Anda di halaman 1dari 65

1

Pas Photo
3x4 cm

BIODATA DIRI
NAMA : .................................................................
NIM : .................................................................
KELAS : .................................................................
NO WA : .................................................................

Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau


sebentar, maka akan merasakan pahitnya kebodohan
sepanjang hidupnya. ( Imam Syafii)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Petunjuk
Praktikum Kimia Anorganik. Praktikum Kimia Anorganik merupakan salah satu
praktikum yang wajib diambil bagi mahasiswa semester 3 Jurusan Pendidikan Kimia
UIN raden Fatah yang telah mengambil mata kuliah Kimia Dasar, Kimia Lanjut dan
Ikatan Kimia.
Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 2019 ini telah mengalami revisi dari
Penuntun Praktikum edisi sebelumnya. Pada penyusunan Penuntun Praktikum ini
perlu dilakukan penyempurnaan, dari waktu ke waktu untuk itu kami mohon saran
dan masukan dari semua pihak agar Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik ini
menjadi lebih baik.

Palembang, 22 Juli 2018

Lab. Kimia UIN Raden Fatah

3
PETUNJUK PRAKTIKUM

1. Setiap praktikan diwajibkan datang 10 menit sebelum praktikum dimulai.


2. Pakailah jas laboratorim dan masker selama praktikum.
3. Sebelum praktikum dimulai, kumpulkan laporan pendahuluan dan jawaban
pertanyaan untuk setiap judul percobaan serta laporan tetap untuk judul
praktikum minggu lalu.
4. Dilarang membawa buku penuntun praktikum ke dalam meja kerja, buatlah
diagram kerja & tabel data hasil pengamatan dalam kertas lain.
5. Sebelum praktikum dimulai, setiap praktikan diwajibkan mengikuti pretest.
6. Sebelum praktikum dimulai, bacalah cara kerja dengan teliti sehingga paham
urutan dan maksud setiap langkah.
7. Bekerjalah dengan teliti dan hati-hati. Setiap cara kerja yang belum dipahami,
tanyakan kepada asisten.
8. Dilarang makan dan minum selama dalam laboratorium.
9. Bersihkan dan keringkan meja kerja, jangan membuang sampah dalam bak
pencuci.
10. Bacalah etiket botol dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan pengambilan
pereaksi.
11. Selama pemanasan, jangan mendekatkan muka pada zat yang sedang
dipanaskan.
12. Pemanasan yang menghasilkan zat beracun dilakukan dalam lemari asam.
13. Cari tahu sifat-sifat zat yang akan digunakan dalam praktikum.
14. Setelah selesai praktikum, bersihkan alat, meja kerja dan ruangan serta periksa
kembali apakah peralatan yang dipergunakan telah lengkap. Jika rusak, pecah
atau hilang segera lapor pada asisten atau laboran.
15. Setelah selesai praktikum, semua data yang diperoleh ditulis dalam tabel dan
dilampirkan perhitungan data yang diperlukan, kemudian ditanda tangani
asisten.
16. Selamat bekerja.

4
DAFTAR ISI
Hal

Kata Pengantar...................................................................................................... 3
Petunjuk Praktikum.............................................................................................. 4
Daftar Isi............................................................................................................... 5
Susunan Pembuatan Laporan Praktikum.............................................................. 6
Reaksi-Reaksi Kimia Senyawa Golongan Utama................................................ 8
Sulfur (belerang)................................................................................................... 15
Iodin...................................................................................................................... 22
Halogen................................................................................................................. 29
Reaksi Logam Transisi......................................................................................... 36
Penentuan Rasio Kombinasi Unsur Zink Dan Oksigen Dalam Zink Oksida....... 42
Penentuan Rumus Kimia Oksida Logam.............................................................. 48
Reaksi Unsur Alkali Tanah dengan Air................................................................ 55
Pembuatan Asam Borat........................................................................................ 59
Daftar Pustaka...................................................................................................... 64

5
SUSUNAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM

Petunjuk :
1. Sebelum Praktikum wajib membuat laporan sementara bagi semua
mahasiswa (bukan tugas kelompok)
2. Penulisan Laporan dilakukan didalam buku praktikum yang telah
disediakan. Format menyesuaikan.

PENULISAN LAPORAN SEMENTARA/JURNAL

Tanggal
PERCOBAAN 1:
JUDUL

I. TUJUAN
II. PRINSIP KERJA
III. BAHAN DAN ALAT
IV. PROSEDUR DAN PENGAMATAN
PERC. PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
A 1
2
3
4
PERC. PROSEDUR KERJA HASIL PENGAMATAN
B 1
2
3
4
Praktikan :
Nama/NIM :
1..........................
Tanda tangan asisten,

( )

Praktikan :
Laporan
Nama/NPM Sementara adalah buktiTanda
: 1.......................... konkret/nyata bahwa mahasiswa melaksanakan
tangan asisten,
2..........................
praktikum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Jadi, Laporan sementara
( ) boleh hilang dan dilampirkan dalam praktikum.
tidak

6
PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM

Tanggal
JUDUL

I. TUJUAN
II. DASAR TEORI (tambahkan referensi lain minimal 3 referensi)
III. ALAT DAN BAHAN (masukkan foto alat dan bahan)
IV. PROSEDUR KERJA(diagram alir beserta foto setiap langkah, kata
perintah diganti menjadi kata kerja misal tutup menjadi menutup)
Contoh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VII. DAFTAR PUSTAKA

- Penulisan pelaporan praktikum dimulai dari Prosedur kerja yang dibuat


dalam diagram alir sampai dengan daftar pustaka.
- Khusus hasil dan pembahasan silakan memasukkan teori pendukung
dan penguat dalam praktikum yang telah dilakukan

7
PERCOBAAN I
REAKSI-REAKSI KIMIA SENYAWA GOLONGAN UTAMA

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa diharapkan mengenal sifat kimia dan fisik beberapa senyawa
golongan utama serta dapat menuliskan persamaan reaksi dengan baik.
B. Dasar Teori
Suatu reaksi kimia dikatakan berlangsung bila diamati adanya produk
reaksi, yang dapat berupa: (i) endapan, (ii) gas, (iii) perubahan pH larutan, dan
(iv) perubahan warna larutan. Secara umum, senyawa-senyawa nitrat, halida,
asetat, dan klorat dari golongan utama larut baik dalam air. Sementara senyawa-
senyawa hidroksida, karbonat, sulfat, fosfat dari unsur golongan 2 memiliki
kelarutan yang kecil dalam air dibandingkan dengan senyawa-senyawa unsur
golongan 1. Berdasarkan perbedaan kelarutan tersebut, sifat kelarutan tersebut
digunakan dalam analisis kualitatif garam-garam golongan utama. Reaksi-reaksi
asam-basa atau redoks dari senyawa-senyawa golongan utama juga digunakan
dalam pembentukan gas, seperti pembentukan gas hidrogen, oksigen, nitrogen
dioksida, belerang dioksida, dan klor. Dalam modul ini akan dilakukan beberapa
reaksi yang menggunakan senyawa-senyawa golongan utama.

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Tabung reaksi 5 buah
 karton hitam
 pipet tetes 2 buah
 tabung reagen
 balon

2. Bahan :
Reagen untuk kation Reagen untuk anion
1. NH4Cl 0,5 M 1. NaOH 0,5 M
2. NaNO3 0,5 M 2. Na2CO3 0,5 M
3. KNO3 0,5 M ex HNO3 3. Na2SO3 0,5 M
4. Pb(NO3)2 0,5 M 4. Na2SO4 0,5 M
5. HCl 0,5 M 5. Na2HPO4 0,5 M
6. K2CrO4 0,5 M
Pembentukan gas :
a. gas CO2: Na2CO3 0,5 M, CH3COOH (Pekat)
b. gas NO2: NaNO3 , FeSO4, KmnO4
c. gas O2: H2O2 dan hipoklorit (pemutih)
d. gas H2: aluminium foil dipotong-potong kecil dengan larutan basa
(NaOH)

8
D. Prosedur Percobaan
1. Reaksi kation dan anion
a. Siapkan tabung reaksi, yang di bawahnya dialaskan dengan kertas karton
berwarna hitam agar dapat mengamati produk reaksi (gelembung gas,
endapan, ataukah perubahan warna)
b. Uji 1: Setiap larutan kation diteteskan pada tabung reaksi tersebut
sebanyak 10-20 tetes, setiap larutan kation tersebut direaksikan dengan
larutan HCl. Setelah selesai pengamatan, tabung reaksi dibersihkan.
c. Uji 2: lakukan hal sama seperti pada uji 1, larutan HCl diganti dengan
larutan NaOH.
d. Uji 3: lakukan hal sama seperti pada uji 1, larutan HCl diganti dengan
larutan Na2CO3.
e. Uji 4: lakukan hal sama seperti pada uji 1, larutan HCl diganti dengan
larutan Na2S2O3.
f. Uji 5 lakukan hal sama seperti pada uji 1, larutan HCl diganti dengan
larutan Na2SO4.
g. Uji 6 lakukan hal sama seperti pada uji 1, larutan HCl diganti dengan
larutan K2CrO4.
2. Setiap praktikan diberi larutan sampel yang berisi campuran larutan garam
yang digunakan dalam reaksi di atas. Identifikasi 2 kation dan 2 anion yang
terdapat dalam larutan sampel tersebut.
3. Pembentukan gas: lakukan reaksi-reaksi ini dalam tabung reaksi.
e. gas CO2: natrium bikarbonat dengan asam asetat (gas ditampung ke
balon)
f. gas NO2: natrium nitrit dengan besi(II) sulfat, dan kalium permanganat
g. gas O2: larutan hidrogen peroksida dan hipoklorit (pemutih) (gas
ditampung ke balon)
h. gas H2: aluminium foil dipotong-potong kecil dengan larutan basa (gas
ditampung ke balon)

9
10
11
12
13
14
PERCOBAAN II
SULFUR (BELERANG)

A. Tujuan Percobaan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami beberap karateristik senyawa belerang
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan praktikum, mahasiswa diharapkan:
a. Dapat membedakan struktur belerang rombik dengan belerang monolkin
b. Dapat menentukan karakteristik reaksi unsur belerang pada pembentukan
senyawa tiosulfat dan polisulfida

B. Dasar Teori
Sulfur atau belerang merupakan unsur non logam yang dalam bentuk
padatnya berwarna kuning. Belerang ditemukan dalam beberapa alotrop. Dua alotrop
belerang yang paling dikenal adalah belerang rombik dan monoklinik, keduanya
memiliki rumus molekul yang sama yaitu S8. Belerang rombik adalah bentuk yang
umum dan stabil sampai 95.6oC. Belerang monoklinik stabil di atas 95.6oC.

Belerang rombik Belerang monoklin


Gambar 1. Belerang rombik dan monoklin
(Sumber Gambar: Burrows, dkk, 2013)

Titik leleh belerang rombik dan monoklinik masing-masing adalah 112,8 dan
119,3oC. Ketika belerang didihkan, cincin s8 terbuka dan rantai panjang terbentuk.
Bila lelehan belerang dituangkan pada air dingin maka terbentuk belerang plastik
berwarna coklat yang lembut dan kenyal.
Senyawa sulfida, polisulfida, thiosulfat dan beberapa senyawa lainnya
merupakan senyawa belerang sulfur anorganik yang paling umum terjadi di alam.
Thiosulfat mudah diperoleh dengan mendidihkan larutan sulfit dengan belerang. Ion
thiosulfat mempunyai struktur S – SO32-. Belerang juga dapat bereaksi dengan basa
kuat membentuk ion tiosulfat dan ion polisulifda menurut tahap persamaan reaksi
sebagai berikut :
(1) 2S(s) + 4OH-(aq)  S2-(aq) + SO32- (aq) + 2H2O(l)
(2) S2-(aq) + 4S(s)  S22-(aq)
(3) SO32-(aq) + S(s)  S2O32-(aq)
4S (s) + 4OH-(aq)  S22-(aq) + S2O32- (aq) + 2H2O(l)
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
 Tabung reaksi  Gelas ukur
 Rak tabung reaksi  Beaker Gelas
 Penjepit tabung reaksi  Spatula

15
 Pipet tetes  Botol semprot
 Corong Penyaring  Batang pengaduk
 Sentrifugasi  Kaca arloji
 Pembakar bunsen
2. Bahan :
 Aquadest  NaOH (aq) 2 M
 Serbuk belerang  HCl (aq) 5 M
 Toluene (aq)  HCl encer 1 M
 H2SO4 0,1 M  AgNO3 (aq) 0,1 M
 Na2S2O3 (s)  Kertas saring

D. Prosedur Percobaan
1. Masukkan 1 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi lalu panaskan
secara perlahan hingga meleleh (lakukan secara hati-hati), kemudian
tuangkan cairan panas belerang tersebut ke dalam gelas kimia yang berisi air
dingin sebanyak 10 mL. Amati hasil pertumbuhan kristalnya.
2. Masukkan 1 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi yang berisi 3 mL
toluene (lakukan secara hati-hati karena bersifat karsinogenik dan mudah
terbakar), lalu panaskan secara perlahan hingga larut, kemudian dinginkan
larutan tersebut sampai dingin kembali. Amati hasil pertumbuhan kristalnya.
3. Masukkan 0,5 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi yang berisi 4 mL
asam sulfat, lalu panaskan secara perlahan hingga larut (jika perlu disaring),
kemudian tuangkan larutan panas tersebut ke dalam kaca arloji dan biarkan
hingga dingin kembali. Amati hasil pertumbuhan kristalnya.
4. Larutkan 0,5 gram kristal Na2S2O3 ke dalam 4 mL air, lalu tambahkan 0,3
gram serbuk belerang dan panaskan perlahan campuran tersebut selama 2-3
menit secara hati-hati. Saring dan ambil larutannya, kemudian ke dalam filtrat
ini tambahkan asam hidroklorida encer (kerjakan di dalam lemari asam).
Amati secara hati-hati dan catat setiap perubahan yang terjadi.
5. Panaskan hingga mendidih campuran 2,5 mL NaOH (2 M) dan 0,25 gram
serbuk belerang selama 3-4 menit. Dinginkan, saring ke dalam tabung reaksi,
kemudian di dalam filtrat ini tambahkan asam hidroklorida (5 M) bertetes-
tetes dan tutup ujung tabung dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan
larutan perak nitrat (kerjakan ini dalam lemari asam). Amati, kenali baunya,
dan catat setiap perubahan yang terjadi.

16
17
18
19
20
21
PERCOBAAN III
IODIN

A. Tujuan Percobaan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa memahami reaksi karakteristik Iodin
2. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan interaksi iodin terhadap berbagai
kepolaran pelarut
2. Mengidentifikasi sifat redoks terhadap berbagai kation (Fe3+, Cu2+, dan
Hg2+)

B. Dasar Teori
Iodin adalah unsur kimia dengan simbol I, ditemukan oleh Bernard Courtois
pada tahun 1811. Iodin berwujud padatan ungu-hitam yang ketika menguap
menghasilkan gas ungu. Seperti sifat halogen lainnya, iodin mudah bereaksi dengan
unsur-unsur lain. Iodin juga dapat larut dalam pelarut non polar seperti CS2 dan
CCl4.
Iodin terdapat dalam senyawa dengan keadaan oksidari formal -1, +1, +3, +5
dan +7. Sifat oksidator dalam sistem I2 - I- sangat informatif dalam proses redoks.
Karakteristik lain iodin yang berbeda dengan golongannya yaitu kemampuannya
membentuk senyawa komples sebagai ion I3- (I2 dalam I-).

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Tabung reaksi  Beaker Gelas
 Rak tabung reaksi  Spatula
 Pipet tetes  Botol semprot
 Gelas ukur  Batang pengaduk

2. Bahan :
 Aquadest  Larutan I2 dalam KI
 Kristal Iodin (I2)  Larutan amilum / kanji
 Larutan KI (1 M)  Larutan Fe(NO3)3 (0,1 M)
 Etanol
 Kloroform, CHCl3

D. Prosedur Percobaan
1. Tambahkan air sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi yang berisi sebuah
kristal kecil iodin. Kemudian kocok, amati dan catat hasil pengamatan Anda.
2. Tambahkan larutan KI 1 M sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi yang
berisi sebuah kristal kecil iodine. Kemudian kocok, amati dan catat hasil
pengamatan Anda.
3. Tambahkan etanol sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi yang berisi sebuah
kristal kecil iodine. Kemudian kocok, amati dan catat hasil pengamatan Anda.
4. Tambahkan kloroform sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi yang berisi
sebuah kristal kecil iodine. Kemudian kocok, amati dan catat hasil
pengamatan Anda.
22
5. Tambahkan kloroform sebanyak 2 mL ke dalam tabung uji reaksi yang berisi
larutan I2- (I2 dalam I-) sebanyak 0,5 mL. Kemudian kocok, amati dan catat
hasil pengamatan Anda.
6. Tambahkan air sebanyak 2 mL lalu tambahkan beberapa tetes larutan kanji
(amilum) ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan I2- (I2 dalam I- )
sebanyak 0,5 mL. Amati dan catat hasil pengamatan Anda
7. Tambahkan tetes demi tetes larutan KI 1 M hingga ~5 tetes ke dalam tabung
reaksi yang berisi larutan 0,1 M Fe(NO3)3 sebanyak 1 mL. Amati dan catat
hasil pengamatan Anda.

23
24
25
26
27
28
PERCOBAAN IV
HALOGEN

A. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui sifat fisik dan sifat kimia senyawa halogen dengan
metode fluoresein atau (I2) dan garam halida.

B. Dasar Teori
Kata halogen bahasa Yunani yang berarti penghasil garam. Halogen
disebut demikian karena bereaksi dengan logam menghasilkan garam. Unsur-
unsur halogen meliputi: fluorin (F), klorin (Cl), bromin (Br), Iodin, Astatin dan
belum ditemukan ununseptium (Uus). Mereka ada di alam sebagai molekul
diaktomik: F2, Cl2, Br2, I2 and At2. Unsur-unsur halogen memiliki
kecenderungan untuk menerima satu elektron (oksidator), sehingga membentuk
ion yang bila dipisahkan memiliki muatan negatif (- 1). Dalam bentuk ini
mereka dikenal sebagai halida.
Flourin adalah unsur non-logam yang paling reaktif, dan merupakan unsur
yang paling elektronegatif dalam tabel periodik unsur. Klorin merupakan unsur
reaktif kedua dan bereaksi hampir dengan semua unsur kecuali nitrogen dan gas
inert (kecuali xenon). Bromin dan iodin adalah unsur halogen kurang reaktif, dan
astatin merupakan unsur halogen yang bersifat radioaktif.
Dalam kondisi standar, flourin berwujud gas dan berwarna kuning pucat,
klorin berwujud gas dan berwarna kuning kehijauan, bromin berwujud cairan
dengan warna merah tua, sedangkan iodin berwujud padat dengan warna ungu-
hitam mengkilap.

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Tabung reaksi  Beaker Gelas
 Rak tabung reaksi  Spatula
 Pembakar Bunsen  Botol semprot
 Penjepit tabung reaksi  Batang pengaduk
 Pipet tetes  Kaca arloji
 Gelas ukur
2. Bahan :
 Aquadest  NaCl (aq) 0,1 M 4 ml
 Kertas saring  I2 (aq) 0,1 M beberapa tetes
 AgNO3 (aq) 0,1 M 2 ml  KI (aq) 0,1 M 4 ml
 PbNO3 (aq) 0,1 M 2 ml

D. Prosedur Percobaan
1. Uji Halogen Bebas.
Sediahkan 2 kertas saring di atas kaca arloji, kemudian tetesi kedua kertas
saring tersebut dengan I2 sampai kertas saringnya basah merata lalu
keringkan. Kemudian kertas saring yang pertama ditetesi kembali dengan
larutan NaCl, dan kertas saring yang kedua di tetesi dengan larutan KI.
Amati perubahan yang terjadi.
2. Uji Garam Halida
29
a. Masukan larutan NaCl kedalam tabung reaksi kemudian teteskan
larutan AgNO3 kedalam tabung reaksi tersebut. Amati perubahan
yang terjadi.
b. Masukan larutan NaCl kedalam tabung reaksi kemudian teteskan
Pb(NO3), lalu panaskan larutan tersebut dengan pemanas spritus.
Amati perubahan yang terjadi.
c. Masukan larutan KI kedalam tabung reaksi lalu teteskan AgNO3
kedalam tabung reaksi tersebut. Amati perubahan yang terjadi.
d. Masukan larutan KI kedalam tabung reaksi lalu teteskan larutan
Pb(NO3)2 pada tabung reaksi tersebut. Amati perubahan yang terjadi.

30
31
32
33
34
35
PERCOBAAN V
REAKSI ION LOGAM TRANSISI

A. Tujuan Percobaan
1. Mempelajari reaksi antara ion logam transisi Fe2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Cu2+,
Zn2+ dengan larutan NaOH
2. Mempelajari reaksi antara ion logam transisi Fe2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Cu2+,
Zn2+ dengan larutan NH3
B. Dasar Teori
Semua unsur transisi adalah logam. Kebanyakan berupa logam keras
yang menghantar panas dan listrik yang baik. Logam transisi memiliki subkulit d
yang tidak terisi penuh atau mudah menghasilkan ion-ion dengan subkulit d
yang tidak terisi penuh. Hal tersebut menyebakan beberapa sifat khas, meliputi
warna yang unik, pembentukan senyawa paramagnetik, aktivitas katalik, dan
terutama kecenderungan besar untuk membentuk ion kompleks. Dalam
praktikum kali ini kita akan mempelajari beberapa reaksi ion logam transisi
dengan NaOH dan NH3.
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
 Tabung reaksi  Spatula
 Rak tabung reaksi  Botol semprot
 Pipet tetes  Batang pengaduk
 Gelas ukur  Kaca arloji
 Beaker Gelas
2. Bahan :
 Aquadest  CuSO4 (aq) 1 M
 FeSO4 (aq) / FeCl2 (aq) 1 M 
 FeCl3 (aq) 1 M  NaOH (aq) 2 M
 Co(NO3)2 (aq) 1 M  NH3 (aq) 1 M
 NiCl2 (aq) / NiSO4 (aq) 1 M

4. Prosedur Percobaan
1. Tambahkan larutan NaOH 2M sedikit demi sedikit ke dalam 2 ml larutan
FeSO4 1M hingga berlebih. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
2. Tambahkan larutan NH3 1M sedikit demi sedikit ke dalam 2 ml larutan
FeSO4 1M hingga berlebih. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
3. Ulangi percobaan 1 dan 2 untuk larutan logam transisi lainnya.

36
37
38
39
40
41
PERCOBAAN VI
PENENTUAN RASIO KOMBINASI UNSUR ZINK DAN OKSIGEN DALAM
ZINK OKSIDA

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan rasio kombinasi unsur zink dan oksigen dalam senyawa zink
oksida
2. Mendemonstrasikan hukum perbandingan tetap.

B. Dasar Teori

Zink dan zink oksida adalah dua zat yang dapat ditentukan beratnya
secara akurat, oleh karena itu banyaknya oksigen yang terikat dalam senyawa
oksida zink dapat diperoleh melalui cara-cara yang berbeda.
Untuk mengkonversi secara kuantitatif jumlah zink ke oksida zink secara
langsung memerlukan perhitungan yang sukar, tetapi hasilnya akan sama jika
dilaksanakan atau dilakukan secara langsung dengan cara mereaksikan zink
dengan asam nitrat untuk memperoleh garam nitratnya. Garam nitrat yang
diperoleh kemudian diuraikan lewat pemanasan sehingga diperoleh senyawa
residu yang tidak lain adalah zink oksida

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Cawan Porselin
 Gelas bekker 600 mL
 Pemanas Bunsen
 Penjepit

2. Bahan :
 HNO3 6M
 Serbuk seng

D. Prosedur Percobaan
1. Timbang cawan porselen kosong
2. Masukkan 1 gram logam zink murni ke dalam cawan porselen , kemudian
timbang kembali.
3. Tambahkan 5 ml air dan 5 ml larutan HNO3 6 M. Amati Reaksi yang terjadi.
(Jika reaksi selesai sebelum semua logam zink habis bereaksi , tambahkan lagi
asam nitratnya).
4. Setelah reaksi selesai, pindahkan larutan ke dalam water bath (gelas bekker
berisi air mendidih) dan biarkan agar menguap.
5. Jika zink nitrat yang dihasilkan sedikit, panaskan dengan api kecil dan terus
sampai diperoleh endapan kering
6. Dinginkan endapan lalu timbang
7. Panaskan kembali endapan, dinginkan dan timbang kembali sampai berat
konstan

42
Data Pengamatan
Penimbangan Berat
Berat cawan + seng ...............gram
Berat cawan kosong ...............gram
Berat seng ...............gram
Amatilah perubahan :
Berat cawan + zink oksida setelah pemanasan
1 ....................................gram
Berat cawan + zink oksida setelah pemanasan
2 ....................................gram
Berat cawan + zink oksida setelah pemanasan
3 ....................................gram
Berat cawan + zink oksida setelah pemanasan
akhir (akhir) ....................................gram

Berat cawan + zink ....................................gram

Berat Oksigen ....................................gram

43
44
45
46
47
PERCOBAAN VII
PENENTUAN RUMUS KIMIA OKSIDA LOGAM

A. Tujuan Percobaan
1. Mensintesis oksida logam
2. Menentukan ruus empiris oksida logam
3. Mendemonstrasikan hukum komposisi tetap
B. Dasar Teori
Pembentukan oksida logam terjadi dengan cara reaksi langsung antara
logam dengan oksigen membentuk oksida logam yang sering disebut korosi.
Oksida logam disebut juga oksida basa karena reaksinya dengan air memberikan
larutan yang bersifat basa (pH > 7).
Memang dalam bentuk korosi pembentukan oksida merupakan sesuatu
yang merepotkan dan sumber pemborosan ekonomis dalam masyarakat. Besi
bereaksi dengan oksigen dengan hadirnya uap air membentuk karat, yakni suatu
oksida besi yang kristalnya mengandung molekul air dalam kuantitas tertentu.
2Fe(s) + 2/2O2(g) + xH2O(g) → Fe2O3.xH2O(s)
Aluminium merupakanlogam logam lain yang biasanya banyak dikenal
juga membentuk oksida oleh reaksi langsung dengan oksigen dalam udara.
2Al(s) + 2/2O2(g) → Al2O3(s)
Aluminium lebih mudah bereaksi dengan oksigen dibanding besi.namun
berbeda dengan besi. Pada aluminium oksida aluminium yang terbentuk melekat
kuat pada permukaan logam sehingga dengan efektif melindungi logam itu dari
serangan oksigen selanjutnya. Karena hal inilah aluminium disunakan sebagai
logam bangunan.
Reaksi antar besi dan aluminium dengan besi termasuk lambat. Namun
kadang-kadang reaksi antara logam dengan oksigen dapat cepat berlangsung dan
membebaskan sejumlah besar kalor dan cahaya. Reaksi dengan oksigen seperti
ini biasanya disebut pembakaran. Contohnya adalah pembakaran magnesium.
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s)
Meskipun korosi besi berlangsung lambat, besi dapat dibuat bereaksi
dengan cepat dengan cara menaikan suhu dan meningkatkan konsentrasi O2.
Misalnya pemotongan baja dengan nyala asetilena dilaksanakan mula-mula
memanasi baja itu ke suhu tinggi dengan nyala oksigen-asetilena. Setelah logam
itu sangat panas, aliran gas asetilena dimatikan dan baja panas tersebut disembur
terus menggunakan aliran oksigen murni. Dalam proses ini dibebaskan sejumlah
besar kalor yang dapat melelhkan baja dan debu serta bunga api akan meletik ke
mana-mana.

C. Alat dan Bahan


1. Alat :
 Penjepit
 Porselen
 Pipet tetes

2. Bahan :
 Larutan HCl 6 M

48
 Logam Magnesium

D. Prosedur Percobaan
1. Membersihkan cawan porselen
a. Siapkan wadah dan penutup porselen. Hati-hati bersihkan wadah di
dengan 10 mL HCl 6 M untuk wadah berdiri dengan penjepit selama
5 menit, buang HCl dan bilas wadah dengan air suling dari botol
pencet plastik
b. Tempatkan wadah dalam segitiga tanah liat, yang dipasang pada
cincin besi dan ditempelkan pada cincin berdiri. pastikan krusnya
sudah terpasang kuat di segitiga tempatkan tutup wadah pada wadah
sedikit
c. Memanaskan wadah dengan bantuan bunsen burner untuk
menguapkan air. meningkatkan panas, dan, dengan nyala api yang
paling intens (ujung kerucut biru inert), panaskan wadah dan tutup
selama 5 menit. warna merah ceri akan muncul ketika mengangkat
wadah ke permukaan tahan panas dan memungkinkan wadah dan
penutup untuk mencapai suhu kamar
d. Ketika dingin, timbangkan wadah dan tutup, ukur dengan ketepatan
0,0001 g
e. Tempatkan wadah dan tutup di segitiga tanah liat lagi. panaskan
sampai warna merah cerry selama lima menit. biarkan wadah dan
tutup hingga dingin sampai suhu kamar. Ukur ulang ketika dingin dan
bandingkan, jika terjadi perbedaan hingga 0,005 g, ulangi kembali
pemanasan dan pendinginan

2. Pembentukan oksida
a. Potong pita Mg sekitar 12 cm dan lipat logam menjadi bola,
masukkan pitga mg kedalam krus dengan ketelitian 0,001 g.
Kemudian menentukan berat logam magnesium dengan pengurangan
b. pindahkan wadah ke segitiga tanah liat, penutup harus sedikit terbuka
c. memanaskan dengan api kecil ke wadah. Ketika asap mulai muncul,
hilangkan panas dan tutup wadah segera. Sekali lagi tempatkan
penutup terbuka dan terus panaskan selama 10 menit. jika asap
muncul, tutup seperti sebelumnya) lepaskan nyala api dan biarkan
dingin selama 2 menit dengan penjepit, lepaskan penutup, jika
magnesium sepenuhnya menjadi oksida, isi wadah harus berwarna
abu-abu kusam. Jika logam mengkilap berarti masih ada logam bebas
saat ini. Penutup harus diganti seperti sebelumnya. Pada 5 menit lagi
periksa kembali dan lanjutkan pemanasan sampai tidak ada
permukaan logam berkilau dalam wadah.
d. ketika semua logam muncul sebagai oksida abu-abu kusam, setengah
menutupi wadah dan dengan panas dengan api bunsen kecil selama 5
menit secara bertahap sesuaikan intensitas nyala hingga panas,
kemudian panaskan wadah menjadi warna merah ceri selama 5 menit.

49
3. Reaksi kompleks
1. Hentikan pemanasan dan pasang wadah diletakkan pada suhu
ruangan. Pindahkan penutup dengan batang kaca , hati hati jangan
sampai pecah. Dengan 10 tetes aquades cuci batang kaca dan
masukkan air dalam wadah
2. Atur penutup yang terbuka pada krus dan panaskan dengan api kecil
bunsen untuk menguapkan air. hati untuk menghindari cipratan saat
pemanasan; jika cipratan terjadi, keluarkan panas dan cepat tutup
3. Ketika semua air menguap , tutup sebagian wadah dan bertahap
tingkatkan panas api. Panaskan wadah dan isinya dengan api selama
10 menit
4. Biarkan rakitan wadah menjadi dingin sampai suhu kamar. timbang
kasar, penutup dan magnesium oksida hingga 0,001 g
5. Ulangi wadah, penutup dan magnesium oksida dalam segitiga.
Panaskan dengan api dalam 5 menit dinginkan dan setuju 0,005 g, jika
tidak lakukan pemanasan dan pendinginan kembali

DATA PENGAMATAN
1. Berat wadah dan penutup (1) .........................g
2. Berat wadah dan penutup (2) .........................g
3. Berat wadah,penutup, dan Mg (3) .........................g
4. Berat Logam Mg (4) = (3)-(2) .........................g
5. Berat Wadah , penutup dan oksida (5) .........................g
6. Berat Wadah , penutup dan oksida (6) .........................g
7. Berat Magnesium Oksida (7) .........................g
8. Berat oksigen (8) = (7)-(4) .........................g
9. Jumlah mol dari Mg (4)/24,30 g/mol ........................mol
10. Jumlah mol oksigen (8)/16 g/mol ........................mol
11. Rasio bilangan bulat sederhana dari atom Mg dan O .......................
12. Rumus empiris MgO .......................
13. % Mg dalam oksida dari data % = (4)/(7) x 100% ......................%
14. % Mg dihitung dari formula MgO
% = [24,30g/40,30g] x 100% .....................%

50
51
52
53
54
PERCOBAAN VIII
REAKSI UNSUR ALKALI TANAH DENGAN AIR

A. Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat reaksi unsur-unsur alkali tanah dengan air

B. Dasar Teori
Senyawa alkali tanah pada umumnya sukar larut dalam air. Kelarutan logam
alkali tanah bergantung pada nomor atom ion logamnya dan jenis ionnya. Untuk
mengetahui kelarutan senyawa logam alkali tanah, dapat dilakukan dengan
mereaksikan larutan yang mengandung ion-ion logam alkali tanah dengan beberapa
anion (seperti hidroksida, karbonat, sulfat, oksalat, kromat) yang volume
konsentrasinya sama.

C. Alat dan Bahan


Alat : Gelas Kimia 250 mL
Bahan : Logal Na, Logam Mg

D. Prosedur kerja
1. Masukkan sekeping logam Na kedalam ke dalam air dingin yang terdapat
gelas kimia
2. Amati reaksi dan periksa hasilnya
3. Lakukan dengan menggunakan logam Mg

Mungkin, anda akan menjumpai bahwa reaksi antara magnesium dengan air
dingin yang terdapat pada gelas kimia akan berjalan sangat lambat . Biarkan
terjadi selama setengah jam kemudian periksa hasilnya.

Pengamatan
Reaksi Pengamatan
Na + Air
Mg + Air
Tulislah persamaan reaksi, bandingkan kereaktifan unsur-unsur dan zat apa yang
berperan sebagai reduktor dan oksidator!

55
56
57
58
PERCOBAAN IX
PEMBUATAN ASAM BORAT

A. Tujuan Percobaan
1. Membuat asam borat
2. Mempelajari sifat-sifat asam borat

B. Dasar Teori
Boron, salah satu unsur golongan IIA bersifat metalloid. Boron menyusun
bagian bumi sekitar 0,0003%, terdapat di alam sebagai senyawa borat yaitu boraks
Boron juga terdapat dialam sebagai asam borat, H3BO3 . Asam borat berbentuk
halus, mengkilap, sedikit dapat larut dalam air atau bersifat sebagai asam sangat
lemah. Jika dipanaskan asam borat menghasilkan B2O3
Secara laboratorium asam borat dapat dibuat dengan mereaksikan boraks dengan
asam sulfat dan air. Asam borat dapat digunakan untuk membuat kaca. Larutan 3%
asam borat banyak dipakai sebagai obat cuci mata dan cuci luka.

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas Bekker 4. Cawan porselen
2. Corong Kaca 5. Kaca Arloji
3. Tabung reaksi 6. Batang pengaduk kaca

Bahan :
1. Boraks
2. Asam Sulfat 4N
3. Kertas lakmus

D. Prosedur kerja
a. Pembuatan asam borat
1. Ke dalam gelas bekker masukkan 5 gram boraks dan 15 ml air, panaskan
sampai semua larut
2. Tambahkan 15 ml asam sulfat 4N dan campuran yang terjadi dibiarkan
selama 1 jam
3. Saring dan cuci endapan yang terjadi dengan air es sebanyak 2 kali
4. Masukkan endapan tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 mL air,
panaskan sampai semua asam boratnya larut.
5. Ketika larutannya masih panas, saring segera dan dinginkan selama ½
jam dengan es. Endapan yang terjadi disaring lagi dan dicuci dengan air
es
6. Kertas saring dengan endapan diambilnya diambil dan dibentangkan
dalam kaca arloji. Biarkan menjadi kering

b. Sifat sifat asam borat


1. Ambil sedikit hasil asam borat dari percobaan diatas yang sudah kering,
masukkan ke dalam tabung reaksi 1 dan panaskan. Catat apa yang
terjadi?

59
2. Ambil sedikit hasil asam borat dari percobaan yang sudah kering,
masukkan kedalam tabung reaksi 2 yang berisi air. Uji larutan dengan
kertas lakmus. Amati warna kertas lakmus

Pengamatan
a. Pembuatan asam borat Pengamatan
Boraks + air + asam sulfat
b. Sifat-sifat asam borat
Tabung reaksi 1
Tabung Reaksi 2

60
61
62
63
DAFTAR PUSTAKA

Burrows, A., Holman, J., Parsons, A., Pilling, G., Price, G. (2013). Chemistry³: Introducing
Inorganic, Organic and Physical Chemistry. Oxford : Oxford University Press.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Cotton, F. A., Wilkinson, G. (2013). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia
(UI-Press).

Hadeli, M (2004). Petunjuk Praktikum Lembar Kerja Mahasiswa Kimia Anorganik 1.


Inderalaya: Universitas Sriwijaya.

Kaiho, T. (2015). Iodine Chemistry and Applications. Hoboken, New Jersey: John Wiley &
Son, Inc.

Khunur, M., Wardhani, S., Danar Purwonugroho., Darjito., Tjahjanto, R. T., Pranoto, Y.P.
(2012). Diktat Praktikum Kimia Anorganik. Malang: Jurusan Kimia Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya.

Lens. P.N. L and Pol L.H. (2000). Environmental Technologies to Treat Sulfur Pollution:
Principles and Engineering. London: IWA Publishing.

Masterton, W.L, Hurley, C. (2006). Chemistry: Principles and Reactions, Updated Fifth
Edition. United States: Thomson Brooks/cole.

Mulyani, Irma, dkk. (2016). Penuntun Praktikum Anorganik 1 Kimia Unsur Golongan
Utama. Bandung: Program Studi Kimia FMIPA ITB.

Patnaik, P. (2007). A Comprehensive Guide to the Hazardous Properties of Chemical


Substances. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc.

Reger, D. L., Goode, S. R., Ball, D. W. (2009). Chemistry: Principles and Practice, Third
Edition. Canada: Mary Finch.

Rovira, D. D. (2017). Dictionary Of Flavors. West Sussex, UK: John Wiley & Sons Ltd.

Roza, G. (2009). Understanding the Element of the Periodic Table “Bromine”. New York:
The Rosen Publishing Group, Inc.

Sharma, B. K. (1997). Objective Question Bank In Chemistry. Meerut: Krishna Prakashan


Media.

Stwertka, A. (2002). A Guide to the Elements, Second Edition. New York: Oxford University
Press.

Sunardi. (2006). 116 Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung: Yarma Widya.

Swan, D. M. (-). Halogen 1. [Online]. Diakses dari


https://www.academia.edu/7101599/HALOGEN_1.

64
KESAN, PESAN, KRITIK DAN SARAN UNTUK PERBAIKAN
PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

65

Anda mungkin juga menyukai