Disusun Oleh :
1. Tiara Selvia Leodyana (5501170010)
2. Robi Aferus (5501170014)
3. Siti Khofifah (5501170015)
4. Ismi Rahmadayanti (5501170017)
V B/D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP) dengan materi Ruang Lingkup ETAP.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penggunaan SAK ETAP bagi entitas yang melakukan kegiatan di pasar modal atau
menghimpun dan / atau mengelola dana masyarakat melalui pasar modal, perusahaan publik,
dan lembaga keuangan non-bank telah diatur oleh Bapepam LK (sekarang OJK) (Surat
Edaran Bapepam LK No. SE-06/BL/2010). Di dalam surat edaran tersebut, disebutkan
bahwa entitas-entitas berikut ini tidak dapat menggunakan SAK ETAP karena memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan.
✓ Entitas yang melakukan kegiatan di Pasar Modal, yaitu Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perusahaan Efek yang melakukan kagiatan usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek yang menjadi Anggota Bursa Efek, Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, Perusahaan Pemeringkat
Efek, dan Lembaga Penilaian Harga Efek
✓ Entitas yang menghimpun dana masyarakat melalui Penawaran Umum Efek di
Pasar Modal (Emiten)
✓ Entitas yang menjadi wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio investasi
meliputi Reksa Dana, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, dan
Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat
✓ Entitas yang merupakan Perusahaan Publik dan Entitas Lembaga Keuangan
Non-Bank yang merupakan Perusahaan Asuransi / Reasuransi, Pialang
Asuransi / Reasuransi, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur, Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan,
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, dan Perusahaan Penjaminan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ruang lingkup umum dari ETAP?
2. Apa definisi laporan keuangan untuk tujuan umum?
3. Apa itu akuntabilitas publik?
4. Apa yang dimaksud diperdagangkan di pasar publik?
5. Bagaimana kapasitas sebagai fidusia?
6. Bagaimana ETAP pada penerapan dalam entitas anak?
7. Bagaimana ETAP dalam penerapan oleh entitas mikro?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan ruang lingkup umum dari ETAP?
2. Menjelaskan definisi laporan keuangan untuk tujuan umum?
3. Menjelaskan akuntabilitas publik?
4. Menjelaskan maksud diperdagangkan di pasar publik?
5. Menjelaskan apa itu kapasitas sebagai fidusia?
6. Menjelaskan ETAP pada penerapan dalam entitas anak?
7. Menjelaskan ETAP dalam penerapan oleh entitas mikro?
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode
pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Usaha Kecil Menengah atau Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) (SAK-UKM) merupakan suatu standar independen
yang menguraikan pedoman pelaporan keuangan untuk entitas usaha kecil dan menengah
(SMEs). Standar dapat diterapkan pada entitas usaha kecil menengah (SMEs) yang :
Standar ini sama sekali tidak melengkapi ukuran kuantitatif, seperti pendapatan,
pengeluaran, aset atau jumlah karyawan, untuk menentukan apakah Standar dapat digunakan
atau tidak. Standar ini menyatakan bahwa setiap yurisdiksi perlu untuk menentukan entitas
mana yang dapat menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Usaha Kecil
Menengah (Standar Akuntansi Keuangan-ETAP) (SAK-UKM).
B. DEFINISI
Soweto adalah entitas induk dari sekelompok entitas yang berdiversifikasi. Saat ini, Soweto
Group tidak memiliki akuntabilitas publik seperti yang telah didefinisikan. Baru-baru ini,
Dewan Direksi mengadakan rapat strategis kuartalannya. Hasilnya, direktur keuangan
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai penerapan Standar Akuntansi-ETAP (IFRS for
SME).
Dewan Direksi telah mengidentifikasi suatu entitas menajemen aset yang kecil untuk
di akuisisi yang akan memberikan opsi strategis yang berviasi di masa mendatang.
Direktur Keuangan tidak yakin apabila entitas manajemen aset dapat menerapkan
Standar tersebut dan, jika tidak, apa implikasi yang akan terjadi dalam proses konsolidasi dari
Soweto Group.
Diminta
Berilah saran kepada Direktur Keuangan yang terikat dengan penerapan Standar yang
berkaitan dengan kemungkin akuisisi dan implikasinya terhadap Soweto Group.
Pemegang saham dari perusahaan Berlin telah didekati oleh sebuah entitas investasi
internasional, dalam kaitannya dengan suatu kemungkinan kekhawatiran akuisisi atas
pemegang saham mayoritas di Berlin.
Direktur Keuangan memiliki kekhawatiran entitas investasi internasional ini kini telah
menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) secara penuh sebagai
kerangka pelaporan keuangannya; Berlin menerapkan Standar Akuntansi Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Dia meragukan jika perusahaan Berlin akan diizinkan untuk terus
menerapkan Standar Akuntansi Keuangan-ETAP (IFRS for SMEs) seandainya entitas induk
baru yang potensial tidak menerapkan Standar Akuntansi Keuangan-ETAP.
Diminta
Berilah saran kepada Direktur Keuangan atas penerapan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP (IFRS for SMEs) dan implikasinya terhadap konsolidasi perusahaan Berlin.
Suatu entitas anak yang entitas induknya menerapkan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional sepenuhnya, atau yang merupakan bagian dari kelompok entitas yang
dikonsolidasi yang menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasiona secara
penuh, diizinkan untuk menerapkan Standar Akuntansi Keuangan-ETAP (IFRS for
SMEs) di dalam laporan keuangannya sendiri, jika entitas tersebut tidak memiliki
akuntabilitas publik.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IASB) menyatakan bahwa standar ini
akan memadai untuk semua entitas tanpa akuntabilitas publik yang menyusun laporan
keuangan untuk tujuan umum, tanpa memandang besarnya. Hal ini termasuk entitas
berukuran mikro (yang memiliki karyawan kurang dari 10 orang) dan bisnis yang dikelola
oleh pemiliknya. Seandainya entitas tersebut menyusun laporan keuangan semata-mata untuk
diserahkan kepada kantor pajak, guna menentukan penghasilan kena pajak; atau kepada
penyedia kredit untuk memperoleh pembiayaan, maka laporan keuangan seperti itu tidak
harus dianggap sebagai laporan keuangan untuk tujuan umum.
Pedoman di dalam Standar ini adalah jelas dan ringkas. Pedoman dapat mencakup
beberapa transaksi atau kondisi dimana entitas mikro sejenisnya tidak ditemukan, namun
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) tidak yakin bahwa hal ini akan memberikan
beban tambahan terhadap entitas tersebut. Struktur dari Standar ini akan mempermudah bagi
entitas mikro untuk mengidentifikasi aspek-aspek tersebut, yang relevan dengan kondisinya.
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) menyadari bahwa suatu perangkat
ketentuan akuntansi yang sangat sederhana dan ringkas untuk entitas mikro (dengan prinsip
akuntansi umum, pengakuan tertentu, dan prinsip pengukuran hanya untuk transaksi yang
paling mendasar dan ketentuan pengungkapan yang terbatas), akan menghasilkan rendahnya
biaya secara relatif bagi entitas mikro dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Dewan
Standar Akuntansi Internasional (IASB) menyimpulkan bahwa ketentuan yang sederhana
untuk entitas mikro tidak akan memenuhi tujuan dari laporan keuangan untuk tujuan umum
dan tidak dapat menigkatkan kemampuan entitas mikro untuk memperoleh modal. Oleh
karena itu, Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) tidak mengejar suatu proyek
untuk mengembangkan standar tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Standar pelaporan keuangan internasional untuk usaha kecil menengah atau
entitas tanpa akuntabilitas publik (IFRS for SMEs) (sak-ETAP) dapat diterapkan
oleh entitas kecil dan menengah yang tidak mempunyai akuntabilitas publik, dan
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan bagi pengguna eksternal.
Suatu entitas dianggap mempunyai akuntabilitas publik apabila:
✓ Instruktur hutangnya atau instrumen ekuitas nya diperdagangkan didalam suatu
pasar publik atau dalam proses penerbitan instrumen semacam ini untuk
diperdagangkan dipasar publik.
✓ Eentitas memiliki aset didalam suatu kapasitas sebagai fidusia untuk suatu
kelompok besar dari pihak luar, sebagai salah satu dari bisnis utamanya.
• Standar mengklasifikasikan bahwa dimana entitas memiliki aset didalam suatu
kapasitas sebagai fidusia sebagai suatu bagian dari insidental bisnisnya maka hal
ini tidak menjadikannya berakuntanbilitas publik. Entitas yang tergolong didalam
kategori ini termasuk agen perjalanan, sekolah atau yayasan sosial.
B. Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai ruang lingkup ETAP, diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah ETAP. Begitu juga alangkah
baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.konsultasipajak.com/2016/10/pengertian-sak-etap-adalah.html
Mackenzie, Lombard, Coetsee, Njikizana, Chamboko, Selbst. 20112. IFRS for SMEs untuk Usaha
Kecil Menengah atau ETAP. Cetakan I. Jakarta: PT Indeks.