Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

“ PENYIMPANGAN SOSIAL “

Mata pelajaran : Sosiologi (Peminatan)


Kelas/Semester : X/GENAP
Materi Pokok : PENYIMPANGAN SOSIAL
Alokasi Waktu : 3 × 45 menit ( 3 JP )

SMA NEGERI 11 AMBON


TAHUN 2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : SMA/MA,SMP/MTs,SD/MI
Matapelajaran : ……………………….
Kelas/Semester : ……………………….
Materi Pokok : Penyimpa
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (2 x 3 jam Pelajaran)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 dan KI-2; Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dengan senantiasa
berupaya untuk mengembangkan sikap jujur, disiplin, santun, peduli, bertanggungjawab,
responsif, dan proaktif dalam menyikapi ragam gejala sosial yang terjadi di masyarakat
sehingga dapat berinteraksi positif dalam lingkungan sosialnya.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

KD. 3.3
3.3.3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk
Menerapkan konsep-konsep dasar penyimpangan sosial di masyarakat
Sosiologi untuk memahami ragam 3.3.4. Menganalisis dampak penyimpangan
gejala sosial di masyarakat sosial bagi masyarakat

KD. 4.3
4.3.1. Melakukan kajian sosiologis dan
Mengaitkan realitas sosial dengan
menggunakan konsep-konsep dasar diskusi, untuk mengenali berbagai
Sosiologi untuk mengenali berbagai penyimpangan sosial di masyarakat
gejala sosial di masyarakat

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model berbasis penemuan


(discovery learning) peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep dasar
sosiologi untuk memahami ragam gejala sosial dan mengaitkan berbagai
realitas gejala sosial di masyarakat, dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab,
displin selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri serta pantang
menyerah.
D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
Materi tentang Penyimpangan Sosial”
Fakta :
- Contoh penyimpangan sosial
Konsep :
- Pengertian penyimpangan sosial / perilaku menyimpang
- Bentuk-bentuk penyimpangan sosial
Prosedur :
- Faktor – faktor penyebab penyimpangan sosial
Meta kognitif
- Dampak penyimpangan sosial

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)


1. Pendekatan : saintifik
2. Model : discovery learning
3. Metode : diskusi dan penugasan
F. Media/Alat dan Sumber Belajar
1. Media/Alat : Lembar Kerja, Papan Tulis/White Board, Laptop, LCD
2. Sumber Belajar :
a. Maryati, Kun & Juju Suryawati . 2015, Buku Sosiologi untuk kelas X SMA : Penerbit
Erlangga
b. Sudarmi, Sri & W. Indriyanto. 2013, Sosiologi Untuk Kelas X SMA/MA : CV. Usaha
Makmur
c. Taupan, Muhamad & Ine Ariyani Suwita. 2015, Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X
Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial : PT Yrama Widya
d. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X, Purwanti Hadi Pratiwi dkk, Cempaka Putih, 2014,
Surakarta.
e. Sosiologi Peminatan Ilmu-ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas X, Lia Candra Rufikasari
dan Slamet Subiyantoro, Mediatama, 2014, Surakarta.
f. Internet dan lingkungan sosial
g. Sumber lain yang relevan.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Sintax Model
Rincian Kegiatan Waktu
Pembelajaran
Pendahuluan 20 menit
 Memberikan salam, mengajak seluruh siswa berdoa sesuai agama dan
Membangun
kepercayaan masing-masing kemudian guru melakukan absensi. Karakter
 Memberikan motivasi dan membangkitkan rasa percaya diri agar
seluruh siswa dapat memulai belajar dengan sebaik-baiknya.
 Membuat kesepakatan dengan seluruh siswa tentang tata cara dan
aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama selama mengikuti
kegiatan belajar mengajar di kelas.
 Menjelaskan rencana-rencana dan strategi-strategi pembelajaran yang
akan dilakukan dan memberitahukan persiapan-persiapan dan
perlengkapan-perlengkapan yang harus disiapkan seluruh siswa
 Menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai terkait topic yang
akan dipelajari
 Memotivasi peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
secara aktif, kreatif, analitik dan gembira
 Menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran yang hendak
dilakukan atau dicapai.
Sintax Model
Rincian Kegiatan Waktu
Pembelajaran

Discovery 100
Literasi
Learning menit
dalam
Kegiatan Inti
Pembelajaran
Mengamati
 Guru menampilkan contoh penyimpangan sosial melalui gambar dan Stimulation
video.

Problem
statment

Literasi
dalam
 Pembelajaran

Data collecting
Sintax Model
Rincian Kegiatan Waktu
Pembelajaran

Data
Processing

Generalization
Sintax Model
Rincian Kegiatan Waktu
Pembelajaran

(TAYANGAN VIDEO TERLAMPIR)

 Peserta didik mengamati gambar dan tayangan video


 Guru memberikan pertanyaan ;
“Dari gambar dan tayangan video tersebut, menggambarkan
terjadinya
gejala apa dan bagaimana bentuknya ?”
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya. Dari hasil pendapat yang dikemukakan para siswa, guru
dapat menyimpulkannya bersama peserta didik tentang manfaat
pemberdayaan komunitas dalam masyarakat yang bersangkutan. Membangun
Menanya Karakter
 Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu tentang bentuk-bentuk
penyimpangan sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat,
berdasarkan pengetahuan dan hasil pengamatan, maka dilakukan
tanya jawab atau diskusi. Kemudian memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dia
pahami.
 Guru memberikan kesempatan dan memberikan motivasi kepada
seluruh peserta didik untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan
Sintax Model
Rincian Kegiatan Waktu
Pembelajaran
bentuk-bentuk penyimpangan sosial, berdasarkan hasil pengamatan
dan pengetahuannya.
Mengeksplorasi / Mengumpulkan Data atau Informasi
 Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban atas
pertanyaannya tadi dengan membaca buku paket dan sumber lainnya
tentang bentuk-bentuk penyimpangan sosial di masyarakat;
 Siswa diminta mengumpulkan hasil pekerjaannya.
 Siswa dapat mencari informasi tambahan melalui berbagai buku
referensi atau artikel-artikel dan berita yang berkaitan dengan bentuk-
bentuk penyimpangan sosial.
Kreatif,
Kritis
Kolaboratif

Mengasosiasi (Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi)


 Siswa mengidentifikasi bentuk-bentuk penyimpangan sosial beserta
contohnya.
 Peserta didik menganalisis informasi data yang didapat dari bacaan
dan sumber lain yang terkait Membangun
Mengomunikasikan Literasi
 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya tentang bentuk-bentuk
penyimpangan sosial beserta contohnya.
 Dengan bimbingan guru, siswa melakukan diskusi tentang Komunikatif
penyimpangan sosial sehingga siswa dapat mengidentifikasi bentuk- Kritis
bentuk penyimpangan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Kolaboratif
 Peserta didik membuat laporan hasil analisis dalam bentuk tulisan
dan atau media lain mengenai bentuk-bentuk penyimpangan yang
terjadi di masyarakat
 Peserta didik mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas secara
berkelompok. Kelompok lain dapat memberikan tanggapan seperti Komunikatif
mengajukan pertanyaan, memberikan masukan, dan sebagainya. Kolaboratif

Penutup
 Guru memberikan penjelasan singkat mengenai jalannya proses
pembelajaran dan hasil belajarnya. Kemudian guru memberikan
apresiasi terhadap semua siswa yang terlibat aktif dan kondusif
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya tentang
hal-hal yang belum dipahami.
 Peserta didik ditanya tentang nilai-nilai yang dapat dipetik dari
pemahaman tentang bentuk-bentuk penyimpangan sosial. 15 Menit
Merefleksikan yang sudah dipelajari, guru memberikan kesimpulan
materi terutama manfaatnya untuk peserta didik.
 Guru menugaskan peserta didik untuk mempelajari materi yang akan
datang, sub materi dampak penyimpangan sosial bagi kehdupan
masyarakat.
 Mengajak Peserta didik untuk bersama-sama menguncapkan rasa
syukur atas selesainya pembelajaran.
H. Penilaian
a. Teknik Penilaian:
1. Penilaian Sikap : Observasi
2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Penilaian Keterampilan : Penugasan

b. Bentuk Penilaian :
1. Observasi : lembar pengamatan aktivitas peserta didik
2. Tes tertulis : uraian dan lembar kerja
3. Unjuk kerja : lembar penilaian presentasi
4. Penugasan : lembar kerja

c. Instrumen Penilaian (terlampir)


d. Remedial
- Pembelajaran remedial dilakukan bagi siswa yang belum tuntas pencapaian Kompetensi
Dasarnya
- Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal), atau
tutor sebaya, atau tugas lain dan diakhiri dengan tes.
- Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai ketuntasan,
maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.

e. Pengayaan
- Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran
pengayaan sebagai berikut:
 Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan
 Peserta didik yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan Kompetensi Dasar dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Jakarta, 15 Maret 2017

Guru Sosiologi

(Drs. Didi Karsidi)


NIP. 19681116.199601.1001
LAMPIRAN MATERI : PENYIMPANGAN SOSIAL

1. Konsep Penyimpangan Sosial


Penyimpangan (deviance) adalah istilah yang digunakan para sosiolog untuk merujuk pada
tiap pelanggaran norma, mulai dari pelanggaran kecil, misalnya, memetik bunga hias dari
halaman tetangga, sampai pada pelanggaran yang serius seperti pembunuhan
Untuk mendalami persoalan di atas, perlu lebih dahulu mengetahui konsep perilaku
menyimpang. Ada beberapa ahli ilmu sosial yang mencoba memberikan pengertian tentang
perilaku menyimpang, antara lain:
1. Horton & Hunt (1993) mengatakan bahwa perilaku menyimpang dinyatakan sebagai
suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat, sedangkan Berry
mengatakan bahwa penyimpanggan didefinisikan sebagai tindakan yang tidak sesuai
norma-norma sosial (Suparlan, 2004)
2. James W. Van der Zanden
Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap
sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Walaupun masyarakat berusaha
agar setiap anggotanya berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat, tetapi dalam
setiap masyarakat selalu dijumpai adanya anggota yang menyimpang. Misalnya,
persahabatan antar siswa yang seharusnya terjaga, ternyata justru ada perkelahian
diantara sesamanya. Contoh lain, berciuman di tempat umum bila dilakukan di Negara-
Negara Barat merupakan perbuatan yang bisa diterima. Namun bila dilakukan di
Indonesia, apalagi di daerah-daerah tertentu akan dianggap sebagai pelanggaran
terhadap norma-norma kesusilaan.

3. Robert M.Z. Lawang


Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang
berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

4. G. Kartasapoetra, 1987
Suatu perilaku yang diekspresikan oleh seorang atau sekelompok anggota masyarakat
yang secara sadar atau tidak sadar tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang
berlaku dan telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat. Manusia secara
sengaja atau tidak, telah mengabaikan tata nilai dan norma-norma hidup yang mendasar
bagi ketertiban hidup bermasyarakat.

5. Clinard and Meier mendefinisikan perilaku menyimpang berdasarkan empat sudut


pandang (Narwoko dan Bagong, 2004:83):
a. Secara statistik
Pendekatan ini berasumsi bahwa sebagian besar masyarakat dianggap melakukan
cara-cara dan tindakan yang benar. Sementara perilaku yang bertolak dari suatu
tindakan yang bukan rata-rata atau perilaku yang jarang atau tidak sering dilakukan
dianggap menyimpang.
b. Secara absolut
Anggapan bahwa aturan-aturan sosial itu bersifat mutlak atau jelas, nyata dan
sudah ada sejak dulu sehingga berlaku tanpa terkecuali untuk semua warga
masyarakat. Aturan-aturan dasar dari suatu masyarakat adalah jelas dan anggota-
anggota harus menyetujui tentang apa yang disebut sebagai menyimpang dan
bukan. Hal ini dikarenakan standar atau ukuran dari suatu perilaku telah dianggap
konform yang sudah ditentukan terlebih dulu.Contoh penerapan definisi secara
absolut ada di komunitas pedesaan atau masyarakat yang memegang teguh adat
istiadat serta nilai-nilai tradisional, di mana nilai-nilai gotong royong masih kental
maka jika ada seseorang yang tidak mau ikut kerja bhakti atau menyumbang ketika
berhalangan ikut, akan dianggap melakukan perilaku menyimpang.

c. Secara reaktif
Sudut pandang ini sama dengan teori label, yaitu merupakan reaksi dari masyarakat
atau agent control sosial dan memberi cap atau tanda (labeling) terhadap pelaku
bahwa ia telah melakukan perilaku menyimpang.

d. Secara normatif
Pandangan ini melihat suatu perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial yang
berlaku di masyarakat disebut dengan perilaku menyimpang. Norma menjadi
standar apa yang seharusnya dilakukan, dikatakan, dipikirkan oleh warga
masyarakat pada suatu keadaan tertentu. Pelanggaran terhadap norma akan
mendapat sanksi sosial yang merupakan tekanan dari sebagian besar anggota
masyarakat yang merasa konform dengan norma-norma tersebut. Dua konsepsi
umum tentang norma yaitu:
a. Evaluasi atau penilaian tingkah laku, artinya penilaian yang baik atau yang tidak
seharusnya terjadi.
b. Tingkah laku yang diharapkan atau yang dapat diduga, artinya menunjuk pada
aturan-aturan tingkah laku yang didasarkan pada kebiasaan atau adat istiadat.

Konsep perilaku menyimpang dari kaum normatif dapat menjawab atas pertanyaan
kaum reaktifis, dua argumen yang menarik adalah:
a. Dengan dasar atau landasan apa orang-orang memberikan reaksi dari suatu
tingkah laku?
b. Jika perilaku menyimpang dapat diidentiflkasi melalui reaksi orang lain,
bagaimana atau dengan apa orang tersebut bereaksi, mencap, atau memberi
label terhadap suatu kejadian atau tingkah laku tersebut?

Jawaban dan kedua argumen tersebut adalah dengan menggunakan norma-norma


sosial, jadi antara kaum reaktifis dengan kaum normatif mempunyai konsep yang
sama yaitu berlandaskan pada norma yang ada. Secara keseluruhan maka definisi
normatif dari suatu perilaku menyimpang adalah tindakan-tindakan yang tidak
disetujui atau dianggap tercela dan akan mendapat sanksi negatif dari masyarakat.

6. Soerjono Soekanto (1995:243) menambahkan dua pengertian perilaku menyimpang


yaitu:
a. Penyimpangan sebagai sesuatu yang bersifat patologis
Masyarakat dianalogikan dengan manusia, sedangkan organ-organ tubuh
dianalogikan dengan manusia, jadi manusia yang sehat apabila organ-organ tubuh
dapat bekerja baik dan efisien dan apabila ada gangguan maka tubuh tentunya
tidak dapat bekerja dengan baik (ada penyakit). Dengan demikian, organ-organ
yang tidak bekerja dengan baik dianalogikan dengan orang-orang yang melakukan
perilaku menyimpang karena mereka tidak berperilaku yang seharusnya dikerjakan.
Tetapi konsep ini banyak menuai kritik.
b. Penyimpangan sebagai sesuatu yang lebih relativistis.
Perilaku menyimpang merupakan kegagalan mematuhi aturan-aturan kelompok,
berdasarkan aturan-aturan tersebut seorang anggota kelompok dianggap telah
melakukan perilaku menyimpang atau tidak. Oleh karena itu, seseorang dapat
dikatakan telah melakukan perilaku menyimpang atau tidak bergantung pada
masyarakat yang mendefinisikannya, nilai-nilai budaya dan masyarakat, masa,
zaman, atau kurun waktu tertentu.

7. Narwoko & Bagong, (2004:81)


Perilaku-perilaku yang dapat dikategorikan perilaku menyimpang adalah:
a. Tindakan Nonconform
Perilaku yang tidak sesual dengan norma-norma atau nilai-nilai yang ada. Contoh
memakai sandal butut ke kampus, membolos kerja, atau meninggalkan pekerjaan
pada jam-jam kerja, titip tanda tangan presentasi, membuang sampah
sembarangan. Untuk kalangan siswa dan mahasiswa sering terjalin kesetiakawanan
yang bertentangan dengan aturan organis seperti kesetiakawanan, antara lain
ketika:
1) melakukan pelanggaran disiplin: bersama-sama meninggalkan kelas selama jam
pelajaran.
2) melakukan perilaku kolektif: merusak fasilitas milik umum seperti gedung sekolah
lain atau bis kota atau menyerang siswa sekolah lain.
3) perbuatan curang selama kuliah: memalsukan tanda tangan teman yang absen
pada daftar hadir kuliah.
4) mengerjakan tes dan ujian: bekerja sama melakukan pekerjaan yang seharusnya
dikerjakan sendiri.
b. Tindakan Antisosial atau Asosial.
Tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum, bentuknya
seperti menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman, keinginan untuk bunuh diri,
mabuk-mabukan, narkotika atau obat-obatan, prostitusi, penyimpangan seksual
(homoseks, lesbian, dan kekerasan seksual).
c. Tindakan Kriminal
Tindakan yang nyata-nyata melanggar hukum tertulis dan membahayakan jiwa
orang lain atau keselamatan orang lain, contoh merampok, mencuri, dan berbagai
bentuk kejahatan Iainnya baik yang tercatat oleh kepolisian maupun yang tidak
dilaporkan, tetapi nyata-nyata mengancam ketentraman masyarakat.

Para sosiolog menggunakan istilah penyimpangan, tanpa bermaksud untuk menghakimi,


untuk merujuk tiap tindakan dimana orang memberikan tanggapan negatif. Definisi
yang nampak sederhana tersebut membawa ke inti perspektif sosiologis terhadap
penyimpangan, yang oleh sosiolog S. Howard Becker (1966) dideskripsikan
sebagai berikut: Bukan tindakan itu sendiri, melainkan reaksi terhadap tindakan
tersebut yang menjadikan suatu tindakan dapat dinilai sebagai suatu
penyimpangan.

Definisi-definisi yang dipaparkan para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
perilaku menyimpang adalah perilaku dari warga masyarakat yang dianggap tidak
sesuai dengan kebiasaan, tata peraturan, dan norma sosial yang berlaku di masyarakat
atau kelompok sosial tertentu. Sehingga indikator seseorang dikatakan menyimpang
atau tidak terkait dengan norma (tetapi perilaku menyimpang tidak harus dilakukan oleh
seseorang dengan kesadarannya melanggar norma meskipun dilakukan secara tidak
sadar) asalkan perilaku tersebut menyimpang menurut anggapan sebagian besar
masyarakat (kelompok atau komunitas) atau tindakan tersebut di luar kebiasaan adat
istiadat aturan, nilai-nilai atau norma sosial yang berlaku.
2. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang
Setelah mempelajari tentang konsep perilaku menyimpang dan faktor-faktor perilaku
menyimpang, berikut ini bentuk atau jenis perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang
dalam realitas sehari-hari tidak bisa atau sulit dipisahkan begitu saja antara satu dengan
yang lain, karena semua saling berhubungan, akan tetapi beberapa ahli mencoba
mengklasifikasikannya.
a. Penyimpangan berdasarkan rangkaian pengalaman dalam melakukan tindakan
(Narwoko dan Bagong, 2000:86)
1) Penyimpangan primer, yaitu penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara
dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Contohnya, seseorang
yang menyeberang jalan raya tanpa melalui jembatan penyeberangan yang sudah ada
karena tergesa-gesa.
2) Penyimpangan sekunder, yaitu perbuatan yang dilakukan secara khas dengan
memperlihatkan perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang ini berkembang ketika
mendapat penguatan melalui keterlibatannya dengan orang atau kelompok yang
menyimpang. Misalnya, pelaku penyeberang jalan tanpa menggunakan sarana
jembatan penyeberangan pada contoh di atas, mula-mulanya takut ketahuan polisi dan
takut ditubruk oleh kendaraan lain, namun karena banyak juga orang lain yang
melakukan hal yang sama dan selalu aman-aman saja, maka tindakan tersebut
dilakukan berulang-ulang.
b. Penyimpangan berdasarkan lingkungan sosio-kultural (Kartono, 2005:18):
1) Penyimpangan individu, yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku. Contoh: anak yang durhaka kepada orang tuanya, seseorang yang berbuat
asusila, pejabat/pegawai yang melakukan korupsi dan manipulasi, seseorang yang
menggunakan obat terlarang, mabuk-mabukan, menipu, dan sebagainya.
2) Penyimpangan kelompok, yaitu penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang
berlaku. Contoh: perkelahian antargang atau antarkelompok siswa, perampokan,
pemberontakan sekelompok rakyat terhadap pemerintahnya, jaringan perdagangan
obat-obat terlarang, lingkungan prostitusi, penonton sepak bola atau musik yang
mengamuk, dan sebagainya.
3) Penyimpangan situasional, yaitu penyimpangan yang disebabkan pengaruh
bermacam-macam kekuatan sosial diluar individu dan memaksa individu tersebut
untuk berbuat menyimpang. Contoh: kondisi ekonomi yang kurang atau tidak
mencukupi kebutuhan hidup, tidak jarang mempengaruhi seseorang untuk berperilaku
menyimpang (misalnya melakukan pencurian).
4) Penyimpangan sistemik, yaitu suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial
khusus, status sosial, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma, dan moral tertentu
yang semuanya berbeda dengan situasi umum. Contoh: perdagangan obat-obat
terlarang yang dilakukan oleh sindikat kelas kakap.

c. Penyimpangan berdasarkan sifatnya:


a. Penyimpangan positif
Yaitu suatu perilaku menyimpang yang belum atau tidak sesuai dengan apa yang
disepakati bersama, akan tetapi apabila dipandang dari sudut norma umum, perilkau
tersebut tergolong positif. Penyimpangan positif mempunyai dampak positif karena
mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif. Sebagai contoh adalah
perilaku menggunakan helm di atas mobil dengan bak terbuka, oleh seseorang yang
hidup di lingkungan masyarakat yang belum lazim menggunakan, atau perilaku pejalan
kaki untuk menyeberang jalan di zebra cross, dalam suatu lingkungan masyarakat yang
masih seenaknya menyeberang jalan di sembarang tempat. Perilaku tersebut
sebenarnya positif, akan tetapi bagi masyarakat yang bersangkutan masih dianggap
aneh, atau bahkan menyimpang.

b. Penyimpangan negatif
Yaitu suatu perilaku menyimpang yang belum atau tidak sesuai dengan apa yang telah
disepakati bersama, dan memang ditinjau dari norma manapun, perilaku tersebut
tergolong sebagai perilaku yang tidak patut dilakukan, atau bersifat negatif.
Penyimpangan negatif cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang
rendah dan berakibat buruk. Salah satu contohnya adalah perilaku kriminal.

Sementara itu, berdasarkan akibat yang ditimbulkan, Kartono (2005:18) membedakan


dalam tiga kelompok, yaitu:
a. Perilaku menyimpang yang merugikan dan destruktif bagi orang lain, tetapi tidak
merugikan bagi dirinya sendiri. Misalnya: mencuri, merampok, menjambret,
mengurangi timbangan, dan sebagainya.
b. Perilaku menyimpang yang merugikan diri sendiri, tetapi tidak merugikan orang lain
secara langsung. Misalnya, mengkonsumsi narkoba, minum-minuman keras, dan
sebagainya.
c. Perilaku menyimpang yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Misalnya,kebut-
kebutan di jalan raya dan tidak mengindahkan rambu-rambu lalu lintas, dan
sebagainya.
d. Penyimpangan seksual, yaitu suatu bentuk perilaku untuk mendapatkan kepuasan
melalui penyimpangan seksual. Penyimpangan perilaku seksual terjadi pertama-tama
karena seksualitas manusia relatif bebas dalam modalitas ekspresinya dan juga
fleksibel dalam objeknya, sehingga kemungkinan bentuk ekspresi dan objeknya
sangat banyak.
INTRUMEN PENILAIAN

Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri 11 Ambon


Tahun pelajaran : 2016/2017
Kelas/Semester : X / Genap
Mata Pelajaran : Sosiologi

Penilaian Kompetensi Sikap

a. Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah sikap jujur, disiplin, tanggungjawab, kerjasama, dan
proaktif
b. Untuk sikap akan dilihat peserta didik yang memiliki sikap yang sangat positif terhadap
kelima sikap di atas, dan hasilnya akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut;

CATATAN PENTING
SISWA
TANGGAL NO. NAMA KET.
(Bisa positif atau
negatif)
1.
2.
3.
4.
Dst

c. Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan diserahkan ke wali
kelas untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor (menunjang penilaian sikap
dari guru PAI dan guru PPKN).

1. Kisi- kisi Penilaian Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan

Bentuk Nomor
No. Indikator Soal
Soal Soal
1 Disajikan pernyataan tentang penyimpangan sosial, peserta PG 1
didik dapat menunjukkan yang termasuk penyimpangan
individu / keompok
2 Disajikan beberapa contoh penyimpangan sosial yang terjadi PG 2
di masyarakat, peserta didik dapat mengkategorikan yang
termasuk penyimpangan primer / sekunder
3 Disajikan contoh penyimpangan sosial, peserta didik dapat PG 3
mengklasifikasikan ke dalam bentuk penyimpangan sosial
tertentu
4 Disajikan beberapa contoh penyimpangan sosial, peserta PG 4
didik dapat menggolongkan yang termasuk penyimpangan
situasional / sistemik
5 Disajikan beberapa contoh penyimpangan sosial yang terjadi PG 5
di masyarakat, peserta didik dapat menggolongkan yang
termasuk penyimpangan positif / negatif

6 Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan penyimpangan Uraian 1


sosial primer dan sekunder
7 Peserta didik dapat memberikan contoh bentuk Uraian 2
penyimpangan sistemik
Bentuk Nomor
No. Indikator Soal
Soal Soal

8 Peserta didik dapat menerapkan konsep dasar sosiologis


untuk menganalisis bentuk-bentuk penyimpangan sosial
Penugasan
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat

B. Instrumen Tes (Soal Pilihan Ganda)


- Perhatikan pernyataan berikut!
1) Tindakan kejahatan dilakukan oleh oknum tertentu
2) Penyimpangan dilakukan oleh suatu korporasi
3) Perilaku menyimpang yang bersifat perorangan
4) Penyimpangan dilakukan oleh pejabat Negara
Yang menunjukkan penyimpangan individu, adalah …
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3) (kunci)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
2. Perhatikan contoh berikut!
1) Seorang bendahara perusahaaan memanipulasi laporan keuangan
2) Sekelompok remaja sering melakukan pencurian motor di parkiran plaza
3)Lima orang pelajar ditangkap karena mencorat-coret pagar sebuah bank
4) Siswa-siswi SMA sering nongkrong di mall setelah pulang sekolah
Yang termasuk bentuk penyimpangan primer, adalah ….
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4) (kunci)

3. Seorang gadis desa usia 17 tahun, menjadi korban tindak kejahatan dari sebuah sindikat
perdagangan manusia. Sudah 5 bulan lamanya, nasib gadis tersebut belum diketahui
kabarnya. Jika dilihat dari sudut toleransi masyarakat, maka termasuk bentuk
penyimpangan …
A. sistemik
B. situasional
C. primer
D. sekunder (kunci)
E. negatif

4. Perhatikan contoh berikut!


1) Supir truk yang mabuk menabrak warung kopi di pinggir jalan
2) Sekelompok siswa SMA dengan SMK di Ternate terlibat tawuran
3) Banyak masyarakat yang tertipu oleh sindikat investasi bodong
4) Peredaran dan pasokan narkoba di Indonesia berasal dari luar negeri
Yang tergolong penyimpangan berbentuk sistemik, adalah ….
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4) (kunci)

5. Perhatikan contoh berikut!


1) Seorang ibu rumah tangga, terpaksa menjadi tukang ojek
2) Banyak anak SMA yang berjualan koran, setelah pulang sekolah
3) Seorang turis asing di Cirebon sering mabuk dan sangat meresahkan
4) Selain jadi pengamen, dia sering melakukan pencurian di bis kota
Yang tergolong penyimpangan positif, adalah ….
A. 1) dan 2) (kunci)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)

B. SOAL URAIAN (BOBOT = 20)


1. Jelaskan perbedaan penyimpangan sosial primer dan sekunder!
2. Berikan minimal 4 contoh bentuk penyimpangan sosial sistemik!

C. KUNCI JAWABAN DAN PETUNJUK PENSKORAN


NO KUNCI SOAL PILIHAN GANDA (BOBOT 10) SKORE
1 B 2
2 E 2
3 D 2
4 E 2
5 A 2
JUMLAH SKORE MAKSIMAL 10
No. Kunci Jawaban Uraian Skore
1 Perbedaan penyimpangan sosial primer dan sekunder
- Penyimpangan primer
 Masih mendapat toleransi dari masyarakat 1
 Bentuk penyimpangan yang ringan dan tidak diulang-ulang 1
 Tidak berupa tindak criminal/kejahatan 1
- Penyimpangan sekunder
 Tidak mendapat toleransi dari masyarakat 1
 Bentuk penyimpangan yang berat 1
 Biasanya berbentuk tindakan criminal/kejahatan 1
2 Contoh penyimpangan sosial berbentuk sistemik, antara lain ;
 Contoh 1 1
 Contoh 2 1
 Contoh 3 1
 Contoh 4 1
JUMLAH SKORE MAKSIMAL 10

D. Instrumen Penugasan

Menggunakan konsep dasar sosiologi, untuk menganalisis penyimpangan sosial yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Identifikasi contoh-contoh penyimpangan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar Anda !
Buatlah klasifikasi penyimpangan sosial berdasarkan bentuknya!
Bedakan masing-masing bentuk penyimpangan sosial;
- Penyimpangan individu dengan kelompok
- Penyimpangan primer dengan sekunder
- Penyimpangan positif dengan negatif
- Penyimpangan situasional dengan sistemik

a. Pedoman penskoran penugasan

No Kategori Skor Alasan


1. Kelengkapan dalam penyelesaian tugas dan
ketepatan mengumpulkan sesuai dengan
tanggal yang telah disepakati?
2. Ketapatan konsep yang diterapkan dalam
penyelesaian tugas.
3. Ketepatan argumen dalam mendukung
keputusan yang diambil terkait dengan
konsep materi penugasan?
4. Bahasa yang digunakan sesuai dengan
kaidah EYD?
Jumlah

Kriteria:
5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang, dan 1 = sangat kurang

Jakarta, 15 Maret 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Sosiologi

(Drs. Hilal Wattiheluw, M.Si). (Drs. Didi Karsidi)


NIP. 19641227.199112.1001 NIP. 19681116.199601.1001

Anda mungkin juga menyukai