Anda di halaman 1dari 7

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 2 309

REVIEW: METODE ANALISIS KADAR VITAMIN C

Novalisha Techinamuti, Rimadani Pratiwi


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung, Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
Telp./Fax. (022) 779 6200
novalisha.techman@gmail.com

ABSTRAK

Vitamin C merupakan vitamin larut dalam air dan sering digunakan sebagai suplemen. Fungsi
vitamin C bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai antioksidan
yang menetralkan radikal bebas didalam darah maupun cairan. Analisis vitamin C dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya vitamin C dalam sampel sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui
kadar vitamin C dalam sampel. Artikel review ini akan mengulas mengenai analisis kualitatif
dan kuantitatif vitamin C. Analisi kualitatif yang diuraikan adalah dengan menggunakan
pereaksi benedict dan analisis kuantitatif yang diuraikan meliputi titrasi asam basa, iodimetri,
penggunaan diklorofenolindofenol (DCIP), spektrofotometri, dan metode DPPH.

Kata kunci : Vitamin C, Analisis kualitatif, Analisis kuantitatif


.

ABSTRACT

Vitamin C is a water-soluble vitamin and is often used as a supplement. The function of


vitamin C can increase the body's resistance to disease and as an antioxidant that neutralizes
free radicals in the blood and fluids. Vitamin C can be analyzed qualitatively and
quantitatively. Qualitative analysis was conducted to determine the presence or absence of
vitamin C in the sample while quantitative analysis was done to determine the levels of
vitamin C in the sample. This review article will cover the qualitative and quantitative
analysis of vitamin C. The qualitative analyzes can be performed using benedict reagents and
quantitative analysis including acid-base titration, iodimetric method,
dichlorophenolindophenol (DCIP) method, spectrophotometric method, and DPPH method.

Keywords: Vitamin C, Qualitative analysis, Quantitative analysis


Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018

PENDAHULUAN askorbat keduanya secara alami terdapat


Vitamin C atau asam L-askorbat, dalam tubuh ketika salah satu dari asam ini
atau askorbat adalah nutrisi penting bagi bertemu dalam sel karena perubahan
manusia dan hewan. Vitamin yang bentuk yang disebabkan oleh pH (Wadge,
memiliki aktivitas vitamin C adalah asam 2003).
askorbat dan garamnya, dan beberapa Vitamin C adalah vitamin yang
bentuk teroksidasi dari molekul seperti paling tidak stabil dari semua vitamin dan
asam dehidroaskorbat. Askorbat dan asam mudah rusak selama pemrosesan dan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 310

penyimpanan. Laju perusakan meningkat karena dapat menggantikan vitamin yang


karena kerja logam, terutama tembaga, ada di bahan alam. Kelebihan vitamin C
besi, dan juga oleh kerja enzim. Eksposur bisa memberikan dampak negatif yaitu bisa
oksigen, pemanasan yang terlalu lama menimbulkan efek yang buruk terhadap
dengan adanya oksigen, dan eksposur tubuh. Misalnya badan menjadi pucat dan
terhadap cahaya semuanya merusak kurus. (Khairina, 2008; Almatsier, 2001).
kandungan vitamin C makanan. Enzim Terdapat beberapa metode untuk
yang mengandung tembaga atau besi mengetahui kadar vitamin C pada suatu
dalam gugus prostetiknya merupakan bahan pangan. Diantaranya adalah metode
katalis yang efisien untuk penguraian asam titrasi, metode spektrofotometri, metode
askorbat. Asam L-askorbat (vitamin C) titrasi iodium dan metode DPPH. Dari
adalah lakton (ester dalam asam uraian-uraian di atas, maka ulasan artikel
hidroksikarboksilat) dan diberi ciri oleh dilakukan untuk membahas metode –
gugus enadiol, yang menjadikannya metode yang yang digunakan untuk
senyawa pereduksi yang kuat (Deman, menganalisis kadar vitamin C dalam suatu
1997). sampel.
Vitamin C dari alam bisa
ditemukan pada buah-buahan ataupun POKOK BAHASAN
sayuran. Contoh buah-buahan lokal yang ANALISIS KUALITATIF
diketahui kaya akan vitamin C adalah buah Analisis kualitatif dari vitamin C
lemon lokal, jeruk nipis, jambu biji, apel dapat dilakukan dengan menggunakan
Malang dan nenas. (Almatsier, 2001). Di pereaksi benedict. Cara kerja dari metode
beberapa negara, dosis yang biasa ini yaitu: Ekstrak buah dan filtrat
dianjurkan berkisar dari 60-90 mg vitamin dimasukkan ke dalam tabung reaksi
C per hari. Tapi rata-rata setiap orang menggunakan pipet sebanyak 5 tetes.
membutuhkan 1000 miligram atau lebih Kemudian ditambah 15 tetes pereaksi
setiap harinya (Dymas, 2011; Khairina, benedict dan dipanaskan di atas api kecil
2008). Orang yang tidak suka makan buah- sampai mendidih selama 2 menit. Adanya
buahan, mengakibatkan kekurangan perubahan warna hijau kekuningan
vitamin C. Akibat dari kekurangan vitamin menandakan adanya vitamin C pada
C, antara lain akan mengalami sariawan sampel (Fadriyanti,2015).
yaitu bibir pecah-pecah bahkan badan
menjadi lemas. Banyak orang mengambil
tablet vitamin C yang dijual di pasaran
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 311

ANALISIS KUANTITATIF Pada titrasi ini, persiapan sampel


Analisis kuantitatif dari vitamin C ditambahkan asam oksalat atau asam
dapat dilakukan dengan beberapa metode, metafosfat, sehingga mencegah logam
diantaranya: katalis lain mengoksidasi vitamin C.
Namun, metode ini jarang dilakukan
Titrasi Asam-Basa karena harga dari larutan 2,6 dan asam
Titrasi Asam Basa merupakan metafosfat sangat mahal (Helrich, 1990).
contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara Prinsip analisis kadar vitamin C
atau metode , yang menggunakan larutan metode titrasi 2,6-diklorofenol yaitu
yang disebut titran dan dilepaskan dari menetapkan kadar vitamin C pada bahan
perangkat gelas yang disebut buret. Bila pangan berdasarkan titrasi dengan 2,6-
larutan yang diuji bersifat basa maka titran diklorofenol indofenol dimana terjadinya
harus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk reaksi reduksi 2,6-diklorofenol indofenol
menghitungnya kadar vitamin C dari dengan adanya vitamin C dalam larutan
metode ini adalah dengan mol NaOH = asam. Asam askorbat mereduksi 2,6-
mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, diklorofenol indofenol dalam suatu larutan
2005). yang tidak berwarna. Titik akhir titrasi
Langkah awal yang dilakukan ditandai dengan perubahan warna menjadi
adalah dengan memasukkan sampel ke merah muda dalam kondisi asam (Bintang,
dalam tabung erlenmeyer sebanyak 100 2010).
mL. Selepas itu, ambil 5mL larutan Reaksi yang terjadi antara reagen
vitamin C sebagai titran. Kemudian, dengan sampel saat pengujian yaitu reaksi
teteskan indicator sebanyak 0.15mL. reduksi 2,6-diklorofenol indofenol dengan
Akhirnya, NaOH sehingga tampak vitamin C dalam larutan asam. Asam
perubahan warna. Amati perubahan warna askorbat akan mendonorkan satu elektron
dan catatkan volume NaOH. Uji positif membentuk semidehidroaskorbat yang
timbul warna kuning ( Pauling, 1970 ). tidak bersifat reaktif. Selanjutnya
semidehidroaskorbat mengalami reaksi
Metode Titrasi 2,6 D disproporsionasi membentuk
(Dichloroindophenol) dehidroaskorbat yang bersifat tidak stabil.
Analisis Vitamin C juga dilakukan Dehidroaskorbat akan terdegradasi
dengan metode titrasi 2,6 D membentuk asam oksalat dan asam treonat
(Dichloroindophenol) yang dimulai pada (Hashmi, 2004).
tahun 1964 dan berakhir pada tahun 1966.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 312

Kelebihan analisis kadar vitamin C gelombang. Spektrofotometer terdiri dari


menggunakan metode titrasi 2,6- alat spektrometer dan fotometer.
diklorofenol dibandingkan dengan metode Spektrometer menghasilkan sinar dari
lain yaitu zat pereduksi lain tidak spektrum dengan panjang gelombang
menganggu penetapan kadar vitamin C. tertentu manakala fotometer pula adalah
Selain itu reaksi terjadi secara kuantitatif alat pengukur intensitas cahaya yang
sehingga dapat diketahui jumlah atau diabsorbsi atau ditransmisikan.
kadarnya. Disamping itu metode ini juga Spektrofotometer pula digunakan untuk
praktis dan spesifik untuk larutan asam mengukur energi cahaya secara relatif jika
askorbat pada pH 1-3,5. Pada pH rendah energi tersebut ditransmisikan, diemisikan
atau suasana asam akan memberikan hasil atau direfleksikan sebagai fungsi dari
yang lebih akurat dibandingkan dalam panjang gelombang (Skoog, 1996).
suasana netral atau basa. Oleh karena itu, Suatu spektrofotometer tersusun
metode titrasi ini paling banyak digunakan dari sumber spektrum sinar tampak yang
untuk analisis kadar vitamin C sinambung dan monokromatis. Sel
dibandingkan metode lain (Legowo, 2004). pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan
absorbsi diantara blanko dengan cuplikan
Metode Spektrofotometri ataupun pembanding. Penggunaan
Berbagai macam analisis dilakukan spektrofotometri UV melibatkan energi
untuk mengetahui kadar vitamin C. elektronik yang cukup besar pada molekul
Penelitian dengan menggunakan metode yang dianalisis, sehingga penggunaan
spektrofotometri dilakukan pada tahun spektrofotometri UV lebih banyak dipakai
1966 sampai dengan tahun 1967 (Helrich, untuk analisis kuantitatif dibandingkan
1990). Spektrofotometri ultra violet adalah kualitatif. (Dachriyanus, 2004).
bagian dari teknik analisis spektroskopik Cara menentukan kadar vitamin C
yang memakai sumber REM (radiasi adalah dengan menimbang 2 g sampel
elektromagnetik) ultraviolet dekat (190- vitamin C yang telah dihaluskan. Larutkan
380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) sampel tersebut dalam 50 mL aquadest
dengan memakai instrumen kemudian menanda batas larutan dalam
spektrofotometer. labu takar 250mL. Setelah itu larutan
Spektrofotometer UV adalah alat diencerkan hingga 200 kali, kemudian
yang digunakan untuk mengukur absorbansi diukur pada panjang gelombang
transmitansi, reflektansi dan absorbsi dari maksimum (David, 2015).
cuplikan sebagai fungsi dari panjang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 313

Metode DPPH Metode Titrasi Iodium


Metode DPPH merupakan metode Titrasi lain yang dapat dilakukan
in vitro yang memberikan informasi adalah titrasi Iodium. Metode ini juga
reaktivitas senyawa yang diuji dengan paling banyak digunakan, karena murah,
suatu radikal stabil. DPPH memberikan sederhana, dan tidak memerlukan peralatan
serapan kuat pada panjang gelombang laboratorium yang canggih. Titrasi ini
517nm dengan warna violet gelap. memakai Iodium sebagai oksidator yang
Penangkap radikal bebas menyebabkan mengoksidasi vitamin C dan memakai
elektron menjadi berpasangan yang amilum sebagai indikatornya. (Wijanarko,
kemudian menyebabkan penghilangan 2002). Metode titrasi iodometri langsung
warna yang sebanding dengan jumlah (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan
elektron yang diambil (Sunarni, suatu larutan iod standar. Metode titrasi
dkk.,2007). iodometri tak langsung (iodometri) adalah
Metode ini sering dipilih sebagai berkenaan dengan titrasi dari iod yang
metode pengujian aktivitas antioksidan dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett,
karena sederhana, mudah, cepat, peka dan 1994). Prosedur penetapan kadar vitamin C
memerlukan sedikit sampel. Metode ini secara iodimetri: Sekitar 400mg asam
hanya membutuhkan senyawa DPPH yang askorbat yang ditimbang seksama
bersifat stabil dan senyawa pembandingan dilarutkan dalam campuran yang terdiri
seperti vitamin A, vitamin C dan vitamin atas 100mL air bebas oksigen dan 25mL
E. Selain itu, metode ini tidak memerlukan asam sulfat encer. Larutan dititrasi dengan
substrat karena radikal bebas sudah iodium 0.1N menggunakan indikator kanji
tersedia secara langsung untuk menggati sampai terbentuk warna biru. Larutan
substrat (Packer, 2002). standar yang digunakan dalam kebanyakan
Hasil dapat diamati dengan proses iodometri adalah natrium tiosulfat.
perubahan larutan dari ungu menjadi Garam ini biasanya berbentuk sebagai
kuning. Perubahan warna menunjukkan pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak
bahwa DPPH telah tereduksi oleh proses boleh distandarisasi dengan penimbangan
donasi hydrogen atau electron dari secara langsung, tetapi harus distandarisasi
senyawa antioksidan sehingga warnanya dengan standar primer. Larutan natrium
berubah dari violet ke kuning dan DPPH thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang
tidak memberikan serapan pada panjang lama (Day & Underwood, 1981) Tembaga
gelombang 517 nm ( Yamaguchi, 1998). murni dapat digunakan sebagai standar
primer untuk natrium thiosulfat dan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 314

dianjurkan apabila thiosulfat harus Iodium = 0,88 mg asam askorbat.


digunakan untuk penentuan tembaga. (Day Kekurangan dari metode ini yaitu ketidak
& Underwood, 1981). akuratan nilai yang diperoleh karena
Metode iodometrik menggunakan vitamin C dapat dipengaruhi oleh zat lain
dua jenis indikator, yaitu kanji dan Iodin (Wijanarko, 2002).
yang dapat bertindak sebagai indikator
bagi dirinya sendiri. Iodin juga KESIMPULAN
memberikan warna ungu atau violet yang Metode yang digunakan untuk
intensitas untuk zat-zat pelarut seperti analisis vitamin C dalam sampel
karbon tetra korida dan kloroform. Namun bervariasi. Pada analisis kualitatif, dapat
demikan larutan dari kanji lebih umum dilakukan dengan menggunakan pereaksi
dipergunakan, karena warna biru gelap dari benedict. Pada analisis kuantitatif, terdapat
kompleks iodin–kanji bertindak sebagai metode titrasi asam basa, metode iodimetri,
suatu tes yang amat sensitif untuk iodine. metode diklorofenolindofenol (DCIP),
Dalam beberapa proses tak langsung metode spektrofotometri, dan metode
banyak agen pengoksida yang kuat dapat DPPH.
dianalisis dengan menambahkan kalium Metode spektrofotometri dan titrasi
iodida berlebih dan mentitrasi iodin yang 2,6 D (Dichloroindophenol) jarang
dibebaskan. Karena banyak agen dilakukan karena memerlukan biaya yang
pengoksida yang membutuhkan larutan mahal. Analisis menggunakan metode
asam untuk bereaksi dengan iodin, asam basa dan iodimetri merupakan
Natrium tiosulfat biasanya digunakan metode yang banyak digunakan karena
sebagai titrannya. murah, sederhana, dan tidak memerlukan
Titrasi Iodium juga adalah salah peralatan laboratorium yang canggih,
satu metode analisis yang dapat digunakan
dalam menghitung kadar Vitamin C. UCAPAN TERIMA KASIH
Dimana, suatu larutan vitamin C (asam Penulis mengucapkan banyak
askorbat) sebagai reduktor dioksidasi oleh terima kasih kepada Dr. Rimadani Pratiwi
Iodium, sesudah vitamin C dalam sampel M.Si., Apt selaku dosen pembimbing,
habis teroksidasi, kelebihan Iodium akan Rizky Abdullah, Ph.D., Apt selaku dosen
segera terdeteksi oleh kelebihan amilum pengampu mata kuliah Metodologi
yang dalam suasana basa berwarna biru Penelitian.
muda. Kadar vitamin C dapat diketahui
dengan perhitungan 1ml 0,01 N larutan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 315

DAFTAR PUSTAKA Khairina, D. 2008. Faktor-faktor yang


Berhubungan dengan Status Gizi.
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu
Jakarta: FKM UI.
Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. Legowo, A.M. & Nurwantoro. 2004.
Diktat Kuliah Analisis Pangan.
Basset, J., R. C. Denney, G.H Jeffrey, J.
Semarang : UPT – Pustaka
Mendhom. 1994. Buku Ajar Vogel
Universitas Diponegoro
Kimia Analisa Kuantitatif
Anorganik. Jakarta : EGC. Packer, L, Traber, MG, Kraemer, K, Frei,
B. 2002. The antioxidant vitamins
Bintang,M. 2010. Biokimia Teknik
C and E: vitamins C and E for
Penelitian. Jakarta : Penerbit
health. J Am Oil Chem Soc.
Erlangga
Pauling,L. 1970. General Chemistry Edisi
Dachriyanus, D. 2004. Analisis Struktur
4. Jakarta : Gaya Baru
Senyawa Organik Secara
Spektroskopi. Padang: Andalas Sastrohamidjojo., Hardjono. 2005.v Kimia
University Press, pp.1-2, 8-9. Dasar. Yogyakarta : UNY Press
David R. Caprette, 2015, Principles of Skoog. D.A. 1996, Fundamental of
Spectrophotometry, available Analytic Chemistry, Seventh
online at edition. USA: Saunders College
http://www.ruf.rice.edu/~bioslabs/methods Publishing.
/protein/spectrophotometer.htm [Accessed Sunarni, T., Pramono, S., Asmah, R. 2007.
on 2 Juni 2018] Flavonoid Antioksidan Penangkap
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1981. Radikal dari Daun Kepel (
Analisa Kimia Kuantitatif, Stelechocarpus burahol (BI.) Hook f. &
Edisi Keempat. Jakarta: Th.), M.F.I., 18 (3) : 111 - 116
Penerbit Erlangga. Wadge, 2003. Safe Upper Levels for
Deman, John,M. 1997. Kimia Makanan. Vitamins and Minerals. Food
Bandung : Penerbit ITB Standards Agency.
Dymas, 2011. Pro dan Kontra Vitamin C Wijanarko., Simon Bambang. 2002.
dalam Mengobati Penyakit Analisis Hasil Pertanian. Malang :
Influenza. Food technopreneur. Universitas Brawijaya
Fadriyanti,2015. Makalah Analisis Yamaguchi, T., Takamura, H., Matoba, T.,
Kualitatif Dan Kuantitatif Vitamin Terao, J., 1998. HPLC Method for
B, C K. Available at: Evaluation of the Free Radical-
http://documentslide.com/documents/maka scavenging Activity of Food by
lah-analisis-kualitatif-dan-kuantitatif- Using 1,1 Diphenyl-2-
vitamin-b-c-kdocx.html [diakses pada 2 picrylhydrazyl. Biosci. Biotechnol.
Juni 2018] Biochem., 62 (6), 1201-1204.
Hashmi M.H. 2004. Assay of Vitamins
in Pharmaceutical Preparations.
London : John Wileyand Sons
Helrich, Kenneth. 1990. Official Methods
Of Analysis Of Association Of
Official Analytical Chemist Volume
Two. USA : Association Of Official
Analytical

Anda mungkin juga menyukai