Anda di halaman 1dari 14

“RUANG LINGKUP STANDAR PELAPORAN KEUANGAN

INTERNASIONAL UNTUK USAHA KECIL MENENGAH


ATAU ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK”

Disusun Oleh :
1. Tiara Selvia Leodyana (5501170010)
2. Robi Aferus (5501170014)
3. Siti Khofifah (5501170015)
4. Ismi Rahmadayanti (5501170017)

V B/D3 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG
TIRTAYASA
2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................


A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................
D. Manfaat Penulisan ..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................


A. Ruang Lingkup Umum.......................................................................................
B. Definisi ...............................................................................................................
C. Penerapan pada Entitas Anak .............................................................................
D.Penerapan oleh Entitas Mikro .............................................................................

BAB III PENUTUP ................................................................................................


A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP) dengan materi Ruang Lingkup ETAP.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Serang, Agustus 2019


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SAK ETAP yg merupakan kepanjangan berasal Standar akuntansi keuangan guna
Entitas tidak dengan Akuntabilitas Publik ditetapkan oleh ikatan akuntansi indonesia terhadap
perusahaan kecil & menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan supaya seluruhnya satuan bisnis
mengeluarkan informasi keuangan tepat dgn standar yg sudah ditetapkan. Standar ETAP ini
lumayan sederhana & tentu tidak akan menyulitkan terhadap penggunanya.
Apakah sebenarnya yg dimaksud dengan ETAP?
ETAP sama seperti kepanjangan yg sudah diuraikan di atas yaitu satuan gerakan yg lakukan
aktifitas walaupun sahamnya tak dipunyai oleh masyarakat atau dgn kata lain satuan bisnis yg
dimiliki oleh orang perorang atau sekelompok orang, di mana kegiatan & modalnya pun
terbatas. tipe aktivitas seperti ini di Indonesia menempati angka kurang lebih 80 %. Oleh
karena itu butuh adanya perhatian khusus dari seluruh pihak yg berkepentingan dalam
aktivitas ini.
Pada awalnya SAK ETAP ini menggunakan istilah Standar Akuntansi Keuangan
Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM). Hal ini terlihat saat Exposure Draft (ED) SAK
tersebut diterbitkan oleh DSAK IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Dalam perjalanannya,
akhirnya DSAK IAI mengesahkan ED SAK UKM tersebut menjadi SAK ETAP. SAK ETAP
ini identik dengan IFRS for SMEs yang diterbitkan oleh International Accounting Standards
Board(IASB).
SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. ETAP adalah
entitas yang:
✓ tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
✓ menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat
kredit.
Bahwa SAK ETAP tersebut adalah entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:
1. entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
penyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan
penerbitan efek di pasar modal atau
2. entias menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Yang dimaksud fidusia sesuai Pasal 1 angka 1 UU No. 42 / 1999 tentang Jaminan Fidusia
adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan
bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik
benda (Undang-Undang No. 42 Tahun 1999).

Penggunaan SAK ETAP bagi entitas yang melakukan kegiatan di pasar modal atau
menghimpun dan / atau mengelola dana masyarakat melalui pasar modal, perusahaan publik,
dan lembaga keuangan non-bank telah diatur oleh Bapepam LK (sekarang OJK) (Surat
Edaran Bapepam LK No. SE-06/BL/2010). Di dalam surat edaran tersebut, disebutkan
bahwa entitas-entitas berikut ini tidak dapat menggunakan SAK ETAP karena memiliki
akuntabilitas publik yang signifikan.
✓ Entitas yang melakukan kegiatan di Pasar Modal, yaitu Bursa Efek, Lembaga
Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi
Efek, Perusahaan Efek yang melakukan kagiatan usaha sebagai Perantara
Pedagang Efek yang menjadi Anggota Bursa Efek, Perusahaan Efek yang
melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi, Perusahaan Pemeringkat
Efek, dan Lembaga Penilaian Harga Efek
✓ Entitas yang menghimpun dana masyarakat melalui Penawaran Umum Efek di
Pasar Modal (Emiten)
✓ Entitas yang menjadi wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio investasi
meliputi Reksa Dana, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset, dan
Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat
✓ Entitas yang merupakan Perusahaan Publik dan Entitas Lembaga Keuangan
Non-Bank yang merupakan Perusahaan Asuransi / Reasuransi, Pialang
Asuransi / Reasuransi, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan
Pembiayaan Infrastruktur, Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan,
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, dan Perusahaan Penjaminan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa ruang lingkup umum dari ETAP?
2. Apa definisi laporan keuangan untuk tujuan umum?
3. Apa itu akuntabilitas publik?
4. Apa yang dimaksud diperdagangkan di pasar publik?
5. Bagaimana kapasitas sebagai fidusia?
6. Bagaimana ETAP pada penerapan dalam entitas anak?
7. Bagaimana ETAP dalam penerapan oleh entitas mikro?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan ruang lingkup umum dari ETAP?
2. Menjelaskan definisi laporan keuangan untuk tujuan umum?
3. Menjelaskan akuntabilitas publik?
4. Menjelaskan maksud diperdagangkan di pasar publik?
5. Menjelaskan apa itu kapasitas sebagai fidusia?
6. Menjelaskan ETAP pada penerapan dalam entitas anak?
7. Menjelaskan ETAP dalam penerapan oleh entitas mikro?

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode
pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

RUANG LINGKUP STANDAR PELAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL


UNTUK USAHA KECIL MENENGAH ATAU ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS
PUBLIK

A. RUANG LINGKUP UMUM

Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Usaha Kecil Menengah atau Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) (SAK-UKM) merupakan suatu standar independen
yang menguraikan pedoman pelaporan keuangan untuk entitas usaha kecil dan menengah
(SMEs). Standar dapat diterapkan pada entitas usaha kecil menengah (SMEs) yang :

• Tidak mempunyai akuntabilitas publik.


• Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.

Standar ini sama sekali tidak melengkapi ukuran kuantitatif, seperti pendapatan,
pengeluaran, aset atau jumlah karyawan, untuk menentukan apakah Standar dapat digunakan
atau tidak. Standar ini menyatakan bahwa setiap yurisdiksi perlu untuk menentukan entitas
mana yang dapat menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Usaha Kecil
Menengah (Standar Akuntansi Keuangan-ETAP) (SAK-UKM).

B. DEFINISI

Laporan Keuangan untuk Tujuan Umum (General Purpose Financial Statements)


Laporan keuangan untuk tujuan umum didefinisikan sebagai laporan keuangan yang
ditujukan kepada berbagai pengguna laporan akan kebutuhan informasi keuangan umum,
yang tidak memiliki hak untuk meminta laporan tersebut disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu.
Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Usaha Kecil Menengah atau untuk Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (Standar Akuntansi Keuangan-ETAP) mengizinkan laporan
keuangan untuk tujuan umum untuk dipublikasikan bagi pengguna eksternal, termasuk :

• Pemilik yang terlibat dalam pengelolaan bisnis


• Kreditor yang ada dan calon kreditor
• Agen pemeringkatan kredit
Akuntabilitas Publik
Suatu entitas yang memiliki akuntabilitas publik jikalau :
• Instrumen kewajiban atau instrumen ekuitasnya diperdagangkan di dalam
suatu pasar publik, atau dalam proses penerbitan instruneb yang semacam itu
untuk diperdagangkan dalam suatu pasar publik.
• Memiliki aset di dalam suatu kapasitas sebagai fidusia (fiduciary capacity)
untuk suatu kelompok besar dari pihak luar, yang merupakan salah satu dari
bisnis utamanya.
Memenuhi salah satu dari kedua ketentuan di atas yang di anggap sebagai
akuntabilitas publik, yang menyebabkan tidak memenuhi ruang lingkup Standar ini.

Diperdagangkan di Pasar Publik


Diperdagangkan secara publik (publicly traded) didefinisikan di dalam Standar ini
sebagai “telah terdaftar pada suatu komisi sekuritas atau organisasi regulator lainnya, untuk
tujuan penjualan di dalam suatu pasar publik”. Akuntabilitas publik tidak hanya ketika suatu
instrumen hutang atau instrumen ekuitas dari entitas diperdagangkan di dalam suatu pasar
publik, tetapi juga ketika entitas sedang memroses penerbitan instrumen tersebut untuk
diperdagangkan pada pasar publik.
Standar tersebut menyatakan bahwa pasar publik termasuk pasar bursa saham
domestik atau luar negeri atau pasar OTC (over-the-counter), baik lokal ataupun regional.
Entitas yang memiliki dokumentasi memorandum pendiriannya atau dokumentasi
entitas lainnya memperbolehkan penawaran sekuritasnya kepada publik, tidak akan dianggap
sebagai yang berakuntabilitas publik, hingga entitas mulai mengambil langkah untuk
menerbitkan instrumen tersebut untuk diperdagangkan pada pasar publik.
Standar ini tidak dimaksudkan untuk entitas kecil yang diperdagangkan secara publik.
Karena keperluan tertentu atas pasar modal, maka penggunaan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional secara penuh diwajibkan untuk entitas kecil yang diperdagangkan secara publik.
Semua entitas yang memiliki instrumen hutang atau instrumen ekuitas yang diperdagangkan
secara publik di pasar modal, terlepas dari ukuran, yang telah memilih untuk mendapatkan
modal dari investor luar.Biasanya, investor tersebut tidak terlibat di dalam menajemen bisnis
tersebut, dan tidak berada dalam posisi untuk meminta informasi tertentu. Standar Pelaporan
Keuangan Internasional penuh (full IFRS) dikembangkan guna melayani pasar modal, dan
karenanya, membutuhkan pengungkapan tertentu, yang tidak termasuk di dalam Standar
Pelaporan Keuangan Internasional untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (IFRS for SME).

Kapasitas sebagai Fidusia


Di luar lingkup dari Standar ini, entitas harus memiliki aset di dalam suatu kapasitas
sebagai fidusia untuk sekelompok pihak luar, sebagai salah satu dari bisnis utamanya.
Kebutuhan sebagai salah satu dari bisnis utamanya adalah esensial. Beberapa entitas memiliki
aset di dalam suatu kapasitas sebagai fidusia, karena entitas tersebut memiliki dan mengelola
instrumen keuangan yang dipercayakan kepadanya oleh klien, pelanggan, atau anggota yang
tidak terlibat di dalam manajemen entitas tersebut. Namun, apabila entitas tersebut
melaksanakannya dengan alasan insidental terhadap bisnis utamanya, maka entitas tersebut
tidak dianggap sebagai akuntabilitas publik-entitas tersebut dapat menerapkan Standar ini.
Standar ini memberikan contoh berikut mengenai entitas yang tidak termasuk dalam
ruang lingkup Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Entitas Tanpa akuntabilitas
Publik (IFRS for SMEs), oleh karena entitas tersebut memiliki aset di dalam suatu kapasitas
sebagai fidusia:
• Bank
• Asosiasi kredit
• Perusahan asuransi
• Dealer sekuritas
• Reksadana
• Bank Investasi
Standar ini memberikan contoh berikut mengenai entitas yang dapat menerapkan
Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP), oleh karena entitas tersebut memiliki aset di dalam suatu kapasitas sebagai
fidusia secara insidential terhadap bisnis utamanya:
• Agen perjalanan atau agen real estat
• Sekolah
• Organisasi sosial
• Entitas koperasi yang mengharuskan iuran keanggotaan
• Penjual yang menerima pembayaran di muka atas penyerahan barang atau jasa
(misalnya, perusahaan jasa)
CONTOH 1.1
Pembelian Suatu Entitas Manajemen Aset

Soweto adalah entitas induk dari sekelompok entitas yang berdiversifikasi. Saat ini, Soweto
Group tidak memiliki akuntabilitas publik seperti yang telah didefinisikan. Baru-baru ini,
Dewan Direksi mengadakan rapat strategis kuartalannya. Hasilnya, direktur keuangan
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai penerapan Standar Akuntansi-ETAP (IFRS for
SME).
Dewan Direksi telah mengidentifikasi suatu entitas menajemen aset yang kecil untuk
di akuisisi yang akan memberikan opsi strategis yang berviasi di masa mendatang.
Direktur Keuangan tidak yakin apabila entitas manajemen aset dapat menerapkan
Standar tersebut dan, jika tidak, apa implikasi yang akan terjadi dalam proses konsolidasi dari
Soweto Group.

Diminta
Berilah saran kepada Direktur Keuangan yang terikat dengan penerapan Standar yang
berkaitan dengan kemungkin akuisisi dan implikasinya terhadap Soweto Group.

Solusi yang disarankan


Entitas manajemen aset menerima dana, kemudian menginvestasikannya atas nama
klien untuk sebuah imbalan. Oleh karena itu, entitas manajemen aset memiliki akuntabilitas
publik sepanjang entitas memiliki aset di dalam suatu kapasitas sebagai fudiasi untuk
sekelompok besar dari pihak luar, sebagai salah satu dari bisnis utamanya.
Berkaitan dengan Soweto Group, sebagai salah satu dari entitas anaknya tidak akan
memenuhi syarat untuk menerapkan IFRS for SME atau Standar Akuntansi Keuangan-ETAP,
oleh karena itu grup ini tidak dapat menerapkan Standar ini di dalam penyusunan laporan
konsolidasinya.
CONTOH 1.2
Akuisisi oleh Suatu Entitas Investasi Internasional

Pemegang saham dari perusahaan Berlin telah didekati oleh sebuah entitas investasi
internasional, dalam kaitannya dengan suatu kemungkinan kekhawatiran akuisisi atas
pemegang saham mayoritas di Berlin.
Direktur Keuangan memiliki kekhawatiran entitas investasi internasional ini kini telah
menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) secara penuh sebagai
kerangka pelaporan keuangannya; Berlin menerapkan Standar Akuntansi Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Dia meragukan jika perusahaan Berlin akan diizinkan untuk terus
menerapkan Standar Akuntansi Keuangan-ETAP (IFRS for SMEs) seandainya entitas induk
baru yang potensial tidak menerapkan Standar Akuntansi Keuangan-ETAP.

Diminta
Berilah saran kepada Direktur Keuangan atas penerapan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP (IFRS for SMEs) dan implikasinya terhadap konsolidasi perusahaan Berlin.

Solusi yang disarankan


Standar Akuntansi Keuangan-ETAP (IFRS for SMEs) menyatakan bahwa suatu
entitas anak yang dimiliki oleh entitas induk yang menerapkan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS) sepenuhnya atau yang merupakan bagian dari suatu kelompok entitas
yang dikonsolidasi yang menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)
secara penuh, apabila entitas anak tersebut tidak memiliki akuntabilitas publik.
Oleh karena itu, perusahaan Berlin dapat terus untuk menetapkan Standar Akuntansi
Keuangan-ETAP (IFRS for SMEs) pada catatan akuntansinya.
Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) secara penuh mengharuskan semua
entitas dimasukkan di dalam laporan keuangan konsolidasi supaya mempunyai keseragaman
dalam kebijakan akuntansi. Oleh karena itu, entitas investasi internasional harus
mengkonversikan laporan keuangan versi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS)
untuk tujuan konsolidasi.
C. PENERAPAN PADA ENTITAS ANAK

Suatu entitas anak yang entitas induknya menerapkan Standar Pelaporan Keuangan
Internasional sepenuhnya, atau yang merupakan bagian dari kelompok entitas yang
dikonsolidasi yang menerapkan Standar Pelaporan Keuangan Internasiona secara
penuh, diizinkan untuk menerapkan Standar Akuntansi Keuangan-ETAP (IFRS for
SMEs) di dalam laporan keuangannya sendiri, jika entitas tersebut tidak memiliki
akuntabilitas publik.

D. PENERAPAN OLEH ENTITAS MIKRO

Dewan Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IASB) menyatakan bahwa standar ini
akan memadai untuk semua entitas tanpa akuntabilitas publik yang menyusun laporan
keuangan untuk tujuan umum, tanpa memandang besarnya. Hal ini termasuk entitas
berukuran mikro (yang memiliki karyawan kurang dari 10 orang) dan bisnis yang dikelola
oleh pemiliknya. Seandainya entitas tersebut menyusun laporan keuangan semata-mata untuk
diserahkan kepada kantor pajak, guna menentukan penghasilan kena pajak; atau kepada
penyedia kredit untuk memperoleh pembiayaan, maka laporan keuangan seperti itu tidak
harus dianggap sebagai laporan keuangan untuk tujuan umum.
Pedoman di dalam Standar ini adalah jelas dan ringkas. Pedoman dapat mencakup
beberapa transaksi atau kondisi dimana entitas mikro sejenisnya tidak ditemukan, namun
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) tidak yakin bahwa hal ini akan memberikan
beban tambahan terhadap entitas tersebut. Struktur dari Standar ini akan mempermudah bagi
entitas mikro untuk mengidentifikasi aspek-aspek tersebut, yang relevan dengan kondisinya.
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) menyadari bahwa suatu perangkat
ketentuan akuntansi yang sangat sederhana dan ringkas untuk entitas mikro (dengan prinsip
akuntansi umum, pengakuan tertentu, dan prinsip pengukuran hanya untuk transaksi yang
paling mendasar dan ketentuan pengungkapan yang terbatas), akan menghasilkan rendahnya
biaya secara relatif bagi entitas mikro dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Dewan
Standar Akuntansi Internasional (IASB) menyimpulkan bahwa ketentuan yang sederhana
untuk entitas mikro tidak akan memenuhi tujuan dari laporan keuangan untuk tujuan umum
dan tidak dapat menigkatkan kemampuan entitas mikro untuk memperoleh modal. Oleh
karena itu, Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB) tidak mengejar suatu proyek
untuk mengembangkan standar tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
• Standar pelaporan keuangan internasional untuk usaha kecil menengah atau
entitas tanpa akuntabilitas publik (IFRS for SMEs) (sak-ETAP) dapat diterapkan
oleh entitas kecil dan menengah yang tidak mempunyai akuntabilitas publik, dan
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan bagi pengguna eksternal.
Suatu entitas dianggap mempunyai akuntabilitas publik apabila:
✓ Instruktur hutangnya atau instrumen ekuitas nya diperdagangkan didalam suatu
pasar publik atau dalam proses penerbitan instrumen semacam ini untuk
diperdagangkan dipasar publik.
✓ Eentitas memiliki aset didalam suatu kapasitas sebagai fidusia untuk suatu
kelompok besar dari pihak luar, sebagai salah satu dari bisnis utamanya.
• Standar mengklasifikasikan bahwa dimana entitas memiliki aset didalam suatu
kapasitas sebagai fidusia sebagai suatu bagian dari insidental bisnisnya maka hal
ini tidak menjadikannya berakuntanbilitas publik. Entitas yang tergolong didalam
kategori ini termasuk agen perjalanan, sekolah atau yayasan sosial.

B. Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai ruang lingkup ETAP, diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah ETAP. Begitu juga alangkah
baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.konsultasipajak.com/2016/10/pengertian-sak-etap-adalah.html
Mackenzie, Lombard, Coetsee, Njikizana, Chamboko, Selbst. 20112. IFRS for SMEs untuk Usaha
Kecil Menengah atau ETAP. Cetakan I. Jakarta: PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai