AV Block Pada Kehamilan (Case Report) (Final)
AV Block Pada Kehamilan (Case Report) (Final)
Oleh :
Pembimbing :
Pendahuluan
Blok AV (Atrioventrikular) total merupakan kasus yang jarang terjadi dan berpotensi menimbulkan
masalah serius pada kehamilan. Laporan kasus mengenai blok atrioventrikular total pada wanita hamil
relatif sedikit. PS Wiyati melaporkan data tercatat di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2005-
2009 angka kejadian hamil dengan penyakit jantung sebanyak 103 kasus, di mana, didapatkan kejadian
hamil dengan gangguan irama jantung total AV (Atrioventrikular) blok sebanyak 1 kasus (1,7 %)
sedangkan untuk data angka kejadian kehamilan dengan gangguan irama jantung total AV
(Atrioventrikular) blok di Indonesia belum pernah dilaporkan.
Kasus
Seorang wanita G1P0A0 25 tahun hamil 40 minggu 5 hari, belum inpartu, maternal bradikardi, kelainan
jantung total (Atrioventrikular) blok di Ruang Kebidanan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Saat diperiksa
pasien tidak memiliki keluhan sesak napas, nyeri dada, maupun berdebar pada saat sekarang maupun
saat sebelum pasien hamil. Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 50 x/menit
reguler, respirasi 20 x/menit, suhu 36,8 ºC. Pada pemeriksaan jantung: iktus kordis di spatium
intercostal V medioclavicular line sinistra, S1S2 tunggal, tidak didapatkan murmur, ektrasistol maupun
gallop. Pemeriksaan fisik paru suara dasar napas vesikuler di kedua lapangan paru, tidak ditemukan
ronkhi maupun wheezing. Elektrokardiografi didapatkan blok Atrioventrikular total dengan irama lolos
penghubung 47 x/menit dengan junctional escape rhytm. Pasien didiagnosis dengan blok
atrioventrikular total tanpa gangguan hemodinamik. Dilakukan pemasangan pacu jantung sementara /
temporarily pace maker (TPM) transcutan dengan perlindungan tambahan berupa pemakaian apron dan
exposure fluoroskopi yang disesuaikan jika aman dilakukan terminasi. Didapatkan : Rate : 80 bpm,
Output : 3 mA, Sensitivity : 3 mV and Threeshold : 0,8 kA. Pada perjalanannya terjadi persalinan
spontan. lahir bayi : perempuan, Berat Bayi Lahir : 2980 gram, Apgar skor : 9/10/10 dengan lama
persalinan + 1 jam dengan jumlah perdarahan : + 100 cc dengan tanda-tanda vital pasca melahirkan :
TD : 110/70 mmHg, HR : 75 x/mnt, RR : 20 x/mnt, T : 37 ’C.
Diskusi
Elektrokardiografi (EKG) blok atrioventrikular total ditandai oleh disosiasi gelombang P dan
kompleks QRS. Blok AV (Atriovetrikular) total dapat terjadi sebagai akibat dari blok di tingkat simpul
atrioventrikular atau level serabut His sampai dengan Purkinje. Pada pasien dengan blok pada level
simpul atrioventrikular, irama lolosnya biasanya irama lolos penghubung, dengan kompleks QRS yang
sempit dengan denyut 40-60 x/menit. Pada blok atrioventrikular total yang terjadi akibat penyakit di
level His-Purkinje, irama lolosnya berasal dari ventrikel, dengan interval QRS yang lebar dan denyut
20-40 x/menit. Pada pasien ini, penyebab blok AV (Atrioventrikular) total diduga akibat kelainan
kongenital, yang asimptomatis dan tidak terdeteksi selama periode pemeriksaan antenatal maupun saat
kehamilan sebelumnya. Karena tidak ada data detak jantung maupun rekaman elektrokardiografi pasien
sebelum kehamilan dan hanya pada saat pasien datang ke rumah sakit, kami tidak dapat menarik
kesimpulan definitif mengenai hubungan kausal antara kehamilan dan gangguan konduksi yang terjadi.
2
Namun mungkin saja blok atrioventrikular total menjadi manifestasi selama hamil akibat perubahan
hemodinamik orang hamil.
Kesimpulan
Pada kehamilan dengan pemasangan Temporarily Pace Maker (TPM) dapat dilakukan persalinan
melalui pervaginam (spontan). Namun gambaran EKG blok AV total menetap bahkan setelah 12 hari
perawatan. Oleh karena itu pasien selanjutnya dilakukan pemasangan pacu jantung permanen.
Kata Kunci : Hamil, Total AV Blok, Pacu Jantung Sementara (TPM), Pacu Jantung Menetap (PPM).
3
Pregnancy with Total AV Block
Muhammad Faesol1, M. Besari Adi Pramono2
1
Resident Physician Department of Obstetrics and Gynecology, Faculty of Medicine
University of Diponegoro, Semarang
2
Division of Fetomaternal Department of Obstetrics and Gynecology, Dr. Kariadi Central
Hospital, Semarang
Introduction
Total AV (Atrioventricular) block is a rare case. It has potentially a serious problem in pregnancy.
Incidence of pregnancy with a total AV (Atrioventricular) block disorder in Indonesia have never been
reported. Based on last report of PS Wiyati in Dr. Kariadi central hospital Semarang in 2005 until 2009
the incidence of pregnancy with heart disease are 103 cases, where only 1 case (1.7 %) of a total AV
(Atrioventricular) block disorder in pregnancy is found.
Case Ilustration
A 25 year old G1 at 40 week 5 days gestational age woman, not in labor, with bradicardia and total AV
(Atrioventricular) block is in midwifery room of Dr. Kariadi central hospital. She had no complaints of
dyspnea, chest pain, and palpitation before pregnant. Her GCS is 15, her vital signs are blood pressure
: 120/70 mmHg, Pulse (HR) : 50 bpm, Temperature : 36.8°C, Respiration : 20x/minute. On heart
examination, her ictus cordis is located on intercostal V space line medioclavicular sinistra, her heart
sound is normal S1 and S2 without murmur, extrasystole, or gallop. On lung examination, her lung
sound is vesicular, no wheezing and no rales. Her ECG examination presented that she had total AV
block, the pulse is 47x/minute with junctional escape rhytm, she is assessed having total AV block
without hemodynamic imbalance. We decide to place a transcutaneous temporary pace maker with extra
protection by using apron and exposure fluoroscopy with adjustment that is safe to be terminated : rate
80 bpm, output 3 mA, sensitivity 3 mV, and threeshold 0.8 kA. On the course, she is having spontaneous
delivery. Newborn baby: female, birth weight: 2980 gram, Apgar score: 9/10/10. Labor time: ±1hour,
blood loss: ± 100 cc. Postpartum vital signs are blood pressure : 110/70 mmHg, pulse (HR) : 75 bpm,
Respiration : 20x/minute, Temperature : 37 ‘C.
Discussion
Electrocardiography (ECG) of the total atrioventricular block is characterized by P wave dissociation
and QRS complexes. The total AV (Atrioventricular) block can occur as a result of a block at the
atrioventricular node level and the escape beat with a narrow QRS complex with a pulse of 40 - 60
x/minute. In the total atrioventricular block that occurs as a result of illness at the His-Purkinje level,
the escape beat originates from the ventricles, with a wide QRS interval and pulse rate of 20-40 x /
minute. In this patient, the cause of the total AV (Atrioventricular) block is considered to be due to
congenital abnormalities, which are asymptomatic and not detected during the antenatal examination
period or during the previous pregnancy. Because there is no patient heart rate or electrocardiography
record before pregnancy, it is difficult to draw a definite conclusion about the causal relationship
between pregnancy and conduction disorders that occur. However, the total atrioventricular block may
be a manifestation during pregnancy due to hemodynamic changes in pregnant women.
Conclusion
In pregnancy with the installation of Temporary Pace Maker (TPM), vaginal delivery can be performed
4
(spontaneous). However, the total AV block ECG picture persists even after 12 days of treatment.
Therefore the patient is subsequently placed on a permanent pacemaker.
Keywords : Pregnancy, Total AV Blok, Temporarily Pace Maker (TPM), Permanent Pace Maker
(PPM).
PENDAHULUAN
5
Blok AV total merupakan kasus yang jarang terjadi dan berpotensi menimbulkan
masalah serius pada kehamilan.1 Kasus ini lebih sering mengenai pria dibandingkan wanita,
dan lebih jarang lagi terjadi pada wanita hamil.2 Laporan kasus mengenai blok AV total pada
wanita hamil relatif sedikit. Putri Sekar Wiyati melaporkan data tercatat di RSUP Dr. Kariadi
Semarang pada tahun 2005-2009 angka kejadian hamil dengan penyakit jantung sebanyak 103
kasus, di mana, didapatkan kejadian hamil dengan gangguan irama jantung total AV
(Atrioventrikular) blok sebanyak 1 kasus (1,7 %).18 Sedangkan untuk data angka kejadian
kehamilan dengan gangguan irama jantung total AV (Atrioventrikular) blok di Indonesia belum
pernah dilaporkan.
Biasanya blok AV total yang ditemukan pada wanita hamil berhubungan dengan blok
AV total kongenital. Pada 30 % kasus, blok AV total kongenital bisa asimptomatis dan tidak
terdeteksi sampai usia dewasa atau pada saat orang tersebut hamil.4 Pada dasarnya, blok AV
total jarang menimbulkan masalah obstetri khusus, kecuali terdapat penyakit jantung struktural
penyerta.1
Pengalaman para ahli pada wanita yang memakai alat pacu jantung (Pace Maker)
sebelum terjadi kehamilan telah banyak dilaporkan, tetapi terdapat informasi yang bervariasi
mengenai manajemen pasien blok AV total yang terdeteksi pertama kali pada saat hamil atau
menjelang melahirkan. Hanya sedikit laporan khusus yang membahas mengenai hal tersebut.1
Sehingga, sampai saat ini tidak ada pedoman khusus penatalaksanaan wanita hamil dengan
blok AV total pada saat melahirkan. Meskipun pemasangan pacu jantung saat kehamilan
terbukti aman dan pasien dapat melahirkan dengan aman, namun belum jelas bagaimana
manajemen terbaik saat melahirkan untuk wanita dengan blok AV total dan tanpa pacu
jantung.2 Di bawah ini akan dipaparkan satu pasien yang datang dalam keadaan belum inpartu
dan didapatkan blok AV total yang baru pertama kali diketahui. Pasien kemudian dipasang
pacu jantung sementara sebelum dilakukan operasi sectio cesaria (SC). Namun, pada saat akan
6
dilakukan sectio cesarean (SC), pada malam harinya pasien dilakukan pemasangan pacu
jantung temporer (temporarily pace maker). Pada keesokan harinya pasien mengeluh kenceng-
kenceng semakin sering dan saat dilakukan pemeriksaan dalam pasien dalam inpartu dimana
didapatkan pembukaan 4 cm dan sekitar 35 menit kemudian pembukaan lengkap dan ibu
mengeluh ingin mengejan serta 15 menit kemudian lahir bayi : perempuan, BBL : 2980 gram,
A/S : 9/10/10 pemasangan pacu jantung temporer (temporarily pace maker) dilanjutkan selama
2 hari pasca melahirkan dan pasien menolak dilakukan pemasangan pacu jantung permanen
(permanent pace maker) karena terkendala biaya dan tidak bisa ditanggung pihak asuransi
kesehatan.
KASUS
(pasien peserta Jamkesda), pasien rujukan dari RSUD Loekmonohadi Kudus tanggal 15 Maret
2019 pukul 15.00 wib, dengan diagnosa G1P0A0 25 tahun hamil 40 minggu 5 hari, janin 1
hidup intrauterine, presentasi kepala, sudah masuk pintu atas panggul (PAP), punggung kiri,
belum inpartu, maternal bradikardi, kelainan jantung (blok AV total). Saat diperiksa pasien
tidak memiliki keluhan sesak napas, nyeri dada, maupun berdebar pada saat sekarang maupun
saat sebelum pasien hamil. Pasien tidak pernah mengeluh sesak saat aktivitas sehari-hari
maupun saat istirahat. Tidak pernah ada keluhan mual muntah, pusing, keluar keringat dingin,
maupun pingsan pada saat hamil, maupun saat sebelum pasien hamil.
Pasien selama ini kontrol kehamilan di bidan sebanyak 7 kali dan tidak pernah
dikatakan ada kelainan. Pada kontrol kehamilan terakhir, didapatkan tekanan darah tinggi dan
nadi tidak teratur, dan kemudian pasien dirujuk ke RSUD Loekmonohadi Kudus karena
keluhan tersebut dan ditemukan blok AV total dari rekaman EKG. Riwayat pernikahan pasien
menikah 1x selama 2 tahun. Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama.. Selama kehamilan
7
pasien kontrol rutin ke bidan dan dokter spesialis kandungan sebanyak 1x untuk ultrasonografi
(USG)., Riwayat pemakaian Kontrasepsi (KB) disangkal. Pasien menyangkal pernah memiliki
penyakit hipertensi, kencing manis, sakit jantung, stroke, merokok, nyeri-nyeri sendi, atau
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, pasien tidak tampak sesak
maupun kesakitan. Kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/70, nadi 50 x/menit reguler,
respirasi 20 x/menit, suhu 36,8 ºC. Pada pemeriksaan fisik jantung: iktus kordis di ICS V MCL
sinistra, S1S2 tunggal, tidak didapatkan murmur, ektrasistol maupun gallop. Pemeriksaan fisik
paru suara dasar napas vesikuler di kedua lapangan paru, tidak ditemukan ronkhi maupun
wheezing. Akral hangat, kering, dan merah pada keempat ekstremitas, tidak ditemukan edema
Hasil pemeriksaan laboratorium di IGD RSUP Dr. Kariadi Semarang disajikan pada
tabel 1. Hasil pemeriksaan EKG di IGD tanggal 15 Maret 2019 didapatkan blok AV total
dengan irama lolos penghubung 47 x/menit dengan junctional escape rhytm (gambar 1). Pasien
PEMERIKSAAN HASIL
8
Hb 12,3
Leukosit 9.200
Trombosit 214.000
Hct 36,3
Ureum 10,2
Creatinin 0,7
Protein urin Negatif
Natrium 137
Kalium 4,1
Chlorida 104
Magnesium 0,95
Calcium 2,2
PPT/APTT 9,7 (c:11,3) / 28,4 (c:31,0)
Pasien didiagnosis dengan blok AV total tanpa gangguan hemodinamik. Saran dari bagian
Kardiologi untuk pemasangan pacu jantung sementara / temporarily pace maker (TPM)
transcutan dengan perlindungan tambahan berupa pemakaian apron dan exposure fluoroskopi
yang disesuaikan jika aman dilakukan terminasi, rencana pemberian Dopamin 5 µg/kg/menit
~ 4,6 cc/jam Syringe pump, echocardiografi jika kondisi umum memungkinkan serta
elektrocardiografi (EKG) tiap pagi. apabila tidak berhasil terpasang TPM, dan saran mode of
delivery dengan sectio cesaria (SC). Tatalaksana pasien dari bagian Obgyn untuk pasien
echocardiografi serta untuk rencana terminasi dengan ILA (Intrathecal Labor Analgesia) atau
9
Gambar 2. EKG di R. Kamar Bersalin sebelum pemasangan Temporarily Pace Maker (TPM)
tanggal 16 Maret 2019
Gambar 3. EKG di R. Kamar Bersalin tanggal 17 Maret 2019 saat pasien menjelang
Persalinan
Dalam perjalanannya pada tanggal 17 maret 2019 pada pukul 02.00 wib pasien dipasang TPM
(temporarily pace maker) secara blind dengan menggunakan monitor EKG sebagai panduan di
Rate : 80 bpm
Output : 3 mA
10
Sensitivity : 3 mV
Threeshold : 0,8 kA
Pada tanggal tanggal 17 maret 2019 pukul 08.00 wib pasien mengeluh perut terasa
pembukaan jalan lahir 4 cm dengan kulit ketuban (+) dan bagian bawah janin turun di HII.
Pada pukul 08.30 wib pasien mengeluh ingin mengejan, terdapat tekanan pada anus serta vulva
terbuka dan saat dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan sudah lengkap, kulit
ketuban (+), bagian bawah janin kepala turun di HIII+, UUK (ubun-ubun kecil) depan
kemudian pasien dipimpin mengejan serta dikosongkan kandung kemih 15 menit kemudian
pada pukul 08.45 lahir bayi : perempuan, Berat Bayi Lahir : 2980 gram, A/S : 9/10/10 dengan
lama persalinan + 1 jam dengan jumlah perdarahan : + 100 cc dengan tanda-tanda vital pasca
Kardiologi pasien dijadwalkan untuk dilakukan pemasangan permanent pace make maker
(PPM) minggu depan (7 hari pasca melahirkan), dopamine dihentikan serta dilakukan
echocardiografi jika kondisi umum pasien memungkinkan serta tidak ada kontraindikasi ibu
Pada tanggal 18 maret 2019 pasien menolak untuk dilakukan pemasangan permanent pace
make maker (PPM) serta dilakukan echocardiografi dikarenakan kesulitan pembiayaan karena
pasien terdaftar sebagai pasien umum atau tanggungan pribadi. Kemudian, pada pukul 21.10
wib dari Bagian Kardiologi dilakukan stand by off Temporarily Pace Maker (TPM) dan
keesokan harinya pada tanggal 19 maret 2019 pukul 06.00 wib dilakukan pelepasan
Temporarily Pace Maker (TPM). Setelah pelepasan TPM didapatkan tanda-tanda vital : TD :
dilanjutkan evaluasi serta pengawasan kondisi pasien dan diusulkan pindah ruang perawatan
nifas serta pemberian salbutamol 4 mg/8 jam. Pasien karena keterbatasan serta kesulitan biaya
11
juga dari pihak RSUP Dr. Kariadi dikonsulkan ke bagian Social Worker untuk mendapatkan
solusi serta penjelasan tentang ketentuan pembiayaan serta persyaratan mengurus asuransi
kesehatan karena pasien saat ini terdaftar sebagai peserta jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)
Kabupaten Demak dan untuk pengelolaan di RSUP Dr. Kariadi pasien terdaftar sebagai pasien
Tanggal 20 Maret 2019 pasien dipulangkan serta disarankan untuk mengurus BPJS segera serta
kondisi serta kontrol rutin sesuai jadwal. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital sebelum pulang
internus dalam batas normal dari pemeriksaan obstetric didapatkan tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah pusat, kontraksi kuat, pengeluaran pervaginam lochea rubra, ASI keluar banyak, BAB
PEMBAHASAN
impuls. Blok AV total tergolong dalam gangguan penghantaran impuls listrik jantung, di mana
tidak ada impuls atrium yang diteruskan ke ventrikel, sehingga terjadi disosiasi antara atrium
dan ventrikel.5,6
Blok AV total dapat merupakan kelainan kongenital maupun didapat. Berbagai proses
konduksi yang normal akan menghasilkan blok AV total. Pada blok AV total kongenital,
kelainan yang terjadi biasanya berada pada level nodus atrioventrikular (AV node). Pasien
umumnya relatif asimptomatis pada keadaan istirahat, dan dapat timbul gejala klinis dengan
latihan fisik, karena detak jantung tidak dapat meningkat sebagai kompensasi meningkatnya
kebutuhan pada saat latihan. Apabila tidak didapatkan kelainan struktural jantung, blok AV
12
total kongenital seringkali disebabkan oleh antibodi maternal terhadap antigen SS-A (Ro) dan
SS-B (La).6,7,8
Penyebab didapat dari blok AV total antara lain akibat proses degeneratif; infark
miokard akut (yang mengenai dinding inferior atau septal ventrikel kiri, atau infark ventrikel
kanan); obat-obatan seperti digitalis, beta blocker, amiodarone, dan calcium channel blocker;
infeksi seperti endokarditis terutama yang mengenai katup aorta, penyakit inflamasi
(miokarditis); penyakit kolagen vaskular; neuromiopati; iatrogenik post operasi bedah jantung,
kardiovaskular yang kompleks. Volume intravaskuler yang meningkat selama kehamilan akan
membahayakan pasien. Hipervolemia pada kehamilan ini dan meningkatnya stimulasi vagal
akibat uterus gravida dapat menyebabkan blok AV total yang didapat pada kehamilan.
Sehingga, kemungkinan kehamilan sebagai penyebab blok AV total menjadi perhatian utama
dalam mempelajari kasus blok AV total yang didapat pada wanita hamil.3 Meskipun kehamilan
jarang blok AV total, namun beberapa laporan menunjukkan adanya kasus blok AV total yang
didapat pada saat hamil. Apabila blok AV total diketahui pertama kali pada saat hamil, biasanya
keadaan ini sudah terjadi sebelumnya, namun asimptomatis, dan kehamilan menyebabkan
Pada pasien ini, penyebab blok AV total diduga akibat kelainan kongenital, yang
asimptomatis dan tidak terdeteksi selama periode pemeriksaan ante natal maupun saat
kehamilan sebelumnya. Karena tidak ada data detak jantung maupun rekaman EKG pasien
sebelum kehamilan dan hanya pada saat pasien datang ke rumah sakit, kami tidak dapat
menarik kesimpulan definitif mengenai hubungan kausal antara kehamilan dan gangguan
13
konduksi yang terjadi. Namun mungkin saja blok AV total menjadi manifest selama hamil
akibat perubahan hemodinamik orang hamil. Blok AV total ini tidak menghilang setelah
Blok AV total memiliki persentase klinis yang beragam. Terkadang pasien bisa
asimptomatis. Pasien-pasien dengan irama lolos penghubung (komplek QRS sempit pada
rekaman EKG), dapat hanya memiliki gejala minimal akibat adanya hipoperfusi jaringan,
seperti mudah lelah, atau pusing. Gejala klinis yang lebih berat, biasanya irama lolosnya
berasal dari ventrikel (dengan komplek QRS lebar), contohnya sinkop, dyspnea, nyeri dada
Tiga puluh persen kasus blok AV kongenital tetap tidak terdeteksi sampai usia dewasa,
dan mungkin saja terdeteksi pertama kali saat kehamilan. Isolated congenital complete heart
block memiliki outcome yang beragam selama kehamilan, terutama apabila irama lolosnya
memiliki kompleks QRS yang sempit.11 Wanita dengan blok AV total kongenital memiliki
toleransi yang baik terhadap kehamilan, meskipun keterbatasan respon denyut jantung akan
mempersulit kemampuan jantung untuk meningkatkan cardiac output. Hal ini penting terutama
karena pasien-pasien semacam ini biasanya memiliki ukuran ventrikel kiri yang mengalami
dilatasi ringan, stroke volume yang tinggi pada kondisi tidak hamil, serta kapasitas peningkatan
volume akhir diastolik dan stroke volume yang terbatas meskipun terjadi ekspansi volume
intravaskular yang cukup besar pada awal kehamilan. Pada wanita dengan gestasi multipel,
cardiac output lebih meningkat dibandingkan dengan kehamilan tunggal, dan peningkatan
detak jantung ibu dan kontraktilitas pada kasus seperti ini menunjukkan bahwa terjadi
Pada kehamilan normal, curah jantung mulai meningkat pada minggu kelima
kehamilan, dan terus meningkat sampai 45 % saat pertengahan kehamilan. Peningkatan ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hemodinamik orang hamil. Setelah periode tersebut,
14
curah jantung akan relatif lebih stabil dan tidak ada perubahan yang terlalu bermakna terhadap
curah jantung. Baik denyut jantung dan stroke volume berperan dalam peningkatan curah
jantung pada kehamilan ini. Denyut jantung akan meningkat pada minggu kelima kehamilan,
dan terus meningkat sampai usia usia kandungan 32 minggu. Peningkatan stroke volume mulai
terjadi pada usia kehamilan 8 minggu, dan meningkat paling maksimal di usia kehamilan 20
minggu.12
Pasien dengan blok AV total tidak dapat terjadi peningkatan denyut jantung, sehingga
peningkatan curah jantung hanya tergantung pada stroke volume saja.2 Ini adalah salah satu
penjelasan mengapa sebagian pasien blok AV total tetap asimptomatis selama kehamilan
berlangsung, dan sebagian lagi mengalami serangan Adams-Stokes. Selain itu, belum jelas
apakah status hemodinamik wanita hamil dengan blok AV total yang tidak dipasang pacu
jantung akan tetap stabil pada saat persalinan berlangsung dan pada masa setelah persalinan,
di mana seringkali kerja jantung meningkat dan terjadi pendarahan akut pada periode
tersebut.12
Pasien pada kasus ini tidak memiliki gejala klinis selama kehamilan berlangsung maupun
sebelum hamil. Setelah proses persalinan, tidak ada perubahan tanda hemodinamik yang
Pada pemeriksaan fisik, nadi pasien blok AV total akan didapatkan bradikardi.
Disinkroni atrioventrikular dapat menyebabkan perubahan relatif posisi katup mitral dan
triskupid pada saat penutupan atau pembukaannya, sehingga intensitas suara jantung pertama
(S1) dapat bervariasi, atau dapat terdengar suara galop atrial (S4), murmur ejeksi esistolik katup
Pada pemeriksaan pulsasi vena leher, dapat terdeteksi gelombang a dan gelombang cv
yang prominen, dan diagnosis blok AV terkadang dapat ditegakkan apabila didapatkan temuan
tersebut. Pulsasi alteri karotis dapat bervariasi volume dan kecepatannya. Apabila pada
15
pemeriksaan dada ditemukan ronki, hal ini mencerminkan terjadinya peningkatan tekanan vena
pulmonalis dan regurgitasi katup jantung, dan bukan merupakan gambaran disfungsi sistolik
atau diastolik ventrikel. Hepar dapat membesar dan teraba pulsasi, oleh karena terjadi transmisi
dari gelombang vena sentral. Edema perifer bisa terjadi apabila AV disinkroninya sudah
kronis.7
Pada pasien di atas temuan pemeriksaan fisik yang didapatkan hanya bradikardi. Tidak
P dan kompleks QRS.5,9 Blok AV total dapat terjadi sebagai akibat dari blok di tingkat simpul
AV atau level serabut His sampai dengan Purkinje. Pada pasien dengan blok pada level simpul
AV, irama lolosnya biasanya irama lolos penghubung, dengan kompleks QRS yang sempit
dengan denyut 40-60 x/menit. Pada blok AV total yang terjadi akibat penyakit di level His-
Purkinje, irama lolosnya berasal dari ventrikel, dengan interval QRS yang lebar dan denyut 20-
40 x/menit.7,9 Pada pasien dengan gejala paroksismal sinkop dan tidak didapatkan konduksi
yang abnormal pada EKG, maka dapat dilakukan pemantauan EKG yang lebih panjang dalam
Pasien kasus ini blok AV total ditegakkan dengan rekaman EKG pasien yang menunjukkan
yang diduga menjadi penyebab blok AV total harus dihentikan, koreksi kelainan elektrolit dan
pacu jantung permanen. Pada pasien yang hemodinamikanya tidak stabil dan tidak respon
terhadap obat-obatan seperti atropin atau isoprenalin, maka pemasangan pacu jantung temporer
16
dapat diberikan sampai blok AV total teratasi, atau dapat dilanjutkan dengan pemasangan pacu
jantung permanen.7
Pada pasien yang asimptomatis, pemasangan pacu jantung suportif selama kehamilan
biasanya tidak diperlukan. Persalinan per vaginam tidak memiliki risiko yang tinggi pada ibu
dengan blok AV total kongenital, kecuali terdapat kontraindikasi secara obstetri.11 Pasien yang
simptomatis di trimester pertama dan kedua, pemasangan pacu jantung permanen merupakan
terapi pilihan utama, dan dapat dilakukan di bawah panduan alat echocardiography. Pasien
simptomatis yang datang pada saat kehamilan hampir aterm, disarankan dipasang pacu jantung
persalinan pasien blok AV total tanpa memperdulikan ada atau tidaknya gejala klinis pasien,
nampaknya memiliki outcome yang baik. Namun, serial pasien yang dilaporkan tersebut tidak
membahas mengenai waktu yang tepat untuk melakukan pemasangan pacu jantung sementara,
dan denyut jantung yang cukup untuk persalinan berlangsung. Selain itu, tidak pernah diketahui
apakah pacu jantung sementara tersebut benar-benar diperlukan karena tidak mencantumkan
tersebut.12 Pada pasien blok AV total dengan interval QT yang memanjang, atau abnormalitas
atrium kiri pada rekaman EKG, memiliki insiden kematian mendadak yang lebih tinggi. Pada
pasien seperti ini disarankan pemasangan pacu jantung permanen profilaksis untuk
Pasien kasus ini dilakukan pemasangan pacu jantung sementara sesaat sebelum dilakukan
hemodinamik pada saat persalinan berlangsung maupun pada masa setelah persalinan.
17
Persalinan pada pasien dengan blok AV total dapat dipersulit dengan terjadinya sinkop
atau kejang karena bertambah lambatnya detak jantung akibat manuver Valsava. Hal ini dapat
terjadi selama kontraksi uterus yang terlalu kuat saat kala II persalinan. Persalinan pada kasus
seperti ini disarankan dengan posisi lateral dekubitus untuk meminimalisir bearing down, dan
mempercepat kala II dengan menggunakan alat forcep. Operasi sectio cesar (SC) memiliki
risiko perdarahan dan volume shifting yang lebih besar dibandingkan dengan persalinan
normal, oleh karena itu prosedut operasi SC seharusnya dilakukan atas inikasi obstetri atau
fetal.1
hemodinamik maternal selama proses persalinan berlangsung. Pada persalinan normal kala I
tanpa analgetik epidural, curah jantung basal akan meningkat sampai 12 % saat kontraksi
terjadi. Curah jantung ini dapat meningkat progresif sampai 34 % pada saat terjadi dilatasi
seviks maksimal. Perubahan curah jantung ini dapat berkurang dengan pemberian analgetik
epidural, yang juga memiliki keuntungan lain untuk mengurangi nyeri saat persalinan
berlangsung.12,15
Pada pasien ini, persalinan berlangsung melalui pervaginam (spontan). Secara teori, blok AV
total yang asimptomatis dapat menjalani persalinan per vaginam dengan kala II yang dipercepat
dan bantuan pemberian analgetik epidural untuk mengurangi beban jantung dan nyeri saat
persalinan.
seperti sebelum hamil setelah pasien melahirkan. Perubahan variabel hemodinamik ini dapat
mempengaruhi gejala pasien selama kehamilan, sehingga status simptomatis pasien harus
dinilai kembali pada periode post partum sebelum melakukan pemasangan pacu jantung
permanen.1 Pada beberapa laporan kasus pasien dengan blok AV total, terdapat insiden sinkop
yang tidak terduga yang cukup tinggi, penurunan denyut jantung secara gradual, dan tingginya
18
insiden regurgitasi katup miral, sehingga direkomendasikan pemasangan pacu jantung
permanen bahkan pada pasien yang asimptomatis sekalipun.16 Indikasi terapi resinkronisasi
Pada pasien di atas, keadaan hemodinamik pasien tetap baik sebelum, selama, dan setelah
persalinan. Namun gambaran EKG blok AV total menetap bahkan setelah 12 hari perawatan.
Oleh karena itu pasien selanjutnya dilakukan pemasangan pacu jantung permanen.
Sumber : Pedoman terapi memakai alat elektronik kardiovaskular implant, PERKI, 2014
19
Kesimpulan
Telah dilaporkan satu pasien wanita hamil in partu yang datang dengan blok AV total
asimptomatis dan kondisi hemodinamik yang stabil. Pasien dipasang pacu jantung sementara
sebelum dilakukan operasi sectio cesaria merupakan metode yang dipilih untuk menghindari
komplikasi akibat blok AV total selama persalinan berlangsung. Selama dan setelah persalinan
tidak didapatkan komplikasi. Blok AV total menetap 2 minggu setelah persalinan, dan
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Avasthi K, Gupta S, Asvathi G. An Unusual Case of Complete Heart Block With Triplet
Pregnancy. Indian Heart J. 2003;55:641-642.
2. Hidaka N, Chiba Y, Kurita T, Satoh S, Hakano H. Is intrapartum temporary pacing
required for women with complete atrioventrivular block? An analysis of seven cases.
BJOG. 2006;113:605-607.
3. Kenmure ACF, Cameron AJV. Congenital Complete Heart Block in Pregnancy. British
Heart J. 1967;29:910.
4. Tietge W, Daniels M. A case og an acquired high-degree AV block in a pregnant
woman. Neth Heart J. 2008;16:419-21.
5. Pratanu S. Kursus Elektrokardiografi. Bagian Kardiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Surabaya: 2010.
6. Budzikowski AS. Third-degree Atrioventricular Block. Emedicine. Last update: 3
Desember 2012. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/162007-
overview.
7. Crawford MH. Current Diagnosis and Treatment: Cardiology. 3rd Ed. The McGraw Hill
Companies. New York: 2009.
8. Ziad FI, Miller JM, Zipes DP. Clinical Arrhytmology and electrophysiology: A
Companion to Braunwald’s Heart Disease. Saunders Elsevier, Philadelphia; 2009.
9. Vijyaraman P, Ellenbogem KA. Bradyarrhythmias and Pace Maker. In: Hurst’s The
Heart.12th Edition. Mc Graw Hill, New York; 2007.pp 1020-1035.
10. Leung CY, Brodsky MA. Cardiac Arrhytmias and Pregnancy. In: Elkayam U, Gleicher
N (Eds). Cardiac Problems in Pregnancy : Diagnosis and Management of Maternal
and Fetal Heart Disease. 3rd Ed. Wiley Liss Inc.; 1998.
11. Regitz-Zagrosek V, et al. ESC Guidelines on the management of cardiovascular disease
during pregnancy. European Heart Journal. 2011;32:3147-3197.
12. Hidaka N, Chiba Y, Fukushima K, Wake N. Pregnant Women with Complete
Atrioventricular Block: Perinatal Risk and Review of Management. PACE. 2011;
34:1161-1176.
13. Constant J. Bedside Cardiology Fourth Edition. Little Brown and Company. Boston;
1993.
14. Dalvi BV, Chaudhuri A, Kulkarni HL, Kale PA. Therapeutic Guidelines for Congenital
Complete Heart Block Presenting in Pregnancy. Obstet Gynecol. 1992;79:802-4.
15. Monem A, Chohan U, Ali M. Epidural anaesthesia during labour for a patient with
congenital complete heart lock: a case report. J Pak Med Assoc. 2007;57(11):565-6.
16. Suri V, et al. Maternal complete heart block in pregnancy: Analysis of four cases and
review of management. J Obstet Gynaecol Res. 2009;35(3):434-437.
17. Epstein AE, et al. ACC/AHA/HRS 2008 Guidelines for Device-Based Therapy of
Cardiac Rhythm Abnormalities: A Report of the American College of
Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines,
Circulation. 2008;117:e350-e408.
18. PS Wiyati, B Wibowo, Luaran Maternal dan Perinatal pada Hamil dengan Penyakit
Jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang, Majalah Obstetri & Ginekologi, Vol. 21 No.
1 Januari – April 2013 : 20-30.
21