Tujuan
Menghitung denyut nadi dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Alat
Stopwatch dan Kalkulator
Cara Kerja
1. Memegang pergelangan tangan kanan atau leher di bawah telinga Anda dengan
menggunakan jari-jari tangan kiri. Melakukan ini untuk merasakan denyut nadi.
2. Menghitung denyut nadi selama satu menit. Mengulangi sampai tiga kali hitungan.
Kemudian, menghitung rata-rata denyut nadi setiap menit.
3. Selanjutnya melakukan gerakan lari-lari di tempat selama 5 menit. Kemudian,
menghitung denyut nadi seperti di atas.
Hasil Percobaan
TABEL PENGAMATAN
ISTIRAHAT
LARI- RATA-
NO NAMA NORMAL DUDUK BERDIRI SETELAH
LARI RATA
LARI
Ahmad
1. 87 91 89 73 98 87
Salamudin
Surya
2. 68 79 78 65 105 91
Ibrahim
3. Yuni Kurnia 89 80 89 91 105 91
Siti
4. 81 93 90 66 91 84
Lutpiyah
Pertanyaan
1) Berapa frekuensi denyut nadi rata-rata per menit dalam kelompok kalian:
a. Saat duduk: 86
b. Saat berdiri: 87
2) Apakah terdapat perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat posisi tubuh duduk dan
berdiri? Mengapa demikian?
Ya, terdapat perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat posisi tubuh duduk dan berdiri.
Frekuensi denyut nadi saat posisi tubuh duduk lebih lambat dibanding saat posisi tubuh
berdiri. Begitu pun sebaliknya.
Hal tersebut disebabkan posisi vertikal tubuh saat duduk dan berdiri sehingga peredaran
darah dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang menyebabkan peningkatan nadi dan tekanan
darah sebagai akibat sirkulasi.
Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih keras
karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan jantung meningkat. Sikap atau posisi
duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini disebabkan pada saat duduk
sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara
serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot
abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan
seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler
abdomen ke jantung.
Semakin santai atau rileks kegiatan seseorang, maka semakin sedikit pula denyut jantung
yang terjadi. Sebaliknya, semakin berat aktivitas yang kita lakukan, semakin banyak
denyut nadi yang terjadi.
2.5
1.5
0.5
0
90 100 150 Jumlah denyut nadi
Jaringan epitel tersusun atas sel-sel yang dikemas dengan rapat dan melapisi-
melapisi permukaan tubuh.seringkali epitel berfungsi sebagai sawar (barrier), pengatur
penyerapan zat-zat, ataupun pelindung dari dehidrasi, dingin, serangan mikroba dan lain-
lain. Kulit, misalnya, sebagian besar terdiri dari jaringan-jaringan epitel, saluran pencernaan
dan rongga-rongga lain pada tubuh, begitu pula halnya dengan saluran-saluran dan
pembuluh-pembuluh darah, juga dilapisi oleh jaringan epitel ketiga jenis sel yang
menyusun jaringan epitel (sel-sel skuamosa yang tipis dan rata, sel-sel kuboidal, dan sel-sel
kolumnar) salah satu ujungnya biasanya tertambat pada membrane basal yang berserat,
sementara ujung satunya lagi memiliki berbagai macam fungsi.
Bentuk jaringan epitel pada dasarnya dapat dibedakan atas dasar bentukan sel dan
jumlah lapisannya. Jaringan epitel dapat terdiri atas selapis sel atau bertingkat yang terdiri
atas dua atau lebih lapisan. Bentuk sel individu dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus
(epitel kuboidal), dan kolumnar (epitel kolumnar). Sel-sel bertingkat semu atau
pseudostratifield kolumnar yang bersilia dapat dibedakan dengan melihat nukleus epitelnya
(Rachmadiarti, 2007 : 197).
Jaringan ikat terdapat dalam berbagai bentuk, tetapi dicirikan oleh matriks
ekstraseluler tempat sel-selnya berada. Misalnya saja, tulang terutama terdiri atas matriks
ekstraselular, denga sel-sel tulang yang relatife sedikit berada dalam lakuna (ruang kosong)
dalam matrik yang padat. Bentuk-bentuk jaringan ikat yang lain adalah darah, kartilago
tulang rawan (zat penyokong yang keras namun fleksibel yang menyusun, misalnya telinga),
dan bernagai jenis serat penyokong yang memberi kekuatan dan, terkadang, elastis bagi
tubuh dan kerap kali menghubungkan sutu jaringan dengan jaringan lain (misalnya saja
tendon, yang melekatkan otot ke tulang).
Jaringan saraf terdiri atas neuron (sel-sel saraf), beberapa diantaranya dapat
mencapai semester panjangnya. Impuls saraf bergerak dari badan sel neuron melalui akson-
nya dan menuju badan sel neuron melalui salah satu dendrit-nya. Neuron sensoris seringkali
sangat terspesialisasi untuk memberikan respon terhadap rangsangan yang spesifik
(sentuhan, suara, baud an lain-lain). Neuron motoris berperan dalam mengaktifkan respon
otot dan biasanya berkoordinasi dengan neutron sensorin melalui neuron asosiasi. Jaringan
saraf ditemukan diseluruh tubuh, terutama di otak dan urat saraf tulang belakang (George H.
Fried, Ph.D. dan George J. Hademenos, Ph.D.2006:41-42)
Jaringan otot
Jaringan ini sebagian besar sel-sel yang berbentuk serabut-serabut dengan ukuran
panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam
berkas-berkas yang dibungkus oleh jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut
yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang
normal.
Jaringan otot dapat dibedakan atas: oto seranlintang, otot polos, dan otot jantung.
a. Otot seran lintang
Otot ini umumnya melekat pada tulang-tulang kecuali pada otot lidah. Dipandang
dari ujudnya otot ini disebut otot seranlintang, tetapi dari segi faalnya disebut otot yang
dipengaruhi kehendak. Setiap otot seran lintang tersusun atas sejumlah besar serabut-serabut
halus yang rata-rata panjangnya 120 mm dan diameternya 100 mikron.
b. Otot polos
Tersusun atas sel-sel atau serabut-serabut otot yang berbentuk kumparan pipih,
1
kadang-kadang ujungnya berbelok.serabut itu panjangnya 0,05 mm dan lebarnya 160 mm. Di
tengah –tengah serabut terdapat nucleus dikelilingi oleh sarkoplasma. Di dalam sitoplasma
terdapat myofibril-miofibril, yang merupakan unsur-unsur kontraktil.
c. Otos jantung
Dalam beberapa hal strukturnya ada kemiripan dengan otot seranlintang maupun
otot polos. Serabut-serabutnya tidak terpisah satu sama lain seperti serabut-serabut otot
polos, melainkan berhubungan satu sam lain dengan perantaan penghubung-penghubung
yang berjalan condong sehingga membentuk jaringan kontraktil. Pada serabut-serabut itu
menjadi sejumlah ruas, tiap ruas mengandung nucleus yang terletak di tengah-tengahnya.
Otot jantung dapat mengkerut secara teratur dan tidak kenal lelah (Drs. Soesilo,
dkk.1986:2.15-2.16)
IV. METODE :
4.1 Alat
mikroskop
4.2 Bahan
Preparat awetan jaringan ikat dan otot (pada hewan)
Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun (jaringa
tumbuhan)
1.3 Langkah Kerja
a. Pengamatan jaringan hewan
Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari preparat yang dilihat
V. HASIL PENGAMATAN
Dari pratikum yang dilakukan, didapat hasil pengamatan sebagai berikut :
a. Jaringan Akar
Gambar Keterangan
Jaringan Akar Monokotil
b. Jaringan Batang
Gambar Keterangan
Jaringan Batang Monokotil
c. Jaringan Daun
Gambar Keterangan
Jaringan Daun Monokotil
d. Jaringan Otot
Gambar Keterangan
Jaringan Otot Polos
e. Jaringan Tulang
Gambar Keterangan
f. Jaringan Ikat
Gambar Keterangan
Jaringan Ikat Padat
Dalam kegiatan praktikum yang telah dilakukan tentang jaringan pada hewan dan
tumbuhan ada beberapa preparat awetan yang dijadikan obyek pengamatan. Preparat awetan
jaringan hewan yang diamati diantaranya adalah :
1. Jaringan akar, batang, daun tumbuhan dikotil dan monokotil.
2. Jaringan ikat, lemak, otot, tulang, dan saraf hewan.
Pada kegiatan praktikum kemarin kami melakukan pengamatan terhadap jaringan
pada tumbuhan dan manusia. Berikut penjabaran dari hasil pengamatan yang kami lakukan.