OSTEOCHONDROMA
Oleh:
Pembimbing
Dr.dr. Elysanti Dwi Martadiani, Sp. Rad (K)
Penulis
FOTO GENU DEXTRA AP/LATERAL 20/02/2018
BACAAN
Klinis: primary benign bone tumor right distal femur
Foto genus dextra AP/ Lateral :
Kesan:
Mengesankan benign primary bone tumor, dd/
osteochondroma tipe pedunculated
BACAAN
Klinis: osteochondroma femur
Foto Thorax PA :
Kesan:
Cor dan pulmo tak tampak kelainan
BACAAN
Klinis: Ostochondroma
Foto Genu dextra AP/ Lateral :
Kesan:
Lesi pedunculated dengan cartilage cap pada metafise os femur dextra 1/3 distal
dengan narrow transisional zone, mengesankan pedunculated osteochondroma
- Dari gambaran foto genu AP/Lateral, bila dibandingkan dengan foto sebelumnya
yang berjarak 3 bulan, ditemukan perbesaran ukuran dari tumor.
FOTO LATERAL GENU DEXTRA 11/06/2018
BACAAN
Klinis: Post eksisi perarthroscopy ec primary
malignant bone tumor right distal Femur, ec
Osteochondroma
Alignment baik
Trabekulasi tulang normal
Tampak lesi expansile, dengan penonjolan cortex
tulang distal Femur kanan
Celah dan permukaan sendi Genu kanan tampak
baik
Tak tampak erosi /destruksi tulang
Tak tampak soft tissue mass/ swelling
Kesan:
Masih tampak gambaran lesi expansile pada distal Femur kanan, suspect
osteochondroma
- Telah dilakukan eksisi dari tumor dengan menggunakan prosedur bedah minimal
invasif dengan menggunakan arthroscopy. Dari gambaran xray masih tampak
bagian opaque di sisa tempat lesi di distal femur kanan.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Osteokondroma berasal dari kata osteon yang berarti tulang dan chondroma
yang berarti tumor jinak atau pertumbuhan menyerupai tumor yang terdiri dari
tulang rawan hialin matur, sehingga osteokondroma dapat didefinisikan sebagai
tumor jinak pada tulang yang terdiri dari penonjolan tulang dewasa yang dilapisi
tulang rawan yang menonjol dari kontur lateral tulang endokondral.
Osteokondroma dapat disebut juga sebagai kondrosteoma atau osteokartilagenous
eksotosis.1 Osteokondroma atau dikenal juga dengan eksostosis dapat terjadi dalam
bentuk lesi sporadis yang soliter atau dalam bentuk lesi yang luas sebagai bagian
dari sindrom eksostosis herediter multiple yang bersifat autosomal dominan.
Eksostosis biasanya ditemukan pada akhir usia anak-anak atau pada usia remaja.3
Osteokondroma merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh
tumor jinak tulang dan terutama ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya
aktif dan pada dewasa muda. Sebagian besar dari penderita tumor ini biasanya tanpa
gejala (asimptomatik) , gangguan yang sering muncul biasanya menyebabkan
gejala mekanik tergantung lokasi dan ukuran dari tumor tersebut.2
Epidemiologi
A.Kejadian
Kejadian sebenarnya dari osteokondroma tidak diketahui karena banyak yang tidak
didiagnosis. Kebanyakan ditemukan pada pasien lebih muda dari 20 tahun, Rasio
laki-perempuan adalah 3:1. Osteokondroma dapat terjadi dalam setiap tulang yang
mengalami pembentukan tulang enchondral, tetapi kejadian yang paling sering
terjadi adalah di sekitar lutut.
B.Lokasi
Osteokondroma biasanya mengenai pada daerah metafisis tulang panjang,
dan tulang yang sering terkena adalah ujung distal femur (30%), ujung proksimal
tibia (20%), dan humerus(2%). Osteokondroma juga dapat mengenai tulang tangan
dan kaki (10%) serta tulang pipih seperti pelvis (5%) dan skapula(4%) walaupun
jarang. Osteokondroma terdiri dari 2 tipe yaitu tipe bertangkai (pedunculated) dan
tipe tidak bertangkai (sessile). Tulang panjang yang terkena seringkali merupakan
tipe bertangkai sedangkan di pelvis adalah tipe sessile. Tumor bervariasi dengan
sifat soliter dengan dasar lebar maupun kecil seperti tangkai dan bila multiple
dikenal dengan naman diafisial aklasia (eksostosis herediter multiple) yang bersifat
herediter dan diturunkan secara dominan gen mutan.2
Patofisiologi
Ditemukan adanya tulang rawan hialin didaerah sekitar tumor dan terdapat
eksostosis yang berbentuk didalamnya. Lesi yang besar dapat berbentuk gambaran
bunga kol dengan degenerasi dan kalsifkasi ditengahnya.
Tumor terjadi karena pertumbuhan abnormal dari sel-sel tulang (osteosit)
dan sel-sel tulang rawan (kondrosit) di metafisis. Pertumbuhan abnormal ini
awalnya hanya akan menimbulkan gambaran pembesaran tulang dengan korteks
dan spongiosa yang masih utuh. Jika tumor semakin membesar makan akan tampak
sebagai benjolan menyerupai bunga kol dengan komponen osteosit sebagai
batangnya dan komponen kondrosit sebagai bunganya.4
Tumor akan tumbuh dari metafisis,tetapi adanya pertumbuhan tulang yang
semakin memanjang maka makin lama tumor akan mengarah ke diafisis tulang.
Pertumbuhan ini membawa ke bentuk klasik “coat hanger” variasi dari
osteokondroma yang mengarah menjauhi sendi terdekat. 4
Gambaran Klinis
Tumor ini seringkali tidak memberikan gejala sehingga sering ditemukan
secara kebetulan. Apabila terdapat keluhan, keluhan biasanya merupakan benjolan
yang lama dan teraba membesar. Bila tumor ini menekan jaringan saraf atau
pembuluh darah akan menimbulkan rasa sakit. Dapat juga rasa sakit ditimbulkan
oleh fraktur patologis pada tangkai tumor,terutama pada bagian tangkai tipis.
Kadang bursa dapat tumbuh diatas tumor (bursa exotica) dan bila mengalami
inflamasi pasien dapat mengeluh bengkak dan sakit. Apabila timbul rasa sakit tanpa
adanya fraktur,bursitis, atau penekanan pada saraf dan tumor terus tumbuh setelah
lempeng epifisis menutup maka harus dicurigai adanya keganasan.5
Osteokondroma dapat menyebabkan timbulnya pseudoaneurisma terutama
pada a.poplitea dan a.femoralis disebabkan karena fraktur pada tangkai tumor di
daerah distal femur atau proximal tibia. Osteokondroma yang besar pada kolumna
vertebralis dapat menyebabkan angulasi kyfosis dan menimbulkan gejala
spondylolistesis. Pada herediter multipel exositosis keluhan dapat berupa massa
yang multipel dan tidak nyeri dekat persendian. Umumnya bilateral dan simetris.5
Gejala nyeri terjadi bila terdapat penekanan pada bursa atau jaringan lunak
sekitarnya. Nyeri biasanya disebabkan oleh efek langsung mekanik, massa
osteokondroma pada jaringan lunak di atasnya yang dapat menyebabkan bursitis
atas exostosis tersebut. Iritasi tendon sekitarnya, otot, atau saraf dapat
mengakibatkan rasa sakit. Nyeri juga dapat hasil dari fraktur tangkai dari
osteokondroma dari trauma langsung. Tutup tulang tangkai mungkin infark atau
mengalami nekrosis iskemik. 5
Gambar 2. Gambaran klinis osteokondroma
Diagnosis
Pemeriksaan radiologis
Ada 2 tipe osteokondroma yaitu bertangkai (pedunculated) / narrow base
dan tidak bertangkai (sesile) / broad base. Pada tipe pedunculated, pada foto polos
tampak penonjolan tulang yang menjauhi sendi dengan korteks dan spongiosa
masih normal. Penonjolan ini berbentuk seperti bunga kol (cauliflower) dengan
komponen osteosit sebagai tangkai dan komponen kondrosit sebagai bunganya.
Densitas penonjolan tulang inhomogen (opaqueue pada tangkai dan lusen pada
bunga). Terkadang tampak adanya kalsifikasi berupa bercak opaque akibat
komponen kondral yang mengalami kalsifikasi.7
Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai
eksostosis yang muncul dari metafisis tetapi yang terlihat lebih kecil dibanding
dengan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik oleh karena sebagian besar tumor
ini diliputi oleh tulang rawan. Tumor dapat bersifat tunggal atau multiple
tergantung dari jenisnya. Untuk pemeriksaan radiologis dapat menggunakan:7
FOTO POLOS
Radiografi polos adalah pemeriksaan penunjang pertama yang diperlukan dalam
pencitraan untuk osteokondroma. Radiograf dengan kualitas yang baik harus
diperoleh dalam 2 pesawat tegak lurus dengan ciri lesi sepenuhnya. Fitur radiografi
klasik termasuk orientasi lesi jauh dari fisis dan kontinuitas meduler
Penanganan
Penanganan untuk osteokondroma diindikasikan bila lesi cukup berat atau
bila (1) menimbulkan gejala akibat penekanan terhadap struktur-struktur
sekitarnya, (2) bila gambaran radiologis menunjukkan tanda-tanda keganasan, serta
(3) bila pertumbuhannya progresif.
Lesi-lesi asimptomatik pada anak besar dapat dibiarkan saja, tetapi
penderita diawasi agar tidak mengalami trauma di daerah lesi sebab mudah
menimbulkan fraktur. Lesi-lesi soliter yang besar (> 5 cm) diangkat untuk tujuan
kosmetik serta memperkecil resiko terjadinya keganasan.
Penanganan osteokondroma secara umum adalah eksisi. Bila
memungkinkan eksisi harus mencapai reseksi en block, lingkaran tulang normal
disekitar lesi serta keseluruhan bursa yang menutupi lesi. Deformitas yang terjadi
pada osteokondroma multipel, harus ditangani dengan mempertimbangkan tepi
deformitas dan dengan tujuan akhir memperbaiki rentang pergerakan
Apabila terdapat gejala penekanan pada jaringan lunak, misalnya pembuluh
darah atau saraf sekitarnya, atau tumor tiba-tiba membesar disertai rasa nyeri maka
diperlukan tindakan operasi secepatnya, terutama bila hal ini terjadi pada orang
dewasa.8
Terapi Medis
Tidak ada terapi medis saat ini ada untuk osteokondroma. Andalan
pengobatan nonoperatif adalah observasi karena lesi kebanyakan tanpa gejala
terutama lesi yang ditemukan tidak sengaja.2
Terapi Bedah
Perawatan untuk gejala osteokondroma adalah eksisi. Perawatan harus
diambil untuk memastikan bahwa tidak ada tutup tulang rawan atau perichondrium
yang tersisa, jika tidak, terdapat kemungkinan terjadinya kekambuhan. Idealnya,
garis reseksi harus melalui dasar tangkai, dengan demikian, seluruh lesi dihapus
secara en blok. Lesi atipikal atau sangat besar harus diselidiki sepenuhnya untuk
mengecualikan kemungkinan terpencil keganasan. MRI berguna dalam menilai
ketebalan dari cartilage cap.8
Komplikasi Osteokondroma
A. Fraktur
Fraktur pada osteokondroma adalah komplikasi yang tidak biasa yang
merupakan hasil dari trauma yang terlokalisir dan biasanya melibatkan dasar dari
tangkai lesi. Osteokondroma pedunkulata di lutut merupakan lesi yang paling
mungkin untuk terjadinya fraktur. Selanjutnya, pembentukan kalus menyebabkan
sklerosis bandlike yang terjadi seiring penyembuhan. Tidak ada kejadian signifikan
nonunion yang dilaporkan. Menariknya, regresi atau resorpsi osteokondroma soliter
yang terjadi baik secara spontan dan setelah patah tulang telah dilaporkan.4
C. Komplikasi Vaskuler
Komplikasi vaskular yang berhubungan dengan osteokondroma termasuk
kelainan pembuluh darah, stenosis, oklusi, dan pembentukan pseudoaneurysm.
Gejala klinis pada kasus kompromi vaskular termasuk rasa sakit, bengkak, dan
klaudikasio atau massa berdenyut teraba yang biasanya mempengaruhi pasien
muda. Trombosis pembuluh darah atau oklusi dapat mempengaruhi baik sistem
arteri atau vena dan paling sering terlihat dalam pembuluh tentang lutut, terutama
arteri poplitea atau vena. Lokasi dari kelainan komplikasi ini terutama mengenai
arteri femoralis, brakialis, dan arteri tibialis posterior, arteri poplitea. Komplikasi
ini mempengaruhi pasien muda di dekat akhir pertumbuhan tulang normal dan
terjadi dengan lesi soliter dan beberapa dengan frekuensi yang sama.4
Prognosis
Untuk osteokondroma soliter, hasil dan prognosis setelah operasi baik, dengan
kontrol lokal yang sangat baik dan tingkat kekambuhan lokal kurang dari 2%.
REFERENSI
3. Robbins & cotran. 2005. Buku saku Dasar Patologi Penyakit (735-736).
Jakarta: EGC