Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Internasional

POSITIVE ACCOUNTING THEORY: A TEN YEAR PERSPECTIVE

Ross L. Watts dan Zimmerman Jerold L. (1990)

University of Rochester

Artikel ini menjelaskan pandangan dari teori akuntansi positif, dimana


tujuannya untuk menghapus beberapa perdebatan dalam metodelogi penelitian
akuntansi. Hal ini, juga menunjukkan cara-cara untuk meningkatkan penelitian
yang positif dalam akuntansi. Yang penting disini, adanya upaya perbaikan yang
diperlukan antara teori dan tes empiris yang dilakukan, pengembangan model
yang mengakui endogenitas diantara variabel dan regresi serta pengurangan
kesalahan pengukuran di kedua variabel dependen dan independen dalam regresi.
Dalam jurnal yang ditulis oleh Zimmerman dan Watts (1990) tujuan artikel ini
adalah pertama untuk menyampaikan perspective dari sudut pandang penulis
mengenai evolusi dan keadaan sekarang mengenai teori akuntansi positif dan
meringkas bukti-bukti empiris sistematis dalam akuntansi. Kedua adalah
mengevaluasi metode riset dan metodologi dalam akuntansi positif dan kritikan-
kritikannya. Ketiga, menunjukkan pandangan penulis tentang arah masa depan
literature akuntansi positif.

Ada dua tipe penelitian yang berkaitan dengan teori akuntansi positif
(Januarti, 2004). Pertama, Penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal. Dalam
tahap ini tidak dijelaskan tentang praktek akuntansi, tetapi dilakukan penelitian
terhadap hubungan pengumuman laba dengan reaksi harga saham. Kedua,
dilakukan untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi antar
perusahaan yang difokuskan pada alasan oportunistik dalam hal perusahaan
memilih metode akuntansi tertentu, atau pada alasan efisiensi yaitu metode
akuntansi dipilih untuk mengurangi biaya kontrak antara perusahaan dengan
stakeholder-nya. Alasan pertama yaitu perspektif oportunistik disebut expost yaitu
pemilihan metode akuntansi dilakukan sesudah diketahui faktanya. Alasan kedua
yaitu perpektif efisiensi disebut ex ante karena pemilihan metode akuntansi
dilakukan sebelum faktanya diketahui. Penelitian dibidang ini menggunakan
agency theory yang membahas tentang paradigm pengendalian (control).

Hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dirumuskan oleh Watt &
Zimmerman (1986) dalam bentuk "oportunistik" yang sering diinterpretasikan,
yaitu :

1. Hipotesis rencana bonus (Plan Bonus Hypothesis), dalam ceterisparibus


para manajer perusahaan Dengan rencana bonus akan lebih
memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat
menggantikan laporan earning untuk periode mendatang ke periode
sekarang atau dikenal dengan income smoothing.
2. Hipotesisperjanjian hutang (Debt Convenat manajer perusahaan yang
mempunyai ratio lebih suka memilih prosedur akuntansi Hypothesis),
dalam ceteris paribusleverage (debt/equity) yang besar akan yang dapat
menggantikan laporan earning ceteris paribus untuk periode mendatang ke
periode sekarang.
3. Hipotesis biaya proses politik (Politic Process Hypothesis), dalam semakin
besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untu
memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan earning
periodesekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi
bahwa perusahaan yang biaya politikny besar lebih sensitif dalam
hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besa
dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya kecil dengan kata
lain perusahaan besa cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi
laba yang dilaporkan dibandingka perusahaan kecil.
Selain itu Zimmerman dan Watts (1990) menyampaikan sudut pandangnya
mengenai teori akuntansi positif yakni :

a. Pertama tentang evolusi dan negara saat teori akuntansi positif dan
merangkum bukti empiris keteraturan sistem dalam akuntansi, yang kedua
untuk mengevaluasi metode penelitian dan metodelogi yang digunakan
untuk mendokumentasikan keteratura empiris, yang mana dalam literatur
akuntansi positif telah menjelaskan beberapa prakte akuntansi tapi masih
banyak juga yang belum dijelaskan, serta yang ketiga adalah memberikan
pandangan tentang arah masa depan untuk literatur akuntansi positif.
b. Pengembangan dan pengujian hipotesis alternatif untuk keteraturan empiris
yang ada akan meningkatkan hubungan antara teori dan tes. Hipotesis dapat
dikembangkan untuk memprediksi keteraturan empiris baru. Melalui
pendekatan kontrak, utang dan kompensasi kontrak perusahaan. Kontrak
hanya beberapa lainnya (eksplisit kontra dan yang implisit) mempengaruh
dapat arus digunakan kas untuk mengembangkan prediksi baru (DeAngelo
1988a).
c. Ketiga kesalahan pengukuran , dalam net accruals dapat dikurangi untuk
meningkatkan daya tes. Ini membutuhkan model net accruals tidak tunduk
pada kebijakan akuntansi manajerial (Kaplan, 1985; McNichols dan Wilson
1988; DeAngelo 1988b; Moyer 1988). Juga, menggantikan variabel
indikator sederhana yang digunakan untuk mewakili rencana bonus atau an
accounting based debt covenant dengan variabel kontinu yang lebih baik
mengukur besaran relatif dari berbagai kontrak biaya mungkin akan
meningkatkan daya prediksi teori tersebut.
Kritikan penulis mengenai positive accounting theory (PAT) yang telah
dikembangkan oleh Watt dan Zimmerman (1990)

Menurut penulis positive accounting theory (PAT) yang telah


dikembangkan oleh watt dan Zimmerman (1990) masih banyak terdapat celah
yang dapat memberikan ruang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab
untuk memanipulasi maupun mempengaruhi kekayaan pribadinya dengan
menggunakan metode akuntansi yang berlaku. Menurut penulis hal ini disebabkan
karena positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Watt dan
Zimmerman (1986), (1990) tidak menyentuh aspek sosial, dalam praktik maupun
teori yang telah dikembangkan seperti yang telah diulas di atas. positive
accounting theory (PAT) yang berkembang dari saat pembuatan teori hingga
perkembangan saat ini hanya sebatas ilmu alam (natural science). Seharusnya baik
dalam teori maupun dalam praktiknya akuntansi selain berdasarkan ilmu alam,
harus melibatkan aspek manusia di dalamnya.

Hal ini disebabkan segala bentuk praktik akuntansi lebih banyak berada
antara lingkungan sosialnya, sehingga wajar saja penulis menginginkan teori
maupun praktik akuntansi yang ada saat ini harus lebih melibatkan aspek manusia
di dalamnya. Sehingga dengan adanya praktik akuntansi yang ada selain member
keuntungan bagi pemilik perusahaan maupun pembuat standar, namun masyarakat
yang terlibat atau yang berada dalam lingkungan praktik akuntansi tersebut juga
memperoleh keuntungan seperti yang diperoleh oleh pemilik perusahaan maupun
pembuatan standar. Pendapat penulis ini didukung oleh Garffikin (2006) dalam
tulisannya yang berjudul The Critique of Accounting Theory. Menurut Garfikkin
(2006) : “Consequently, rather than attempting to recreate the methods of the
natural sciences, it is more appropriate that accounting turn to the methods that
recognise the human aspects of the discipline rather than claim an intellectual
status akin to the natural sciences” Dari statement yang dikeluarkan oleh
Garfikkin menyebutkan bahwa daripada mencoba untuk menciptakan metode-
metode ilmu alam, itu adalah lebih tepat bahwa akuntansi beralih ke metode yang
mengakui aspek manusia disiplin daripada mengklaim status intelektual mirip
dengan ilmu alam. Menurut statement yang dikeluarkan oleh Garfikkin lebih
menuntut agar metode akuntansi yang ada hingga saat ini dirubah kearah yang
lebih melibatkan aspek manusia. Disebabkan menurut Garfikkin metode akuntansi
yang berkembang hingga saat ini tidak melibatkan aspek manusian (human)
sehingga dapat dilihat dalam keadaan dunia saat ini yang disebabkan dari metode
akuntansi yang berlaku, banyak celah maupun kekurangan yang diperoleh
sehingga terdapat kecurangan yang dilakukan oleh manajer untuk memperkaya
dirinya sendiri yang tidak lain disebabkan karena terdapat celah dari positive
accounting theory (PAT) untu melakukan hal tersebut. Sehingga seharusnya
menurut Garfikkin (2006) dalam sebuah positive accounting theory (PAT) harus
melibatkan aspek manusia (human) di dalamnya sehingga hasil yang akan selain
berguna bagi pemilik perusahaan maupun manajer, juga akan berguna bagi
masyarakat sekitar yang terlibat langsung dengan penggunaan standar akuntansi
yang berasal dari dasar positive accounting theory (PAT).

Namun kritik yang yang dilakukan sunggu kontras dengan teori akuntansi
positif yang telah dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman yang memberikan
statement bahwa “Ini adalah langkah pendek untuk menunjukkan bahwa metode
akuntansi yang mempengaruhi biaya organisasi perusahaan dan metode akuntansi
yang bertahan hidup adalah hasil dari keseimbangan ekonomi serupa (Watts 1974,
1977) peneliti Akuntansi miliki. Baru saja kembali ke menggunakan bahwa
gagasan yang efisien set metode akuntansi untuk menjelaskan pilihan akuntansi
(Zimmer 1986)” Menurut Watts dan Zimmerman metode akuntansi positif harus
digunakan dalam kegiatan transaksi akuntansi baik dalam suatu organisasi
maupun dalam perusahaan. Sehingga prinsip going concern dalam perusahaan pun
dapat dilakukan. Menurut mereka dengan suatu perusahaan maupun suatu
organisasi menggunakan metode akuntansi yang positif yang mereka telah
kembangkan maka perusahaan tersebut akan terus berdiri, sesuai dengan konsep
going concern dalam akuntansi. Berikut merupakan salah satu yang metode
akuntansi yang dibuat oleh Watt dan Zimmerman. Studi pilihan untuk saat ini
menemukan hasil umumnya konsisten dengan hipotesis rencana bonus (Watts dan
Zimmerman 1986, bab 11;. Christie akan terbit). Tes awal hipotesis bonus tidak
tes yang sangat kuat dari teori ini, karena mereka bergantung pada
penyederhanaan teori yang tidak tepat dalam banyak kasus. Sebagai contoh,
rencana bonus tidak selalu memberikan manajer insentif untuk meningkatkan
pendapatan. Jika, dengan tidak adanya perubahan akuntansi, laba berada di bawah
tingkat minimum yang diperlukan untuk pembayaran bonus, manajer memiliki
insentif untuk mengurangi laba tahun ini karena tidak ada bonus mungkin dibayar.
Mengambil seperti "mandi laba" meningkatkan keuntungan yang diharapkan dan
bonus di masa mendatang. Dengan menggunakan rincian bonus berencana untuk
mengidentifikasi situasi di mana manajer diharapkan dapat mengurangi
pendapatan, Healy (1985) tes mencakup lebih banyak jenis manipulasi. Hasilnya
konsisten dengan manajer memanipulasi akrual bersih untuk mempengaruhi
bonus mereka. Sebenarnya dari metode yang dikeluarkan oleh Zimmerman dan
Watts sudah cukup membuktikan kalau metode akuntansi yang dikeluarkan oleh
mereka berdua tidak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masih
terdapat moral hazard yang dilakukan oleh para manajer atas metode tersebut.
Sehingga para manajer tersebut dapat memperkaya sendiri dengan menggunakan
celah dari metode akuntansi tersebut. Selain masalah metode yang dalam teori
akuntansi positif hanya bermuatkan dengan nilai yang terlahir dari fakta. Atau
dapat dikatakan bebas nilai. Sehingga dapat dikatakan bahwa Teori positive
accounting theory (PAT) yang telah berkembang hingga saat ini tidak bermuatan
nilai atau bebas nilai. Itulah sebabnya dalam teori maupun praktik positive
accounting theory (PAT) yang ada tidak memasukkan unsur religi maupun sosial
di dalamnya. Padahal sebenarnya dengan memasukkan unsur sosial maupun religi
ke dalam positive accounting theory (PAT) maka dalam praktiknya pasti positive
accounting theory (PAT) juga akan berpandangan bahwa semua praktiknya akan
bermuatan nilai-nilai sosial. Sehingga masyarakat yang baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap metode akuntansi akan memperoleh keuntungan
selain manajer dan pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya. Menurut
penulis sangat penting bila teori maupun praktik dalam positive accounting theory
(PAT) memasukkan unsure religi dan sosial di dalamnya dikarenakan saat ini
praktik akuntansi menggunakan positive accounting theory (PAT) dalam
kehidupannya, sehingga dapat dilihat banyak kejahatan yang diperbuat, dari
manajer yang memperkaya dirinya sendiri melalui metode akuntansi hinga
masyarakat yang merasa dirugikan akibat hal tersebut.

Salah satu pendapat ahli positive accounting theory (PAT) yakni Tinker
menggangap bahwa "Realisme, beroperasi di pakaian teori positif, klaim
supremasi teoritis karena lahir dari fakta, bukan nilai-nilai" (hal. 172). Dari
penjelasan tinker tersebut dapat pula dikritisi bahwa hal itulah penyebab positive
accounting theory (PAT) hanya memasukkan unsur ilmiah dan teori akuntansi
yang ada hanya berdasarkan fakta yang terjadi, sehingga sangat sulit untuk
membuat teori akuntansi baru, yang sesuai dengan keadaan masyarakat saat ini.
Adapun perkembangan teori akuntansi saat ini hanya pada salah satu Negara.
Misalnya seperti yang terjadi di Negara barat. Tapi Negara-negara timur yang
tidak menemukan teori akuntansi tersebut, hanya bertindak sebagai pengikut dari
teori yang telah dikembangkan walaupun hal itu tidak sesuaidengan keadaan
Negara mereka sendiri. Sehingga dapat kita lihat terjadi banyaknya celah yang
terjadi dalam standar yang tidak sesuai dengan keadaan bangsa lain, bahkan di
Negara pembuat teori akuntansi itu sendiri terjadi resesi ekonomi yang tidak lain
disebabkan oleh positive accounting theory (PAT) tersebut.

Selain dari faktor di atas terdapat juga hal yang perlu dikritisi dari jurnal
positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan oleh Zimmerman dan
Wattd (199)) adalaj mengenai metodologi yang digunakan dalam pengembangan
ilmu positive accounting theory (PAT) tersebut. Dari segi pandang metodologi
positive accounting theory (PAT) menurut penulis kurang mencerminkan dan
mengembangkan keadaan akuntansi yang terdapat dalam masyarakat saat ini.
Menurut penulis hal ini disebabkan metodologi positive accounting theory (PAT)
telah gagal tes pasar karena mereka memiliki sedikit pengaruh pada penelitian
akuntansi. Disebabkan antara lain kebanyakan dari penelitian positive accounting
theory (PAT) hanya menggunakan metode penelitian yang tidak secara langsung
menyentuh aspek masyarakat, dalam positive accounting theory (PAT)
kebanyakkan hanya menyentuh dari permukaan masalah tidak menyentuh akar
permasalahan.

Selain masalah substansi dari penelitian dan metode penelitian yang


digunakan terdapat kritikan yang cukup tajam mengenai metodologi positive
accounting theory (PAT) yakni para peneliti tidak boleh merubah pendekatan
yang mereka gunakan. Dalam hal ini bila suatu peneliti Editor jurnal belum
meminta peneliti untuk mengubah metodologi mereka berdasarkan kritik
diterbitkan. Setidaknya ada tiga alasan kritik-kritik ini memiliki sedikit efek pada
penelitian yang dipublikasikan. Pertama, kritik yang ditulis dalam mode abstrak.
Bukan hanya mengkritik kertas yang masih ada, jika kritikus akan mengulang
studi tanpa membuat kesalahan yang dituduhkan, maka pengguna akan menuntut
penelitian yang dikoreksi prosedur tersebut harus diikuti di masa depan. Jika
kesalahan diduga penting untuk pengguna, maka peneliti lain, editor, dan wasit
akan mengadopsi saran. Kedua, kritikus yang menempatkan tuntutan tidak masuk
akal pada studi menyebabkan peneliti lain untuk mengabaikan keluhan mereka.
Ketiga, para peneliti sebagian besar, memperdebatkan metodologi "tidak menang"
situasi, karena masing-masing pihak berpendapat dari paradigm yang berbeda
dengan aturan yang berbeda dan tidak ada kesamaan.

Selain itu bila dilihat dari sudut pandang manfaat yang akan diperoleh dari
hasil metodologi penelitian positive accounting theory (PAT) digambarkan bahwa
setiap fenomena sosial sebagai konsekuensi pembuatan keputusan oleh individu.
Singkatnya individu membuat keputusan tetapi tidak melaksanakan. Ketika
komite menyusun standar, direktur membuat keputusan, metodologi individu
mengatakan bahwa itu keputusan group dengan penjelasan keputusan yang dibuat
oleh masing-masing anggota dalam komite. Sehingga fenomena yang diambil dari
penelitian positive accounting theory (PAT) tidak dapat merubah keputusan yang
akan diambil oleh para penggunanya, lebih tepatnya tergantung dari masing-
masing individu dalam hal ini komitekomite maupun manajemen.
Dari segi filosofi positive accounting theory (PAT) yang dikembangkan
oleh Watts dan Zimmerman tentang filosofi positive accounting theory (PAT)
lebih banyak didasarkan pada penekanan bahwa Watts & Zimmerman memberi
batasan positif/normatif. Watts & Zimmerman tidak bersandar pada filsafat
argumen-argumen ilmu pengetahuan lainnya dalam mendukung tulisan
metodologi pertama yang sedang mereka mereka kembangkan. Watt untuk &
Zimmerman menganggap bahwa sosial world dan strukturnya dapat dipandang
secara terpisah dari individu yang dipelajarinya, hal ini tidak obyektif karena tidak
mungkin peneliti terpisah dari obyek yang diteliti.

Pandangan Penulis Mengenai Positive Accounting Theory (PAT)


Kedepannya

Pandangan penulis mengenai positive accounting theory (PAT) ke


depannya adalah arah penelitian positivism di masa depan untuk menutupi
kekurangan sebelumnya. Salah satunya berimprovisasi untuk menghubungkan
teori dengan fakta empirisnya dengan hipotesahipotesa alternative dan
memperluas kemungkinan pengaruh dari political cost terhadap cashflow dari
yang sekarang. Kedua, Teori dan model-model empiris harus lebih dikembangkan
untuk mengatasi endogenitas diantara variable-variabel. Ketiga Pengukuran error
dikurangi untuk lebih menguatkan hasil penelitian. Selain itu dalam filosofi yang
digunakan positive accounting theory (PAT) harus memasukkan unsur sosial
dalam religi sehingga manfaat yang dihasilkan dari suatu penelitian yang
berdasarkan positive accounting theory [(PAT) akan berguna bagi pihak-pihak
berkepentingan terutama bagi masyarakat yang secara tidak langsung terkena
dampak dari positive accounting theory (PAT) tersebut.

Selain dari aspek sosial, aspek religi dalam positive accounting theory
(PAT) juga penting karena semua ilmu dari positive accounting theory (PAT)
selain berorientasi pada manusia, juga pada Sang Illahi. Sehingga dengan adanya
orientasi positive accounting theory (PAT) terhadap Sang Illahi maka moral
hazard yang akan dilakukanoleh para pihak yang berkepentingan dari teori yang
dikeluarkan dari positive accounting theory (PAT) dapat diminimalisir. Sehingga
selain berguna bagi masyarakat sekitar, hasilnya juga sesuai yang disyariatkan
karena berdasarkan nilai-nilai religi. Disarankan lebih banyak penelitian yang
berbasis selain positive accounting theory (PAT), sehingga lebih dapat
mengembangkan akuntansi yang telah ada dan mempunyai manfaat yang lebih
besar dalam perkembangan akuntansi. Terutama bagi seluruh lapisan masyarakat
yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses akuntansi. Selain
dituntutnya perkembangan akuntansi yang lebih baik, maka secara otomatis juga
harus terjadi perubahan pada standar akuntansi yang akan digunakan setiap
negara. Yang mana setiap negara tersebut harus membuat standar akuntansi sesuai
dengan keadaan negaranya.

Anda mungkin juga menyukai