Disusun Oleh :
Kelas 2017 B
Rachmawati (17010684058)
Dwi Rahayu W (17010684065)
Pan Nabilah A.T (17010684069)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak usia dini meliputi beberapa aspek di antaranya aspek
pertumbuhan fisik dan perkembangan motorik, aspek perkembangan kognitif, aspek
perkembangan sosio emosional, aspek perkembangan bahasa, serta aspek perkembangan
moral agama. Pengembangan seluruh aspek tersebut secara menyeluruh dan
berkesinambungan menjadi suatu hal yang sangat berarti. Anak usia dini adalah anak yang
memiliki kecerdasaan yang berbeda – beda. Namun di masa perkembangannya anak usia
dini memiliki pengetauhan yang sangat besar sehingga orang tua harus mengawali setiap
perkembangan anak mereka agar tetap mendapatkan stimulus yang baik. Matematika
sebagai ilmu dasar memiliki peran penting dalam perkembangan sains dan teknologi.
Selain itu matematika sangat dibutuhkan sebagai solusi pada permasalahan-permasalahan
ilmu dasar lainnya seperti halnya fisika, biologi, kimia farmasi yang membantu
perkembangan teknologi. Dengan belajar matematika siswa belajar untuk berfikir secara
logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Selama ini sains dianggap sebagai sesuatu yang
menyeramkan atau menakutkan dan selalu jauh dari dunia anak-anak. Tapi kenyataannya,
sains adalah sesuatu yang sangat menarik dan disenangi oleh anak-anak. Sains adalah
sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan, sangat membantu, dan sesuatu yang dapat
dilakukan dengan menyenangkan seperti halnya orang bermain dengan teman-temannya.
Dengan hal itu membuat para guru maupun pendidik anak usia dini memutar otak dan
menciptakan ide atau permaianan baru yang di kemas untuk menyampaian materi tersebut
sehingga anak secara perlahan akan menguasai membaca, menulis dan berhitung. Namun
tidak lupa berpedoman pada standart pencapaian kemampuan anak sehingga kegiatan yang
akan di rancang dan bisa di ikuti oleh anak dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kognitif ?
2. Apa pengertian dari matematika ?
3. Apa pengertian dari statistika dan pola ?
4. Apa pengertian dari gizi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar pembaca mengetahui apa itu kognitif
2. Agar pembaca mengetahui apa itu matematika bagi anak usia dini
3. Agar pembaca mengetahui apa itu statistika dan pola bagi anak usia dini
4. Apa pembaca mengetahui apa itu gizi bagi anak usia dini
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kognitif
Menurut Sternberg Cognitive ability / intelligence: “ Adaptive behavior of the
individual usually characterized by some element of problem solving and directed by
cognitivive procesess and operations” Tingkah laku adaptif dari individu yang umumnya
didasari oleh beberapa elemen pemecahan masalah dan diarahkan oleh proses kognitif dan
pengoperasiannya.
Menurut Vygotsky dalam Wilma, Pauline and irina “human development cannot
be separated from its social context” perkembangan manusia yang tidak lepas dari
lingkungan dan budaya yang membentuknya.
Menurut Piaget berpandangan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu
proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan
sistem syaraf. Jean Piaget, teorinya disebut “Cognitive Developmental”.
Menurut teori Piaget mengemukakan bahwa sejak usia balita, seseorang telah memiliki
kemampuan tertentu untuk mengahadapi objek-objek yang ada di sekitarnya. Kemampuan
ini masih sangat sederhana, yakni dalam bentuk kemampuan sensor motorik. Dalam
teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dan fungsi
intelektual dari konkret menuju abstrak. Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses
berpikir sebagai aktivitas gradual dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemapuan
mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektuan adalah tidak kuantitatif,
melainkan kualitatif.
Dapat disimpulkan dari tiga teori kognitif tersebut bahwa Tingkah laku adaptif dari
individu yang umumnya didasari oleh beberapa elemen pemecahan masalah dan diarahkan
oleh proses kognitif dan pengoperasiannya, dan tidak lepas dari perkembangan manusia
bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dan fungsi intelektual.
B. Pengertian Matematika
Matematika merupakan ilmu yang penting dalam kehidupan. Matematika menurut
A Johnson dan Rising adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang
logik. Matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Kline mengatakan bahwa matematika itu
bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi
adanya matematika itu untuk membantu manusia dalam memahami dan mengatasi
permasalahannya. Matematika tumbuh dan berkembang karena proses berpikir, oleh
karena itu logika adalah dasar untuk terbentuknya matematika. Berbeda dengan kedua
tokoh di atas, James mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan jumlah yang banyak yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan
geometri (pustakasekolah.com). Dari pendapat beberapa tokoh di atas dapat disimpulkan
bahwa matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan dan pembuaktian yang
logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan 12 satu
dengan lainnya untuk membantu manusia dalam mengatasi permasalahannya baik dalam
bidang sosial, ekonomi, maupun alam.
C. Pengertian Matematika
1. Statistika
Kata statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang artinya negara atau
menyatakan hal-hal yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Pengertian statistik ini
kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, seperti berikut ini.
a. Statistik adalah sekumpulan angka untuk menerangkan sesuatu, baik angka yang
masih acak maupun angka yang sudah tersusun dalam suatu tabel
b. Statistik adalah sekumpulan cara dan aturan tentang pengumpulan, pengolahan,
analisis, serta penafsiran data yang terdiri dari angka-angka.
c. Statistik adalah sekumpulan angka yang menjelaskan sifat-sifat dari data atau hasil
pengamatan/penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat disimpulkan bahwa statistik
adalah ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data yaitu tentang pengumpulan,
pengolahan, penafsiran dan penarikan kesimpulandari data yang berbentuk angka-
angka. Ada tiga hal pokok yang terkandung dalam statisktik, yaitu : 1). Data, 2).
Perlakuan dari data, berupa pengumpulan, pengolahan/analisis, penafsiran dan
penarikan kesimpulan; 3). Angka-angka.
Menurut Sutrisno Hadi (1995), Statistik adalah untuk menunjukkan kepada pencatatan
angka-angka dari suatu kejadian atau kasus tertentu. Selaras dengan apa yang
didefinisikan oleh Subana (2005) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk
angka yang disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau
menggambarkan suatu persoalan
2. Pola
Mengenal pola merupakan bagian dari matematika. Anak dapat membuat berbagai
macam benda, seperti kalung dari manik-manik atau menggambarnya menggunakan
pola. Berbagai benda memiliki gambar berpola, seperti garis-garis pada kaos, buku,
baju, dan karpet. Ajak anak mengenali polanya dan menirukan dengan cara
menggambarnya di kertas. Ajak anak membuat kalung dengan untaian manik-manik,
dengan pola tertentu, misalnya 1 merah- dua biru- tiga hijau- satu kuning dst. Ajak anak
meneruskan membuat kalung dengan pola tersebut. Pembelajaran Pola pada Anak Usia
Dini
Pola Bilangan. Pola bilangan merupakan urutan bilangan dengan jarak dan urutan yang
konstan. Pola bilangan juga dapat disebut dengan pengulangan dari pola sebelumnya.
Misalnya guru menyajikan urutan bilangan 1,2,3 maka anak harus mengulangi pola
tersebut dengan sama persis beberapa kali. Selain itu guru juga dapat mengajarkan
berbagai macam bilangan misalnya bilangan ganjil, bilangan genap, bilangan bulat, dan
lain-lain.
Pola Bentuk. Setelah anak mengenal bentuk dari suatu benda, guru dapat meminta anak
untuk menurutkan bentuk benda sesuai dengan urutan sebelumnya. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan mengurutkan bentuk matahari, bulan, bintang, dan awan. Selain itu
juga dapat mengurutkan bentuk mtematika misalnya persegi, segitiga, lingkaran,
trapesium, dan lain-lain. Anak dapat memulainya dari benda mana saja, dan diulang
sesuai dengan pola yang telah ditentukan anak sebelumnya.
Pola Warna. Untuk mengenalkan pola warna pada anak, guru dapat menggunakan tiga
atu empat macam warna terlebih dahulu supaya anak tidak kebingungan untuk
membuat pola berikutnya. Anak dapat disajikan dengan warna yang mencolok dalam
bentuk yang sama setiap warnanya. Agar pembelajarannya menarik guru dapat
mengenalkan warna dengan berbagai macam bentuk.
Pola Fungsi. Setiap benda mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sekalipun sama
macamnya. Sebagai contoh bentuk dari mobil balap beda dengan mobil transportasi
yang sehari-hari dapat di jumpai oleh anak-anak. hal itu berkaitan dengan fungsi dari
masing-masing mobil. Mobil balap harus memiliki keaeodinamisan yang tinggi
dibanding dengan mobil box atau mobil transportasi biasa, maka mobil balap harus
lebih tipis dan ramping disbanding jenis mobil lainnya.
Pola Logika. Sebelum menjelaskan pola logika guru harus mengawali dengan
menjelaskan selisih (beda jarak) pada anak. Setelah itu anak dikenalkan dengan pola
logika, yaitu pola bilangan dengan selisih tertentu, misalnya: 10,20,30,40,50
(mempunyai selisih sepuluh).
Menjiplak Pola. Menjiplak pola dapat dilakukan dengan menggunakan pewarna,
sisir,dan sikat gigi
D. Pengertian Sains “Gizi”
Gizi berasal dari kata bahasa Arab "Ghidza" yang berarti makanan. llmu gizi
berkaitan dengan makanan dan berkaitan pula dengan tubuh manusia. Kata gizi selain
berkaitan dengan kesehatan juga berkaitan dengan potensi ekoncmi seseorang, yaitu
berhubungan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas kerja.
Dengan memahami gizi maka akan memudahkan mahasiswa untuk memahami fungsi
masing-masing zat gizi bagi metabolisme tubuh. llmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari
proses-proses dimana organisme hidup yang mempergunakan material-material yang
diperlukan untuk pemeliharaan fungsi tubuh. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat
erat kaitannya dengan makanan yang dikonsumsi oleh anak sehari-hari. Menurut Soemanto
(2006:57) bahwa pertumbuhan yang berhubungan dengan tinggi dan berat badan sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal, misalnya gizi yang diperoleh dari makanan, perangai
dan lain-lain. Gizi yang baik dan seimbang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan serta aspek-aspek perkembangan anak.
Rubrik Penilaian Lembar Observasi Berdasarkan Kisi-kisi
Instrumen Penelitian
a. Instrumen Penelitian Gizi “Percobaan Jus Melon” pada TK TUNAS BANGSA kelas B
No. Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian
1. Anak mampu BSB : Anak mampu memperhatikan demonstrasi
memperhatikan saat dengan baik dan tanggap
demonstrasi dilakukan
dengan baik BSH : Anak mampu memperhatikam demonstrasi
dengan baik
2. Anak mampu menakar gula BSB : Anak mampu menakar gula dengan baik dan
sesuai petunjuk yang ada di sesuai petunjuk
LKA
BSH : Anak mampu menakar gula dengan baik sesuai
petunjuk dengan jangka waktu yang lama
2. Anak mampu mewarnai BSB : Anak mampu mewarnai gambar dengan baik
gambar dengan baik sesuai sesuai perintahnya
perintahnya
BSH : Anak mampu mewarnai gambar dengan baik
sesuai perintahnya jangka waktu yang lama
4. Anak sudah mampu menulis BSB : Anak mampu menulis , menghitung angka dan
, menghitung angka dan mengumpulkan dengan baik
mengumpulkan sesuai BSH : Anak menulis , menghitung angka dan
dengan buah tersebut mengumpulkan jangka waktu yang berbeda
4. Anak mampu meletakkan BSB : Anak mampu meletakkan dan meneruskan pola
dan meneruskan pola selanjutnya dengan benar dan tepat
selanjutnya setelah melihat
contoh yang diberikan BSH : Anak mampu meletakkan dan meneruskan pola
dengan benar selanjutnya dengan jangka waktu yang berbeda
MB : Anak mampu meletakkan dan meneruskan pola
selanjutnya tetapi tidak sesuai tempatnya
LEMBAR OBSERVASI
1. Lembar Observasi
a. Hasil observasi penerapan Sains “Percobaan Jus Melon” pada TK TUNAS
BANGSA kelas B
Tingkat Pencapaian Anak
No Indikator BSB BSH MB BB
1. Anak mampu Raju, Ayu, Alma, Iin, Mail, Vincent,
memperhatikan Nasysila, Semnesto, Mapaidi, Fit, Zidan,
dengan baik saat Graciella, Aging, Kasih, Ahmad, Caiysta
demonstrasi di Friska, Gisel Dihdi
lakukan Cintia
2. Anak mampu Friska, Aging, Kasih, Cintia, Nasysila,
menakar gula Gisel, Ayu, Alma, Iin, Graciella, Dihdi, Mail
sesuai petunjuk Vincent, Maipidi, Semnesto,
yang ada di LKA Zidan Raju, Ahmad Fit, Caiysta
3. Anak mampu Ayu. Friska, Mail, Alma, Fit, Kasih, Dihdi,
menuangkan Raju, Iin, Nasysila, Maipidi, Aging,
susu putih dalam Vincent, Zidan, Caiysta, Semnesto
pembuatan jus Gisel, Cintia, Mail
melon Graciella
4. Anak mampu Raju, Ayu, Alma, Fit, Aging,
mengaduk / Cintia, Iin, Graciella, Semnesto, Dihdi
mencampur Kasih, Vincent, Zidan, Mail
bahan sesuai Nasysila, Maipidi,
arahan yang ada Gisel, Nasysila,
di LKA Friska Kasih
5. Anak mampu Mapaidi, Raju, Aging,
menuangkan jus Mail, Semnesto, Dihdi,
melon yang ada Ahmad, Iin, Graciella,
di blender ke Gisel, Zidan, Vincent,
dalam gelas Friska, Nasysila, Caistya
sesuai dengan Kasih, Cintia, Ayu
petunjuk yang Alma, Fit
telah di jelaskan
6. Anak mampu Raju, Ahmad, Zidan, Iin, Dihdi,
mencampur Graciella, Friska, Kasih, Fit, Mapaidi Mail,
bahan – bahan Cintia, Alma, Gisel Aging,
pembuatan jus Vincent, Semnesto,
melon Ayu,Caistya Nasyila
= BB (Belum Berkembang)
2. Rancangan Aktivitas
a. Rancangan kegiatan Sains untuk anak usia dini “Percobaan Membuat Jus
Melon”
Sasaran usia : 5-6 tahun (TK B)
Tujuan :
1. Untuk mengenalkan manfaat buah dan pentingnya 4 sehat 5 sempurna
2. Untuk mengasah pengetahuan anak
3. Untuk mengasah kognitif anak
Media atau alat :
1. Gula pasir
2. Gelas
3. Blender
4. Sendok
5. Air
6. Buah Melon
7. Susu Putih
8. Lembar LKA
Cara bermain :
1. Bentuk 2 kelompok biru dan kuning yang terdiri 1 kelompok ada 12 anak.
2. Kemudian setiap kelompok diberikan arahan terlebih dahulu dan dibagikan
lembar kerja anak
3. Kemudian setiap kelompok maju kedepan untuk membuat jus melon
4. Setelah itu mulailah setiap kelompok menuang buah melon kedalam blender
5. Kemudian tuang gula kedalam blender sesuai dengan petunjuk di LKA
6. Kemudian setiap kelompok menuangkan susu ke dalam blender
7. Setelah sudah tercampur semua bahan anak mengaduk gelas tersebut yang
sudah terisi pewarna dan gula agar tercampur rata.
8. Setelah selesai di blender anak menuangkan jus melon kedalam gelas dan
diminum apakah rasanya manis atau tidak
b. Rancangan kegiatan matematikauntuk anak usia dini “statistika”
Sasaran usia : 5-6 tahun (TK B)
Prasyarat Anak
1. Anak harus sudah mengenal angka , warna dari angka 1-20
2. Anak harus sudah hafal dan bisa menyebutkan angka 1 – 20 dengan lancar.
Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
Tujuan :
4. Untuk mengenalkan angka
5. Untuk mengajarkan anak untuk menulis
6. Untuk mengasah Pengetahuan anak
7. Untuk mengasah kognitif anak
Media atau alat :
9. Kertas bergambar
10. Crayon
11. pensil
Langkah-langkah :
1. Subjek Observasi
Subjek observasi adalah sebagian anak kelompok B Taman Kanak-kanak Tunas
Bangsa Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018 dengan jumlah 20 anak dari jumlah
keseluruhan 25 anak.
2. Lokasi Observasi
Observasi ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Tunas Bangsa Surabayta. TK ini
beralamatkan di Jalan Menganti Babatan Gang 6, Kelurahan Babatan, Kecamatan
Wiyung Surabaya. TK ini memiliki tenaga pengajar (guru) sebanyak 4 orang dengan
satu guru yang merangkap menjadi kepala sekolah TK. Kegiatan belajar di TK tersebut
dilaksanakan pada pukul 07.30-10.00 WIB.
HASIL PEMBAHASAN
1 Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu memperhatikan dengan baik saat
demonstrasi di lakukan :
𝟔
BSB: x 100% = 30%. Jadi di dalam kelas hanya 30% anak yang berkembang sangat
𝟐𝟎
dalam indikator 1
4
BB: 20 x 100% = 20%. Jadi di dalam kelas hanya 20% anak yang belum berkembang
dalam indikator 1
2. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu menakar gula sesuai petunjuk yang
ada di LKA:
𝟓
BSB: x 100% = 25% .Jadi di dalam kelas hanya 25% anak yang berkembang sangat
𝟐𝟎
dalam indikator 2
3
BB: 20 x 100% = 15%. Jadi di dalam kelas hanya 15% anak yang belum berkembang
dalam indikator 2
3. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu menuangkan susu putih dalam
pembuatan jus melon:
𝟓
BSB: x 100% = 25% .Jadi di dalam kelas hanya 25% anak yang berkembang sangat
𝟐𝟎
dalam indikator 3
3
BB: 20 x 100% = 15%. Jadi di dalam kelas hanya 15% anak yang belum berkembang
dalam indikator 3
4. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu mengaduk / mencampur bahan
sesuai arahan yang ada di LKA :
𝟔
BSB: x 100% = 30% .Jadi di dalam kelas hanya 30% anak yang berkembang sangat
𝟐𝟎
dalam indikator 4
2
BB: 20 x 100% = 10%. Jadi di dalam kelas hanya 10% anak yang belum berkembang
dalam indikator 4
5. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu menuangkan jus melon yang ada di
blender ke dalam gelas sesuai dengan petunjuk yang telah di jelaskan :
𝟖
BSB: x 100% = 40%. Jadi di dalam kelas hanya 40% anak yang berkembang secara
𝟐𝟎
dalam indikator 5
6. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu mencampur bahan – bahan
pembuatan jus melon :
𝟔
BSB: x 100% = 30% .Jadi di dalam kelas hanya 30% anak yang berkembang sangat
𝟐𝟎
dalam indikator 6
5
BB: 20 x 100% = 25%. Jadi di dalam kelas hanya 25% anak yang belum berkembang
dalam indikator 6
Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu memperhatikan dengan baik saat
demonstrasi di TK Tunas Bangsa Surabaya sebesar 30% atau sebanyak 6 anak berada pada
kategori BSB (Berkembang Sangat Baik), sebesar 25% atau 5 anak berada pada kategori
BSH (Berkembang Sesuai Harapan). sebesar 25% atau 5 anak berada pada kategori MB
(Mulai Berkembang), dan sebesar 20% atau 5 anak berada pada kategori BB (Belum
Berkembang).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu menakar gula sesuai petunjuk yang
ada di LKA. Dari 20 anak sebesar 25% atau sebanyak 5 anak berada pada kategori BSB
(Berkembang Sangat Baik), sebesar 35% atau sebanyak 7 anak berada pada kategori BSH
(Berkembang Sesuai Harapan), sebesar 25% atau sebanyak 5 anak berada pada kategori
MB (Mulai Berkembang) dan sebesar 15% atau sebanyak 3 anak berada pada kategori BB
(Belum Berkembang).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu menuangkan susu putih dalam
pembuatan jus melon. Dari 20 anak sebesar 25 % atau sebanyak 5 anak berada pada
kategori BSB (Berkembang Sangat Baik), sebesar 35% atau sebanyak 7 anak berada pada
kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), sebesar 25% atau sebanyak 5 anak berada
pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan sebesar 15% atau sebanyak 3 anak berada pada
kategori BB (Belum Berkembang).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu mengaduk atau mencampur bahan
sesuai arahan yang ada di LKA. Dari 20 anak sebesar 30% atau sebanyak 6 anak berada
pada kategoru BSB (Berkembang Sangat Baik), sebesar 40% atau sebanyak 8 anak berada
pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), sebesar 20% atau sebanyak 4 anak
berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan sebesar 10% atau sebanyak 2 anak
berada pada kategori BB (Belum Berkembang).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu menuangkan jus melon yang ada di
blender ke dalam gelas dari 20 anak sebesar 40% atau sebanyak 8 anak berada pada
kategori BSB (Berkembang Sesuai Harapam), sebesar 40% atau sebanyak 8 anak berada
pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), sebesar 20% atau sebanyak 4 anak
berada pada kategori MB (Mulai Berkembang).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu mencampur bahan-bahan
pembuatan jus melon dari 20 anak sebesar 30% atau sebanyak 6 anak berada pada kategori
BSB (Berkembang Sesuai Harapam), sebesar 25% atau sebanyak 5 anak berada pada
kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), sebesar 20% atau sebanyak 4 anak berada
pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan sebesar 25% atau sebanyak 5 anak berada pada
kategori BB (Belum Berkembang).
Diketahui bahwa pada kegiatan sains percobaan pembuatan jus melon di TK Tunas
Bangsa anak mampu memperhatikan dengan baik saat demonstrasi di lakukan, anak
mampu menakar gula sesuai petunjuk yang ada di LKA, anak mampu menuangkan susu
putih dalam pembuatan jus melon, anak mampu mengaduk atau mencampur bahan sesuai
arahan yang ada di LKA, anak mampu menuangkan jus melon yang ada di blender ke
dalam gelas, anak mampu mencampur bahan-bahan pembuatan jus melon sebagian berada
pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) dan masih ada beberapa anak yang masih
berada pada kategori BB (Belum Berkembang).
B. KEGIATAN MATEMATIKA STATISTIKA
1. Subjek Observasi
Subjek observasi adalah sebagian anak kelompok B Taman Kanak-kanak Tunas
Bangsa Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018 dengan jumlah 12 anak dari jumlah
keseluruhan 25 anak.
2. Lokasi Observasi
Observasi ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Tunas Bangsa Surabayta. TK ini
beralamatkan di Jalan Menganti Babatan Gang 6, Kelurahan Babatan, Kecamatan
Wiyung Surabaya. TK ini memiliki tenaga pengajar (guru) sebanyak 3 orang dengan
satu guru yang merangkap menjadi kepala sekolah TK. Kegiatan belajar di TK tersebut
dilaksanakan pada pukul 07.30-10.00 WIB.
HASIL PEMBAHASAN
Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu memperhatikan dengan baik
saat demonstrasi di lakukan :
𝟓
BSB: x 100% = 41% .Jadi di dalam kelas ada 41% anak yang berkembang
𝟏𝟐
dalam indikator 1
Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu mewarnai gambar yang ada di
LKA :
8
BSB : 12 x 100% = 67%. Jadi di dalam kelas ada 67% anak yang berkembang secara
dalam indikator 5
Dari hasil observasi dengan indikator Anak Anak mampu menuliskan angka sesuai
dengan buah yang ada pada gambar:
9
BSB : 12 x 100% = 75%. Jadi di dalam kelas ada 75% anak yang berkembang sangat
dalam indikator 6
Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu memperhatikan dengan baik saat
demonstrasi di TK Tunas Bangsa Surabaya sebesar 68% atau sebanyak 8 anak berada pada
kategori BSB (Berkembang Sangat Baik), sebesar 33% atau 4 anak berada pada kategori
BSH (Berkembang Sesuai Harapan). Dan sebesar 25% atau 3 anak berada pada kategori
MB (Mulai Berkembang)
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mengetahui dan mampu mewarnai gambar
buah dengan baik dan benar. Dari 12 anak tidak ada yang berada pada kategori BB (Belum
Berkembang), 1 anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB (Mulai Berkembang), 3
anak atau sebesar 25% berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 8 anak
atau sebesar 67% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu membedakan warna urutan
berikutnya dengan benar dari 12 anak tidak ada yang berada pada kategori BB (Belum
Berkembang), 1 anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB (Mulai Berkembang), 2
anak atau sebesar 17% berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 9 anak
atau sebesar 75% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu menghitung buah didalam LKA
setelah melihat contoh yang diberikan dari 12 anak tidak ada yang berada pada kategori
BB (Belum Berkembang), 1 anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB (Mulai
Berkembang), 4 anak atau sebesar 33% berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai
Harapan), 7 anak atau sebesar 58% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak sudah mampu mengumpulkan dan
menghitung jumlah buah yang ada didalam LKA dan menulis jumlah angka dari 12 anak
terdapat 1 anak atau sebesar 40% berada pada kategori MB (Mulai Berkembang), 3 anak
atau sebesar 25% berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 8 anak atau
sebesar 67% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak sudah mampu menuliskan angka sesuai
dengan buah yang ada pada gambar dari 12 anak terdapat 1 anak atau sebesar 20% berada
pada kategori MB (Mulai Berkembang), 2 anak atau sebesar 33% berada pada kategori
BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 9 anak atau sebesar 75% berada pada kategori BSB
(Berkembang Sangat Baik).
Diketahui bahwa pada kegiatan matematika statistika di TK Tunas Bangsa Anak
mampu memperhatikan dengan baik saat demonstrasi di lakukan. Anak mampu mewarnai
gambar dengan baik sesuai perintahnya, Anak mampu membedakan warna, Anak mampu
menghitung buah yang ada pada LKA tersebut, Anak sudah mampu mengumpulkan dan
menghitung jumlah buah yang ada di dalam LKA dan menulis jumlah angka, Anak mampu
menuliskan angka sesuai dengan buah yang ada pada gambar. Dan pada kelas tersebut
banyak anak yang Bekembang Sesuai Harapan, dan hanya beberapa yang masih ada di
kategori (MB) Mulai Berkembang.
C. KEGIATAN MATEMATIKA POLA
1. Subjek Observasi
Subjek observasi adalah sebagian anak kelompok B Taman Kanak-kanak Tunas
Bangsa Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018 dengan jumlah 10 anak dari jumlah
keseluruhan 25 anak.
2. Lokasi Observasi
Observasi ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Tunas Bangsa Surabayta. TK ini
beralamatkan di Jalan Menganti Babatan Gang 6, Kelurahan Babatan, Kecamatan
Wiyung Surabaya. TK ini memiliki tenaga pengajar (guru) sebanyak 3 orang dengan
satu guru yang merangkap menjadi kepala sekolah TK. Kegiatan belajar di TK tersebut
dilaksanakan pada pukul 07.30-10.00 WIB.
1. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu memperhatikan dengan baik saat
demonstrasi di lakukan :
𝟓
BSB: x 100% = 50%. Jadi di dalam observasi hanya 50% anak yang berkembang
𝟏𝟎
pada indikator 2.
3. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu memperkirakan pola urutan berikutnya
dengan baik:
𝟒
BSB: 𝟏𝟎 x 100% = 40%. Jadi di dalam observasi hanya 40% anak yang berkembang sangat
dalam indikator 3.
4. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu meletakkan dan meneruskan pola
selanjutnya setelah melihat contoh yang diberikan:
𝟓
BSB: x 100% = 50%. Jadi di dalam observasi hanya 50% anak yang berkembang sangat
𝟏𝟎
dalam indikator 4.
5. Dari hasil observasi dengan indikator anak mampu Anak mampu menempelkan pola pada
lembar kerja anak dengan benar:
𝟓
BSB: 𝟏𝟎 x 100% = 50%. Jadi di dalam observasi hanya 50% anak yang berkembang secara
dalam indikator 5.
𝟐
BB: 𝟏𝟎 x 100% = 20%. Jadi di dalam observasi hanya 20% anak yang belum berkembang
Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu
memerhatikan dengan baik saat demonstrasi dilakukan di TK Tunas Bangsa Surabaya
sebesar 50% atau sebanyak 5 anak berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik),
sebesar 50% atau 5 anak berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mengetahui dan mampu menyebutkan macam-
macam bentuk bangun geometri dengan benar dari 10 anak tidak ada yang berada pada
kategori BB (Belum Berkembang), 2 anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB
(Mulai Berkembang), 3 anak atau sebesar 30% berada pada kategori BSH (Berkembang
Sesuai Harapan), 5 anak atau sebesar 50% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat
Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu memperkirakan pola urutan berikutnya
dengan benar dari 10 anak tidak ada yang berada pada kategori BB (Belum Berkembang), 2
anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB (Mulai Berkembang), 4 anak atau sebesar
40% berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 4 anak atau sebesar 40%
berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mampu meletakkan dan meneruskan pola
selanjutnya setelah melihat contoh yang diberikan dari 10 anak tidak ada yang berada pada
kategori BB (Belum Berkembang), 2 anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB
(Mulai Berkembang), 3 anak atau sebesar 30% berada pada kategori BSH (Berkembang
Sesuai Harapan), 5 anak atau sebesar 50% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat
Baik).
Tingkat pencapaian dengan indikator anak mengetahui dan mampu menyebutkan macam-
macam bentuk bangun geometri dengan benar dari 10 anak terdapat 2 anak atau 20% berada
pada kategori BB (Belum Berkembang) 2 anak atau sebesar 20% berada pada kategori MB
(Mulai Berkembang), 2 anak atau sebesar 20% berada pada kategori BSH (Berkembang
Sesuai Harapan), 5 anak atau sebesar 50% berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat
Baik).
Diketahui bahwa pada kegiatan matematika pola di TK Tunas Bangsa yaitu memperhatikan
dengan baik saat demonstrasi, mengetahui bentuk geometri (lingkaran, persegi, segitiga),
meletakkan dan meneruskan pola selanjutnya dan menempelkan pola pada lembar kerja anak
berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) rata-rata sebanyak 50%. Secara
keseluruhan dari 5 indikator dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian pada kegiatan
matematika pola 30 % berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), dan
sisanya berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan BB (Belum Berkembang).
BAB V
A. Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan sains percobaan
pembuatan jus melon di TK Tunas Bangsa anak mampu memperhatikan dengan baik saat
demonstrasi di lakukan, anak mampu menakar gula sesuai petunjuk yang ada di LKA, anak
mampu menuangkan susu putih dalam pembuatan jus melon, anak mampu mengaduk atau
mencampur bahan sesuai arahan yang ada di LKA, anak mampu menuangkan jus melon
yang ada di blender ke dalam gelas, anak mampu mencampur bahan-bahan pembuatan jus
melon sebagian berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) dan masih ada
beberapa anak yang masih berada pada kategori BB (Belum Berkembang).
Pada kegiatan matematika statistika di TK Tunas Bangsa anak mampu memperhatikan
dengan baik saat demonstrasi di lakukan, anak mampu mewarnai gambar dengan baik
sesuai perintahnya, anak mampu membedakan warna, anak mampu menghitung buah yang
ada pada LKA tersebut, anak sudah mampu mengumpulkan dan menghitung jumlah buah
yang ada di dalam LKA dan menulis jumlah angka, anak mampu menuliskan angka sesuai
dengan buah yang ada pada gambar. Dan pada kelas tersebut banyak anak yang
Bekembang Sesuai Harapan, dan hanya beberapa yang masih ada di kategori Mulai
Berkembang.
Dan pada kegiatan matematika pola di TK Tunas Bangsa yaitu memperhatikan dengan
baik saat demonstrasi, mengetahui bentuk geometri (lingkaran, persegi, segitiga),
meletakkan dan meneruskan pola selanjutnya dan menempelkan pola pada lembar kerja
anak berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) rata-rata sebanyak 50%. Secara
keseluruhan dari 5 indikator dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian pada kegiatan
matematika pola rata-rata sebanyak 30 % berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai
Harapan), dan sisanya berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan BB (Belum
Berkembang).
Hal tersebut menunjukkan, bahwa kegiatan yang dilakukan yaitu kegiatan matematika
lingkaran buah dan let’s learn pattern dapat melatih anak dan meningkatkan pemahaman
anak mengenai matematika statistika dan pola. Dan pada kegiatan sains yaitu percobaan
pembuatan jus anak dapat mengetahui betapa pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan
meminum minuman yang bergizi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, saran yang dapat diberikan
oleh peneliti adalah:
1. Bagi Guru
Praktek langsung dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan anak dalam mengenal sains dan matematika. Pada praktek langsung yang
dilakukan, media yang digunakan pada setiap kriteria penyusunan pola hindari
menggunakan media yang sama agar anak tidak terlalu jenuh. Selain itu pemberian
reward dapat dilakukan untuk memberikan motivasi kepada anak saat mengikuti
pembelajaran.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti-peneliti lain diharapkan dapat memberikan kontribusi dengan melengkapi
penelitian ini melalui pemberian alteratif metode yang berbeda dalam rangka
meningkatkan kemampuan anak. Selain itu, media yang digunakan disesuaikan dengan
jumlah anak dan hindari menggunakan media yang sama pada setiap kriterianya.
Penelitian dilakukan dari yang paling sederhana hingga ke yang lebih kompleks.
Sehingga, peneliti lain dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan anak.
DAFTAR PUSTAKA
Rahim, Abdul. 2016. Statiska Dalam Penelitian Pendidikan. Diperoleh dari ejournal.iain-
jember.ac.id/index.php/edukasi/article/download/245/231
Lathifa, Aisyah Umi. 2014. Pola Matematika Pada Anak Usia Dini. Diperoleh dari
http://duniaanakbalita.blogspot.com/2014/01/pola-matematika-pada-anak-usia-dini.html
Zalukhu, Gabriel I.S. 2016. Makalah Membaca Sains Dan Matematika. Diperoleh
darihttp://webmakalah2.blogspot.com/2016/04/makalah-membaca-sains-dan-
matematika.html
Saodah, Siti. 2017. Metode Pengembangan Matematika. Diperoleh dari
http://sitisaodahrrossy2.blogspot.com/2017/01/makalah-matematika-aud.html
Aisyah, Siti dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Smith, A. M. & Price, J. A. 2012. Mathematics in early years education: third edition. A David
Bulton Book.