Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN


KEHAMILAN LENTANG LINTANG
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian letak lintang
Letak lintang adalah Bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu
memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90 derajat (Mochtar, 1998
: 366).
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain (Wiknjosastro, 2006 : 622).
Letak lintang adalah bila sumbu janin melintang dan biasanya bahu
merupakan bagian terendah janin (Buku Acuan Nasional). Dari beberapa
pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa letak lintang adalah keadaan
dimana posisi janin melintang.
2. Etiologi letak lintang
Sebab terpenting dari letak lintang adalah multiparitas disertai dinding
uterus dan perut yang lembek. Pada kehamilan prematur, hidramnion dan
kehamilan kembar, janin sering dijumpai dalam letak lintang. Keadaan ini
yang dapat menghalangi turunnya kepala ke dalam rongga panggul seperti
misalnya panggul sempit, tumor di daerah panggul dan plasenta previa.
Demikian pula kelainan bentuk rahim seperti uterus arkutus atau uterus
subseptus (Wiknjosastro, 2006 : 624)
3. Mekanisme persalinan letak lintang
Menurut Mochtar (1998) anak normal dan cukup bulan tidak mungkin
lahir secara spontan dalam letak lintang. Janin hanya dapat lahir spontan,
bila kecil atau premature, sudah mati dan menjadi lembek atau panggul luas.
Pada cara Denman bahu tertahan pada simpisis dan dengan fleksi kuat di
bagian bawah tulang belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turun
di rongga panggul dan lahir, kemudian disusul badan bagian atas dan kepala.
Pada cara Douglas bahu masuk ke dalam rongga panggul, kemudian
dilewati oleh bokong dan kaki, sehingga bahu, bokong dan kaki lahir,
selanjunya disusul oleh lahirnya kepala. Dua cara tersebut merupakan variasi
suatu mekanisme lahirnya janin dalam letak lintang, akibat fleksi lateral
yang maksimal dari tubuh janin (Wiknjosastro, 2006 : 625).
4. Penanganan letak lintang.
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,
sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi
luar. Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada
tidaknya panggul sempit, tumor dalam pnggul, atau plasenta previa, sebab
dapat membahayakan janin meskipun versi luar berhasil, janin mungkin
akan memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali ibu
dianjurkan menggunakan korset, dan dilakukan pemeriksaan
antenatalulangan untuk menilai letak janin.
Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya
segera dilakukan seksio sesarea. Pertolongan persalinan letak lintang pada
multipara bergantung pada beberapa faktor. Apabila riwayat obstetric wanita
yang bersangkutan baik, tidak didapatkan kesempitan panggul, dan janin
tidak seberapa besar, dapat ditunggu dan diawasi sampai pembukaan serviks
lengkap untuk kemudian melakukan versi ekstrasi. Selama menunggu
ketuban harus diusahakan supayua utuh dan melarang untuk meneran dan
bangun.
Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap dan terdapat
prolaps funikuli, harus dilakukan seksio sesarea. Dan apabila ketuban pecah,
tetapi tidak terjadi prolaps funikuli, maka bergantung kepada tekanan, dapat
ditunggu sampai pembukaan lengkap kemudian dilakukan versi ekstrasi atau
dengan seksio sesarea. Pada letak lintang ksep atau persalinan lama, versi
ekstrasi akan mengakibatkan rupture uteri, sehingga bila janin masih hidup,
hendaknya dilakukan seksio sesarea dengan segera, sedangkan pada janin
mati dilahirkan secara pervaginam dengan dekapitasi (Wiknjosastro, 2006 :
627).
5. Pemeriksaan Diagnosis
a. Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion, janin besar atau gestasi
multiple
b. Ultrasound atau pelvimetri sinar X : Mengevaluasi arsitektur
pelvis,presentasi janin ,posisi dan formasi.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data demograi
1) Identitas Pasien
Meliputi Nama, Jenis Kelamin, Umur, Alamat, Agama,
Pekerjaan, Suku Bangsa, Diagnosa Medis
2) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi Nama, Pekerjaan, Alamat, Agama, Hubungan
dengan Pasien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Keluhan yang pertama kali di rasakan oleh klien pada saat
masuk rumah sakit, dalam hal ini biasanya nyeri
2) Riwayat kehamilan saat in
Keluhan yang membut klien ke rumah sakit, biasanya pasien
nyeri, perut membuncit ke samping, fundus uteri lebih rendah dari
seharusnya tua kehamilan, fundus uteri kosong dan bagian bawah
kosong, kecuali kalau bahu sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul, kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
3) Riwayat kehamilan dahulu
Pernah mengalami kehamilan saat ini sebelumnya
c. Pengkajian Pola fungsi
1) Aktifitas / Istirahat : Melaporkan keletihan, kurang energy, Letargi,
penurunan penampilan
2) Sirkulasi : Tekanan darah dapat meningkat
3) Eliminasi : Distensi usus atau kandung kencing mungkin ada
4) Integritas ego : Mungkin sangat cemas dan ketakutan
5) Nyeri / Ketidaknyamanan
a. Dapat terjadi sebelum awitan(disfungsi fase laten primer) atau
setelah persalinan terjadi (disfungsi fase aktif sekunder).
b. Fase laten persalinan dapat memanjang : 20 jam atau lebih
lama pada nulipara (rata- rata adalah 8 ½ jam), atau 14 jam
pada multipara (rata – rata adalah 5 ½ jam).
6) Keamanan
a. Dapat mengalami versi eksternal setelah gestasi 34minggu
dalam upaya untukmengubah presentasi bokong menjadi
presentasi kepala
b. Pemeriksaan vagina dapat menunjukkan janin dalam malposisi
(mis.,dagu wajah, atau posisi bokong)
c. Penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam padanulipara
atau kurang dari 2 cm/jam pada multipara
7) Seksualitas
Dapat primigravida atau grand multipara. Uterus mungkin distensi
berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,janin besar atau
grand multiparitas.
c. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi : Perut membuncit ke samping
2) Palpasi
a) Fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan
b) Fundus uteri kosong dan bagian bawah kosong, kecuali kalau
bahu sudah masuk ke dalam pintu atas panggul
c) Kepala (ballotement) teraba di kanan atau di kiri
3) Auskultasi : Denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
4) Pemeriksaan dalam (vaginal toucher)
a) Teraba tulang iga, skapula, dan kalau tangan menumbung
teraba tangan. Untuk menentukan tangan kanan atau kiri
lakukan dengan cara bersalaman.
b) Teraba bahu dan ketiak yang bisa menutup ke kanan atau ke
kiri. Bila kepala terletak di kiri, ketiak menutup ke kiri.
c) Letak punggung ditentukan dengan adanya skapula, letak dada
dengan klavikula.
d) Pemeriksaan dalam agak sukar dilakukan bila pembukaan kecil
dan ketuban intak, namun pada letak lintang biasanya ketuban
cepat pecah.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
Symptom Etiologi Problem
DS : Peningkatan tahanan Nyeri (akut)
1. Klien merasakan pada jalan lahir
nyeri
DO :
1. Peningkatan tonus
otot
2. Prilaku distraksi
(gelisah, meringis,
menangis),
3. Wajah menunjukan
nyeri.

b. Rumusan Diagnosa
1) Nyeri (akut) berhubungan dengan Peningkatan tahanan pada jalan
lahir
3. Intervensi
Hari/ No Tujuan dan Intervensi Rasional
Tanggal DX kriteria hasil
1 Setelah diberikan 1. Buat upaya yang 1. Jawaban
tindakan memungkinkan pertanyaan dapat
keperawatan klien/pelatih menghilangkan
diharapkan nyeri untuk merasa rasa takut dan
berkurang dengan nyaman peningkatan
kriteria hasil : mengajukan pemahaman
1. Berpartisipasi pertanyaan
dalam 2. Berikan instruksi 2. Mendorong
perilaku dalam tehnik relaksasi dan
untuk pernafasan memberikan klien
menurunkan sederhana cara mengatasi dan
sensasi nyeri mengontrol tingkat
dan ketidaknyamanan.
meningkatkan 3. Anjurkan klien 3. Relaksasi dapat
kanyamanan menggunakan membantu
2. Tampak tehnik menurunkan
rileks diantara relaksasi.Berikan tegangan dan rasa
kontraksi instruksi bila takut,yang
3. Melaporkan perlu memperberat nyeri
nyeri dan menghambat
berulang / kemajuan
dapat diatasi persalinan
4. Berikan tindakan 4. Meningkatkan
kenyamanan relaksasi,menurunk
(mis. an tegangan dan
Masage,gosokan ansietas dan
punggung, meningkatkan
sandaran bantal, koping dan kontrol
pemberian klien
kompres sejuk,
pemberian es
batu)
5. Anjurkan dan 5. Mencegah dan
bantu klien membatasi
dalamperubahan keletihan otot,
posisi dan meningkatkan
penyelarasan sirkulasi
EFM
6. Kolaborasi : 6. Menghilangkan
Berikan obat nyeri,
analgetik saat meningkatkan
dilatasi dan relaksasi dan
kontaksi terjadi koping dengan
kontraksi,memung
kinkan klien tetap
fokus

Anda mungkin juga menyukai