Laporan Pendahuluan Double Lumen
Laporan Pendahuluan Double Lumen
1.1. Definisi
Kateter double lumen adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan plastic PVC
mempunyai 2 cabang, selang merah (arteri) untuk keluarnya darah dari tubuh ke
mesin dan selang biru (vena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh (Allen
R. Nissenson,dkk, 2004).
Kateter double lumen adalah suatu selang steril yang dimasukan kedalam vena
sentral besar seperti vena jugularis, vena subklavia atau vena femoralis melalui
prosedur operasi.
Kateter hemodialisis double lumen memiliki dua koaksial lumen arteri dan vena
yang terpisah dan diposisikan dalam satu kateter. Lubang arteri pada ujung
kateter umumnya 2-3 cm proksimal lubang vena.
Kateter vena yang sering disebut sebagai kstter dual lumen adalah suatu saluran
yang dimasukan kedalam suatu vena sentral didaerah leher, dada atau lipatan
paha. ini digunakan hanya untuk penggunaan jangka pendek. kateter ini diluar
tubuh memiah menjadi dua saluran. satu saluran digunakan untuk menarik darah
dari pasien kedalam mesin ini disebut artery line dan satu lagi digunakan untuk
memasukan darah dari mesin ketubuh penderita disebut sebagai venous line.
Akses ini hanya digunakan jangka pendek sebelum seseorang spesialis bedah
vaskuler membuat AV Fistula yang dapat digunakan sebagai akses jangka
panjang.
1
ginjal akut yang membutuhkan hemodialisis segera atau pasien penyakit ginjal
kronis dengan akses vaskular permanen atau akses peritoneal dialisis yang belum
dapat digunakan (Weijmer, 2004). Kateter hemodialisis dibagi dua yaitu kateter
hemodialisis non-tunnelled dan tunnelled.
1.2.1. Hemodialisis non-tunnelled
Kateter hemodilisis non-tunnelled telah mengalami perubahan yang besar.
Awalnya kateter ini terdiri dari satu lumen kateter, kemudian berkembang
menjadi dua lumen (double lumen) dan yang terakhir berkembang menjadi
tiga lumen (triplelumen). Kateter hemodialisis double lumen memiliki dua
koaksial lumen arteri dan vena yang terpisah dan diposisikan dalam satu
kateter. Lubang arteri pada ujung kateter umumnya 2-3 cm proksimal
lubang vena.
2
non-tunnelled yang diinsersi pada vena femoralis tidak lebih dari lima hari
dan tidak lebih dari 21 hari pada vena subclavia atau jugularis interna.
Single lumen exit site Double lumen exit site Triple lumen exit side Triple exit hole
3
hemodialisis tidak adekuat.Cuff kateter berfungsi untukmenjaga stabilitas
posisi kateter dan untuk barier mencegah infeksi
4
yang mengalami thrombosis ileofemoral yang dapat menimbulkan resiko
emboli (Lancester, 1992).
5
2.3.3. Vena jugularis internal
Kateter dimasukkan pada kulit dengan sudut 200 dari sagital, dua jari di
bawah clavicula, antara sternum dan kepala clavicula dari otot
sternocleidomastoideus. Pemakaian kateter jugularis internal lebih aman
dan nyaman. Dapat digunakan beberapa minggu dan pasien tidak perlu di
rawat di rumah sakit. Kateter jugularis internal memiliki resiko lebih kecil
terjadi pneumothoraks daripada subclavian dan lebih kecil terjadi
thrombosis. Oliver, Callery, Thorpe, Schwab & Churchill (2000, Risk of
Bacteremia from temporary hemodialysis catheter by site of insertion and
duration of use : a prospective study, http://www.nature.com, diperoleh
tanggal 25 Januari 2007) mengatakan bahwa dari 318 pemakaian kateter
pada lokasi tusukan yang baru, terjadi bakteremia 5,4% setelah pemakaian
lebih dari 3 minggu pada kateter jugularis interna.
6
2.4.1. Tujuan Perawatan Kateter Double Lumen
Adalah mencegah terjadinya infeksi, mencegah adanya bekuan darah di
selang kateter double lumen, kateter dapat digunakan dalam waktu tertentu
dan aliran darah menjadi lancar.
2.4.2. Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kateter double lumen
Adalah kebersihan kateter, kondisi kateter yang tidak tertekuk, rembesan
darah dari sambungan tutup kateter, kateter lepas atau berubah posisi,
tanda – tanda peradangan dan keluhan pasien.
2.4.3. Prosedur perawatan kateter double lumen
a. Pengkajian
- Kaji program medik
- Kaji warna kulit disekitar lokasi pemasangan chateter double lumen,
apakah ada kemerahan.
- Kaji daerah lokasi penusukan, apakah ada tanda-tanda phlebitis
seperti kemerahan, nyeri, bengkak
- Monitor respon pasien
b. Perencanaan
1) Persiapan alat
- Set steril (sarung tangan steril, kasa, pinset anatomis, 3 kom,doek
berlubang, tuffer)
- Bethadine
- Alcohol 70%
- NaCl 0,9%
- Sarung tangan disposable
- Spuit 5 cc
- Kain perlak (alas)
- Plester
- Piala ginjal
- Plastik
- Fiksomol / tegaderm
- Salep
2) Persiapan klien
- Menjaga privacy klien
- Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Pelaksanaan
- Perawat mencuci tangan
- Memakai sarung tangan disposable
- Dekatkan alat yang digunakan
- Letakkan alas (perlak) di bawah kateter double lumen
- Lepaskan balutan kotor dari badan pasien dan masukkan balutan
tersebut ke dalam plastik kotor.
- Lepaskan sarung tangan disposible
- Buka set steril
- Pakai sarung tangan steril
- Isilah masing – masing kom dengan betadin solution, alcohol 70
%. Jika di unit hemodialisa menggunakan bromderm spray
(alkohol dan bethadine)
7
- Lakukan desinfektan pada area kulit di sekitar lokasi penusukan
(exit site) dengan menggunakan alkohol 70% dan diulangi sampai
kulit bebas dari kotoran. Kemudian berikan desinfektan dengan
bethadine solution secara sirkuler dari arah dalam keluar.
- Sekitar exit site, betroban salep lalu ditutup dengan kasa steril.
- Berikan heparin pekat sesuai dengan anjuran yang tertera dalam
selang pada kateter double lumen (unit hemodialisa).
- Kencangkan kateter double lumen dan tutup kateter double lumen
dan klem dalam posisi terkunci (unit hemodialisa).
- Fiksasi kateter double lumen + elastic verban (femoral)
- Tutuplah seluruh kateter dengan kasa steril dan transparan
dressing
- Bersihkan alat-alat yang sudah terpakai
- Cek kembali keadaan exit site dan kelancaran kateter
- Lepaskan sarung tangan steril
- Perawat mencuci tangan
( Fresenius Medical Care, Perawatan Catheter double lumen,
2008)
c. Evaluasi
- Kaji respon klien : keluhan nyeri, ekspresi wajah
- Monitor TTV
- Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi atau iritasi pada area
tusukkan
- Monitor kondisi kateter : kelancaran, kondisi tertekuk, rembesan
d. Dokumentasi
- Catat kondisi balutan dan kateter sebelumnya waktu perawatan
- keluhan rasa tidak nyaman klien
- TTV sebelum dan sesudah prosedur.
8
Pemahaman terhadap keadaan ini tentu akan sangat membantu agar
keluarga tidak panik disaat terjadi perdarahan pada penderita. Jika terjadi
hal yang demikian tentu yang dapat di lakukan pertama kali adalah
menekan daerah di atas lokasi tempat alat terpasang di tekan dengan kuat
dan menekan dengan kassa dalam jumlah yg cukup tebal. Selanjutnya
dilakukan untuk membawa penderita sesegera mungkin ke UGD.
Sering juga dalam perjalanan di saat penderita beraktifitas atau saat tidur
kateter dobel lumen dapat lepas atau tercabut paksa . kondisi seperti ini
juga mesti ditatalaksakan seperti penganan di atas.
Kateter dobel lumen yang bersifat temporer tentu lebih mudah copot di
bandingkan dengan kateter double lumen yang long term dengan tunneling
di daerah dada.
2.6.2. Infeksi
Infeksi jelas adalah komplikasi yang sering juga pada pasien yang
menggunakan kateter doble lumen ini terutama tentunya pada kateter yg
masa pakainya pendek seperti short time kateter doble lumen . dimana
tempat masuk dari alat tersebut langsung di atas dari pembuluh darah besar
sehingga infeksi sangat mengancam, maka toleransi pemakaiannya hanya
di izinkan untuk 1 bulan.
Sebab jika infeksi telah melibatkan pembuluh darah maka vaskulitis akan
mengancam di mana pasien akan demam bolak balik dan selalu mesti
mengkonsumsi anti biotik. Pada tahap lanjut akan terjadi endapan dan
trombosis atau bekuan-bekuan darah pada lumen pembuluh darah sehingga
sehingga jika di biarkan akan menyebabkan sumbatan pada pembuluh vena
besar.
9
satu-satunya maka akan menyebabkan lengan akan membengkak dan
muncul pembuluh darah baru di permukaan kulit , sebagai pembuluh darah
balik baru yg di buat oleh tubuh kita mencegah kerusakan yg lebih lanjuta
kibat sumbatan.
2.6.4. Sakit pada daerah leher dan dada
Sering terjadi juga setelah pemasangan alat kateter double lumen , Ini bisa
terjadi akibat terjepit atau tertekannya jaringan syaraf yang cukup banyak
yang ada di daerah bahu . atau sering disebut pleksus brachialis . Jadi jika
kondisi ini sangat mengganggu dan menimbulkan rasa nyeri yang hebat
maka kateter tersebut mesti di buka kembali.
(Suwitra, Ketut,2006)
10