Anda di halaman 1dari 16

Kasus 1

Nn. W umur 13 tahun pekerjaan pelajar,keluhan utama nyeri ulu hati,dialami sejak 3
hari yang lalu, terus-menerus, nyeri dirasakan memberat jika terlambat makan, perut
terasa kembung dan sering merasa mual, sering makan tidak teratur.Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil sebagai berikut : BB:43 kg, TB: 148 cm, IMT :
19,63 kg/m2 TD:120/70, HR:92x/i, RR:20x/I, T:36,5 °C, konjungtiva anemis (+), sklera
ikterus (-), bibir sianosis (-), massa tekan(-), nyeri tekan (+), udema (-). Klien
mengatakan tidak tahu tentang sakitnya. Sebelumnya klien mengatakan tidak nafsu
makan karena baru putus dari kekasihnya. Klien tampak bingung dan gelisah sambil
memegangi perutnya.

Kasus 2
Tn. Y umur 28 tahun dengan diagnosa medis dyspepsia keadaan umum: lemah,akral
hangat, konjungtiva anemis, CRT< 2 detik, Dari hasil pemeriksaan fisik klien
didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD :120/70, HR:78 x/I, RR:22 x/I, T:36,7°C. Mual
(+), muntah (+) dan nafsu makan (-). BB turun saat ini 60 kg mengalami penurunan 5kg.
klien hanya terbaring di tempat tidur, semua aktivitas dibantu oleh keluarga. klien
menanyakan kepada perawat penyebab sakitnya. Mukosa bibir kering keadaan mulut
kotor, belum gosok gigi.

Kasus 3
Ny. P usia 30 tahun, didiagnosa oleh dokter Dyspepsia, tekanan darah 120/70
mmhg,HR: 97 kali per menit, Respiratory rate 22 kali per menit, Temperatur tubuh 36,5
C.dengan keadaan umum Mual (+), muntah (+), lemah, klien mengatakan mudah
kenyang saat makan, dan Perut cepat terasa penuh saat makan. Klien merasa tidak
nyaman dengan keadaannya saat ini, merasa dirinya tidak berdaya, klien ingin cepat
sembuh dari penyakitnya. Penampilan klien tampak acak-acakan rambut kotor, wajah
pucat.
Kasus 4
Ny. I usia 28 th datang ke puskesmas dengan keluhan mual dan kadang-kadang
muntah serta tidak haid selama kurang lebih 5 bulan. Hasil tes kehamilan positif. Ini
adalah kehamilan yang ke-2, kehamilan pertama tidak berlanjut karena terjadi
perdarahan pada usia kehamilan 3bulan. Ny. I mengatakan berat badannya tidak naik
sejak hamil, makan hanya sedikit dan takut bersetubuh dengan suami karena takut
keguguran lagi. Klien sangat mengharapkan kehamilannya ini. Klien belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang nutrisi untuk ibu hamil.

Kasus 5
An. A usia 6 th datang ke poliklinik anak dengan keluhan demam mendadak sejak 3
hari, muntah, tidak ada batuk pilek. Anak sudah dberi obat penurun panas tetapi suhu
tubuh tetap tinggi. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai
berikut : S: 39°C N: 110x/mnt, terdapat ptekie, epistaksis 1 kali. Ibu bertanya tentang
penyakit yang dialami anaknya. Diagnose sementara DHF. Klien tidak nafsu makan,
hanya makan bubur 5sdm dan minum ± 800cc, klien tampak lemah dan ibu
mengatakan anaknya sering terbangun dari tidurnya saat malam hari karena tidak
terbiasa dengan lingkungan RS.

Kasus 6
Tn. W usia 42 tahun, menderita sesak nafas dan nyeri dada sebelah kiri sejak sejam
yang lalu, Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut:
sesak, tampak kesakitan dengan memegang dada sebelah kiri, RR: 28 X/mnt, TD:
150/100 mmHg, wajah pucat, HR: 120 x/mnt, akral basah dan dingin, diagnose
sementara IMA (infark Miocard Akut). Klien merasa nyaman jika tidur dengan posisi
setengah duduk. Klien tampak lemah, ekstremitas dan wajah pucat. Klien dan keluarga
mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya
Kasus 7
Tn A usia 25 tahun mengeluh badan demam,pusing, tidak enak makan, dan susah BAB
sdh 2 hari belum BAB, dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan S: 39°C, TD: 130/80
mmhg, N: 87x/menit, BU 6x/mnt. Diagnosis sementara Thypoid. Dari hasil pemeriksaan
lidah kotor, mukosa bibir kering, klien mengatakan belum mandi sejak 2hari yang lalu.
Tamapk acak-acakan. Hasil tes widal +. Klien hanya terbaring di tempat tidur saja.

Kasus 8
Tn D usia 40 th dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan mata kuning dan perut
membesar, kencing berwarna seperti teh, feces pucat. Diagnosis medis sirosis hepatis.
Klien mengatakan lemas, tidak dapat melakukan aktivitas apapun hanya terbaring di
tempat tidur, nafsu makan menurun hanya menghabiskan 3 sdm saj setiap kali maka.
Peawatan diri mandi dan oral hygiene blm dilakukan.

Kasus 9
Tn.A umur 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan pusing dan mata
suka berkunang-kunang, hasil p Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV
sebagai berikut: tekanan darah 160/100mmHg, nadi 100x/menit, pernapasan 16x/menit,
suhu 37,60C. Pasien mengatakan badan terasa tidak nyaman dan gatal-gatal. Kulit
tampak kusam, rambut acak-acakan dan tercium aroma tidak sedap saat berbicara.
Klien mengatakan.

Kasus 10

Pasien Nn. B usia 20 tahun post operasi appendiktomi hari pertama, Nn. B mengeluh
perut kanan bawah sakit. Setelah dikaji didapatkan data ; skala nyeri 7, ekspresi wajah
tampak kesakitan, vital Sign tensi ; 100/80 mmHg, suhu 37,8°C, RR 22 x/menit, pada
daerah post operasi tampak adanya rembesan darah, dan pemeriksaan abdomen ;
peristaltik masih sangat lemah. Klien sering terbangun dari tidurnya karena nyeri yang
dialaminya. Keluarga klien menanyakan bagaimana cara merawat luka.
Kasus 11

Ny. HB usia 50 tahun, melakukan pemeriksaan komprehensif ke dokter kardiologi. Dia


menemui dokter ini untuk penanganan kolesterolnya yang tinggi. tekanan darahnya di
tempat dokter adalah 200/100. Dokter memberinya atenolol untuk menurunkan tekanan
darahnya. Tetapi ia tidak menggunakan obat ini karena dia mengakui bahwa ketika di
tempat dokter ia merasa takut dan stress, sehingga tekanan darahnya meningkat.
ketika ia mengukur tekanan darahnya di rumah tekanan darahnya normal (112-130/60-
80) (pengukuran tekanan darahnya dibantu oleh anaknya yang berprofesi sebagai
perawat)
Informasi pasien :
Obat yang digunakan : Ca 500 mg 2x1, multivitamin 1x1
Riwayat keluarga : tidak ada yang hipertensi atau penyakit kardiovaskuler
Keadaan fisik : berat 65 kg, tinggi 157 cm,
Pasien tidak merokok, dia menggambarkan dirinya beraktifitas yang cukup.

Kasus 12

Tn. A usia 56 tahun adalah seorang perokok berat (25 batang perhari). Berat 90 kg,
tinggi 160 cm. Ia bekerja di klub malam sebagai bartender dan juga minum alkohol
dalam jumlah yang tidak sedikit. Ia mengeluhkan satu minggu terakhir ini ia mengalami
sakit yang hebat di pinggang sebelah kirinya. Sebelumnya Tuan A mengkonsumsi
suplemen yang mengandung Kalium atas saran dokter. Tuan A belum pernah
menggunakan terapi hipertensi sebelumnya. Orang tuanya meninggal pada umur 65
tahun karena serangan jantung. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap pasien
diperoleh data sebagai berikut :
1. Tekanan darah pasien : 180/130
2. Kreatinin serum 2.8 mg/dl (0.7-1.5)
3. Kolesterol : 230 mg/dl
4. K serum : 4.5 mEq/L (3.5-5.2)
Kasus 13

Tn. Z usia 35 tahun mengeluh batuk berdahak sejak 2 minggu sebelum MRS dahak
kental disertai sesak nafas, klien pernah menderita TBC 5 tahun yang lalu. Tetapi tidak
selesai mengikuti program pengobatan ( hanya 2 bulan saja ) keluarga mengatakan
mereka tinggal di perkampungan padat penduduk dan ada salah satu tetangga yang
menderita TB paru. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai
berikut : terdapat tarikan intercosta dan bunyi nafas ronchie. TD : 130/80 mmhg,N:98x /
menit, RR: 28x / menit irregular, S: 37,5˚C.

Kasus 14

Tn. E usia 56 tahun berpendidikan SMP dan bekerja sebagai buruh : klien mengatakan
terdapat benjolan diselangkang sejak 4 bulan yang lalu. Menurut penuturan klien ± 1
minggu sebelum MRS klien mengeluh benjolan diselangkang sebelah kanan semakin
besar dan bertambah nyeri pada saat mengangkat beban, nyeri semakin hebat bila
klien beraktivitas. Pada saat pengkajian klien tampak terbaring lemah sesekali meringis
kesakitan ika merubah posisi tidurnya skala nyeri sedang, Dari hasil pemeriksaan fisik
klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut : TD: 140/90 mmhg, N: 98x/menit, RR: 24x /
menit, S : 36°C.

Kasus 15

Tn. B usia 50 tahun post ops herniotomi mengatakan nyeri disekitar luka operasinya
didaerah sebelah kanan dengan panjang luka ± 8 cm nyeri dirasakan seperti disayat-
sayat, nyeri yang dirasakan terus menerus sejak setelah operasi. Skala nyeri 4 nyeri
paling dirasakan pada saat klien bergerak sehingga klien tampak berhati-hati. Klien
mengatakan nyeri yang dirasakan mengganggu tidurnya sehingga klien tidak dapat
tidur dengan tenang (klien tampak gelisah) ketika dikaji tentang perawatan luka operasi
(herniotomi) didapatkan tingkat pengetahuan klien kurang terbukti saat klien bertanya
tentang pantangan aktivitas yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan serta ekspresi
waajah yang tampak bingung
Kasus 16

Ny. I umur 31 tahun. Post ops appendiktomy, klien mengatakan nyeri luka operasi
didaerah perut kanan bawah. Nyeri bertambah berat jika bergerak. Kepala pusing sejak
keluar dari kamar operasi serta merasa eneg dan mual, belum flatus , sering terbangun
dari tidurnya dari hasil pengkajian didapatkan klien masih berpuasa, pola kebersihan
diri klien mandi diseka oleh suami dan belum gosok gigi. Dari hasil pemeriksaan fisik
klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: S: 36°C, N: 88x/mnt, TD: 110/80 mmHg,
RR: 18x/mnt bibir dan lidah kering. Terdapat luka jahitan ± 5cm dengan 6 jahitan
tertutup kasa steril. Auskultasi BU belum terdengar, perkusi hipertimpani. Pemeriksaan
lab Hb 10,3 gr % leukosit 14,8 rb (N: 4,3-11,3)

Kasus 17

Ny. M usia 50 tahun CVA + Hipertensi, klien saat ini mengatakan kepalanya pusing,
ketika ditanya alasan MRS adalah badannya lemas dan tangan kiri klien sulit
digerakkan dan dada berdebar-debar, klien merasa tidak enak badan, Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD : 180 / 100 mmhg,
N: 100x/menit, RR: 18x/menit, S: 36,5˚C, klien mengatakan mual, nafsu makan
menurun, terjadi penurunan berat badan ( sebelum sakit 60 kg dan saat ini 57 kg ),
porsi makan tidak habis hanya 5 sdmdan minum 3 gelas ( ± 750 cc / hari ). Aktivitas
dibantu oleh keluarga dan hanya bisa dilakukan di tempat tidur, klien tampak pucat.
Pengetahuan klien tentang penyakitnya masih kurang, pasien hanya mengetahui
beberapa cara untuk menghilangkan rasa sakit.

Kasus 18

Ny. S dengan diagnose medis Ca Mammae, mengatakan nyeri payudara sebelah kiri
dengan durasi 5 – 8 menit. Seperti ditusuk – tusuk, nyeri menetap dengan skala nyeri 5,
keadaan pasien lemah, tidak mau makan, pusing, mual. Payudara sebelah kiri tampak
membesar, payudara kiri berdiameter 20x10x10 cm dank lien tampak malu. Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 140/80 mmhg,
N: 84x/menit, RR: 22x/menit, S: 37°C. klien mengatakan belum paham tentang
penyakitnya dan bertanya kenapa nyei dan cepat membesar, klien juga merasa cemas
dengan kondisinya dan merasa tidak berguna.
Kasus 19

An. T usia 5 tahun dengan diagnose medis thypoid, ibu klien mengatakan anaknya
panas sejak 5 hari yang lalu, pusing, mual, lemas dan tidak mau makan. Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai beriku: N: 100x/menit, RR: 21x/
menit, S: 39°C, BB: 12kg. ibu klien mengatakan klien hanya makan 1 – 3 sdm. Sebelum
sakit klien biasanya bermain dengan teman-temanya, namun ketika sakit hanya
berbaring di tempat tidur dan semua aktivitas dibantu oleh ibu dan perawat.Hasil
pemeriksaan lainnya, konjungtiva anemis, akral hangat, mukosa bibir kering, lidah kotor
( putih ), perut kembung, hipertimpani dan mengatakan nyeri pada perut kanan atas
terutama saat beraktivitas

Kasus 20

An. Q ( 16 tahun ) mengeluh beberapa kali BAB ( lebih 4 kali sehari ) dan perutnya
terasa mulas. Anak Q juga mengatakan bahwa fesesnya cair, sehari sebelumnya anak
Q mengatakan makan makanan pedas, terasa perih pada daerah anus. Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 110/70 mmhg, dan
klien tampak lemas. Pada anus terdapat ruam kemerahan. Anak Q mengatakan tidak
tahu tentang penyakitnya dan hanya mengkonsumsi obat yang dijual diwarung.

Kasus 21

An. C usia 4 tahun, diagnose medis diare akut dengan dehidrasi sedang, orang tua
mengatakan BAB cair > 10x / hari ( 1 cangkir / BAB ). Sejak 3 hari MRS klien mengeluh
perutnya sakit dan mencret. BAB cair kuning tanpa ampas, ada lendir tapi tidak ada
darah, bau amis. Klien muntah setiap kali mencret ± ½ cangkir., klien juga panas. Hasil
pengkajian klien tampak rewel, sering mengeluh sakit dan ingin melepas infus ditangan
kirinya. N: 120x/menit, RR: 23x/menit, mukosa mulut kering, ibu mengtakan anak C
merasa sakit ketika menelan makanan, makan 25 mg utuh, BU 45x / menit ada
kembung, klien malas minum, akral hangat S: 37,5°C, mata tampak cowong.
Kasus 22

An. N usia 6 tahun dengan diagnose DHF, ibu mengatakan ± 3 hari yang lalu anak
panas tinggi mendadak, timbul bintik – bintik merah dikulit seperti digigit nyamuk. Gusi
berdarah tidak mimisan, pusing, muntah 2x ½ gelas belimbing, klien batuk, malas
makan dan minum. Pada saat pengkajian ibu mengatakan anaknya masih panas. Dari
hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: N: 100x/menit,
RR: 20x/menit, S: 38,6°C, anak hanya tiduran saja, ADL dibantu sepenuhnya oleh
orang tua, mata tampak cekung, dan rewel saat dirawat di RS terutama saat didatangi
oleh dokter dan perawat, klien menangis.

Kasus 23

Tn. S usia 50 tahun, klien datang dengan keluhan sesak dan batuk sejak 5 hari yang
lalu. Klien mengeluh sesak pada saat suhu yang dingin ( biasanya pada saat malam
dan pagi hari ), untuk mengatasi sesaknya pasien tidur ½ duduk. Klien mengatakan
takut dengan kondisinya sekarang dan bertanya mengenai kondisi kesehatannya. Klien
mengatakan nafsu makannya menurun karena batuknya, klien tidur hanya ± 4 jam. Dari
hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: Keadaan umum
lemah, TD: 110/70 mmhg, N: 78x/menit, RR: 28x/menit, S: 37°C. terdapat PCH,
terdengar suara nafas tambahan wheezing dan ronchie.

Kasus 24

Ny. J usia 42 tahu, mengatakan luka dikakinya terasa nyeri, diagnosa DM dengan
Gangren. Ny. J mengatakan nyeri pada telapak kaki kanan, telapak kaki terkena paku ±
8 hari yang lalu, terdapat nanah dan bengkak, skala nyeri 7, nyeri dirasakan panas
terus menerus seperti teriris, semakin nyeri jika kaki digelantungkan. Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 130/80 mmhg,
N: 80x/menit, RR: 25x/menit, S: 38°C. pasien merasa lemah dan ingin tidur, terdapat
riwayat DM dan Hpertensi, penurunan BB sejak 6 tahun yang lalu ± 10 kg. klien
mengatakan sampai saat ini belum bisa berjalan, semua aktivitasnya dilakukan
ditempat tidur, kondisi pasien tampak kotor, rambut kusut, mandy 1x sehari diseka
tanpa sabun.
Kasus 25

Ny. T usia 72 tahun. Klien mengatakan terjadi kelemahan tubuh sebelah kanan setelah
klien jatuh di kamar mandy, tangan dan kaki sebelah kanan tidak bisa digerakkan
walaupun sedikit, sebelum jatuh klien merasa pusing, klien dan keluarga tidak tahu
tentang penyakitnya karena tidak pernah sakit sampai dirawat. Dari hasil pemeriksaan
fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 150/90 mmhg, N: 100x/menit,
RR: 24x/ menit, S: 36,5°C. bicara klien pelo, klien berbicara berulang – ulang untuk
memperjelas kata – katanya. Kekuatan otot klien ekstremitas kanan atas 3, ekstremitas
kiri atas 3, ekstremitas kanan bawah 3 dan ekstremitas kiri bawah 5, Terdapat luka
ulkus pada pedis dextra berdiameter 4 cm dalam 1 cm bernanah dan terdapat nyeri
tekan.

Kasus 26

Tn. D usia 72 tahun, mengeluh batuk berdarah selama 1 jam tetapi sedikit dan sesak
nafas setelah batuk, klien mempunyai riwayat TB paru sejak 5 tahun terakhir, klien
tampak lemah, sering terbangun saat tidur malam dan sulit untuk tidur kembali, nafas
berbau, dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan: TD: 130/80 mmhg,
N: 85x/menit, RR: 28x/menit, S: 37,2°C, nafas dangkal, terdengar suara nafas
tambahan ronchie, dada terasa nyeri ketika nafas. Klien dalam keadaan bedrest total
dan semua aktivitasnya dibantu keluarga. klien .

Kasus 27

Ny. D usia 34 tahun, klien mengatan nyeri pada kanan karena kecelakaan lalu lintas,
klien mengatakan nyeri terasa saat saat bergerak ataupun tidak, skala nyeri 8, terdapat
luka robek akibat fraktur terbuka pada daerah tibia, terlihat penonjolan tulang, semua
aktivitas klien dibantu, leukosit 10.500 mg/dl( 5000 – 10.000). S: 38°C
Kasus 28

Ny. A usia 33 tahun, mengeluh nyeri perut bagian bawah seperti ditusuk - tusuk sejak 2
hari yang lalu, kadang BAK terasa panas dan nyeri dengan skala nyeri 5, sering
merasakan BAK yang mendesak dan secara tiba - tiba serta tidak nyaman disekitar
daerah supra pubik, tangan kanan terpasang infus RL dengan 20 Tpm. Dari hasil
pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut : TD : 100 / 60 mmhg, N :
80x / menit, RR : 20x /menit, S : 36,1°C, Klien tampak lemah dan meringis kesakitan,
dalam melakukan aktivitas klien dibantu oleh keluarga. selama sakit klien sering
terbangun dari tidurnya akibat dari rasa nyeri yang dideritanya.

Kasus 29

Tn. K usia 78 tahun, klien mengatakan sesak nafas hilang timbul sejak 2 bulan yang
lalu, sesaknya semakin bertambah sejak 5 hari yang lalu. Menurut klien sesak
dirasakan setelah berjalan jauh, klien mempunyai riwayat asma sejak 10 tahun yang
lalu, klien mengatakan sulit tidur dan hanya dapat tidur jika memakai dua bantal, batuk
(+), dahak (+) dan putih kental, pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sesak
dan kepalanya terasa pusing. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV
sebagai berikut: TD: 110/70 mmhg, N: 80x/menit, RR: 26x/menit, S: 36,8°C, terdengar
bunyi suara nafas tambahan ronchie, aktivitas pasien dibantu.

Kasus 30

Tn. Z usia 44 tahun, klien mengatakan anggota gerak bagian kiri sulit untuk
digerakkan.Kadang kesemutan dan kalau bicara pelo sejak 6 bulan yang lalu, sebelum
MRS klien saat duduk klien merasakan sulit dan berat saat akan berdiri dan berjalan,
Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut:
TD: 240/150 mmhg, N: 88x /menit, RR: 28x/menit, S: 36,5°C, dengan kekuatan otot
ekstremitas kanan atas 5 dan ekstremitas kiri atas 4, ektremitas kanan bawah 5 dan
ekstremitas kiri bawah 4. Terlihat klien dalam melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga.

Kasus 31
Tn. S usia 75 tahun dengan diagnosa efusi pleura, klien mengatakan sesak nafas dan
dada terasa berat ketika bernafas setelah melakukan aktivitas, badan terasa lemas dan
batuk disertai dahak, tenggorokan terasa kering dan gatal, Dari hasil pemeriksaan fisik
klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 160/90 mmhg, N: 88x/menit,
RR: 28x/menit, S: 36,5°C. Klien mempunyai riwayat merokok sejak SMP, sehari dapat
menghabiskan 2 bungkus batang rokok dan baru berhenti 2 bulan yang lalu. Semua
aktifitas dilakukan ditempat tidur dan dibantu oleh keluarga kecuali makan dan minum
dapat dilakukan sendiri. Pada saat tidur mengatakan sering terbangun karena batuk,
saat dilakukan palpasi pada paru didapatkan vocal fremitus frek, getaran terasa lebih
besar pada yang kiri, saat dilakukan perkusi pekak di ICS 5 bagian kanan. Distraksi
dinding dada tidak simetris,

Kasus 32

Tn. S usia 41 tahun dengan diagnose medis Gastritis, pada saat dilakukan pengkajian
klien mengatakan lemas dan lunglai, sebelum MRS klien mengatakan perutnya sakit
dan BAB berwarna hitam, Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV
sebagai berikut: TD: 100/70 mmhg, N: 100x/menit, RR: 24x/menit, S: 36,4°C,
Hb: 8,1gr/DL (12,1-17,6 gr/DL), hematokrit 21,1 (25-45%). Klien mempunyai riwayat
gastritis 2 tahun yang lalu dan pernah dirawat dengan penyakit yang sama, klien
mengatakan nafsu makannya berkurang dan hanya bisa habis setengah dari porsi
makan biasanya dan juga telat saat makan. Dari hasil pemeriksaan lainnya didapatkan:
rambut kering dan kusam, turgor kulit kering, bibir pecah-pecah pada , kuku pucat dan
konjungtiva pucat.

Kasus 33

Tn. A usia 20 tahun, klien mengatakan gatal-gatal sejak 2 tahun yang lalu terasa panas
dan kemerahan didaerah wajah, leher dan punggung akibat rasa gatal tersebut. Klien
menggaruknya sehingga timbul rasa panas dan merah pada kulitnya. Intensitas
gatalnya akan meningkat saat klien terkena sinar matahari langsung dan berkeringat,
klien mengatakan rasa gatal itu akan berkurang jika klien mandy. Klien mengatakan
kalau gatalnya tersebut muncul karena alergi udang dan kerang. Dari hasil pemeriksaan
fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai berikut: TD: 100/70 mmhg, N: 70x/menit,
RR: 20x/menit, S: 36,8°C

Kasus 34
An. V usia 11 tahun, ibu pasien mengatakan bahwa anaknya demam, tampak lesu,
pucat, nyeri kepala, nafsu makan menurun, klien tampak lemah, klien tampak kesulitan
dalam menelan makanan (sakit jika menelan makanan). Klien tidur ditempat tidurnya
terkadang minta gendong pada ibunya, klien tampak tidak betah dirumah sakit karena
takut dan baru dirawat di rumah sakit sehingga mempengaruhi pola tidurnya karena
lingkungan yang ramai. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan hasil TTV sebagai
berikut: N: 120x/menit, RR: 22x/menit, S: 38,5°C.

Kasus 35

An. F usia 12 tahun dibawa kerumah sakit dengan keluhan sesak 2 minggu yang lalu
disertai demam. Ibuklien mengatakan sesaknya bertambah jika anaknya bergerak dan
marah kalau kemauannya tidak dipenuhi. Dari hasil pemeriksaan fisik klien didapatkan
hasil TTV sebagai berikut: N: 110x/menit, RR: 26x/menit , S: 38°C. Ibu klien
mengatakan anaknya sering demam dan mengeluh nyeri sendi berpindah-pindah, dari
hasil pemeriksaan pasien menderita takipnea tachikardi, nafsu makan klien menurun,
tampak lemah dan lesu. Pada ekstremitas terdapat nodus subcutan dan eritema
marginatum.

Kasus 36

tn. S 37 th mengatakan nyeri pada daerah genitalia sejak 2bln terakhir. Nyeri bertambah
parah setelah beraktivitas dan pada saat malam hari. Tn. S juga mengeluhkan tanda2
flu(demam dan pegal-pegal serta kemerahan pada kaki dan tangan). Tn.S bekerja
sebagai wiraswasta dan sering keluar kota dalam waktu yang lama,kadang Tn. S
memenuhi kebutuhan seks nya dengan PSK. Tn S merasa cemas kalau dirinya
mungkin mengidap penyakit sifilis dan sebelumnya juga pernah menderita infeksi pada
genitalianya. Tn.S juga khawatir akan menularkan kepada istrinya serta merasa sangat
bersalah. Hasil pemeriksaan fisik TD 120/90 mmHg N 88x/mnt RR 22x/mnt S 38°C.
pada genitalia klien terdapat luka kemerahan dan terdapat bintik-bintik di daerah
inguinal dan ditemukan adanya ulkus kemerahan pada penis

kasus 37
tn.M 22th dengan dx medis CKD grade V klien mengeluh sesak nafas jika terlalu
banyak minum. Klien juga mengalami bengkak di tangan dan kakinya serta mengalami
gangguan dalam BAK (BAK tidak lancar) air kencing sedikit berwarna keruh, klien
menggunakan kateter dg jumlah urin 35cc dlm 24 jam. Klien tidak tahu tentang penyakit
yang dideritanya dan tidak tahu cara perawatannya. Klien mengatakan sering minum
alcohol dan jarang minum air putih, nafsu makan klien berkurang, klien mual-mual. klien
BAB 3 hari sekali dengan konsistensi keras. Aktivitas klien dibantu keluarga klien
mengatakan lemah, letih dan lesu. KU sesak, gelisah. Hasil lab ureum 15,3 mg/dL (N:
15-39) kreatinin 9,8 mg/dL (0,6-1,3)

kasus 38

ny. P 82 th dg dx medis gagal jantung kronis menegluh sesak nafas , nyeri dada, batuk,
bengkak pd kaki dan wajah. Nyeri dada skal 6 (sedang). Klien mengatakan ayah klien
menderita penyakit yg sama yaitu jantung dan hipertensi. Klien tampak cemas. Klien
mangalami penurunan nafsu makan karena kesulitan menelan. Sudah 2 hari ini klien
belum BAB . seluruh aktivitas dibantu. Klien belum mandi dan ganti baju. Sering
terbangun dari tidur karena sesak dan batuk. TD 100/70 mmHg N: 96x/mnt R: 30x/mnt
S: 36,6°C. konjungtiva pucat, tampak oedem pada palpebra kanan, terpasang nasal
kanul O2 2lpm. Bibir sianosis terdengar bunyi jantung s3 (gallop). Akral dingin dan
berkeringat. Hb 5,8gr/dL (N: 12-14) leukosit 3900 mmk (5000-10000)

kasus 39

tn A 80 th klien mengatakan nyeri pada jari-jari tangan. Nyeri yang dirasakan hanya
pada tangan kanan dan tidak menjalar. Nyeri terkadang hilang jika minum obat. Jika
sedang nyeri maka jari tangan akan terasa panas terkadang bengkak dan terasa sangat
nyeri serta kaku. Terdapat riwayat penyakit stroke dan hipertensi. Hasil pemeriksaan
didapatkan TD: 180/100 mmHg N: 88x/mnt R: 22x/mnt S: 36,2° C, hasil lab asam urat
8,3 mg/dl (N: <7). Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya dan apa yang
harus dilakukannya, klien juga mengatakan aktivitasnya sebagian dibantu oleh
keluarganya karena ekstremitas mengalami kelemahan.

Kasus 40
tn. F 40 th mengatakan muntah darah. Perut terasa sakit, perut membesar, BAK
berwarna gelap seperti teh, muntah berwarna seperti kopi. Muntah timbul secara
spontan tanpa didahului dengan mual dan terjadi terus menerus. Dalam sehari klien
BAB 2x sehari cair tetapi masih terdapat ampas dan berwarna kehitaman, tidak
terdapat lender dan tidak didahului dengan perut mules. Selain itu klien mengeluhkan
perutnya membesar sehingga pasien tidak bisa beraktivitas. Klien mengatakan
perutnya begah sehingga jika makan dan minum cepat terasa kenyang. Klien tampak
cemas dan bingung dengan keadaannya.

Kasus 41

Ny B, 22 thn, dirawat dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 4 hari
sebelum MRS. Dari anamnesa didapatkan bahwa sejak 1 minggu menderita batuk pilek
dengan demam, pasien tidak berobat dan beberapa hari kemudian timbul sesak nafas
dan mengi, batuk bertambah hebat disertai dahak kuning kental. Pasien menderita
asma sejak kecil dan ibu pasien juga menderita asma. Asma akan timbul saat dingin,
akibat debu, dan mencium bau menyengat. Bila asma kambuh pasien menggunakan
obat asma yang dihirup yang diberikan dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
takhikardi serta takhipnue, TD=90/60 mmHg, nadi 104 x/mnt, RR 35 x/mnt, suhu 38°C,
suara nafas bronchovesikuler, ronchi basah, wheezing dan ekspirasi memanjang.

Kasus 42

Seorang pria, 62 thn dirawat dengan kelumpuhan tungkai bawah sejak 10 hari sebelum
MRS. Sebelumnya timbul rasa nyeri pada paha kiri dan kedua tungkai bawah tidak
dapat digerakkan dan juga mengeluh tidak bias BAB. Pasien hanya berbaring dan
menjadi sangat tergantung pada orang lain. Pasien lemah, kesadaran kompos mentis,
TD 140/80 mmHg, nadi 80x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 36,8°C, konjungtiva tidak pucat,
skera tidak ikterik. Pasien juga mengeluh tidak bias tidur, sering terbangun dari tidur
pada tengah malam dan tidak dapat tidur kembali .

Kasus 43
Seorang wanita, 37 thn dirawat di RSUD Pamekasan dengan keluhan leher kiri makin
membengkak sejak 4 hari sebelum MRS sehingga sulit untuk membuka mulut dan tidak
bisa makan, demam tinggi, sesak nafas yang bertambah berat disertai bengkak di kaki.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis,
TB 130cm, BB 32kg, TD 100/60 mmHg, nadi 100x/mnt, RR 30x/mnt, suhu 39°C,
konjungtiva pucat dan sclera tidak ikterik. Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 4,9
g/dl

Kasus 44
Seorang laki-laki, 14 thn dirawat di RSU Dr Soetomo dengan keluhan utama
muntah dan BAB warna hitam sejak 2 minggu sebelumnya. Pasien mengatakan muntah
dan BAB hitam berulang kali (6 kali). Pasien saat di rumah sakit diberikan tranfusi darah
merah. Keluhan pasien sering lemas dan pucat.ibu pasien mengatakan bahwa anaknya
menderita penyakit hati sejak usia 2 thn. Dan ibu pasien juga menderia hepatitis. Sejak
2 minggu terakhir sebelum MRS pasien beberapa kali muntah dan BAB hitam sampai
pingsan, gejalanya tidak disertai nyeri epigastrium, nyeri perut ataupun demam.
Keadaan pasien saat dirawat kesadarannya compos mentis, TD 110/60 mmHg,
nadi 84x/mnt, RR 20x./mnt, suhu 36,5°C, konjungtiva pucat, sclera ikterik, pada
abdomen tampak sikatrik bekas operasi pada garis tengah, hati teraba membesar, tidak
nyeri tekan, pasien tampak kucel, rambut acak-acakan, nafas berbau. Karena keadaan
umum lemah maka segala aktivitas pasien dibantu oleh keluarga

Kasus 45

Ny T, 33 thn mulai merasakan kenceng-kenceng yang semakin lama semakin


bertambah, darah dan air ketuban belum keluar. Kemudian dibawa kerumah sakit dan
setelah beberapa saat melahirkan bayi perempuan dengan lingkar dada 32cm, lingkar
kepala 34cm, denyut jantung 144x/mnt, suhu 37°C, panjang badan 50cm, BB 5200gr,
bayi menangis kuat. Klien mengaku cemas dengan keadaan bayinya karena hingga
sekarang bayinya masih dirawat di BBRT (bangsal bayi resiko tinggi), ASI belum keluar,
klien masih lemas, nyeri jalan lahir dan sering mulas-mulas diperut, tidak ada jahitan
perineum tetapi ruptur fisiologis
Dari pemeriksaan payudara klien tampak lembek, puting susu kurang menonjol,
daerah aerola kotor.

Kasus 46

Ny V, 68 thn datang dengan keluhan mencret-mencret sejak sehari sebelum MRS,


mencret berupa air, tidak ada darah,tidak ada lendir dan berbau. Frekuensi 9x/hari
dengan jumlah seperempat gelas setiap kali. Pasien mual-mual tetapi tidak muntah,
demam sejak 1 hari sebelum MRS, demam tidak tinggi, tidak ada batuk dan tidak
sesak. Pasien tidak mau makan, tidak mau bicara, BAK seperti biasa. Pasien ada
riwayat asma
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum sakit berat, kesadaran somnolen, TD
90/60 mmHg, nadi 110x/mnt, RR 32x/mnt, suhu 38,2°C, ekstremitas akral dingin,
konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik, abdomen lemas, bising usus positif dan turgor
menurun

Kasus 47
Tn x, 52thn dirawat dengan keluhan demam sejak 5 hari sebelum MRS. Pasien
menderita demam tinggi yang timbul mendadak. Demam muncul setiap saat disertai
pusing, mual dan muntah setiap kali makan. Pasien juga merasakan nyeri ditulang-
tulang, ekstremitas lemas
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sedang, keadaan gizi
sedang, TD 140/90 mmHg, nadi 88x/mnt, suhu 38°C, RR 20x/mnt, konjungtiva anemis,
sclera tidak ikterik, perut lemas dan terdapat nyeri epigastrium, ekstremitas akral
hangat, rumplet tes positif. Diagnosa saat masuk adalah DHF
Hasil pemeriksaan lab Hb 16g/dl, HCT 45 vol%, leukocit 3600/ul, trombosit
47.000/ul.

Kasus 48

Tuan A umur 50 thn datang ke rs pada tanggal 05 juni 2017 dengan keluhan
utama kesulitan menelan .saat di lakukan pemeriksaan tampak ada benjolan di
belakang lehernya px mengatakan benjolan tersebut nyeri bila di tekan px mengatakan
lehernya terasa panas seperti terbakar ketika minum minuman yang hangat riwayat
suara serak sejak 2 tahun yang lalu sesak nafas sejak 5 than yang lalu. TUAN A
mengalami masalah bau mulut tapi di anggapnya sebagai hal yang biasa pasien
mengalami penurunan bb dari 60 kg menjadi 50 kg hal ini terjadi akibat pasien menjadi
kurang nafsu makan semenjak dia kesulitan menelan.

Anda mungkin juga menyukai