2


B. uraian obat ................................................................................................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................................... 10

A. tanggal dan waktu praktikum ................................................................................... 10


B. percobaan dan evaluasi .............................................................................................. 10

BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................... 11

A. hasil .............................................................................................................................. 11
B. pembahasan ............................................................................................................... 15

BAB V KESSIMPULAN ........................................................................................................ 16

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Farmakokinetik dianggap sebagai aspek farmakologi yang mencakup nasib
obat dalam tubuh, yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Efektivitas suatu senyawa obat pada pemakaian klinik berhubungan dengan
farmakokinetikanya, dan farmakokinetik suatu senyawa dari suatu bentuk sediaan
ditentukan oleh ketersediaan hayatinya (biovailabilitasnya). Biovailabilitas adalah
persentaszat aktif dalam suatu produk obat yang tersedia dalam siskulasi
sistemikdalam bentuk utuh setelah pemberian obat tersebut, diukur dari kadarnya
dalam darah terhadap waktu atau dari ekskresinya dalam urin.
Rute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek
obat, karena karakteristik lingkungan fisiologis anatomi dan biokimia yang berbeda
pada daerah kontak aobat dan tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai
darah yang berbeda, tergantung dari rute pemberian obat.

B. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kadar obat yang terdapat dalam sampel darah sukarelawan
2. Menentukan orede eliminasi obat yang diberikan
3. Menentukan model kompartemen
C. Manfaat
Mahasiswa mampu mentukan parameter farmakokinetika dari oat yang diberikan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek
tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi.
Adapun parameter farmakokinetik yang digunakan untuk mengetahui
bioavabilitas suatu obat adalah
1. Daerah Kurva (Area Under Curve) adalah integritasi batas obat di dalam
darah dari waktu t = 0 hingga t, dimana besar AUC berbanding lurus
dengan jumlah total obat yang diabsorbsi. AUC merupakan salah satu
parameter untuk menentukan biovailabilitas. Cara yang paling sederhana
untuk menghitung AUC adalah dengan metode trapezoid.
2. Volume distribusi adalah parameter farmakokinetik yang menggambarkan
luas dan intensitas distribusi obat dalam tubuh. Volume distribusi bukan
merupakan volume yang sesungguhnya dari ruang yang ditempati obat
dalam tubuh, tetapi hanya volume tubuh. Besarnya volume distribusi dapat
digunakan sebabgai gambaran tingkat distribusi obat dalam darah.
3. Konsentarsi Tingkat Puncak (Cp max) adalah konsentasi obat maksimun
yang diamati dalam plasma dan serum pemberian dosis obat jumlah obat
biasanya dinyatkan dalam batasan konsentasinya sehubungan dengan
volume spesifik dari darh, serum dan plasma.
4. Waktu puncak (t max) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai level
obat maksimum dalam darah (t max). Serta parameter ini menunjukkan laju
absorbsi obat dari formulasi. Laju absorbsi obat, menentukan waktu
diperlukan untuk dicapai konsentrasi efek minimum dan dengan demikian
untuk awal dari efek farmakologis yang dikehendaki.

2
5. Waktu paruh obat (t½) adalah gambaran waktu yang dibutuhkan untuk
suatu level aktivitas obat dan menjadi separuh dari level asli atau level yang
dikehendaki.
6. Tetapan absorbsi (Ka) adalah parameter yang menggambarkan laju absorbsi
suaru obat, dimana agar suatu obat diabsorbsi mula-mula obat harus larut
dalam cairan.
7. Tetapan eliminasi (K) adalah parameter yang gambarkan laju eliminasi
suatu obat di dalam tubuh. Dengan ekskresinya obat dan metabolit obat,
aktivitas dan keberadaan obat dalam tubuh dapat dikatakan berakhir.
Farmakologi medis adalah ilmu mengenai zat-zat kimia (obat) yang
berinteraksi dengan tubuh manusia. Interaksi-interaksi ini dibagi menjadi dua
jenis :
1. Farmakodinamik, yaitu efek obat terhadap tubuh.
2. Farmakokinetik, yaitu bagaimana tubuh mempengaruhi obat dengan
berlalunya waktu (yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi).
Ada banyak cara “pengiriman” obat atau memasukkannya kedalam tubuh. Ada
beragam “rute” mulai mnenelan melalui mulut (oral), ke kulit melalui
permukaan tubuh (topical), disuntikkan kebawah kulit (subkutan), disuntikkan
langsung ke pembuluh darah (intravena), atau disuntikkan langsung ke
pembuluh darah (intravena), atau disuntikkan pada otot (intramuskular).
Obat dapat diberikan secara oral atau parenteral (yakni melalui jalur
nongastrointestinal).
Parenteral, bukan melalui saluran pencernaan tatpi dengan penyntikkan
lewat jakur lain, seperti subkutan, intramuscular dan lain-lain.
Obat – obat parenteral diberikan melalui injeksi yang meliputi rute
pemberian secara intravena, intramuscular, subkutan, intratecal, dan intrarteri.
Oleh karena itu, obat - obat ini diinjeksikan secara kedalam jaringan atau aliran
darah, setiap kesalahan perhitungan dapat menyebabkan efek samping yang
serius.

3
Bentuk sediaan parenteral (di usus) dapat berupa larutan, suspense, emulsi,
dan serbuk steril dalam air atau minyak.
Jika obat diberikan secara suntikkan intravena, maka obat masuk ke dalam
darah dan secara cepat terdistribusi kejaringan. Penurunan konsentasi obat
dalam plasma dari waktu ke waktu (yaitu kecepatan eliminasi obat) dapat diukur
(kanan atas) dengan mengambil sampel darah secara berulang. Pada awalnya
seringkali konsentasi menurun dengan cepat, namun kemudian kecepatan
penurunan berkurang secara progresif. kurva tersebut disebut eksponensial, dan
hal ini berarti pada waktu tertentu terjadi eliminasi fraksi konstan pada obat
dalam satu satuan waktu. Banyak obat menunjukkan suatu penurunan
eksponensial dalam konsentarsi plasma karena kecepatan kerja proses eliminasi
obat biasanya proposional terhadap konsentasi obat dalam plasma.
Proses yang terlibat adalah:
1. Eliminasi urin oleh filtrasi glomerulus
2. Metabolisme, biasanya oleh hati
3. Ambilah oleh hati dan selanjutnya eliminasi melalui empedu.
Suntikkan intravena obat langsung masuk kedalam sirkulasi dan tidak
melewati sawar absorbsi.
Segera sesudah infus dari pemberian bahan intravena, konsentasi obat dalam
darah maksimum, yang diindikasikan sebagai Cᵐᵃᵡ . untuk pemberian obat oral
yang di absorbsi kedalam darah lebih lambat dari pada dengan pemberian obat
intraven, hal ini memudahkan untuk mengumpulkan sampel darah pada variasi
waktu setelah pemberian dan mengamati kenaikkan konsentasi dari obat, atau
hasil biotransformasinya dan mencatat waktu yang dilewati, Tᵐᵃᵡ, untuk daerah
konsentrasi maksimum, Cᵐᵃᵡ, penggambaran konsentasi obat dengan waktu dan
mencocokkan point percobaan untuk memberikan garis lengkung tunggal pada
kecepatana yang konstan, k, dan waktu paruh, t½, pada hilangnya garis
lengkung, dengan pemberian AUC oleh Cᵐᵃᵡ. Yang mana tiap unit dari berat
(mol) per unit volume dikalikan oleh waktu.

4
1. Proses Obat Dalam Tubuh
a. Absorbsi
Absorbsi suatu obat dapat didefinisikan sebagai proses perpindahan obat
dari tempat pemberiannya, melewati sawar biologis ke dalam aliran darah
maupun ke dalam sistem limfatik. Absorbsi obat dapat terjadi dan dapat
ditentukan dengan beberapa cara yaitu metode in vitro, metode in situ, dan
metode in vivo. Absorbsi in situ melalui usus halus didasarkan atas penentuan
kecepatan hilangnya obat dari usus halus. Metode ini digunakan untuk
mempelajari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap permeabilitas dinding
usus (Zulkarnian dkk., 2008).
Absorbsi adalah transfer suatu obat dari tempat pemberian ke dalam aliran
darah. Kecepatan dan efisiensi absorbsi tergantung pada cara pemberian. Untuk
intra vena, absorbsi sempurna yaitu dosis total obat seluruhnya mencapai
sirkulasi sistemik. Pemberian obat dengan sirkulasi lain hanya bisa
menghasilkan absorbsi yang parsial dan karena itu merendahkan ketersediaan
hayati. Tergantung pada sifat-sifat kimianya, obat-obat bisa diabsorbsi dari
saluran cerna secara difusi pasif atau transpor aktif (Harvey, 2013).

b. Distribusi
Saat obat didistribusikan dalam tubuh, obat mengadakan kontak dengan
sejumlah membran. Obat-obatan melalui beberapa membran tetapi membran
lainnya tidak. Ada dua faktor yaitu (Olson, 2004) :
1. Faktor-faktor terkait obat
Faktor ini yang mempengaruhi absorbsi meliputi keadaan ionisasi, berat
molekul, kelarutan dan formulasi. Obat-obat yang kecil, tak terionisasi, larut
dalam lemak menembus membran plasma paling mudah.
2. Faktor-faktor terkait pasien

5
Faktor ini yang mempengaruhi absorbsi obat tergantung pada cara
pemberiannya. Sebagai contoh, adanya makanan dalam saluran pencernaan,
keasaman lambung, dan aliran darah ke saluran pencernaan mempengaruhi
absorbsi obat-obatan oral.
c. Metabolisme
Selama obat mencapai sirkulasi umum (sistemik), konsentrasi obat dalam
plasma akan naik sampai maksimum. Pada umumnya absorbsi suatu obat terjadi
lebih cepat daripada eliminasi. Selama obat diabsorbsi ke dalam sirkulasi
sistrmik, obat didistribusikan kesemua jaringan dalam tubuh dan juga secara
serentak dieliminasi. Eliminasi sutu obat dapat terjadi melalui ekskresi atau
biotransformasi atau kombinasi dari keduanya (Shargel, 2012).
d. Eliminasi
Eliminasi adalah pengeluaran obat atau metabolitnya dari tubuh terutama
dilakukan oleh ginjal melalui air seni. Selain itu adapula beberapa cara lain yaitu
melalui kulit, paru-paru, empedu, dan juga usus (Tjay, 2002).
3. Pengertian Oral
Oral, pemberian obat melalui mulut member banyak keuntungan bagi pasien.
Beberapa obat yang diabsorbsi mulai dari lambung, usus duodenum. Sebagian besar obat
diabsorbsi dari daluran mengalami metabolism lintasan pertama di dalam hati, sebelum
memasuki sirkulasi sistemik melalui proses ADME (Harvey, 2013).
4. Kurva Rute pemberian Oral (Shargel, 2012).

6
5. Tabel Parameter dan Rumus Pemberian Oral (Shargel,2012).
Parameter Orde 0 Orde 1
Konstanta eliminasi k=-b k = -b (2,3)
Waktu paruh

Volume distribusi

Kontanta absorpsi k=-b k = -b (2,3)

[ ] [ ]
[ ] [ ]
AUC 1) A (tn - tn- )
tn-

t
2) A tn k
t o
3) A t d k
t
A tn
4) % AUC Ekstrapolasi = A

7
B. Uraian Obat
1. Sifat fisika dan kimia Asam Mefenamat
a. Rumus bangun :

b. Rumus moleku : C₁₅H₁₅NO₂


c. berat molekul : 241, 29
d. Nama Resmi : MEFENAMIC ACID
e. Nama Lain : Asam mefenamat
f. Golongan obat : Non Steroid Anti Inflamatory Drugs (NSAIDS)
g. Indikasi : Nyeri ringan sampai sedang seperti sakit kepala, sakit
gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot, dan nyeri
pasca operasi
h. Kontra Indikasi : Pengobatan nyeri peri operatif pada operasi CABG,
peradangan usus besar.
i. sifat fisika
pemerian : serbuk hablur, putih atau hampir putih; melebur pada
suhu
lebih kurang 230 disertai peruraian.
kelarutan : larut dalam larutan alkali hidroksida; agak sukar
larut dalam kloroform; sukar larut dalam etanol dan dalam metanol;
praktis tidak larut dalam air (Ditjen POM,1995).
pKa : 4,2
j. farmakologi
kegunaan : digunakan pada sakit yang ringan dan sedang
termasuk sakit

8
kepala, sakit gigi, sakit setelah operasi dan
melahirkan dan dysmenorrhoea, osteoarthritis, dan
rheumatoid arthiritis.
Efek samping : terjadi Asteatorrhea, haemolitik anemia, leukopenia,
neutropenia,
arganulositosis, gagal ginjal non-oligurik dan iritasi
lambung.
k. Farmakokinetik :asam mefenamat di absorbsi dengan cepat dari
saluran
gastrointestinal apabila diberikan secara oral. Kadar
plasma puncak dapat dicapai 1 smapai 2jam setelah
pemberian 2 x 259 mg kapsul asam mefenamat.
Pemberian dosis tunggal secara oral sebesar 100 mg
memberikan kadar plasma puncak selama 2 smapi 4
jam dengan t½ dalam plasma sekitar 2 jam.
l. Farmakodinamik : karena Asam Mefenamat termasuk kedalam
golongan(NSAID),
maka kerja utama kebanyakan non steroid anti-
inflamatory
drugs (NSAID) adalah sebagai penghambat sintesis
prostaglandin.
Sedangkan kerja utama obat anti radang glukortikoid
menghambat pembebasan asam arakidonat
m. Dosis : digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya
sewaktu makan.
Dewasa dan anak di atas 14 tahun : dosis awal yang
dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg

9
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tanggal dan Waktu Praktikum


1. Tempat Praktikum
Praktikum dilakukan di Labolatorium Biofarmasetika fakultas dan Sains Universitas
Muhammadiyah Prof. DR.HAMKA Jakarta.
2. Waktu Praktikum
Waktu praktikum dilakukan pada hari selasa tanggal 07 Oktober 2019
B. Percobaan dan Evaluasi
- Berdasarkan contoh data yang diberikan, tentukan apakah eliminasi obat mengikuti
orde 0 atau orde 1.
- Hitung parameter farmakokinetika dar data yang diberikan meliputi K, t½, Vd,
Cl,Cmaks,tmaks, dan AUC.
- Buat kurva hubungan antara logarime konsentasi obat yang diperoleh (hitung
kompartemen tunggal atau multi kompartemen α dan β .

10
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil

Data Asam Mefenamat

Seorang wanita dengan BB 50 kg diberikan Asam Mefenamat dengan dosis tunggal


250 mg. Cuplikkan darah diambil pada berbagai jarak waktu dan diperoleh data konsentrasi
(Cp) dalam fraksi plasma sebagai berikut :

T ( Jam ) Cp (µg/ml)
1 15,2
Orde 0 Orde 1
1,25 17,8
a = 24,9177 a = 3,4171
1,5 19,1
b = -2,8266 b = -0,2107
2 20,0
r = 0,9929 r = -0,9999
2,5 18,0
3 16,2
3,5 14,6
4 13,1
4,5 11,8
5 10,6
5,5 9,6
6 8,6

Obat ini mengikuti orde ke 1

11
K= -0,2107/jam

D0= 250 mg

In cpt = incpo-k.t

In20 = in cp0 – 0,2107 x 2

2,9957 = In cp0 - 0,4 214

In cp0= 2, 9957 + 0,4214

Incp0 = 3,4171

Cp0 = 30,4808 mg/L

Cmax = 20 mg/L

Tmax = 2 jam

Cl = k. vd

Cl = 0,2107 x 6,5787 =1,3861 L/jam

Nilai AUC

12
AUC 1 = = = 7,6 mg.jam/L

AUC 2 = xt== x 0,25 = 4,125 mg.jam/L

AUC 3 = xt== x 0,25 = 4,6125 mg.jam/L

AUC 4 = xt== x 0,5 = 9,775 mg.jam/L

AUC 5 = xt== x 0,5 = 9,5 mg.jam/L

AUC 6 = xt== x 0,5 = 8,55mg.jam/L

AUC 7 = xt== x 0,5 = 7,7 mg.jam/L

AUC 8 = xt== x 0,5 = 6,925 mg.jam/L

AUC 9 = xt== x 0,5 = 6,225 mg.jam/L

AUC 10 = xt== x 0,5 = 5,6 mg.jam/L

AUC 11 = xt== x 0,5 = 5,05 mg.jam/L

AUC 12 = xt== x 0,5 = 4,55 mg.jam/L

13
∑AUC = 7,6 + 4,125 + 4,6125 + 9,775 + 9,5 + 8,55 + 7,7 + 6,925 + 6,225 + 5,6 + 5,05 +
4,55 = 80,2125 mg.jam/L

AUC∞ = ∑AUC + [ ]

= 80,2125 + [ ]

= 90,4251 mg.jam/L

Ba Absolut = x 100%

= x 100%

= 1,0052 %

kurva perbandingan AUC dengan waktu


25

20 20
19,1
17,8 18
16,2
15 15,2 14,6
13,1
11,8 asam mefenamat
10 10,6
9,6
8,6

0
1 1,25 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6

14
B. Pembahasan
Rute pemberian oral merupakan rute pemberian yang paling umm digunakan
oleh kebanyakan pasien. Pemberian obat melalui oral obat akan mengalami
absorpsi, distribusi, metabolism kemudian di eleminai. Pada rute pemberian
oral oobat di asumsikan 80% sedangkan untuk rute pemberian iv kosntrasi obat
diasusikan 100% ini dikarenakan pada rute pemberian oral ada proses ADME.
Pada paktikum kali ini dilakukan pemeriksaan data parameter
farmakokinetik berdasarka hasil perhunga dari data obat asam mefenamat yang
di berikn diperole hasil data yaitu k = 0,2107/jam, t1/2 = 3,2890 jam, vd
=6,5787 L, cl = 1,3861 L/jam cpo = 30,4808 mg/L, c max = 20 mg/L tmax 2
jam, AUC 80,2125 mg.jam/L dan BA absolut 1,0052% . jika dibndingka
dengan literature waktu paruh asam mefenamat adalah 2 jam sementara hasil
praktikum memperoleh waktu paruh yaitu lebih dari 3 jam ini menunjukkan
bahwa tidak sesuai dengan literature. Factor yang memengaruhi perbedaan
waktu paruh obat ini dengan lteratur yaitu keadaan fisiologi tubuh orang
tersbut yang mempengaruhi proses ADME Sedangkan untuk tmax literature
asam mefenamat adalah 2-4 jam ini berarti masuk rentang dari hasil praktikum
atau data tersebut . untuk BA absolut yang baik yaitu <20% sedangkan hasil
perhitunan dari aa tersebut yaitu 1,0052 yang berarti data tersebut data yang
valid yang bermakna konsentrasi obat bebas yang tidak berikatan dengan
resepor dan dieksresikan dari tubuh lebih sedikit daripada jumlah obat yang
berikatan lebih sedikit daripada jumlah obat yang berikatan dengan reseptor,
menunjukkan obat tersebut efektif.

15
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakuka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kadar obat dalam daah sukarelawan adalah 20mg/L dengan waktu paruh 3, 289
jam dan BA absolu1-0052 %
2. Ode eleminasi obat tersebut adalah mengikt orde 1
3. Waktu paruh obat di pengaruhi oleh proses ADME seseorang

B. Saran
Diharapkan pada setiap praktikan lebih tteliti untuk menghitung dan mengetahui
data farmakokinetik itu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM, 1979, “Farmakope Indonesia Edisi Ketiga”, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Harvey, Richard A, dan Champe Pamela C, 2013, Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 4,
EGC : Jakarta.

Malole, MBM., dan Pramono, CS., 1989, “Penggunaan Hewan – hewan Percobaan
Laboratorium”, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor.

Olson James. 2004. Belajar Mudah Farmakologi. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta. Hal 5

PIO Depkes, 2013.

Shargel, Leon. 2012. Biofarmasetika Dan Farmakokinetika Terapan. Air Langga


University. Jakarta.

Tan., H., Tjay dan Kirana Rahardja. 2002. Obat –Obat


Penting. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Zulkarnain, A.K., Arundita, K., dan Triani, K., 2008, Pengaruh Penambahan Tween 80 dan
Poli Etilenglikol 400 terhadap Absorbsi Piroksikam Melalui Lumen Usus Insitu,
Majalah Farmasi Indonesia, Vol 19 (1).

17

Anda mungkin juga menyukai