“GEOLISTRIK”
(ABKA 5301)
Dosen Pengampu:
Dibuat Oleh:
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang sudah memberikan karunia-Nya
pada saya dalam melaksanakan tugas praktikum Penginderaan Jauh ini, sehingga akhirnya tersusunlah
materi laporan praktikum ini. Hal ini saya lakukan untuk memenuhi tugas praktikum Penginderaan
Jauh.Dengan selesainya laporan praktikum Penginderaan Jauh ini, maka tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada semua orang yang sudah membantu saya. dan terima kasih juga untuk para pihak yang sudah
terlibat langsung
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan memerlukan pendalaman lebih lanjut,
mohon saran dan kritiknya pada hasil laporan praktikum penginderaan jauh yang saya buat. Semoga laporan
ini memberi banyak kegunaan pada semua pihak yang membaca Terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan
batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik
merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari luar sistem. Tujuan utama dari
metode jasa geolistrik ini sebenarnya adalah mencari resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Resistivitas
atau tahanan jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukkan tingkat hambatannya terhadap arus
listrik . Batuan yang memiliki resistivitas makin besar, menunjukkan bahwa batuan tersebut sulit untuk
dialiri oleh arus listrik. Selain resistivitas batuan, metode geolistrik juga dapat dipakai untuk menentukan
sifat-sifat kelistrikan lain seperti potensial diri dan medan induksi.
Resistivitas batuan dapat diukur dengan memasukkan arus listrik ke dalam tanah melalui 2 titik elektroda di
permukaan tanah dan 2 titik lain untuk mengukur beda potensial di permukaan yang sama. Hasil pengukuran
geolistrik dapat berupa peta sebaran tahanan jenis baik dengan jenis mapping atau horisontal
maupun sounding atau kedalaman. Hasil pengukuran geolistrik mapping maupun sounding disesuaikan
dengan kebutuhan diadakannya akuisisi data serta jenis konfigurasi yang digunakan
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini adalah untuk menyelesaikan tugas Geolistrik serta untuk mengetahui cara
memakai alat dari geolistrik.
- 4 buah elektroda
- Aki kering
- Meteran Roll
- Alat Geolistrik
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan
batuan dibawah permukaan tanah dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik
merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena arus listrik berasal dari luar sistem. Tujuan utama dari
metode jasa geolistrik ini sebenarnya adalah mencari resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Resistivitas
atau tahanan jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukkan tingkat hambatannya terhadap arus
listrik . Batuan yang memiliki resistivitas makin besar, menunjukkan bahwa batuan tersebut sulit untuk
dialiri oleh arus listrik. Selain resistivitas batuan, metode geolistrik juga dapat dipakai untuk menentukan
sifat-sifat kelistrikan lain seperti potensial diri dan medan induksi.
Resistivitas batuan dapat diukur dengan memasukkan arus listrik ke dalam tanah melalui 2 titik elektroda di
permukaan tanah dan 2 titik lain untuk mengukur beda potensial di permukaan yang sama. Hasil pengukuran
geolistrik dapat berupa peta sebaran tahanan jenis baik dengan jenis mapping atau horisontal
maupun sounding atau kedalaman. Hasil pengukuran geolistrik mapping maupun sounding disesuaikan
dengan kebutuhan diadakannya akuisisi data serta jenis konfigurasi yang digunakan. Pengukuran geolistrik
berhubungan dengan geometri susunan elektroda arus dan potensial yang digunakan saat akuisisi. Metode
geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya terletak dalam satu garis
lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu
konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai metode perhitungan tersendiri untuk
mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis batuan di bawah permukaan
Beberapa jenis konfigurasi yang biasa digunakan untuk pengukuran geolistrik adalah, konfigurasi
Schlumberger, konfigurasi Wenner, konfigurasi Dipole-dipole dan variasinya.
Konfigurasi Wenner
Pengukuran sama (AM = MN = NB = a). Konfigurasi ini memiliki kelebihan dalam ketelitian pembacaan
karena memiliki nilai eksentrisitas yang tidak terlalu besar atau bernilai sebesar 1/3. metode ini juga salah
satu metode dengan sinyal yang bagus. Kelemahan dari metode ini adalah tidak bisa mendeteksi
homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. selain itu,
metode ini membutuhkan biaya yang lebih mahal jika dibandingkan dengan konfigurasi yang lain karena
setiap berpindah, maka kabel harus diganti dengan yang lebih panjang.ini dilakukan dengan cara meletakkan
titik titik elektroda dengan beda jarak satu sama lain yang sama. Elektroda yang bersebelahan akan berjarak
6
Konfigurasi Schlumberger
Pengukuran ini dilakukan dengan cara yang sama dengan Wenner, namun jarak elektroda arus dapat diubah
tidak sama dengan jarak elektroda potensial. Nilai eksentrisitas dari konfigurasi ini dapat berkisar antara 1/3
atau 1/5. Apabila elektroda arus yang dipindah sudah melewati batas eksentrisitas, perlu dilakukan shifting
pada elektroda potensial agar nilai yang didapatkan masih bisa terbaca.
konfigurasi schlumberger biasanya digunakan untuk sounding, yaitu pengambilan data yang difokuskan
secara vertikal. Kelebihan dari konfigurasi ini adalah dapat mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan
batuan pada permukaan dengan cara membandingkan nilai resistivitas semu ketika shifting. Sedangkan
kelemahannya adalah pembacaan pada elektroda MN kecil ketika AB berada sangat jauh, hampir melewati
batas eksentrisitasnya.
Konfigurasi Dipole-Dipole
Pengukuran ini dilakukan dengan cara yang sangat berbeda dengan dua konfigurasi diatas. Elektroda
potensial diletakkan berjauhan dengan jarak na dari elektroda arus. Kelebihan dari konfigurasi ini adalah
biaya yang dikeluarkan tidaklah mahal jika dibandingkan dengan wenner dan schlumberger. konfigurasi ini
juga dapat digunakan untuk mapping, yaitu pengukuran yang memfokuskan hasil secara lateral. untuk
kekurangannya adalah konfigurasi ini memiliki kualitas sinyal yang jelek jika dibandingkan wenner dan
schlumberger. Selain dipole-dipole kita dapat melakukan pengurangan elektroda sehingga konfigurasi
tersebut menjadi pole-dipole (pengurangan 1 elektroda) atau pole-pole (2 elektroda).
7
Pseudo-Depth
Tiap konfigurasi memiliki kedalaman semu maksimum yang bisa ditembus:
1. Wenner: konfigurasi ini memiliki kedalaman semu sebesar 1/3 dari bentangan AB
2. Schlumberger: konfigurasi ini memiliki kedalaman semu sebesar 1/5 dari bentangan AB
3. Dipole-Dipole: Konfigurasi ini memiliki kedalaman semu sebesar MN(n+1)/2
8
BAB III
PEMBAHASAN
c. Hubungkan elektroda potensial menggunakan kabel gulung dan konektor ke P1 dan P2 pada
resistivitimeter.
d. Hubungkan baterai menggunakan kabel konektor ke jack INPUT (+) dan (-) pada resistivitimeter. Lihat
jarum indikator Batt hingga menunjuk ke bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan baterai dalam
keadaan penuh (tegangan memadai). Jika tidak, baterai perlu diisi (dicharge) hingga penuh, sebelum
digunakan.
e. Putar tombol Power ke kanan dari OFF menjadi ON, maka resistivitimeter sudah dinyalakan. Lihat
jarum indikator Current Loop hingga menunjuk ke bagian merah di kanan. Hal ini menunjukkan kontak
elektroda arus dengan tanah (bumi) dan resistivitimeter sudah cukup memadai. Jika tidak, perbaiki
koneksinya, tancap elektroda arus lebih dalam atau siram tanah disekitar elektroda arus dengan air atau
larutan elektrolit untuk memperbaiki kontak.
f. Putar tombol OUTPUT dari angka 0 ke angka yang dikehendaki. Maka besar angka yang dipilih (1 - 6),
makin besar injeksi arus yang dihasilkan.
g. Putar Compensator Coarse, kemudian Fine hingga display tegangan V (Autorange) menunjuk angka nol
atau mendekati nol.
h. Injeksikan arus dengan menekan tombol START hingga display arus I (mA) menunjukkan angka
yang stabil.
i. Tekan tombol HOLD dan baca harga arus pada display arus I (mA) serta harga tegangan/potensial pada
display tegangan V (Autorange) sebagai data pengukuran.
j. Lakukan pengukuran beberapa kali (misal, 3 kali) untuk lebih meyakinkan data hasil pengukuran. Catat
semua hasil pengukuran, termasuk jarak spasi elektroda (a, n) dalam tabel hasil pengukuran Tabel 1.
k. Pindahkan posisi elektroda ke posisi pengukuran berikutnya. Lakukan prosedur pengukuran yang
sama seperti di atas (1-10) untuk mendapatkan data dengan posisi elektroda yang berbeda.
l. Lakukan hal yang sama hingga seluruh data diperoleh sesuai rencana pengukuran.
9
MN AB V(mv) I (mA)
30 cm 0.5 0.829 61
30 cm 1 117.5 67
30 cm 1.5 25.3 66
30 cm 2 7.2 47
30 cm 2.5 3.7 44
30 cm 3 1.7 39
1m x1 255.9 60
1m x2 119.0 53
1m x3 100.3 50
1m x4 88.5 82
1m x5 101.3 50
1m x6 60.7 68
-Hasil dari IPI2 Win adalah grafik log resistivity apparent terhadap AB/2, resistivity cross section, dan
pseudo cross section. File datanya bisa dieksport ke format Bitmap / gambar, Surfer, ataupun RES2DINV.
2) Pengolahan Data
Anda bisa mulai melakukan pencocokan kurva dengan penambahan jumlah lapisan dan nilai resistivitas
setiap lapisannya. Untuk menambah jumlah lapisan anda bisa klik menu toolbar Model → Split. Untuk
mengurangi jumlah lapisan dengan cara klik Model → Join. Perkiraan jumlah lapisan tersebut tentunya
11
berdasarkan keadaan geologi di lokasi survey. Menu toolbar lainnya bisa anda eksplorasi sendiri karena
relatif mudah untuk mengetahuinya dengan mengarahkan mouse ke arah icon.
Setiap langkah pengolahan yang anda lakukan pad software IPI2Win secara otomatis akan tersimpan karena
setting default program. JIka setting Auto-save dinon-aktifkan maka bisa dilakukan dengan cara klik File →
Save.
Setelah program IPI2Win dijalankan kembali, maka klik File → Open untuk membuka file lokasi
pengukuran VES yang pertama. Ekstensinya adalah *.dat. Setelah itu anda bisa menambahkan lokasi
pengukuran VES yang lain dengan cara File → Add file. Lalu pilih file pengukuran VES kedua dengan
ekstensi *.dat. Setelah itu akan muncul window untuk melakukan save united profile, yaitu file gabungan
antara data VES pertama dan kedua. Tentukan lokasi save dan beri nama file lalu klik Save.
Muncul window information, anda bisa memilih jenis array type / konfigurasi elektroda yang digunakan.
Bisa Schlumberger, Wenner, atau lainnya. Pada Coordinat table, N adalah identitas file pengukuran, VES
Name adalah nam
12
a dari file pengukuran, X adalah jarak antara lokasi titik pengukuran, dan Z adalah elevasi dari masing-
masing titik pengukuran VES. Kemudian klik tombol OK. Muncul resistivity section dari 2 titik
pengukuran, tabel error dan grafik dari salah satu titik. Untuk menunjukkan tampilan pseudo section bisa
anda lakukan dengan klik Section → Pseudo-section.
Untuk eksport tampilan tersebut menjadi image dapat dilakukan dengan cara File → Export →
BMP. Anda juga bisa eksport dalam format Surfer ataupun RES2DINV.
13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
bertujuan mengetahui sifat-sifat kelistrikan lapisan batuan dibawah permukaan tanah dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke dalam tanah. Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika aktif, karena
arus listrik berasal dari luar sistem. Tujuan utama dari metode jasa geolistrik ini sebenarnya adalah mencari
resistivitas atau tahanan jenis dari batuan.Ada 3 jenis konfigurasi yang biasa digunakan untuk pengukuran
geolistrik, yaitu konfigurasi Schlumberger, konfigurasi Wenner, konfigurasi Dipole-dipole
Hasil data pengukuran geolistrik berupa tahanan jenis dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan:
7. Geologi Teknik untuk mengetahui tebal lapisan lapuk, jenis batuan, struktur geologi serta porositas dan
permeabilitas batuan untuk penentuan konstruksi.
8. Pertambangan, untuk mengetahui persebaran mineral di dalam lapisan tanah.
9. Minyak untuk mengetahui ketebalan lapisan lapuk dalam penentuan pemasangan bor, struktur lapisan
serta jenis batuan.
10. Arkeologi untuk mengetahui situs-situs peninggalan sejarah yang terpendam dalam tanah.
11. Geologi regional suatu wilayah baik struktur geologi maupun stratigrafinya.
12. Hidrologi, untuk mencari akuifer atau sumber air tanah atau mengetahui intrusi air laut.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://geochemsurvey.wordpress.com/2017/03/02/cara-pengolahan-data-geolistrik-menggunakan-ipi2-win/
(Diakses pada 22 November 2019)
https://id.wikipedia.org/wiki/Geolistrik (Diakses pada 22 November 2019)
https://www.kompasiana.com/try2bereal/5b810060bde575403844b1a2/fungsi-geolistrik-dalam-menetukan-
sumber-air-tanah (Diakses pada 22 November 2019)
15