Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah Computational Thinking

Topik 8 Demonstrasi Kontekstual

Target jenjang kelas yag diajar: SMP/MTs

Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Anggota Kelompok:

1. Indah Robi’atul Adawiyah

2. Listi Rohmatika

3. Oktarista Yusi Pangestuti

4. Prastiwi Aristya Chonita

5. Sezy Silviya Ningsih

Rancangan Kegiatan Siswa: Praktikum menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung)

No Pertanyaan Jawaban

1 Tuliskan solusi yang anda harapkan dari Solusi: peserta didik mampu melakukan aktivitas percobaan menghitung frekuensi denyut jantung setiap menit
kegiatan siswa yang anda rancang! dengan intensitas aktivitas yang berbeda dengan perbedaan gender.
2 Jelaskan konsep CT yang digunakan
dalam menyelesaikan kegiatan yang
anda rancang (jika ada)!

Dekomposisi Individu yang merasakan ketika lari jantungnya berdegup begitu kencang tidak seperti
biasanya, sehingga individu tersebut ingin mengetahui bagaimana menghitung denyut
jantung dengan menggunakan frekuensi nadi jantung. Kemudian, masalah dipecah lagi
menjadi lebih spesifik tentang apakah denyut jantung perempuan dan denyut jantung laki-laki
memiliki frekuensi yang sama dengan aktivitas yang dilakukan juga sama. Permasalahan ini
dilihat dari perbedaan gender sehingga dilaksanakanlah praktikum menghitung denyut
jantung dengan probandus berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Pengenalan Pola Berdasarkan praktikum tersebut yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung yakni kegiatan
atau aktivitas tubuh dan jenis kelamin. Berikut pengenalan pola mengenai pengaruh dari
frekuensi denyut jantung:

1. Kegiatan atau aktivitas tubuh

Pada kegiatan atau aktivitas tubuh duduk tenang, berjalan santai dan berlari kecil
memiliki frekuensi denyut jantung yang berbeda. Frekuensi denyut jantung yang
paling tinggi terjadi pada kegiatan berlari kecil, serta frekuensi denyut jantung paling
rendah terjadi pada kegiatan duduk tenang. Hal tersebut terjadi karena semakin sering
melakukan kegiatan atau aktivitas tubuh, maka frekuensi denyut jantung akan
semakin tinggi.

2. Jenis kelamin

Pengaruh frekuensi denyut jantung yang selanjutnya yaitu jenis kelamin. Pada
aktivitas tersebut siswa akan mengetahui perbedaan jenis kelamin juga menentukan
perbedaan frekuensi denyut jantung. Pada umumnya perempuan memiliki frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi daripada laki-laki.

Abstraksi Pada praktikum tersebut siswa mampu menyelidiki dan mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi frekuensi denyut jantung. Terdapat tiga aktivitas yang berbeda yakni duduk
tenang, berjalan santai dan berlari kecil. Siswa diminta melakukan ketiga aktivitas tersebut,
kemudian menghitung dan mencatat denyut nadi pada menit pertama dan kedua. Berdasarkan
instruksi tersebut siswa akan fokus melakukan kegiatan yang diinstruksikan tanpa melakukan
kegiatan lainnya ketika praktikum. Selain itu, untuk faktor yang mempengaruhi frekuensi
denyut jantung pada jenis kelamin maka siswa diminta untuk melakukan praktikum secara
berkelompok yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Makan dalam setiap kelompok
dipastikan terdapat siswa laki-laki dan perempuan, tidak hanya dari salah satu jenis kelamin
saja.
Hal yang bisa dilakukan berdasarkan praktikum tersebut sebagai proses abstraksi yaitu
menginstruksikan siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan serta menceritakan proses
selama penyelidikan faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung tanpa
menyampaikan hal-hal lainnya yang tidak berkaitan dengan praktikum yang dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut maka siswa akan fokus pada kegiatan yang diinstruksikan saja dan
mengabaikan kegiatan lainnya yang tidak berkaitan.

Algoritma Adapun prosedur atau tahapan yang akan dilakukan dalam praktikum ini setelah melalui 3
pondasi sebelumnya adalah sebagai berikut:

Kegiatan I (duduk tenang)

1. Probandus duduk tenang selama 1 menit, lalu menemukan denyut nadinya pada
pergelangan tangan menghitung jumlah denyut nadinya selama 1 menit dan mencatat
hasilnya

2. Kemudian probandus mengulangi langkah sebelumnya namun dengan duduk tenang


selama 2 menit, setelah itu menghitung kembali jumlah denyut nadinya selama 1 menit
dan mencatat hasilnya

Kegiatan II (berjalan santai)

1. Probandus berjalan santai selama 1 menit, lalu menemukan denyut nadinya pada
pergelangan tangan menghitung jumlah denyut nadinya selama 1 menit dan mencatat
hasilnya

2. Kemudian probandus mengulangi langkah sebelumnya namun dengan berjalan santai


selama 2 menit, setelah itu menghitung kembali jumlah denyut nadinya selama 1 menit
dan mencatat hasilnya

Kegiatan III (berlari kecil)

1. Probandus berlari kecil selama 1 menit, lalu menemukan denyut nadinya pada
pergelangan tangan menghitung jumlah denyut nadinya selama 1 menit dan mencatat
hasilnya

2. Kemudian probandus mengulangi langkah sebelumnya namun dengan berlari kecil


selama 2 menit, setelah itu menghitung kembali jumlah denyut nadinya selama 1 menit
dan mencatat hasilnya

Analisis Data Pengukuran dapat dilakukan di pergelangan tangan (arteri radialis), leher (arteri carotis),
maupun pada ujung jari telunjuk (menggunakan pulse meter atau oxymeter) (Nawawinetu,
2020). Pada praktikum ini menggunakan teknik menghitung frekuensi melalui pergelangan
tangan atau arteri radialis.

Misal, data yang didapatkan oleh praktikan adalah sebagai berikut:

Jenis dan Intensitas Aktivitas

Nama Siswa Duduk Tenang Berjalan Santai Berlari Kecil

1 menit 2 menit 1 menit 2 menit 1 menit 2 menit

Pinokio (Laki-laki) 70 74 76 81 93 99

Mawar (Perempuan) 75 79 79 86 98 102


Rata-rata 72,5 76,5 77,5 83,5 95,5 100,5

Berdasarkan data yang didapat dalam praktikum sudah menunjukkan data yang benar sesuai
dengan teori bahwa frekuensi denyut jantung perempuan lebih besar dari pada laki-laki.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut jantung di antaranya adalah;
jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Pada praktikum kali ini faktor yang
mempengaruhi adalah jenis kelamin, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Ketika seseorang
melakukan aktivitas fisik, denyut nadi sebagian besar dikendalikan oleh keseimbangan antara
penghambatan oleh saraf vagus dan stimulasi dari saraf simpatis jantung. Dalam keadaan
istirahat, saraf simpatis pengaruhnya lebih dominan dibandingkan dengan saraf vagus.
Apabila saraf otonom ke jantung diblokir, maka frekuensi denyut nadi istirahat dari rata-rata
70 denyut permenit akan meningkat menjadi 100 denyut permenit (Guyton, 2012).

Frekuensi denyut nadi pada posisi tidur berbeda dibandingkan dengan posisi duduk dan
berbeda pula dengan posisi berdiri. Hasil penelitian yang telah dilakukan, terjadi penurunan
frekuensi denyut nadi dari posisi berdiri ke posisi duduk sebesar 8,7 denyut permenit dan
terjadi peningkatan dari posisi duduk ke posisi berdiri sebesar 12,0 denyut permenit
(Anderson, 2013). Dinyatakan bahwa, ketika terdapat beberapa gerakan pada saat berdiri atau
saat duduk, akan meningkatkan denyut nadi sebanyak 5-10 denyut permenit. Perubahan dari
duduk ke berdiri atau sebaliknya dari berdiri ke duduk disebabkan karena aktivitas dari reflek
sinus karotis (William, 1993). Dalam praktikum tersebut dibuktikan bahwa terdapat
penambahan frekuensi denyut jantung dari perubahan posisi dari duduk menjadi berdiri pada
probandus Mawar maupun Pinokio. Sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
frekuensi dikarenakan beberapa faktor yakni perbedaan jenis kelamin, perbedaan posisi
tubuh, dan perbedaan aktivitas tubuh individu.

Simulasi Untuk menyelesaikan praktikum menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi


denyut jantung siswa dapat melakukan kegiatan duduk tenang kemudian menghitung denyut
nadi pada menit pertama dan kedua. Kemudian siswa melakukan kegiatan berjalan santai
setelah itu menghitung denyut nadi pada menit pertama dan kedua, serta siswa melakukan
kegiatan berlari kecil dan menghitung denyut nadi pada menit pertama dan kedua. Beberapa
kegiatan tersebut dipraktekkan oleh masing-masing siswa laki-laki dan perempuan dalam
satu kelompok.

Pemodelan Pemodelan dari hasil masing-masing siswa yang menjadi probandus adalah berupa rumus
sebagai berikut:

1. Hasil duduk tenang 1 menit = hasil berjalan santai 1 menit - x

2. Hasil berjalan santai 1 menit = hasil duduk tenang 1 menit + x

3. Hasil berlari kecil 1 menit = hasil berjalan santai 1 menit + x

Referensi:

Anderson, R., Breunig, K., Foundling, P., Johnson, R., Smith, L., Sundstrom, M. (2016). Body Position and Effect on Heart Rate, Blood Pressure, and Respiration
Rate After Induced Acute Mental Stress. New York: University of Wisconsin-Madison.

Guyton, A.C., Hall, JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi Kesebelas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

McWilliam, JA. (1933). Postural Effects on Heart Rate and blood Pressure. Journal Experimental Physiology. 23(1): 1- 33.
Nawawinetu, E. D., I. Lutfia. (2020). Factors Associated With The Ability to Perform Physical Fitness Tests With QCST. Journal of Vocational Health Studies.
3(1):97-102.

Anda mungkin juga menyukai