Anda di halaman 1dari 55

DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PROVINSI JAWA TENGAH


JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

KATA PENGANTAR

Laporan ini merupakan Executive Summary dari Laporan Rencana


Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bodri - Kuto.

Lokasi kegiatan berdasarkan batas wilayah administrasi meliputi 5 (lima)


Wilayah Administrasi, yaitu sebagian Kabupaten Batang (bagian Timur berbatasan
dengan Kabupaten Kendal), Kabupaten Kendal, sebagian Kabupaten Temanggung
(bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal), sebagian Kabupaten
Semarang (bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal) serta sebagian Kota
Semarang (bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Kendal). Sedangkan
berdasarkan batas hidrologis meliputi 11 (Sebelas) Daerah Aliran Sungai (DAS).

Executive Summary Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai


Bodri - Kuto merupakan ringkasan dari aspek-aspek meliputi Konservasi sumber
daya air, Pendayagunaan sumber daya air, Pengendalian daya rusak air,
Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dan Sistem
informasi sumber daya air (SISDA). Aspek-aspek tersebut diharapkan dapat
menghasilkan prioritas analisa pembanguan bidang SDA yang lebih akurat dan
sesuai dengan kondisi lapangan.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Jawa Tengah serta Direksi Pekerjaan atas
kepercayaan yang diberikan dan membantu kelancaran dalam penyusunan laporan
ini.

Demikian Laporan ini kami susun dengan harapan dapat memberikan


informasi dan data ringkas tentang Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto.

Semarang, Desember 2011


Konsultan Perseorangan

Ir. Muhammad Ghozi, Dipl. HE


Tenaga Ahli Perencanaan Sumber Daya Air

Executive Summary ii
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................... i


Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................. iii
Daftar Tabel .............................................................................................. v
Daftar Gambar .......................................................................................... vi
Daftar Lampiran ........................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Wilayah Sungai Dan Sistem Sungai ............................................. 1


1.2. Visi, Misi Dan Asas Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai . 2
1.3. Strategi Terpilih ........................................................................ 3
1.4. Peraturan Perundang - Undangan .............................................. 4

BAB II PENATAAN RUANG

2.1. Kebijakan Tata Ruang ............................................................... 7


2.2. Arahan Pengembangan Wilayah .................................................. 20
2.3. Aspek Tata Guna Lahan ............................................................. 23

BAB III ANALISIS DATA

3.1. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Air ..................................... 24


3.2. Kondisi Lingkungan Hidup Dan Potensi Yang Terkait Dengan
Sumber Daya Air ....................................................................... 25
3.3. Sumber Air Dan Prasarana Sumber Daya Air ............................... 25
3.4. Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Air ................................ 28
3.5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Yang Terkait Dengan
Sumber Daya Air ....................................................................... 29

BAB IV IDENTIFIKASI UPAYA RENCANA PENGELOLAAN SDA

4.1. Konservasi Sumber Daya Air ...................................................... 30


4.2. Pendayagunaan Sumber Daya Air ............................................... 30

Executive Summary iii


Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

4.3. Pengendalian Daya Rusak Air ..................................................... 32


4.4. Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA) ................................. 33
4.5. Pemberdayaan Masyarakat ........................................................ 33

BAB V PENYUSUNAN PRIORITAS RENCANA PENGELOLAAN SDA

5.1. Analisa Program ....................................................................... 35


5.2. Prediksi Neraca Air .................................................................... 37

BAB VI TAHAPAN RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

6.1. Jangka Pendek ( 2012 - 2017 ) .................................................. 41


6.2. Jangka Menengah ( 2012 - 2022 ) .............................................. 43
6.3. Jangka Panjang ( 2012 - 2032 ) .................................................. 46

BAB VII PENUTUP

Executive Summary iv
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tataguna lahan (Km2) ......................................................... 23


Tabel 3.1. Laju Erosi di Tiap DAS ......................................................... 24
Tabel 3.2. Estimasi Volume Cekungan Air Tanah di WS Bodri - Kuto ....... 26
Tabel 3.3. Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Pusat ...................... 27
Tabel 3.4. Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi ..................................... 27

Executive Summary v
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Lokasi Wilayah Sungai Bodri - Kuto ........................................ 1


Gambar 2.1. Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah ..... 10
Gambar 2.2. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kendal ............................ 11
Gambar 2.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal .................................. 12
Gambar 2.4. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Batang ........................... 13
Gambar 2.5. Rencana Pola Ruang Kabupaten Batang ................................. 14
Gambar 2.6. Rencana Struktur Ruang Kota Semarang ................................ 15
Gambar 2.7. Rencana Pola Ruang Kota Semarang ...................................... 16
Gambar 2.8. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Temanggung ................... 17
Gambar 2.9. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Semarang ....................... 18
Gambar 2.10. Rencana Pola Ruang Kabupaten Semarang ............................. 19
Gambar 2.11. Arahan Pemanfaatan Ruang WS Bodri - Kuto .......................... 21
Gambar 2.12. Arahan Penggunaan Lahan WS Bodri - Kuto ............................ 22
Gambar 5.1. Lokasi Rencana Embung Triharjo ........................................... 35
Gambar 5.2. Kondisi Pantai Kawasan Pelabuhan Kendal .............................. 36
Gambar 5.3. Kondisi Pantai Sendang Sikucing ............................................ 37
Gambar 5.4. Neraca Air RKI WS Bodri - Kuto ............................................. 38
Gambar 5.5. Neraca Air Irigasi WS Bodri - Kuto .......................................... 38
Gambar 5.6. Neraca Air Tambak WS Bodri - Kuto ....................................... 39
Gambar 5.7. Neraca Air RKI, Irigasi dan Tambak WS Bodri - Kuto ............... 40

Executive Summary vi
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Matrik Rencana Pengalolaan Sumber Daya Air WS Bodri - Kuto

Executive Summary vii


Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Wilayah Sugai Dan Sistem Sungai

Wilayah Sungai Bodri - Kuto berdasarkan Peraturan Menteri PU No.


11A/KPTS/M/2006 tentang Kriteria Dan Penetapan Wilayah Sungai, termasuk
wilayah sungai lintas kabupaten/kota yang menjadi kewenangan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Sungai (WS) Bodri - Kuto dengan luas ± 164,837
Ha, terbagi menjadi 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Kuto, Damar, Pening,
Blukar, Bodri, Buntu, Kendal, Blorong, Waridin, Aji - Slembang, dan DAS Plumbon,
meliputi seluruh wilayah administrasi Kabupaten Kendal, sebagian wilayah
administrasi Kabupaten Batang, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan
sebagian Kabupaten Temanggung. Lokasi WS Bodri Kuto dapat dilihat pada Gambar
1.1.

370 000 380 000 390 000 400 000 410 000 420 000 430 000

LAUT JAWA PEMERINTAH PROP. JAWA TENGAH


9240000

9240000

W E ri DINAS PENGELOLAAN
od
K.B SUMBER DAYA AIR
Patebon
S
ntu

al
Bu

Cipiring
nd
K.
B
lu

K.
k

Ke
a
r

ng

KETERANGAN :
K.Damar

K.

loro

Kangkung Kota Kendal


n
K .B
anan

idi

%
Rowosari Kota Kabupaten
ar

%
W

Kendal
K.Bul

K.

Batas Kabupaten
Tugu
K.Kuto
9230000

9230000

Kaliwungu ji
K.A Batas WS Bodri-Kuto
ka r

on

Gringsing
Brangsong
lumb
K.Blu

K.Buntu
Batas Kecamatan
g
K.Loningan

nin

K. P

Banyuputih Waleri
Lo

Ngampel
K.

Sungai Utama
Ringinarum
i
Aj
K.

Pegandon Ngaliyan Jalan Negara


kaliwungu selatan Jalan KA
Gemuh KOTA SEMARANG
Limpung Pegerruyung
9220000

9220000

Tersono KAB. KENDAL


KAB. BATANG
Patean Mijen

Plantungan Boja
Singorojo
K.
Blo
ro

Blado Sukorejo K.G


ng
K.Jura ng

Bejen lag
ah
9210000

9210000

Bawang
Reban INSET

KAB. TEMANGGUNG WS BODR I-KU TO

Candiroto Gemawang Limbangan


Tretep
Jumo
Kandangan
KAB. BANJARNEGARA wonoboyo Somowono GAMBAR :
9200000

9200000

KAB. SEMARANG

PETA WS BODRI-KUTO
KAB. WONOSOBO

0 2 4 6 8 10 Kilometers

370 000 380 000 390 000 400 000 410 000 420 000 430 000

Gambar 1.1 : Lokasi WS Bodri - Kuto

Executive Summary 1
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Topografi Wilayah Sungai Bodri - Kuto terdiri atas daerah pegunungan


sebelah selatan dan dataran rendah disebelah utara dengan elevasi antara 0 - 50 m
sebesar 25.10%, 250 - 500 m sebesar 19.88% dan 500 - 750 m sebesar 16.76%.

Kondisi geologi pada Wilayah Sungai Bodri - Kuto, pada dataran rendah
merupakan endapan aluvium, di daerah bergelombang selain endapan aluvium juga
batu lempung dan tufa yang sudah lapuk, batuan berpasir kasar terdapat di daerah
pegunungan bagian Selatan. Jenis batuan geologi di Wilayah Sungai Bodri - Kuto
didominasi formasi hasil gunung api tak teruraikan sebesar 30.15%, aluvium
25.60%, fasies sedimen 23.26%.

Sungai yang ada di WS Bodri - Kuto mempunyai 2 (dua) tipe yaitu :

1. Sungai tunggal ; mulai dari mata air sampai muara hanya berupa 1 (satu)
sungai seperti Sungai Kuto, Blukar, Bodri, Blorong, dan Plumbon.

2. Sungai tersambung (interkoneksi) ; 2 (dua) sungai atau lebih yang bergabung /


terhubung menjadi satu seperti Sungai Damar dengan Bulanan (Pening), Buntu
dengan Kendal, Waridin dengan Aji dan Wakak / Slembang.

1.2. Visi, Misi Dan Asas Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai

Visi pengelolaan sumber daya air sebagaimana diamanatkan dalam UU No.7


tahun 2004 tentang Sumber Daya Air adalah: Terwujudnya Kemanfaatan Sumber
Daya Air Yang Berkelanjutan Untuk Sebesar-besarnya Bagi Kemakmuran Rakyat.

Misi yang diaktualisakan dalam program adalah:

1. Konservasi sumber daya air.

2. Pendayagunaan Sumber Daaya Air.

3. Pengendalian dan penanggulangan sumber daya air.

4. Sistem informasi sumber daya air.

5. Pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha.

Asas pengelolaan sumber daya air meliputi: asas kelestarian, keseimbangan,


kemanfaatan umum, keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian,
transparansi dan akuntabilitas.

Executive Summary 2
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

1.3. Strategi Terpilih

Strategi yang dipilih dan diaktualisasikan dalam Program Pengelolaan


Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bodri - Kuto di dasarkan atas penajaman analisa
kajian yang sudah dilakukan pada penyusunan Pola Pengelolaan SDA Wilayah
Sungai, strategi kebijakan nasional, dengan memperhatikan hasil kajian spesifik
terhadap isu-isu utama yang ada di Wilayah Sungai, meliputi :

1. Pendekatan pengembangan dan pengelolaan wilayah sungai berbasis penataan


ruang, sinergis antar sektor, antar daerah dan antar pemangku kepentingan
(pemerintah, masyarakat dan swasta);

2. Pendekatan pembangunan prasarana sumber daya air yang berkelanjutan


dengan berpedoman pada Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM)
berbasis partisipasi masyarakat;

3. Pendekatan peningkatan pelayanan masyarakat dengan membangun Sistem


Informasi SDA didukung kelembagaan dan sumber daya manusia yang handal.

Sasaran yang ingin dicapai dan indicator capaian dalam Rencana


Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bodri - Kuto meliputi :

1. Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Serta Jaringan


Pengairan lainnya, dengan indikator capaian meningkatnya Index Penanaman
(IP) semua jaringan irigasi;

2. Program Penyediaan Dan Pengelolaan Air Baku, dengan indikator capaian


meningkatkan pemenuhan kebutuhan air baku minimal sesuai tahapan MDG’s.

3. Program Pengembangan, Pengelolaan Dan Konservasi Sungai, Danau Dan


Sumber Daya Air lainnya, dengan indikator capaian menurunnya tingkat laju
erosi dan sedimentasi pada 11 DAS yang ada di WS Bodri - Kuto;

4. Program Pengendalian Banjir Dan Pengamanan Pantai, dengan indikator


capaian berkurangannya luas rawan genangan banjir pada 11 DAS yang ada di
WS Bodri - Kuto;

5. Program Pemberdayaan Masyarakat Dan Partisipasi Dunia Usaha Dalam


Pengelolaan SDA, dengan indikator capaian menurunnya debit puncak dan
meningkatnya debit minimum pada sungai - sungai di WS Bodri - Kuto.

Executive Summary 3
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

1.4. Peraturan Perundang - Undangan

Peraturan perundang - undangan yang terkait dalam kegiatan


penyempurnaan Rancangan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai
Bodri Kuto ini adalah :

1. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan


Hidup yang telah diperbarui dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

2. Undang Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;

3. Undang Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya
Air;

4. Undang Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Nasional ;

5. Undang Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah;

6. Undang Undang Republik Indonesia No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan


Keuangan antara Pusat dan Daerah;

7. Undang Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 Tentang


Penanggulangan Bencana;

8. Undang Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan


Ruang;

9. Undang Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan


Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 Tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 2004 Tentang


Perlindungan Hutan;

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2005 Tentang


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 Tahun 2006 Tentang Tata
Guna Tanah;

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi;

Executive Summary 4
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2007 Tentang


Pembagian Tugas Pemerintahan;

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 Tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 42 Tahun 2008 Tentang


Pengelolaan Sumber Daya Air;

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 43 Tahun 2008 Tentang Air
Tanah;

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2010 Tentang


Bendungan;

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai;

21. Peraturan Presiden No. 33 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan
Sumber Daya Air;

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No.8 Ttahun 2002 Tentang
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan di Provinsi Jawa Tengah;

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 22 Tahun 2003 tentang


Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah;

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 11 Tahun 2004 tentang Garis
Sempadan;

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2007 tentang
Pengendaian Lingkungan di Provinsi Jawa Tengah;

26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 - 2030;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung No. 5 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 - 2028;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang No. 6 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang Tahun 2011 - 2031;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Batang No. 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Batang Tahun 2011 - 2031;

30. Peraturan Daerah Kota Semarang No. 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 - 2031;

Executive Summary 5
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

31. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No. 20 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011 - 2031.

Executive Summary 6
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB II

PENATAAN RUANG

2.1. Kebijakan Tata Ruang

Sesuai dengan amanat Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2008 tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) Pasal 20, RTRWN disusun dengan
memperhatikan dinamika pembangunan yang berkembang, antara lain, tantangan
globalisasi, otonomi dan aspirasi daerah, keseimbangan perkembangan antara
Kawasan Barat Indonesia dengan Kawasan Timur Indonesia, kondisi fisik wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan terhadap bencana, dampak
pemanasan global, pengembangan potensi kelautan dan pesisir, pemanfaatan ruang
kota pantai, penanganan kawasan perbatasan negara, dan peran teknologi dalam
memanfaatkan ruang.

Penggunaan sumber daya alam dilakukan secara terencana, rasional,


optimal, bertanggungjawab, dan sesuai dengan kemampuan daya dukungnya,
dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, memperkuat
struktur ekonomi yang memberikan efek pengganda yang maksimum terhadap
pengembangan industri pengolahan dan jasa dengan tetap memperhatikan
kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup serta keanekaragaman
hayati guna mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Sehubungan dengan
itu, RTRWN yang berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
merupakan matra spasial dalam pembangunan nasional yang mencakup
pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan dan pelestarian lingkungan
hidup dapat dilakukan secara aman, tertib, efektif, dan efisien.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029,
bertujuan untuk mewujudkan ruang Provinsi Jawa Tengah yang lestari dengan
memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah. Kebijakan dan strategi
penataan ruang wilayah Provinsi Jawa Tengah meliputi :

1. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang;

2. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang;

Executive Summary 7
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

3. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.

Rencana umum Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat
pada Gambar 2.1.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011 - 2031,


bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai kota industri yang didukung
oleh pertanian produktif, prospektif, dan berkelanjutan menuju penguatan ekonomi
masyarakat yang adil dan sejahtera.

Perkotaan Kaliwungu merupakan fungsi pusat pelayanan meliputi pusat


industri, kawasan strategis ekonomi, perdagangan, dan jasa. Kawasan strategis
ekonomi yang berada di Kecamatan Kaliwungu memiliki luas kurang lebih 1.064
(seribu enam puluh empat) hektar yang terletak di beberapa desa yaitu :

a. Desa Mororejo;

b. Desa Wonorejo;

c. Desa Krajan Kulon; dan

d. Desa Kutoharjo.

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kendal dan Rencana Pola Ruang


Kabupaten Kendal dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan 2.3.

Rencana Tata Ruang Kabupaten Batang Tahun 2011 - 2031, didasarkan atas
kebijakan:

1. Pengembangan sistem jaringan prasarana sumberdaya air

2. Pengembangan prasarana persampahan.

3. Pengembangan prasarana pengolah limbah.

4. Pengembangan prasarana drainase.

5. Pengembangan kawasan lindung.

6. Pengembangan kawasan budidaya.

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Batang dan Rencana Pola Ruang


Kabupaten Batang dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 - 2031,


didasarkan atas kebijakan:

1. Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang.

Executive Summary 8
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

2. Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang.

3. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.

Rencana Struktur Ruang Kota Semarang dan Rencana Pola Ruang Kota
Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.6 dan Gambar 2.7.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 - 2028,


didasarkan atas rencana pengembangan prasarana sistem sumber daya air yang
meliputi air baku domestik, air baku industri dan air baku untuk irigasi pertanian.
Rencana pola ruang wilayah bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi
kawasan bawahnya salah satunya adalah kawasan resapan air. Kawasan resapan air
pada umumnya terdapat pada hampir seluruh wilayah Kabupaten Temanggung
khususnya kawasan Sumbing, Sindoro dan cekungan Kledung.

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Gambar


2.8.

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang tujuan penataan ruang


wilayah Kabupaten Semarang bertujuan terwujudnya daerah penyangga Ibukota
Provinsi Jawa Tengah dan kawasan pertumbuhan berbasis industri, pertanian dan
pariwisata yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Untuk pemerataan prasarana sumber daya air di seluruh wilayah
Kabupaten Semarang dilakukan strategi meningkatkan penampungan air melalui
pembangunan waduk dan embung dan membatasi penggunaan air bawah tanah
serta mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan untuk air baku irigasi,
perikanan, industri, dan air minum.

Rencana peningkatan sistem jaringan sumber daya air meliputi pengelolaan


DAS dan Sub-DAS, pembangunan waduk atau embung, pengembangan jaringan
irigasi, pengembangan jaringan air baku untuk air minum, dan pengembangan
sistem pengendali banjir. Rencana pengelolaan DAS dan Sub-DAS meliputi antara
lain revitalisasi dan optimalisasi fungsi waduk alam Rawa Pening.

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Semarang dan Rencana Pola Ruang


Kabupaten Semarang dapat dilihat pada Gambar 2.9 dan Gambar 2.10.

Executive Summary 9
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.1 : Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah

Executive Summary 10
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.2 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kendal

Executive Summary 11
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.3 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Kendal

Executive Summary 12
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.4 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Batang

Executive Summary 13
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.5 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Batang

Executive Summary 14
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.6 : Rencana Struktur Ruang Kota Semarang

Executive Summary 15
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.7 : Rencana Pola Ruang Kota Semarang

Executive Summary 16
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

385000 390000 395000 400000 405000 410000 415000 420000 425000 430000 435000

Struktur Ruang W E

PKL
S

9215000

9215000
PKL I

PKL II

PKL III

PKL IV PKL III


9210000

9210000
Jumo
PKL IV Candiroto
PKL II
9205000

9205000
PKL IV
PKL IV

Kandangan
9200000

9200000
Tretep PKL I
Kedu
Ngadirejo Kaloran
PKL II
9195000

9195000
PKL I

Parakan
PKL
9190000

9190000
Kranggan
PKL II
Temanggung
Pringsurat
Bulu
9185000

9185000
Tembarak PKL II

0 1 2 3 4 5 6 7 8 Km
9180000

9180000
385000 390000 395000 400000 405000 410000 415000 420000 425000 430000 435000

Gambar 2.8 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Temanggung

Executive Summary 17
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.9 : Rencana Struktur Ruang Kabupaten Semarang

Executive Summary 18
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.10 : Rencana Pola Ruang Kabupaten Semarang

Executive Summary 19
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

2.2. Arahan Pengembangan Wilayah

Arahan pemanfaatan ruang pada WS Bodri - Kuto selain


memperhatikan permasalahan yang menyebabkan kerusakan ekosistem DAS, agar
bencana banjir, kekeringan dan tanah longsor dapat dihindari, juga perlu
mempertimbangkan potensi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal tersebut
berarti arahan pemanfaatan ruang wajib mengakomodasi prinsip ekologi dan
kelestarian alam, dengan tujuan memelihara ekosistem WS Bodri - Kuto dari hulu
sampai ke hilir, serta pengoptimalan potensi Sumber Daya Air yang dapat
dimanfaatkan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Secara garis besar arahan pengembangan wilayah meliputi :

1. Pemantapan kawasan lindung, yaitu kawasan yang fungsi utamanya melindungi


kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya buatan, nilai sejarah, dan
budaya bangsa guna kepentingan pembangunan yang berkelanjutan.

2. Pengembangan kawasan budidaya, yaitu kawasan yang berfungsi utama untuk


dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan sumber daya buatan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka indikasi awal dari


arahan pemanfaatan ruang dan arahan penggunaan lahan pada WS Bodri - Kuto
dapat diilustrasikan dalam Gambar 2.11 dan Gambar 2.12.

Executive Summary 20
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.11 : Arahan Pemanfaatan Ruang WS Bodri - Kuto

Executive Summary 21
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 2.12 : Arahan Penggunaan Lahan WS Bodri - Kuto

Executive Summary 22
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

2.3. Aspek Tata Guna Lahan

Dengan tataguna lahan dapat diketahui zona dan jumlah luasan lahan untuk
resapan (konservasi) dan pengguna air. Jenis penggunaan lahan di Wilayah Sungai
Bodri - Kuto adalah : bangunan pekarangan, tegalan / huma, padang rumput,
tambak / kolam, hutan, dan perkebunan. Diberbagai Kecamatan di Kabupaten
dalam Wilayah Sungai Bodri - Kuto terdapat daerah hutan dan perkebunan yang
dapat difungsikan sebagai daerah resapan air (wilayah konservasi).

Data yang ada menunjukan bahwa lahan sawah beririgasi teknis mayoritas
berada di wilayah dataran rendah atau sebelah hilir DAS. Irigasi teknis untuk
Kabupaten Kendal berada di Kecamatan Kaliwungu, Brangsong sampai di
Kecamatan Weleri, sedangkan untuk Kabupaten Batang berada di Kecamatan
Gringsing.

Tataguna lahan di Kabupaten Kendal disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 : Tataguna lahan (Km2)


Tahun Tahun Tahun %
Jenis
2008 2009 2010 Thn 2010
Sawah : 26,15
Teknis 158,12 158,56 158,56
Semi teknis 16,32 16,40 15,74
Non teknis 77,40 77,23 77,64
Tadah hujan 9,91 9,99 9,61
Sub Total Sawah 261,75 262,18 261,55
Tanah Kering :
Pekarangan 147,81 147,83 151,00 15,10
Tegalan 218,37 217,92 217,92 21,79
Tambak 32,09 31,57 32,12
3,23
Kolam 0,15 0,15 0,23
Hutan rakyat 13,27 13,27 13,27
17,04
Hutan negara 157,21 157,21 157,21
Perkebunan negara 78,64 78,64 78,64 7,86
Penggembalaan 0,55 0,55 0,55
9,29
Lain-lain 92,39 92,91 89,74
Sub Total Tanah Kering 740,48 740,05 740,68
Total 1.002,23 1.002,23 1.002,23 100
Sumber : Kendal Dalam Angka 2010

Executive Summary 23
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB III

ANALISA DATA

3.1. Kuantitas Dan Kualitas Sumber Daya Air

Sesuai dengan PP No. 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air,
salah satu ciri kondisi DAS adalah Koefisien Rejim Sungai (KRS) yaitu perbandingan
antara Qmak/Qmin. Bila Qmak/Qmin lebih besar dari 75, maka kondisi DAS kritis. Selain
menggunakan criteria di atas dapat juga digunakan Kreteria dari SK Dirjen RRL No.
041/Kpts/V/1998 yaitu didekati dengan lima kriteria, yaitu koefisien rejim aliran,
koefisien aliran tahunan, muatan sedimen, frekuensi banjir dan indeks penggunaan
air. Dari data-data yang didapat menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi DAS
memerlukan rehabilitasi dan penghijauan agar kuantitas dan kualitas sumber daya
air makin baik dan terjaga kelestariannya. Untuk selanjutnya analisis kondisi DAS
hanya digunakan pendekatan nilai KRS dan penutupan lahan, dan laju erosi. Untuk
mengetahui keberhasilan kegiatan konservasi dapat dilakukan salah satunya dengan
pemantauan debit maksimum dan minimum suatu sungai.

Berdasarkan kriteria erosi untuk konservasi, maka banyak DAS di WS Bodri -


Kuto termasuk kurang baik, karena laju erosinya lebih besar dari 15 Ton/Ha/Tahun.
Untuk itu program pengurangan laju erosi perlu mendapat perhatian serius. Laju
erosi tiap DAS disajikan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 : Laju Erosi di Tiap DAS

Nama Daerah Aliran Rata-rata


No
Sungai (DAS) Ton/ha/th
1 DAS Kuto 42,74
2 DAS Damar 86,14
3 DAS Bulanan 18,30
4 DAS Blukar 187,97
5 DAS Bodri 151,34
6 DAS Buntu 11,42

Executive Summary 24
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Nama Daerah Aliran Rata-rata


No
Sungai (DAS) Ton/ha/th
7 DAS Kendal 84,22
8 DAS Blorong 84,04
9 DAS Waridin 15,40
10 DAS Aji 149,89
11 DAS Plumbon 121,91

Sumber : Pola PSDA WS Bodri-Kuto

3.2. Kondisi Lingkungan Hidup Dan Potensi Yang Terkait Dengan


Sumber Daya Air

Kondisi Lingkungan Hidup meliputi kualitas air, lahan kritis, daerah genangan
banjir, abrasi pantai, daerah rawan longsor, daerah kekeringan, dll. menunjukkan
bahwa diperlukan perbaikan, bahkan di beberapa tempat bersifat mendesak.

Potensi Wilayah Sungai Bodri - Kuto cukup besar meliputi daerah irigasi,
tambak, dam site, lumbung air / embung / waduk, daya / air terjun (PLTA / wisata
Curug sewu), dll. Potensi tambak sangat besar khususnya di Kabupaten Kendal
seluas 3.531 (RTRW Kabupaten Kendal Tahun 2011) di sepanjang pantai Kabupaten
Kendal, meliputi Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kendal,
Brangsong dan Kaliwungu).

3.3. Sumber Air Dan Prasarana Sumber Daya Air

Sumber air pada Wilayah Sungai Bodri - Kuto meliputi : (i) air permukaan,
(ii) mata air, (iii) cekungan air tanah. Disamping sumber air kualitas air juga perlu
diketahui sehingga pemanfaatan air dapat dilakukan sesuai dengan kualitas air yang
ada.

Potensi / ketersediaan air permukaan (water district, return flow DMI, return
flow Irigasi, return flow tambak) sebesar 3,83 milyar m3/tahun. Sedangkan potensi /
ketersediaan air tanah (mata air dan sumur dalam) sebesar 12 juta m3/tahun. Total
potensi / ketersediaan air Bodri - Kuto sebesar 3,84 milyar m3/tahun. Air yang

Executive Summary 25
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

dimanfaatkan baru sebesar 352 juta m3/tahun, sisa air sebesar 3,49 milyar
m3/tahun belum dimanfaatkan dan sebagian besar terbuang ke laut.

Cekungan air tanah mengandung air dalam jumlah tertentu dan terbatas.
Jumlah imbuhan airtanah pada akuifer bebas (juta m3/tahun) disebut sebagai Q1
sedangkan jumlah aliran airtanah pada akuifer tertekan (juta m3/tahun) disebut
sebagai Q2. Umumnya jumlah Q1 lebih besar daripada Q2. Estimasi volume air pada
tiap lokasi cekungan air tanah ditampilkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 : Estimasi Volume Cekungan Air Tanah di WS Bodri - Kuto

Q1 Q2
No Lokasi Luas (ha)
(Juta m³/th) (Juta m³/th)
1 Kendal 40.843 79 2
2 Semarang - Demak 9.133 783 19
3 Subah 64.942 427 8
4 Sidomulyo 16.845 41 0
5 Ungaran 16.777 145 8

Sumber : Dinas ESDM Prov. Jateng

Sarana dan prasarana sumber daya air meliputi : (i) pemanfaatan air, (ii)
pemantauan air, dan (iii) pengendalian daya rusak air. Pemanfaatan air pada
umumnya untuk memenuhi kebutuhan air untuk air minum, industri, pertanian atau
irigasi, perikanan, dan fasilitas khusus dan umum.

Kebutuhan air minum perkotaan di Wilayah Sungai Bodri - Kuto dipenuhi dari
2 (dua) sumber air, yaitu air tanah dalam dan mata air. Belum ada data mengenai
jumlah air baku yang telah digunakan khusus untuk memenuhi kebutuhan industri.

Budidaya pertanian, khususnya sawah, membutuhkan air yang cukup banyak


dan merupakan pengguna air terbanyak dibandingkan dengan pemanfaat air jenis
lain. Daerah irigasi yang berada di Wilayah Sungai Bodri - Kuto dibedakan
kewenangannya berdasarkan luas. Daerah irigasi di WS Bodri - Kuto yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi ditunjukkan dalam Tabel 3.3 dan Tabel
3.4.

Executive Summary 26
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Tabel 3.3 : Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Pusat

Nama Daerah Luas Fungsional


No. Kabupaten
Irigasi (ha)
1 Kedungasem Batang, Kendal 4.353
2 Bodri Trompo Kendal 8.861

Sumber : Kepmen PU, No.390 /KPTS/M/2007

Tabel 3.4 : Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi

Nama Daerah Luas Fungsional


No. Kabupaten
Irigasi (ha)
1 Sojomerto Kendal 1.108
2 Kd.Pengilon Kendal 2.577

Sumber : Kepmen PU, No.390 /KPTS/M/2007

Data mengenai jumlah air yang dimanfaatkan untuk perikanan air tawar
pada umumnya belum ada. Perikanan di kolam dengan luas kolam 182.460 Ha pada
tahun 2008, 144.256 Ha pada tahun 2009, dan 144.256 Ha pada tahun 2010
dengan produksi ikan berturut turut 519.079 kg, 605.963 kg, dan 628,156 kg.
Perikanan di perairan umum 487,82 Ha dari tahun 2008 hingga tahun 2010 dengan
produksi 111.524 kg pada tahun 2008, 130.899 kg pada tahun 2009, dan 189.878
kg pada tahun 2010.

Sektor pariwisata, khususnya wisata air, berperan dalam upaya konservasi


SDA. Kabupaten Kendal memiliki dua obyek wisata yaitu sendang Sikucing dan
curug Sewu. Sejak tahun 2008 hingga tahun 2010, pengunjung obyek wisata di
daerah tersebut mengalami penurunan.

Untuk mengetahui kuantitas dan kualitas air pada saat tertentu diperlukaan
alat pemantau. Pemantauan air yang dimaksud antara lain adalah pemantau tinggi
muka air dan pemantau kualitas air. Pada tahun 2008, di Wilayah Sungai Bodri -
Kuto terdapat 9 (sembilan) stasiun pos duga air.

Banjir yang mengalir di alur sungai merupakan kejadian alam yang normal.
Untuk mencegah peluapan air banjir, pada umumnya tebing sungai di naikkan
dengan tanggul sehingga kapasitas alur sungai meningkat.

Executive Summary 27
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Untuk pengawetan air dan pengendalian banjir di Wilayah Sungai Bodri -


Kuto diprogramkan pembangunan 23 embung dan 4 buah waduk dengan waduk
terbesar adalah Kedung Suren yang berada di wilayah Kecamatan Kaliwungu.

3.4. Kelembagaan Pengelolaan Sumber Daya Air

Pengelolaan SDA di Wilayah Sungai Bodri - Kuto dilaksanakan oleh instansi -


instansi pemerintah yang terkait dengan kegiatan Konservasi SDA, Pendayagunaan
SDA dan Pengendalian Daya Rusak Air baik ditingkat Pusat, Provinsi Jawa Tengah
maupun ditingkat Kabupaten / Kota yang seluruh atau sebagian wilayah
administrasinya berada didalam wilayah sungai Bodri - Kuto, disamping organisasi
masyarakat yang menjadi pemangku kepentingan dengan kegiatan pengelolaan
SDA di Wilayah Sungai Bodri - Kuto. Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Bodri - Kuto telah terbentuk melalui Surat Keputusan Gubernur
Jawa Tengah No. 610/18/2009 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bodri - Kuto tanggal 15 Desember tahun 2009.
Sekretariat TK PSDA Wilayah Sungai Bodri - Kuto juga telah terbentuk melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah selaku Ketua Harian TK PSDA
Wilayah Sungai Bodri - Kuto No. 610.05/870/2010 tentang Pembentukan Sekretariat
TKPSDA WS Bodri - Kuto tanggal 5 April 2010. TK PSDA Wilayah Sungai Bodri - Kuto
mempunyai tugas membantu Gubernur dalam koordinasi pengelolaan SDA.

Disamping itu khusus untuk melaksanakan koordinasi yang terkait dengan


pengelolaan sistem irigasi, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor: 20 Tahun 2006 Pasal 9 bahwa untuk mewujudkan tertib pengelolaan
jaringan irigasi yang dibangun pemerintah, telah dibentuk Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A), dan Komisi Irigasi Provinsi dan Kabupaten.

Executive Summary 28
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

3.5. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Yang Terkait Dengan Sumber


Daya Air

Jumlah penduduk di Wilayah Sungai Bodri - Kuto pada tahun 2010 adalah
1.582.399 jiwa terdiri dari 969.627 jiwa di Kabupaten Kendal, 262.834 jiwa di
Kabupaten Batang, 126.849 jiwa di Kabupaten Temanggung, 31.735 jiwa di
Kabupaten Semarang, dan 191.354 jiwa di Kota Semarang.

Mata pencaharian penduduk di Wilayah Sungai Bodri - Kuto meliputi bidang


pertanian, buruh industri, perdagangan, jasa, transportasi dan bidang lainnya. Di
Kabupaten Kendal, Batang, Temanggung dan Semarang mata pencaharian
penduduk terbesar pada bidang pertanian sedang di Kota Semarang sebagian besar
adalah buruh industri.

Executive Summary 29
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB IV

IDENTIFIKASI UPAYA RENCANA PENGELOLAAN

SUMBER DAYA AIR

4.1. Konservasi Sumber Daya Air

Program dan kegiatan bidang konservasi SDA disusun dengan


memperhatikan penyebab lahan kritis, dampak lahan kritis, kriteria lahan kritis,
prinsip dasar pengelolaan, upaya preventif timbulnya lahan kritis DAS, target
pengelolaan DAS dan tahapan pengelolaan DAS.

Lahan kritis dapat disebabkan oleh perambahan hutan, penebangan liar


(illegal logging), kebakaran hutan, pemanfaatan sumberdaya hutan yang tidak
berasaskan kelestarian, penataan zonasi kawasan belum berjalan, pola pengelolaan
lahan tidak konservatif, dan pengalihan status lahan hutan untuk berbagai
kepentingan. Lahan kritis dapat berdampak negatif, antara lain :

1. Daya resap tanah terhadap air menurun, sehingga kandungan airtanah


berkurang. Akibatnya, terjadi kekeringan di musim kemarau;

2. Laju aliran air permukaan tinggi di musim penghujan. Akibatnya, terjadi erosi
permukaan, banjir, dan longsor;

3. Kesuburan tanah dan daya dukung lahan atas air mengalami penurunan.

4.2. Pendayagunaan Sumber Daya Air

Pemanfaatan air di WS Bodri - Kuto relatif masih sangat rendah yaitu 9,16
%. Potensi daya air juga cukup tersedia di sumber air baik di sungai maupun
saluran irigasi. Potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara
lain : pembangkit listrik tenaga air dan wisata air. Potensi tersebut belum banyak
dimanfaatkan, perlu dilakukan studi kelayakan untuk memanfaatkan potensi
tersebut oleh pihak - pihak yang berkompeten.

Secara umum potensi sumber daya air di WS Bodri - Kuto belum


didayagunakan secara memadai guna memenuhi kebutuhan masyarakat, disamping

Executive Summary 30
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

masih menimbulkan kerugian akibat daya rusak air di beberapa wilayah. Untuk itu
dipilih strategi peningkatan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya air
secara berkelanjutan dan berkeadilan. Implementasi strategi tersebut dilakukan
melalui program - program :

1. Operasi dan pemeliharaan sumber daya air;

2. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya air;

3. Rehabilitasi prasarana dan sarana sumber daya air;

4. Pembangunan prasarana dan sarana sumber daya air.

Operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air disusun berdasarkan


rencana tahunan operasi dan pemeliharaan prasarana sumber daya air. Program
operasi dan pemeliharaan sumber daya air terdiri atas pemeliharaan mata air,
pemeliharaan Cekungan Air Tanah, pemeliharaan sungai yang menjadi tugas dan
tanggung jawab Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah, operasi dan pemeliharaan
prasarana sumber daya air, operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi primer dan
sekunder, dan operasi dan pemeliharaan jaringan air bersih.

Terjadinya kekurangan air di beberapa daerah baik di daerah irigasi maupun


di daerah non irigasi dan dijumpai adanya air yang mengalir disaluran pembuang
tanpa dimanfaatkan merupakan indikasi bahwa pengelolaan sumber daya air di WS
Bodri - Kuto belum optimal. Data kuantitas dan kualitas air sungai yang terpantau
baru 6 lokasi sisanya belum terpantau. Perlu diupayakan agar air tawar yang berada
di alur pembuang ditahan selama, sebanyak, dan selayak mungkin sebelum
terbuang ke laut.

Dengan menggunakan prinsip Re-use air buangan, pemanfaatan air akan


lebih efisien. Untuk itu perlu dibangun bangunan-bangunan penahan air di alur
sungai (bendung gerak, stop log) agar tidak terbuang ke laut sebelum
dimanfaatkan.

Cara lain untuk memenuhi beragam kebutuhan air bisa dilakukan dengan
interkoneksi, dengan terlebih dahulu dilakukan kajian secara rinci termasuk
kelayakannya.

Rehabilitasi sumber daya air yang sudah berjalan umumnya berupa aktivitas
fisik. Penanganan non fisik kurang mendapat perhatian, sehingga hasilnya kurang

Executive Summary 31
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

optimal. Idealnya sesuai amanat Undang - Undang No. 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air, Pengelolaan SDA termasuk rehabilitasi SDA harus dilakukan
secara terpadu, menyeluruh, dan partisipatif. Program rehabilitasi sumber daya air
terdiri dari :

1. Rehabilitasi mata air

2. Rehabilitasi sungai

Pembangunan waduk / embung, lumbung air, guna menyimpan kelebihan


aliran pada saat air berlebihan (musim hujan) dan memanfaatkannya sesuai
kebutuhan terutama pada musim kemarau.

Pembangunan prasarana air bersih perkotaan di WS Bodri – Kuto mampu


melayani keseluruhan (100 %) warga masyarakat dengan pemenuhan kebutuhan
sebesar 60 l/dt/kapita/hari, sedangkan di daerah perdesaan baru mampu melayani
warga masyarakat sebanyak 12 % dari keseluruhan penduduk.

Untuk wilayah perkotaan pada periode lima tahun pertama (2012 - 2017)
diprogramkan peningkatan pemenuhan kebutuhan dari 60 l/dt/kapita/hari menjadi
kebutuhan standard yaitu 120 l/dt/kapita/hari. Untuk wilayah pedesaan pada
periode lima tahun pertama (2012 -2017) diprogramkan pemenuhan target layanan
dari 12 % menjadi 60% dari warga (sesuai target MDGs) sebesar 60
l/dt/kapita/hari.

4.3. Pengendalian Daya Rusak Air

Sesuai Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang PENANGGULANGAN


BENCANA, penanggulangan bencana dilaksanakan secara sistematis, terpadu dan
menyeluruh yang meliputi upaya pencegahan dan mitigasi (pra bencana), tanggap
darurat (saat bencana) dan upaya pemulihan/rehabilitasi dan rekonstruksi (pasca
bencana).

Dalam rangka melaksanakan STRATEGI PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR:


meningkatkan keterpaduan dalam pengendalian bencana akibat daya rusak air dan
meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengendalian daya rusak
air, maka harus diagendakan adanya koordinasi yang dilaksanakan secara berkala
dan dikoordinasikan oleh BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI

Executive Summary 32
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

JAWA TENGAH, guna membahas program kegiatan bidang pengendalian bencana


akibat daya rusak air. Dengan cara demikian diharapkan program dan kegiatan
PENANGGULANGAN BENCANA AKIBAT DAYA RUSAK AIR dapat dilaksanakan secara
sistematis, terpadu dan menyeluruh.

Program pencegahan dan pengurangan resiko bencana akibat daya rusak air
diarahkan pada pengurangan ancaman bencana, pengurangan kerentanan daerah
rawan bencana, peningkatan kapasitas masyarakat, program tanggap darurat
bencana, dan program rehabilitasi / rekonstruksi.

4.4. Sistem Informasi Sumber Daya Air (SISDA)

Informasi sumber daya air merupakan jaringan informasi sumber daya air
yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi yang harus bisa diakses oleh
berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air. Pemerintah
dan Pemerintah Daerah melalui unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
kegiatan sistem informasi sumber daya air menyediakan informasi sumber daya air
bagi semua pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air.

Dalam rangka mewujudkan sistem informasi sumber daya air diperlukan


analisis ketersediaan data dan sistem informasi sumber daya air, penyelenggaraan
dan materi informasi, jaringan informasi, dan pengelolaan sistem informasi
hidrologi, hidrogeologi, dan hidrometeorologi.

4.5. Pemberdayaan Masyarakat

Pengelolaan sumber daya air akan berjalan efektif, efisien dan


berkelanjutan, manakala dilaksanakan bersama oleh pemerintah (termasuk
pemerintah daerah) dan masyarakat serta dunia usaha. Masyarakat dan dunia
usaha mempunyai hak untuk mendapatkan akses dan pelayanan terhadap sumber
daya air, guna memenuhi kebutuhannya sesuai peraturan perundang - undangan
yang berlaku. Disamping itu masyarakat dan dunia usaha mempunyai kewajiban
untuk berperanserta dalam kegiatan - kegiatan yang terkait dengan pengelolaan
sumber daya air mulai dari proses awal pemikiran, perencanaan, konstruksi, operasi

Executive Summary 33
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

dan pemeliharaan, pengawasan sampai dengan proses akhir yaitu proses


pengambilan keputusan.

Guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan sumber daya air


yang berkelanjutan, maka perlu adanya langkah-langkah nyata pemberdayaan dan
peningkatan peran serta masyarakat dan dunia usaha yang diarahkan untuk
memandirikan organisasi masyarakat dan dunia usaha melalui penguatan yang
meliputi :

1. Pembentukan organisasi sampai berstatus badan hukum;

2. Kemampuan teknis; dan

3. Kemampuan pengelolaan keuangan dalam upaya mengurangi ketergantungan


pada pihak lain.

Secara rinci, kegiatan Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat,


Swasta dan Pemerintah adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup,


penegakan aturan dan hukum terhadap tindakan yang menyebabkan kerusakan
SDA.

2. Memberdayakan masyarakat dan swasta dengan sosialisasi, pelatihan,


pendampingan, pembinaan, sehingga masyarakat peduli, berpartisipasi dan ikut
bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA secara berkelanjutan.

3. Melakukan pengelolaan SDA berbasis masyarakat dengan menggali kearifan


lokal.

4. Penataan kebijaksanaan untuk pengelolaan SDA.

5. Pembentukan badan pengelola SDA.

6. Penggalian sumber-sumber pembiayaan pengelolaan SDA.

7. Peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis Pengelola SDA.

8. Peningkatan kemampuan SDM dalam pengelolaan SDA dan kehutanan.

9. Penyusunan standar kompetensi sumber daya manusia dalam pengelolaan SDA.

Executive Summary 34
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB V

PENYUSUNAN PRIORITAS RENCANA PENGELOLAAN

SUMBER DAYA AIR

5.1. Analisa Program

Program konservasi sumber daya air sub-aspek pengawetan sumber daya air
meliputi rencana pembangunan beberapa embung dan diantaranya adalah rencana
Embung Triharjo, Embung Bumiayu, dan Embung Harjodowo di Kabupaten Kendal
sebagaimana Gambar 5.1.

Gambar 5.1 : Lokasi Rencana Embung Triharjo

Program pengawetan sumber daya air yang berupa pembangunan Waduk


Kedung Suren dengan kapasitas rencana 24.28 juta m3 dan Waduk Cening dengan
kapasitas rencana 10 juta m3 memerlukan telaahan lebih lanjut. Waduk Kedung
Suren telah dilengkapi dengan studi lanjut oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Pemali Juana dengan kesimpulan sementara belum siap untuk dibangun pada saat
ini karena sedimentasinya terlalu besar, diperlukan konservasi lahan di daerah
hulunya terlebih dahulu. Waduk Cening yang terletak di Desa Cening Kecamatan
Singorojo pada Kali Putih anak sungai Bodri direncanakan untuk irigasi di Desa
Cening seluas 60 ha dan suplesi ke Daerah Irigasi Bodri pada musim kemarau,
pengendali banjir, air baku untuk air minum, pembangkit listrik mikro hidro

Executive Summary 35
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

memerlukan kajian lebih lanjut berupa studi kelayakan dan AMDAL sebelum
melangkah ke detail design.

Pemanfaatan terbesar adalah untuk irigasi yang sebagian besar merupakan


irigasi teknis, yang sudah dibangun sejak jaman penjajahan Belanda yaitu Daerah
Irigasi Kedung Asem-Damar, Daerah Irigasi Sojomerto, Daerah Bodri-Trompo, dan
Daerah Irigasi Aji. Terkait dengan pemanfaatan irigasi, program yang diusulkan
adalah rehabilitasi, operasi dan pemeliharaan, serta pembangunan jaringan irigasi
baru.

Banjir yang masih sering melanda, kekeringan yang masih terjadi dibeberapa
bagian WS Bodri - Kuto, serta bencana tanah longsor akibat daya rusak air,
merupakan perhatian Pemerintah dan masyarakat yang harus dapat diantisipasi.
Penangulangan daya rusak air terhadap pantai khususnya di wilayah Kabupaten
Kendal banyak yang memprihatinkan dan perlu rencana tindak segera seperti yang
terjadi di pantai muara Sungai Wakak dan Plumbon, pantai kawasan Pelabuhan
Kendal di Desa Mororejo, pantai wisata Sendang Sikucing yang semuanya terkena
abrasi. Gambaran kondisi pantai kawasan Pelabuhan Kendal dan Sendang Sikucing
dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan 5.3.

Gambar 5.2 : Kondisi Pantai Kawasan Pelabuhan Kendal

Executive Summary 36
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 5.3 : Kondisi Pantai Sendang Sikucing

5.2. Prediksi Neraca Air

Pola Pengelolaan Sumber Daya Air WS Bodri - Kuto yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah No. 25 tahun 2011, dan skenario Kondisi
Ekonomi Naik telah dipilih untuk rencana pengelolaan sumber daya air pada WS
Bodri - Kuto. Dari analisis dengan menggunakan Ribasim menunjukkan bahwa
kondisi neraca air pada saat ini untuk irigasi pada masing-masing jaringan irigasi,
RKI, irigasi tambak mengalami defisit, sehingga perlu uapaya-upaya penyediaan
jumlah dan kualitas air yang memadai.

Untuk mengantisipasi kebutuhan air ke depan maka dibuat neraca air


sebagai berikut :

1. Neraca Air Baku RKI

Neraca air RKI di WS Bodri - Kuto dapat dilihat pada Gambar 5.4, dengan
kegiatan sebagaimana matrik terlampir. Diasumsikan akan terjadi kenaikan
jumlah penduduk dengan laju pertumbuhan penduduk 15% diatas kondisi
normal.

Executive Summary 37
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 5.4 : Neraca Air RKI WS Bodri - Kuto

2. Neraca Air Baku Irigasi

Neraca air Irigasi di WS Bodri - Kuto dapat dilihat pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5 : Neraca Air Irigasi WS Bodri - Kuto

Ket :
1. 2012 - 2017 : Luas areal irigasi diasumsikan berkurang
Pola tanam irigasi dicoba Padi - Padi - Polowijo
2. 2012- 2022 : a. Luas areal irigasi diasumsikan tetap
b. Diusulkan pembangunan Embung Plumbon di Kec.
Boja, Embung Trisobo dan Waduk Cening di Kec.

Executive Summary 38
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Singorojo, Embung Sojomerto dan Triharjo di Kec.


Gemuh, Embung Harjodowo di Kec. Sukorejo,
Embung Bumiayu di Kec. Weleri, Embung
Kedunggading, Kedungasri, Rowobranten,
Ringinarum, Tejorejo di Kec. Ringinarum, Embung
Kedungboto di Kec. Limbangan, Embung Blumah di
Kec. Plantungan dan Waduk Kedungsuren di Kec.
Kaliwungu Selatan
c. Rehabilitasi DI Sojomerto dan DI Aji
3. 2012 - 2032 : a. Luas areal irigasi diasumsikan tetap
b. Diusulkan pembangunan Waduk Banyuwaringin di
Kec. Singorojo dan Waduk Suroloyo di Kec. Patean

3. Neraca Air Tambak

Neraca air Tambak di WS Bodri - Kuto dapat dilihat pada Gambar 5.6 di bawah
ini, dengan kegiatan sebagaimana matrik terlampir.

Gambar 5.6 : Neraca Air Tambak WS Bodri - Kuto

Ket : Luas areal tambak Kec. Kaliwungu tahun 2022 berkurang 1.056 ha (untuk
Kawasan Strategis Ekonomi).

Dari ketiga pemanfaatan air diatas, diperoleh kebutuhan air total untuk RKI,
Irigasi dan tambak yang dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Executive Summary 39
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Gambar 5.7 : Neraca Air RKI, Irigasi dan Tambak WS Bodri - Kuto

Executive Summary 40
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB VI

TAHAPAN RENCANA PENGELOLAAN

SUMBER DAYA AIR

6.1. Jangka Pendek ( 2012 - 2017 )

Strategi Jangka Pendek dalam Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto adalah


sebagai berikut:

1. Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air Sungai

Perlu diterbitkan dan diterapkan peraturan perundang-undangan serta


petunjuk pelaksanaan tentang klasifikasi mutu sungai mengacu pada PP No. 82
tahun 2001 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Pengelolaan Kualitas
Air, terutama bagi sungai - sungai yang belum ditentukan peruntukannya.
Tujuan peraturan ini untuk memelihara, mengendalikan dan meningkatkan
mutu lingkungan hidup serta mengoptimasikan pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan berkesinambungan di kawasan WS Bodri - Kuto,
dengan sasaran sebagai berikut :

a. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, udara, flora dan fauna;

b. Meningkatkan fungsi budidaya kepariwisataan, perindustrian, pertanian


tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, kehutanan,
perhubungan, pertambangan, pemukiman pedesaan dan pemukiman
perkotaan;

c. Meningkatkan disiplin penghuni.

2. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis disekitar Daerah Aliran Sungai seperti : di
Kabupaten Kendal terletak di Kecamatan Patean seluas 600 Ha, Sukorejo seluas
275,5 Ha, Boja seluas 300 Ha, Brangsong seluas 452 Ha, Kaliwungu seluas 878
Ha, Limbangan seluas 450 Ha, Ngampel seluas 218 Ha, Pegandon seluas 1 Ha,
Singorojo seluas 300 Ha, dan Weleri seluas 2 Ha. Di Kabupaten Temanggung
terletak di Kecamatan Bejen seluas 200 Ha, Candiroto seluas 450 Ha,
Gemawang seluas 400 Ha, Jumo seluas 37 Ha, Kandangan seluas 100 Ha,

Executive Summary 41
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Tretep seluas 400 Ha, Wonoboyo seluas 600 Ha. Di Kabupaten Semarang
terletak di Kecamatan Sumowono seluas 300 Ha. Di Kabupaten Batang
penanganan lahan kritis disekitar Daerah Aliran Sungai terletak di Kecamatan
Gringsing seluas 23 Ha, Banyuputih seluas 100 Ha, Bawang seluas 250 Ha,
Limpung seluas 8 Ha, Reban seluas 65 Ha, Tersono seluas 250 Ha dan Blado
seluas 90 Ha, sedangkan penanganan daerah hilir atau pesisir dengan
penanaman mangrove terletak di Kecamatan Gringsing seluas 25 Ha dan
Banyuputih seluas 20 Ha.

3. Menggalang kerjasama antar instansi pemerintah dalam rangka mengatasi


lahan kritis yang berada di dalam kawasan hutan, yaitu di Kabupaten Kendal
terletak di Kecamatan Plantungan, Sukorejo, Singorojo, dan Limbangan.

4. Penanaman sepanjang kiri kanan sungai selebar 200 m pada sub DAS yang
tingkat erosinya sangat berat dengan tanaman pokok/dominan.

5. Penyuluhan berbagai jenis metode trasering pada lahan berlereng 15 - 25 %,


bagi penduduk yang lahannya termasuk Daerah Tangkapan Air.

6. Penyuluhan terhadap penduduk yang melakukan aktivitas pertanian,


penambangan dan perikanan di sepanjang Daerah Aliran Sungai.

7. Pembangunan hutan rakyat dengan jenis tanaman keras produktif pada lahan
kurang produktif.

8. Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan sepanjang sungai yang


pertumbuhannya cepat.

9. Menetapkan kawasan di wilayah sungai yang perlu dikonservasikan dan


dipelihara kelestariannya.

10. Pengendalian dan pengawasan perlindungan sempadan sungai, waduk /


embung, dan mata air.

11. Pengelolaan sampah domestik secara terpadu.

12. Pengelolaan limbah industri secara terpadu.

13. Pengelolaan limbah cair domestik secara terpadu.

14. Pengendalian dan pengawasan pembuangan limbah domestik, limbah non


domestik dan industri.

15. Pemantauan, penyelidikan, pelanggaran, dan evaluasi kualitas air.

Executive Summary 42
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

16. Sosialisasi dan pemerdayaan masyarakat sepanjang daerah aliran sungai.

17. Perlindungan sumber air, waduk / embung, dan mata air dalam rangka
penyediaan air baku untuk keperluan air bersih.

18. Pengelolaan sungai, waduk / embung, mata air dan sumber daya air secara
baik.

19. Penetapan zona pemanfaatan air.

20. Optimasi penggunaan air yang ada, yaitu dengan alokasi air secara realtime.

21. Perlindungan tebing sungai.

22. Rehabilitasi bangunan bendungan/embung.

23. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan,


perkebunan, Hutan Tanaman Industri (HTI), dan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan (IUPHH).

24. Pemberdayaan dan Peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, sempadan


sungai, waduk / embung dan mata air.

25. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan Kehutanan.

26. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.

27. Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH.

28. Pembangunan dan pengelolaan sistem informasi SDA.

29. Penyusunan nota kesepahaman dalam pengelolaan SDA wilayah sungai.

6.2. Jangka Menengah ( 2012 - 2022 )

Strategi Jangka Menengah dalam Pola Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto


adalah sebagai berikut :

1. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan di WS WS Bodri-Kuto secara


baik, diperlukan suatu pedoman pengelolaan kualitas air sungai yang meliputi :

a. Pengendalian Pencemaran Air pada DAS di WS Bodri - Kuto;

b. Pemantauan kualitas air pada DAS di WS Bodri - Kuto;

c. Sistem basis data kualitas air DAS WS Bodri - Kuto.

Executive Summary 43
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

2. Pengendalian pencemanan air secara optimal meliputi :

a. Identifikasi sumber dan bahan pencemaran pada DAS di WS Bodri - Kuto;

b. Pemetaan lokasi dan beban pencemaran pada DAS di WS Bodri - Kuto;

c. Perhitungan potensi beban pencemaran yang masuk kedalam sungai di WS


Bodri - Kuto;

d. Penerapan persyaratan baku mutu limbah cair (kadar dan beban);

e. Penerapan petunjuk teknis pengolahan limbah dan sistem penyalurannya;

f. Pelaksanaan pengawasan dan pemantauan sumber pencemaran yang


masuk dalam DAS di WS Bodri - Kuto.

3. Penetapan Baku Mutu Air Sungai untuk menjamin pemanfaatan multifungsi air
sungai serta mempertahankan kondisi oligotrofik sungai, disusun berdasarkan :

a. Kriteria mutu air pada Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan pengendalian Pencemaran Air;

b. Kriteria fisik, kimia dan biologi untuk mempertahankan kondisi oligotrofik


sungai, antara lain : kejernihan, khlorofil-a, produktivitas primer, indek
keanekaragaman, identifikasi phytoplankton, dan lain - lain.

4. Pemantauan kualitas air sungai yang standar agar perubahan kualitas air yang
terjadi dapat diketahui secara akurat. Beberapa petunjuk teknis yang diperlukan
dalam pemantauan kualitas air sungai adalah :

a. Pengambilan contoh air sungai;

b. Pengujian kualitas air sungai;

c. Penilaian mutu air sungai.

5. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis disekitar Daerah Aliran Sungai seperti : di
Kabupaten Kendal terletak di Kecamatan Gemuh seluas 172 7Ha, Patean seluas
950 Ha, Sukorejo seluas 575,5 Ha, Pageruyung seluas 52 Ha, Boja seluas 402
Ha, Brangsong seluas 600 Ha, Kaliwungu seluas 838 Ha, Limbangan seluas
1.700 Ha, Ngampel seluas 39 Ha, Pegandon seluas 16 Ha, Singorojo seluas
2.250 Ha, dan Weleri seluas 27 Ha. Di Kabupaten Temanggung terletak di
Kecamatan Bejen seluas 200 Ha, Candiroto seluas 450 Ha, Gemawang seluas
400 Ha, Kandangan seluas 100 Ha, Tretep seluas 400 Ha, Wonoboyo seluas
600 Ha. Di Kabupaten Semarang terletak di Kecamatan Sumowono seluas 500

Executive Summary 44
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

Ha. Di Kabupaten Batang penanganan lahan kritis disekitar Daerah Aliran


Sungai terletak di Kecamatan Banyuputih seluas 116 Ha, Bawang seluas 250
Ha, Reban seluas 151 Ha, dan Tersono seluas 250 Ha, sedangkan penanganan
daerah hilir atau pesisir dengan penanaman mangrove terletak di Kecamatan
Gringsing seluas 25 Ha dan Banyuputih seluas 20 Ha.

6. Penggalangan kerjasama dengan tokoh - tokoh masyarakat, adat, tokoh agama


untuk mengatasi lahan kritis yang berada di luar kawasan hutan / lahan
mayarakat.

7. Penanaman sepanjang kiri kanan sungai selebar 200 m pada sub basin yang
tingkat erosinya termasuk sedang sampai berat dengan tanaman pokok /
dominan.

8. Penyuluhan penduduk yang memiliki lahan diluar kawasan hutan negara, tetapi
merupakan Daerah Tangkapan Air di WS Bodri - Kuto tentang berbagai cara
pergiliran tanaman pada lahan berlereng 25 - 40 %.

9. Penyusunan zonasi peruntukan lokasi untuk berbagai kepentingan di WS Bodri -


Kuto.

10. Pembangunan hutan rakyat dengan jenis tanaman keras produktif pada lahan
kurang produktif.

11. Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan sepanjang sungai yang
pertumbuhannya cepat.

12. Menetapkan kawasan di wilayah sungai yang perlu dikonservasikan dan


dipelihara kelestariannya.

13. Pengendalian dan pengawasan perlindungan sempadan sungai, waduk /


embung, dan mata air.

14. Pengendalian dan pengawasan pembuangan limbah domestik, limbah non


domestik dan industri.

15. Pemantauan, penyelidikan, pelanggaran, dan evaluasi kualitas air.

16. Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat sepanjang bantaran sungai.

17. Perlindungan sumber air, waduk / embung, dan mata air dalam rangka
penyediaan air baku untuk keperluan air bersih.

18. Penghijauan dan Pemeliharaan tebing sungai.

Executive Summary 45
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

19. Perlindungan tebing sungai.

20. Rehabilitasi bangunan bendungan/embung.

21. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan,


perkebunan, Hutan Tanaman Industri (HTI), dan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan (IUPHH).

22. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan Kehutanan.

23. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.

24. Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH.

25. Pembangunan dan pengelolaan sistem informasi SDA.

26. Menyebarluaskan informasi ke seluruh stakeholder.

27. Penyusunan nota kesepahaman dalam pengelolaan SDA wilayah sungai dan
forum koordinasi.

6.3. Jangka Panjang ( 2012 - 2032 )

Strategi Jangka Panjang dalam Pola Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto


adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan IPAL penduduk sekitar DAS pada WS Bodri - Kuto.

2. Pembuatan IPAL Industri, Peternakan sekitar DAS pada WS Bodri - Kuto.

3. Pembangunan hutan rakyat dengan jenis tanaman keras produktif pada lahan
kurang produktif.

4. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis disekitar Daerah Aliran Sungai seperti : di
Kabupaten Kendal terletak di Kecamatan Patean seluas 1.791 Ha, Sukorejo
seluas 1.476 Ha, Pageruyung seluas 1.071 Ha, Boja seluas 785 Ha, Brangsong
seluas 1.039 Ha, Kaliwungu seluas 1.449 Ha, Limbangan seluas 3.358 Ha,
Singorojo seluas 4.225Ha, dan Plantungan seluas 1.705 Ha. Di Kabupaten
Temanggung terletak di Kecamatan Bejen seluas 309 Ha, Candiroto seluas 567
Ha, Gemawang seluas 538 Ha, Kandangan seluas 174 Ha, Tretep seluas 707
Ha, Wonoboyo seluas 1.383 Ha. Di Kabupaten Semarang terletak di Kecamatan
Sumowono seluas 1.138 Ha. Di Kabupaten Batang terletak di Kecamatan
Bawang seluas 334 Ha, dan Tersono seluas 386 Ha.

Executive Summary 46
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

5. Membuat rencana dan program comunity development, yaitu suatu program


peningkatan peran serta masyarakat dalam pelestarian / konservasi WS Bodri -
Kuto (baik ekosistem hulu maupun ekosistem hilir) secara konsisten dan
berkesinambungan.

6. Melakukan resetlement penduduk dari kawasan konservasi. Hal ini dilakukan


setelah ada jalan keluar peningkatan pendapatan alternatif.

7. Membangun kelembagaan yang bergerak di bidang konservasi tanah dan air


dalam rangka pelestarian SDA WS Bodri - Kuto yang difasilitasi pemerintah.

8. Pemanfaatan lahan tidur dan terlantar disepanjang wilayah sungai sebagai


lahan produktif sesuai persyaratan.

9. Penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan sepanjang sungai yang


pertumbuhannya cepat.

10. Menetapkan kawasan di wilayah sungai yang perlu dikonservasikan dan


dipelihara kelestariannya.

11. Reboisasi dan perlindungan hutan.

12. Penghijauan lahan kritis dan penutupan lahan terbuka.

13. Pengendalian dan pengawasan perlindungan sempadan sungai, waduk /


embung, dan mata air.

14. Pengetatan perijinan usaha Hutan Tanaman Industri (HTI), Ijin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan (IUPHH), Perkebunan dan industri di hulu sungai, sub
DAS.

15. Pengendalian dan pengawasan pembuangan limbah domestik, non domestik


dan industri.

16. Audit lingkungan.

17. Pemantauan, penyelidikan , pelanggaran, dan evaluasi kualitas lingkungan.

18. Sosialisasi dan pemerdayaan masyrakat sepanjang bantaran sungai.

19. Perlindungan sumber air, waduk / embung, dan mata air dalam rangka
penyediaan air baku untuk keperluan air bersih.

20. Pengelolaan sungai, waduk / embung, mata air dan sumber daya air.

21. Pengembangan kelistrikan tenaga air.

22. Pengembangan daerah irigasi.

Executive Summary 47
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

23. Penghijauan pemeliharaan dan perlindungan tebing sungai.

24. Pengembangan dan pembangunan bendungan/embung.

25. Pengelolaan bendungan.

26. Pembangunan kolam / rawa retensi banjir.

27. Rehabilitasi bangunan bendungan/embung.

28. Pengerukan sedimen sungai.

29. Rehabilitasi konstruksi tebing sungai.

30. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan,


perkebunan, Hutan Tanaman Industri (HTI), dan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan (IUPHH).

31. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia aparat dinas teknis yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan SDA dan Kehutanan.

32. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.

33. Penataan hukum dan kelembagaan dalam pengelolaan SDA dan LH.

34. Pengelolaan sistem informasi SDA.

Rincian dari program jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
dapat dilihat pada matrik terlampir.

Executive Summary 48
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto
DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
PROVINSI JAWA TENGAH
JL. MADUKORO BLOK AA - BB – SEMARANG

BAB VII

PENUTUP

Sumber Daya Air perlu dikelola secara bijaksana dengan memperhatikan


nilai-nilai keberlanjutan, keterbukaan, kesadaran, kepekaan, keadilan dan
kesejahteraan. Visi Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto adalah
“Terwujudnya pemanfaatan SDA di Wilayah Sungai Bodri - Kuto yang lestari,
berwawasan lingkungan dan berkesinambungan secara kualitas dan kuantitas
bagi kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jawa Tengah”. Visi tersebut hanya akan
dapat terwujud bila pengelolaan sumber daya air mengacu pada Kebijakan Nasional
SDA, Kebijakan SDA Provinsi Jawa Tengah dan didukung oleh komitmen kebijakan
dalam regulasi Penataan Ruang antar wilayah Provinsi / Kabupaten / Kota yang
mampu bersinergi dalam mengendalikan pemanfaatan ruang. Perubahan perilaku
masyarakat dalam penebangan / penggundulan / perusakan hutan, upaya larangan
/ mencegah pembuangan limbah padat dan cair langsung ke sumber air dan sungai
serta perairan terbuka lainnya serta tingkat kesadaran masyarakat dalam
memperlakukan lingkungan hidup (ekosistem) secara arif, bijaksana dan beretika
sangatlah penting, karena dapat berdampak terhadap pencegahan perusakan
lingkungan yang paling efektif dan murah. Demikian Laporan Akhir Penyusunan
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bodri - Kuto, disusun dengan
segala keterbatasan dan kemampuan yang ada. Semoga laporan ini akan dapat
bermanfaat bagi perumusan dan penetapan kebijakan lebih lanjut baik di tingkat
Pusat maupun Daerah.

Executive Summary 49
Rencana Pengelolaan SDA WS Bodri - Kuto

Anda mungkin juga menyukai