Anda di halaman 1dari 5

Tugas.

Menghitung Denyut Nadi

Tujuan

Menghitung denyut nadi dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Alat

Stopwatch

Cara Kerja

1. Memegang pergelangan tangan kanan dengan menggunakan jari-jari tangan kiri.

Melakukan ini untuk merasakan denyut nadi.

2. Menghitung denyut nadi selama satu menit.

3. Selanjutnya melakukan gerakan lari-lari di tempat selama 5 menit. Kemudian,

menghitung denyut nadi seperti di atas.

Hasil Percobaan

TABEL PENGAMATAN

ISTIRAHAT

NO NAMA NORMAL DUDUK BERDIRI LARI-LARI SETELAH

LARI

Najyln Zahira

1. Youandi 83 80 87 130 100

Putri

Natasya
2. 80 80 85 120 110
Rahmalia

Nikmada

3. Bertha 70 75 80 130 110

Ayuninnisa
Nisrina
4. 70 70 80 110 90
Salsabila

Rania Cahya
5. 70 70 80 110 90
Aisyiyah

Prasileano

6. Lintang 90 88 93 150 100

Aryady S

Pertanyaan

1) Apakah terdapat perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat posisi tubuh duduk

dan berdiri? Mengapa demikian?

Ya, terdapat perbedaan frekuensi denyut nadi antara saat posisi tubuh duduk dan

berdiri. Frekuensi denyut nadi saat posisi tubuh duduk lebih lambat dibanding saat

posisi tubuh berdiri. Begitu pun sebaliknya.

Hal tersebut disebabkan posisi vertikal tubuh saat duduk dan berdiri sehingga

peredaran darah dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang menyebabkan peningkatan

nadi dan tekanan darah sebagai akibat sirkulasi.

Pada saat duduk maupun berdiri kerja jantung dalam memompa darah akan lebih

keras karena melawan gaya gravitasi sehingga kecepatan jantung meningkat.

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini

disebabkan pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan

sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke

otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan

meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena


cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler

abdomen ke jantung.

Semakin santai atau rileks kegiatan seseorang, maka semakin sedikit pula denyut

jantung yang terjadi. Sebaliknya, semakin berat aktivitas yang kita lakukan,

semakin banyak denyut nadi yang terjadi.

2) Samakah frekuensi denyut nadi setiap orang?

Frekuensi denyut nadi setiap orang tidaklah sama karena kondisi setiap orang

tentunya berbeda-beda.

a. Apakah ada perbedaan frekuensi rata-rata denyut nadi antara siswa laki-laki

dan perempuan? Jelaskan hubungan antara aktivitas dengan jumlah denyut

nadi!

Ya, ada perbedaan frekuensi rata-rata denyut nadi antara siswa laki-laki dan

perempuan. Dimana dalam tabel pengamatan hasil praktikum denyut nadi kami.

Pada umumnya frekuensi rata-rata denyut nadi perempuan lebih kecil daripada

laki-laki.

Hubungan antara aktivitas dengan jumlah denyut nadi adalah semakin banyak

atau berat aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak pula kuantitas panas

yang dibuang. Tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Demi mencukupi

kebutuhan aktivitas tubuh maka peredaran darah meningkat dan jantung juga

berdetak lebih cepat. Laki-laki memiliki aktivitas yang lebih berat daripada

perempuan sehingga mereka membutuhkan lebih banyak oksigen. Oleh karena

itu, denyut nadi mereka lebih besar.

Untuk perempuan yang tidak terbiasa beraktivitas berat seperti lari, frekuensi

rata-rata denyut nadinya akan lebih besar daripada laki-laki karena tubuhnya

belum beradaptasi dan tidak terbiasa sehingga lari dalam waktu 5 menit

dianggap sebagai kerja berat oleh tubuh.


3) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi seseorang?

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan dan teori yang berlaku,

faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi seseorang antara lain:

a. Posisi tubuh

b. Jenis kelamin

c. Aktivitas

d. Suhu tubuh

e. Usia

f. Berat badan

g. Kondisi fisiologis

h. Obat-obatan

Kesimpulan

1. Frekuensi denyut nadi setiap orang berbeda-beda. Faktor-faktor yang

mempengaruhinya antara lain:

a. Posisi tubuh : posisi tubuh vertikal (duduk dan berdiri) memiliki frekuensi

denyut nadi yang lebih besar daripada posisi tubuh horizontal (berbaring atau

telentang)

b. Jenis kelamin: laki-laki memiliki frekuensi denyut nadi yang lebih besar

daripada perempuan karena aktivitas laki-laki lebih berat sehingga

membutuhkan kadar oksigen yang lebih besar pula dalam tubuh.


c. Aktivitas: semakin berat atau besar aktivitas yang dilakukan maka semakin

besar pula frekuensi denyut nadi seseorang. Begitupun sebaliknya.

d. Suhu tubuh: semakin panas suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi denyut

nadi yang dihasilkan. Begitupun sebaliknya.

e. Usia: semakin dewasa usia seseorang frekuensi denyut nadi yang dihasilkan

semakin lambat karena perbedaan kebutuhan oksigen. Begitupun sebaliknya.

f. Berat badan: semakin berat tubuh maka frekuensi denyut nadi yang dihasilkan

semakin lembat. Begitupun sebaliknya.

g. Kondisi fisiologis: kegembiraan dan kemarahan dapat mempercepat frekuensi

denyut nadi sedangkan ketakutan, kecemasan, kesedihan dapat

memperlambat frekuensi denyut nadi. Atau dapat dikatakan, seseorang yang

stress memiliki frekuensi denyut nadi lebih besar dibanding orang dalam

keadaan normal. Begitupun sebaliknya.

h. Obat-obatan: orang yang mengonsumsi athropin dan nikotin memiliki frekuensi

denyut nadi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai