Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PKP

PDGK 4501

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS 4 SDN 1 PADASUKA
DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
Program S-I PGSD Universitas Terbuka

Disusun Oleh:

NAMA : MARIAMNA LAI PA


NIM : 837874161
POGRAM STUDI : PGSD
S1 PGSD POKJAR : LIAE

UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS

Nama Mahasiswa : Mariana Lay Pa


NIM : 837874161
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN EIWOU
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Siklus 1 Hari Jumat, 05 Oktober 2019
Siklus II Hari Jumat, 12 Oktober 2019
Masalah yang merupakan fokus perbaikan:
1. Bagaimana cara mengefektifkan belajar siswa dalam proses pembelajaran IPS Kelas IV SDN Eiwoi
dengan menggunakan metode media gambar.
2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS Kelas IV SDN Eiwou dengan
menggunakan metode media gambar.
3. Melalui metode media gambar sebagai upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa tentang
Kenampakan Alam, IPS di kelas IV Semester I SDN Eiwou

Menyetujui Eiwou,19 November 2019


Supervisor 1, Penulis
,

Tabita Djia Kelo,S.pd Mariana Lay Pa


NIP. 1966 0525 1992 02 1001 NIM.837874161
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik Pemantapan Kemampuan


Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi
S1 PGSD Universitas Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya
ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan hasil karya saya
sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi, termasuk
pencabutan gelar akademik yang saya sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Eiwou, 19 November 2019


Yang membuat pernyataan,

Mariana Lay Pa
NIM.837874161
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji syukur atas kehadiran Allah Yang Maha Kuasa karena atas rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tgugas ini dengan judul “MEDIA GAMBAR
DAN PENAMPAKAN ALAM” dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kulia kebijakan
pengembangan kampus tahun 2019.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih jauh dari kategori sempurna,oleh karena
itu penulis dengan hati dan tangan terbuka mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan tugas yang akan dating.
Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan trimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral dan spiritual,langsung
maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Eiwou, 19 November 2019


Penulis

Mariana Lay pa
NIM. 837 874161

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ………………………………. 1
B. RUMUSAN MASALAH …………………………………………. 3
C. TUJUAN PERBAIKAN …………………………………………... 3
D. MANFAAT PERBAIKAN ………………………………………... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN EFEKTIF ……………………………………….... 5
B. PENGERTIAN HASIL BELAJAR ……………………………….. 5
C. PENGERTIAN IPS ………………………………………………... 6
D. PENGERTIAN METODE MEDIA GAMBAR …………………... 7
E. UPAYA GURU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TERHADAP PEMBELAJARAN IPS.………………………………… 12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. SUBYEK PENELITIAN ………………………………………….. 16
B. PROSEDUR PENELITIAN ………………………………………. 16
C. INSTRUMEN PENELITIAN …………………………………….. 18
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ……………………………… 18
E. TEKNIK PENGOLAAN DATA …………………………………. 18
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN ………………………………………… …. 28
B. PEMBAHASAN ………………………………………………….. 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ………………………………………………........
B. SARAN ……………………………………………………….........
DAFTARAN PUSTAKA ……………………………………………...
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………….

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS 4 SDN 1 PADASUKA
DENGAN MEDIA GAMBAR
PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM
ABSTRAK

Mata pelajaran IPS merupakan salah satu bidang studi kurikuler di tingkat Sekolah Dasar
(SD).Karena rendahnya pemahaman siswa terhadap pelajaran ini khususnya materi kenampakan Alam di
kelas 4 SD Negeri 1 Padasuka , penulis melakukan perbaikan pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus
pembelajaran. Kegiatan penelitian dilaksanakan di SD Negeri Eiwou semester I tahun pelajaran 2018/2019
pada siswa kelas 4 yang berjumlah 48 siswa, terdiri dari 25 laki-laki dan 23 perempuan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi
kenampakan alam dengan menggunakan media gambar. Setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan media gambar, hasil dan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dari data yang dikumpulkan, pada kegiatan pembelajaran siklus I hanya 30
siswa yang memperoleh nilai ≥ KKM dengan nilai rata-rata kelas 56,97. Hasil belajar siswa terus meningkat
pada siklus II, hanya 4 siswa yang belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas 63.83.
Maka deskripsi dari data yang dikumpulkan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi kenampakan alam di kelas 4
SD Negeri Eiwou.
Dengan demikian, media gambar merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi kenampakan alam.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidkan adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses cara perbuatan mendidik.
Guru merupakan fasilitator utama dalam pelaksanaan pendidikan secara formal di sekolah dan
mempunyai tanggung jawab yang cukup berat dan kompleks.Di satu sisi perannya penyampai ilmu
pengetahuan,di sisi lain guru harus mengetahui keseluruhan perkembangan pribadi anak didiknya. Dalam
mengembangkan metode pembelajaran, peranan guru sangat fleksibel dalam menerapkan strategi konsep
metode pembelajaryang akan di sampaikan kepada siswanya.
Dalam mata pelajaran IPS, metode pembelaran apa yang akan di sampaikan?
Proses belajar mengajar yang baik harus melibatkan keaktifan siswa secara total, artinya melibatkan pikiran
pendengan, penglihatan,dan ketrampilan yang di miliki dalam proses belajar mengajar seorang guru
berperan mengajak siswa untuk memperhatikan,mendengarkan penyajian peraga yang dapat di lihat dan
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya terhadap materi yang berlum dimiliki. Dalam proses
belajar mengajar seorang guru berperan mengajar siswa berperan mengajak siswa untuk memperhtikan,
mendengarkan penyajian peraga yang dapat di lihat dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya
terhadap materi yang belum di pahami atau member tanggapan, sehingga terjadi proses belajar yang aktif,
kreatif, edukatif, dan menyenangkan. Iklim belajar mengajar seperti ini hanya dapat tercipta bila guru
menggunakan pendekatan partisipatoris.
Proses belajar mengajar IPS yang menghendaki adanya keaktifan siswa, sampai saat ini sering
diabaikan oleh guru. Dalam pembelajaran di kelas banyak guru (khususnya di daerah atau desa) masi
banyak yang menggunakan pendekatan ekspositoris. Pendekatan pembelajaran ini banyak dipilih karna
sarana dan prasarana pembelajaran, khususnya pembelajaran IPS di daerah yang masi belum memadai.
Sebagai akibat penerapan pendekatan ini pengetahuan konsep IPS yang diperoleh siswa hanya bersifat
hafalan. Pendekatan ekspositoris
menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan, baik itu dari membaca buku-buku pelajaran
maupun dari media lain yang berkaitan dengan materi pelajaran IPS. Dampaknya, bagi guru yang kurang
aktif, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan.
Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Satu upaya
penanganan masalah tersebut, diharapkan guru hendaknya mengenal psikologi siswa dan berupaya
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap pembelajar IPS, ini mengandung implikasi bahwa setiap guru
harus menguasai pelajaran yang akan disajikan. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar
yang menarik dan menyenangkan bagi siswa dan usahakan menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi agar siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selama ini yang dipraktekan di
sekolah-sekolah masih banyak hanya menggunakan dengan metode ceramah saja, dan siswa menganggap
belajar IPS adalah aktivitas yang membosankan yang hanya mendengarkan dan mencatat materi Sekolah
Dasar merupakan pondasi dasar suatu pendidikan, jika dari dasar siswa mempunyai doktrin negatif terhadap
IPS maka pada tingkatan jenjang pendidikan yang lebih tinggi siswa akan lebih merasa malas, bosan dalam
mengikuti pelajaran IPS.
Masalah ini dapat diketahui penulis setelah melakukan pengamatan, wawancara dan melihat hasil
pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Eiwou pada tahun ajaran 2018-2019. Berdasarkan uraian diatas,
penulis merasa tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Eiwou dengan judul
“Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Kelas IV SDN Eiwou Dengan Metode Media
Gambar Pada Materi Kenampakan Alam”. Dengan harapan dapat mengefektifkan dan meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
B. RUMUSAN MASALAH

dari latar belakang masala


yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauhmana hasil
belajar siswa terhadap pembelajaran IPS pada materi kenampakan alam”. Setelah peneliti merumuskan
permasalahan diatas, selanjutnya masalah tersebut dibatasi dengan harapan akan menjadi lebih jelas dan
mempermudah pelaksanaan penelitian. Adapun inti permasalahan penelitian ini dibatasi sebagai berikut:
1. Siswa tidak dapat menjelaskan pengertian kenampakan alam.
2. Siswa tidak dapat menjelaskan manfaat kenampakan alam.
3. Siswa tidak dapat menyebutkan aneka macam kenampakan alam.
Setelah disepakati dari hasil diskusi dengan teman sejawad penyebab siswa tidak dapat memahami
kenampakan alam karena dalam pembelajaran guru tidak menggunakan alat bantu. Dari uraian diatas, yang
menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah pembelajaran dalam upaya membantu siswa agar mereka
dapat dengan mudah menjelaskan pengertian kenampakan alam, menjelaskan manfaat kenampakan alam,
dan menyebutkan aneka macam kenampakan alam. Sehingga dapat disimpulkan fokus perbaikan
pembelajaran menjadi rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode Media Gambar dapat mengefektifkan pembelajaran IPS?
2. Bagaimana metode Media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

C. TUJUAN PERBAIKAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Agar siswa menjadi efektif terhadap pembelajaran IPS
2.Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS, guru dapat melakukan pembelajaran
yang bervariasi dan menyenangkan dengan menggunakan metode Media Gambar.

D. MANFAAT PERBAIKAN
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama jika
penelitian ini berhasil. Maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran

2. Bagi Guru
a. Memperbaiki pembelajaran yang dikelola.
b. Membantu guru berkembang secara profesional.
c. Memperluas pengalaman mengajar di kelas dalam rangka perencanaan pembelajaran yangefektif.
d. Sebagai acuan memperbaiki proses pembelajaran dan landasan meningkatkan proses
pembelajaran di kelas.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai sumbangan yang positif untuk memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi di
sekolah
b. Menumbuhkan iklim kerja sama yang konduktif untuk memajukan sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. METODE MEDIA GAMBAR


Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi dapat dipahami bahwa media adalah perantara
atau pengantar dari pengirim ke penerima pesan. Perkataan.Media tidak selalu identik dengan
mahal atau memerluka listrik karena media dapat dibedakan berdasarkan keadaannya menjadi
media canggih (sophisticate media) dan media sederhana (simple media).
Media canggih adalah media yang hanya dapat dibuat di pabrik karena terdiri dari
komponen-komponen yang rumit dan biasanya memerluka listrik dalam penyajiannya. Sedangkan
media sederhana merupakan media yang dapat dibuat sendiri guru atau ahli media sederhana, dan
biasanya tidak memerluka listrik untuk menyajikannya. Terdapat beberapa kelompok media
sederhana, yaitu gambar diam, grafis, display, dan realia. Gambar diam terdiri dari berbagai jenis
gambar yaitu ada yang berupa foto, gambar, peta, dan sebagainya. Gambar dapat kita temukan di
mana pun kita berada. Gambar merupakan simbol komunikasi tertua manusia. Dari zaman batu
hingga sekarang, manusia menggunakan gambar sebagai alat komunikasi.

1. MANFAAT MEDIA GAMBAR DATA PROSES BELAJAR MENGAJAR


Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media paling umum dipakai. Gambar merupakan
bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah
Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata. Gambar ilustrasi
fotografi adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan
anak-anak maupun dalam lingkungan orang dewasa.
Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan
tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-
nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien peserta didik yang
berkaitan dengan pemanfaatan media gambar dalam data PBM beberapa ahli membekas rambu yang
perlu diperhatikan

2. PRINSIP-PRINSIP PEMAKAIAN MEDIA GAMBAR


Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih
gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan
khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan
instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan
bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang
mencolok.
b. Padukan gambar-gambar kepada pelajaran, sebab keefektifan pemakaian gambar-gambar di dalam
proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai
semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di
papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas.
Gambar-gambar yang ril sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan
membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari.
c. Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak
efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi
`selektif, lebih baik daripada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih.
Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa
dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau
inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan Perhatian pada gagasan utama. Sekali
gagasan dibentuk dengan baik, ilustrasi tambahan bisa berfaedah memperbesar konsep-konsep
permulaan. Penyajian gambar hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dengan memperagakan
konsep-konsep pokok artinya apa yang terpenting dari pelajaran itu. Lalu diperhatikan gambar yang
menyertainya, lingkungannya, dan lain-lain berturut-turut secara lengkap.
d. Kurangilah penambahan kata-kata pada gambar oleh karena gambar-gambar itu sangat penting dalam
mengembangkan kata-kata atau cerita, atau dalam menyajikan gagasan baru. Misalnya dalam mata
pelajaran biologi. Para siswa mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur
menjelaskan bahwa mengapa bentuk tidak sama, apa ciri-ciri membedakan satu sama lain. Guru bisa
saja tidak bisa mudah dipahami oleh para siswa yang bertempat tinggal di lingkungan hutan tropis
asing. Demikian pula istilah supermarket terdengar asing bagi siswa-siswa yang hidup si kampung.
Melalui gambar itulah mereka akan memperoleh kejelasan tentang istilah Verbal
e. Mendorong pernyataan yang kreatif, melalui gambar-gambar para siswa akan didorong untuk
mengembangkan keterampilan berbahasa lisan dan tulisan, seni grafis dan bentuk-bentuk kegiatan
lainnya. Keterampilan jenis keterbacaan visual dalam hal ini sangat diperlukan bagi para siswa dalam
membaca gambar-gambar itu.
f. Mengevaluasi kemajuan kelas, bisa juga dengan memanfaatkan gambar baik secara umum maupun
secara khusus. Jadi guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan
evaluasi belajar bagi para siswa. Pemakaian instrumen tes secara bervariasi akan sangat baik dilakukan
guru, dalam upaya memperoleh hasil tes yang komprehensip serta menyeluruh.

3. MEMILIH GAMBAR YANG BAIK DALAM PEMBELAJARAN


Dalam pemilihan gambar yang baik untuk kegiatan pengajaran terdapat beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan antara lain:
a. Keaslian gambar. Gambar menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat keadaan atau benda
yang sesungguhnya. Kekeliruan dalam hal ini akan memberikan pengaruh yang tak diharapkan gambar
yang palsu dikatakan asli.
b. Kesederhanaan. Gambar itu sederhana dalam warna, menimbulkan kesan tertentu, mempunyai nilai
estetis secara murni dan mengandung nilai praktis. Jangan sampai peserta didik menjadi bingung dan
tidak tertarik pada gambar.
c. Bentuk item. Hendaknya sipengamat dapat memperoleh tanggapan yang tetap tentang obyek-obyek
dalam gambar.
d. Perbuatan. Gambar hendaknya hal sedang melakukan perbuatan. Siswa akan lebih tertarik dan akan
lebih memahami gambar-gambar yang sedang bergerak.
e. Fotografi. Siswa dapat lebih tertarik kepada gambar yang nilai fotografinya rendah, yang dikerjakan
secara tidak profesional seperti terlalu terang atau gelap. Gambar yang bagus belum tentu menarik dan
efektif bagi pengajaran.
f. Artistik. Segi artistik pada umumnya dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu
saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang
telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk
digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai
media dalam mengajar.

4. MENGGUNAKAN GAMBAR DALAM KELAS


Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya
gambar, detai, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif,
memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif,
apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut
urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.
Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan
pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara,
menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan
menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek. Pengajaran dalam kelas dengan gambar
sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan gambar yang
terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan.
Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi
siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.

5. MENGAJAR SISWA MEMBACA GAMBAR


Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengajar siswa membaca gambar:
a. Warna. Siswa sangat tertarik pada gambar-gambar berwarna. Umumnya pada mulanya mereka
mengamati warna sebelum mereka mengetahui nama warna, barulah ia tafsirkan. Pada umumnya
mereka memilikji kriteria tersendiri tentang kombinasi warna-warna. Melatih menanggapi,
membedakan, dan menafsirkan warna perlu dilakukan guru terhadap para siswa.
b. Ukuran. Dapat dibandingkan mana yang lebih besar antara seekor ayam dengan seekor sapi, mana
yang lebih tinggi antara seorang manusia dengan gereja, dan sebagainya.
c. Jarak. Maksudnya agar anak dapat mengira-ngira jarak antara suatu obyek dengan obyek lainnya
dalam suatu gambar, misalnya jarak antara puncak gunung latar belakangnya.
d. Sesuatu gambar dapat menunjukkan suatu gerakan. Mobil yang sedang diparkir yang nampak dalam
sebuah gambar, dalam gambar terdapat sebuah simbol-simbol gerakan.
e. Temperatur. Bermaksud anak memperoleh kesan apakah di dalam gambar temperaturnya dingin atau
panas. Bandingkan gambar yang menunjukkan musim salju dan gambar orang-orang yang berada
dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.

6. BEBERAPA KELEBIHAN KEKURANGAN DARI MEDIA GAMBAR ADALAH


a. Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media
verbal semata.
b. Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau
peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu
gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat
gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang
lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal
ini.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak
mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja,
sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus. Selain
kelebihan-kelebihan tersebut gambar atau foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu:
a. Gambar atau foto hanya menekankan presepsi indra mata.
b. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan Pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
B. PENGERTIAN HASIL BELAJAR
1. Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang
harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang
seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.
2. Konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara
keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar
saja harus bisa mendapatkan hasil, bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang
lain sebagai pengajar.Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.Menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil
belajar mengajar:
a. Keterampilan dan kebiasaan
b. Pengetahuan dan pengarahan
c. Sikap dan cita-cita
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.

C. PENGERTIAN IPS
IPS, seperti halnya IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia merupakan bidang studi. Dengan
demikian, IPS sebagai bidang studi memiliki garapan yang dipelajari cukup luas. Bidang garapannya itu
meliputi gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat. Tekanan yang dipelajari IPS
berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan
pada kenyataan kehidupan kemasyarakatan. Dari gejala da masalah tadi di telaah, dianalisis factor-
faktornya sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya. Memperhatikan kerangka kerja IPS, seperti
yang dikemukakan di atas dapat ditarik pengertian IPS sebagai berikut.
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di
masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Jika diartikan, seperti di
atas maka apakah bedanya dengan studi sosial? Jawabannya adalah tidak ada bedanya atau apa yang
diistilahkan sebagai studi sosial negara-negara yang berbahasa inggris itu sama dengan IPS di negeri kita.
Oleh karena itu, sifat IPS sama dengan studi sosial, yaitu praktis, interdisipliner dan mulai dari pendidikan
dasar sampai perguruan tinggi. IPS yang diajarkan pada pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar
pengantar bagi mempelajari IPS/Studi Sosial ataupun ilmu Sosial di Perguruan Tinggi. Bahkan dalam
kerangka kerjanya dapat saling melengkapi. Hasil dapat dimanfaatkan oleh IPS.
Dengan demikian, antar ilmu sosial, studi sosial, dan ilmu pengetahuan sosial ternyata terdapat
kaitan satu sama lainnya sehingga terdapat persamaan dan perbedaan. Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih relatif baru digunakan. Ilmu Pengetahuan Sosial
adalah terjemahan dari social studies dalam konteks kurikulum pendidikan dasar dan menengah di Amerika
Serikat. Edgar B. Wesley dalam buku Teaching Social Studies (1952) mengartikan Studi Sosial “those
portions or aspect of social sciences that heve been selected and adapted for used in the school or in other
instructional situation” (bagian atau aspek-aspek ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan dengan maksud
digunakan di sekolah atau situasi pengajaran lain).
Paul Mathias dalam buku The Teacher’s Handbook for Social Studies memberikan penjelasan
bahwa Studi Sosial merupakan pelajaran tentang manusia dalam masyarakat pada masa lalu, sekarang, dan
yang akan datang. Karena itu Studi Sosial membahas ciri kemasyarakatan yang mendasar dari manusia,
meliputi studi banding tentang perbedaan-perbedaan rasial dan lingkungan antara manusia yang satu dengan
yang lainnya, dan memerlukan penelitian rinci terhadap berbagai pernyataan (perilaku) mengenai adaptasi
manusia terhadap lingkungan hidupnya, serta hubungan antara manusia yang satu dengan lainnya. John
Jarolimek menulis Pengetahuan Sosial adalah bagian dari kurikulum sekolah dasar yang mengambil subject
matter content dari ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi, politik, psikologi, philosofi, antropologi, dan
ekonomi. Leonard S. Kenworthy mengatakan Pengetahuan Sosial adalah studi tentang manusia untuk
menolong siswa mengenal dirinya maupun orang lain, di dalam suatu masyarakat yang sangat bervariasi,
baik karena perbedaan tempat atau waktu sebagai individu maupun kelompok dalam memenuhi
kebutuhannya melalui berbagai institusi seperti halnya manusia mencari kepuasan batin dan masyarakat
yang baik. Diana Nomida Musnir dan Maas DP (1998) menjelaskan hakikat pendidikan IPS adalah berbagai
konsep dan prinsip yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial, misalnya tentang kependudukan, kriminalitas,
korupsi dan kolusi dan sebagainya yang dikemas untuk kepentingan pendidikan dalam rangka upaya
pencapaian tujuan di berbagai jenjang pendidikan.
Berbagai realitas tersebut dijelaskan melalui pendekatan multi dimensi arah dalam melakukan
berbagai prinsip dan generalisasi yang terdapat dalam ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, sosiologi,
antropologi, psikologi sosial, geografi dan ilmu politik. Dengan demikian IPS adalah ilmu pengetahuan
tentang manusia dalam lingkungan hidupnya, yaitu mempelajari kegiatan hidup manusia dalam kelompok
yang disebut masyarakat dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu sosial, seperti sosiologi, geografi,
ekonomi, sejarah, antropologi, dan sebagainya.

D. UPAYA GURU MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TERHADAP PEMBELAJARAN IPS.


Dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi antara guru dengan siswa merupakan kegiatan yang
dominan. Dalam kegiatan itu, guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mentransfer nilai-
nilai positif kepada siswa sebagai subjek yang belajar.
Sebagai wujud dari keprofesional sebagai guru maka dalam rangka memotivasi guna meningkatkan
minat siswa terhadap pembelajaran IPS yang dianggap sangat kurang dapat dilakukan beberapa upaya
sebagai berikut:
1.Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada siswa bahwa IPS bukan merupakan pelajaraan
yang membosankan. Dan memberikan penjelasan bahwa IPS merupakan ilmu yang sangat penting karena
secara langsung ataupun tidak langsung IPS mempunyai keterkaitan dengan pelajaran yang lain.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS, guru hendaknya memotivasi baik
ekstrinsik maupun intrinsik. Misalnya:
a. Kompetensi (persaingan): guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya untuk
meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai
sebelumnya dan mengatasi prestasi orang lain.
b. Pada awal kegiatan belajar mengajar guru hendaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada
siswa tujuan pembelajaran IPS yang akan dicapainya sehingga dengan demikian siswa berusaha
untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS tersebut.
c. Guru hendaknya banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk meraih sukses dengan
usaha sendiri, tentu saja dengan bimbingan guru.
d. Pada umumnya semua siswa mau belajar dengan tujuan memperoleh nilai yang baik. Jadi angka
atau nilai itu merupakan motivasi yang kuat bagi siswa.
3. Pengajaran IPS hendaknya dimulai dari hal-hal yang kongkrit kehal yang abstrak, dari hal-hal yang
mudah menuju hal-hal yang sulit dan akhirnya akan memotivasi siswa untuk belajar IPS karena kemudahan
tersebut. Pusat pengajaran lebih diutamakan kepada murid, tidak lagi kepada guru.
4. Memberikan gairah dan semangat siswa untuk belajar IPS dengan berbagai pendekatan dan metode serta
penggunaan media pengajaran.
5. Perencanaan pembelajaran yang tersturktur dengan baik diantaranya dengan:
a. Keterampilan Mengelola Kelas Sebelum kegiatan belajar mengajar guru lebih dahulu mengelola
kelas pada situasi kondisi belajar yang kondusif agar belajar mengajar dapat berlagsung dengan
efesien.
b. Keterampilan Membuka Pelajaran Membuka pelajaran adalah kegiatan menciptakan kesiapan
mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari. Guru
dapat membuat kaitan antara materi kegiatan yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan baru
yang akan dipelajari. Siswa yang siap belajar adalah siswa yang mengetahui tujuan, masalah pokok,
langkah kegiatan belajar dan batas batas tugas yang harus dikerjakan, dan kebutuhan akan minat
siswa. Membuka pelajaran dengan menarik perhatian siswa melalui gaya mengajar, penggunaan
alat bantu dan interaksi yang bervariasi.
c. Keterampilan Menjelaskan Guru tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit dan guru
menghindari penggunaan kata-kata yang meragukan dan berlebih-lebihan. Guru memberikan
contoh yang cukup untuk menanamkan pengertian dalam penjelasannya. Contoh yang digunakan
guru sesuai dengan usia, pengetahuan dan latar belakang siswa.
Guru menunjukan dengan jelas pola atau struktur sajian khususnya hubungan antara contoh dengan
generalisasi, hukum dan rumus IPS, dan memberikan ikhtisar butir–butir yang penting dari suatu materi..
Guru mengadakan variasi suara dalam memberikan penekanan pada hal-hal penting dalam penjelasannya.
Penekanan yang berbeda diberikan pula dengan mimik, isyarat ataupun dengan gerakan selama pelajaran
berlangsung. Dan guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, minat
siswa, atau sikap siswa tentang relevansi atau kegunaan suatu penjelasan.
d. Keterampilan Bertanya Guru memberikan pertanyaan disesuaikan dengan taraf psikologi,
pengetahuan anak, dalam mengajukan pertanyaan guru dapat bertanya ke seluruh kelas, ke siswa
tertentu dan giliran respons jawaban teman. Keterampilan bertanya diharapkan mendorong interaksi
antar siswa ataupun interaksi antara guru dengan siswa.
e. Keterampilan Menutup Pelajaran Cara yang dapat dilakukan guru untuk menutup pelajaran
adalah meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat
ringkasan. Serta mengevaluasi pembelajaran yang sudah disampaikan.
6. Melakukan variasi mengajar dengan menggunakan berbagai komponen dan keterampilan yang dimiliki
oleh guru sebagai fasilitator guna meningkatkan semangat belajar anak terhadap IPS sehingga tujuan
pengajaran dapat tercapai. Variasi dalam gaya mengajar guru meliputi; suara, mimik dan gerak,
kesenyapan, kontak pandang, perubahan posisi, memusatkan, variasi penggunaan media dan alat bantu
pengajaran, variasi ajaran, variasi visual, variasi pola interaksi dan variasi kegiatan siswa.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. SUBYEK PENELITIAN
1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Eiwou Kecamatan Sabu Barat Kabupaten
Sabu Raijua pada mata pelajaran IPS.
2. Karakteristik Siswa Karakteristik siswa kelas IV SDN Eiwou Kecamatan Sabu Barat Kabupaten Sabu
Raijua pada tahun ajaran 2018-2019 adalah sebagai berikut:
1. Jumlah siswa 48 orang terdiri dari 23 siswa perempuan dan 25 siswa laki-laki.
2. Motivasi belajar kelihatan kurang.
3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS.
4. Pemahaman siswa terhadap konsep bertanya rendah.
5. Siswa masih takut dan malu untuk mengemukakan pendapatnya.
6. Siswa cenderung pasif dalam pembelajaran
7. Keadaan sosial masyarakat lebih banyak tergolong pada ekonomi menengah kebawah sehingga
daya dukung terhadap pendidikan kurang.
8. Perhatian dari orang tua siswa terhadap sekolah masih rendah.

B. PROSEDUR PENELITIAN

1. Mengidentifikasi Masalah Setelah mengidentifikasi penyebab masalah yang timbul dalam pembelajaran
ialah adanya beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan antusiasme siswa terhadap mata pelajaran IPS
diantaranya ialah melihat proses pemahaman pada saat disajikannya pembelajaran ternyata kurang optimal,
melalui pengamatan saat terjadinya interaksi yang kurang terjalin antara semua komponen kelas, sarana dan
prasarana yang kurang menunjang, penyajian yang kurang menarik dan membosankan.
2. Perencanaan Tindakan Setelah mengetahui hipotesis tindakan yang akan diambil melalui pengalaman
guru dalam pembelajaran, maka peneliti merumuskan hipotesis tindakan dengan cara merumuskan
alternative tindakan untuk pemecahan masalah berdasarkan hasil kajian dilapangan melalui metode
pembelajaran yang tepat tetapi sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam perencanaan tindakan ialah:
a. Menyusun skenario pembelajaran
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti media alat peraga.
c. Mempersiapkan cara mengobservasi hasil pembelajaran.
d. Melakukan simulasi bersama serta pengamatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

3. Pelaksanaan Tindakan
Jika semua telah dipersiapkan, maka skenario tindakan tersebut dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan
pokok pada siklus, dan akan diikuti dengan kegiatan observasi dan refleksi. Pada saat diberikannya suatu
tindakan, secara bersamaan juga dilakukan pengamatan tentang segala sesuatu yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil observasi dijadikan sebagai masukan dalam
merefleksi hasil pembelajaran melalu perencanaan bersama, fokus pengamatan, dan penentuan criteria
observasi
4. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan mengorganisasikan secara sistematis dan rasional guna memberikan jawaban
atas permasalahan penelitian. Tahapan analisis data dapat dilakukan dengan cara mereduksi data yaitu
berupa kegiatan berkaitan dengan memfokuskan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
menyajikan data tersebut dalam bentuk penjelasan yang tepat serta tahap akhir adalah penyimpulan yakni
kegiatan mengambil kesimpulan dari sajian data yang telah terorganisis dalam bentuk pernyataan kalimat
singkat, padat, dan jelas.
5.Refleki
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, apa
yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan, atau yang belum tuntas pada langkah atau upaya
sebelumnya. Hasil refleksi tersebut diambil sebagai acuan dalam mengambil langkah tindakan selanjutnya
bila dirasakan pelaksanaan tindakan yang telah disajikan kurang memuaskan atau tidak sesuai dengan
harapan.

C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan menggunakan
beberapa instrumen penelitian pendukung yang cukup mewakili bagaimana keberhasilan penelitian
pembelajaran yang akan dan telah disajikan. Beberapa instrument penelitian yang digunakan antara lain:
1. Lembar Observasi Secara umum observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan
hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Dalam Penelitian Tindakan Kelas, observasi adalah suatu
upaya pengamatan yang memusatkan pada pengumpulan data yang berkenaan dengan proses pelaksanaan
tindakan. Setelah melalui tahapan perencanaan bersama dalam mengobservasi tahapan berikutnya ialah
menentukan fokus dan kriteria yang akan diamati selama pembelajaran berlangsung.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Langkah selanjutnya melakukan seleksi data untuk kemudian diolah dan dianalisis. Data yang
diperoleh dari lapangan dikatagorikan data yang bersifat kuantitatif . Data yang bersifat kuantitatif yaitu
hasil tes siswa setelah mengalami pembelajaran

E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA


Terhadap data-data yang diperoleh dan bersifat kuantitatif dilakukan pengolahan sesuai dengan
kategori data tersebut untuk mengetahui sejauh mana Setelah dianalisis kesulitan dan kesalahan jawaban
siswa setiap butir soal, sehinggga terlihat konsep mana yang kurang dipahami siswa dan pada langkah mana
siswa membuat kesalahan. Untuk data yang bersifat kuantitatif yaitu menganalisis observasi, setelah itu
sebagai tahap akhir dilakukan penafsiran dan interprestasi dengan menggunakan kategori presentase
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Derajat penilaian =
Jumlah Soal Jumlah Skor x 100
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas serta menganalisa hasil-hasil dari penelitian sesuai dengan
kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Uraian data dalam penelitian ini diawali dengan gambaran
awal tentang proses pembelajaran IPS dan sikap siswa dalam pembelajaran IPS sebelum dikenai
tindakan, serta di akhiri dengan hasil pelaksanaan tindakan pertama dan kedua yang meliputi proses
pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk memperjelas hal tersebut penulis akan
mendeskripsikan:
1. Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa sangat berguna dalam memberikan gambaran umum. Tentang kemajuan dari
hasil penelitian dan pengaruh terhadap proses pembelajaran. Hal ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam merumuskan kegiatan awal terhadap pembelajaran IPS materi Kenampakan Alam.
Hal pertama yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap siswa
kelas IV SDN Eiwou mengenai karakteristik siswa ditinjau dari segi presentasi akademis, seperti yang
digambarkan bab sebelumnya siswa dibagi menjadi tiga kelompok siswa yaitu: pintar, sedang, dan
kurang.
Tujuan ditetapkannya hal tersebut adalah diprediksikan mempunyai relevansi yang berarti bagi
kelancaran dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lebih lengkapnya kelompok siswa itu
terdiri dari 6 siswa atau sebagian kecil (15,38%) digolongkan kepada kelompok pandai, 30 orang siswa
atau hampir setengahnya (53,84%) digolongkan kepada kelompok sedang, dan sisanya yaitu 12 orang
siswa atau sebagian kecil (30,78%) digolongkan kepada kelompok kurang. Setelah mengetahui
masing-masing karakteristik siswa, langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah melakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran IPS. Observasi
pertama yang penulis lakukan pada siswa sedang mempelajari materi Kenampakan Alam. Pada
kegiatan membuka pelajaran guru menugaskan siswa untuk mempelajari materi Kenampakan Alam
pada buku paket. Selanjutnya mengerjakan latihan yang ada pada buku paket.
Saat kegiatan inti guru dan siswa membahas soal latihan yang telah dikerjakan siswa di kelas,
kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi yang dibahas. Pada kegiatan akhir, guru
memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu. Kemudian hasil dari evaluasi itu
dikumpulkan dan dinilai. Adapun hasil dari pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan diperoleh
nilai rata-rata 56,15. Berdasarkan hasil observasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran IPS
tersebut, menunjukan bahwa proses pembelajaran IPS yang selama ini penulis lakukan belum dapat
dipahami siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang berlangsung hanyalah mempelajari suatu
konsep saja sedangkan simulasi dari aplikasi konsep itu sendiri dalam kehidupan siswa tidaklah
dilakukan. Walaupun guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab, hal
tersebut tidak bisa dimanfaatkan siswa karena siswa tidak dapat memahami konsep IPS yang
dipelajarinya. Sehingga sikap siswa terhadap pembelajaran IPS, terlihat kurang merespon dengan baik.
Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami dan belum dapat bagaimana cara menyelesaikan
soal dengan benar. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada tahap ini, maka perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan agar kualitas pembelajaran IPS menjadi lebih baik dan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dalam kurikulum dapat tercapai.
2. Hasil Penelitian Siklus
a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus I
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6.00 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.1
Hasil Tes Individu Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi


1 0-95 18
2 60-69 22
3 70-100 8
Jumlah 48

Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 30 siswa atau sebagian besar
(62,5%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya 18 siswa atau kurang dari setengahnya (37,5%) dinyatakan
belum lulus dalam postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 56,97% dalam KKM (60.00)
b. Hasil observasi siklus 1
Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran maka selanjutnya dilakukan observasi hasil
kegiatan tersebut berdasarkan data dan sejumlah informasi yang telah diperoleh pada saat mengobservasi
proses pembelajaran. Adapun data tersebut diperoleh selain dari penulis juga terdapat masukan dari
observer yang dalam hal ini adalah rekan kerja dari penulis. Hasil observasi akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS siswa belum memenuhi hasil yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari
selama kegiatan berlangsung khususnya dalam kegiatan individu ada siswa yang kurang paham apa yang
perlu ia lakukan saat pelaksanaan berlangsung.
2. Komunikasi satu arah sehingga pelajaran menjadi pasif
3. Dalam menyelesaikan tes uraian siswa kurang dapat optimal Hal ini menyebabkan motivasi siswa dalam
pembelajaran IPS masih kurang.
4. Perhatian siswa kurang fokus ketika guru sedang menerangkan materi pembelajaran karena guru hanya
menggunakan buku paket.

c. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran, nilai rata-rata kelas 56,97 dan ada 18 siswa dari 48 yang memperoleh nilai di bawah batas
lulus (60,00) hal tersebut terjadi karena penjelasan materi hanya dibantu oleh LKS untuk mencari jawaban
dari buku paket.
Untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut, penulis mencoba menggunakan metode Media
Gambar dalam menyampaikan materi Kenampakan Alam dalam Pembelajaran IPS.
Hasil pembelajaran pada siklus I nilai rata-rata kelas belum memenuhi kriteria minimum KKM 60%.
Siswa yang di bawah batas lulus adalah 18 orang, melihat hasil pembelajaran tersebut peneliti masih harus
melakukan tindakan pada siklus II agar peningkatan pembelajaran lebih baik lagi.

3. Hasil Penelitian Siklus II


a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus II
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6,00 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel IV.2
Hasil Tes Individu Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
1 0-59 4
2 60-69 36
3 70-100 8
Jumlah 48
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 44 orang siswa atau sebagian besar
(91,67%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya 4 orang siswa atau kurang dari setengahnya (8,33%)
dinyatakan belum lulus dalam postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 63.83.

b. Hasil Observasi Siklus II


Hasil observasi pada siklus II adalah kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki dengan baik.
Namun bukan berarti tidak ada kekurangan, temuan yang ada pada tindakan kedua tersebut berdasarkan
pengamatan penulis dan masukan dari teman sejawat yang disebabkan karena:
a. Masih ada siswa yang ngobrol keluar masuk kelas.
b. Masih ada siswa mendapat nilai kurang.
c. Siswa pasif
d. Siswa belum memahami konsep nilai-nilai makna Sumpah Pemuda.

d. Refleksi Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, pada pembelajaran siklus I nilai rata-
rata kelas 56,97% siswa yang nilainya di bawah batas lulus 18 orang. Pada pembelajaran siklus II nilai
rata-rata kelas 63.83%. Siswa yang nilainya di bawah batas lulus 4 orang, ini menandakan bahwa hasil
pembelajaran siswa mengalami kenaikan, walaupun masih ada diantaranya sebagian kecil siswa yang
mendapat nilai kurang dari batas lulus.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas serta menganalisa hasil-hasil dari penelitian sesuai dengan
kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Uraian data dalam penelitian ini diawali dengan gambaran
awal tentang proses pembelajaran IPS dan sikap siswa dalam pembelajaran IPS sebelum dikenai
tindakan, serta di akhiri dengan hasil pelaksanaan tindakan pertama dan kedua yang meliputi proses
pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk memperjelas hal tersebut penulis
akan mendeskripsikan:
1. Kondisi Awal Siswa
Kondisi awal siswa sangat berguna dalam memberikan gambaran umum. Tentang
kemajuan dari hasil penelitian dan pengaruh terhadap proses pembelajaran. Hal ini dapat dijadikan
bahan pertimbangan dalam merumuskan kegiatan awal terhadap pembelajaran IPS materi
Kenampakan Alam. Hal pertama yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah melakukan
pengamatan terhadap siswa kelas IV SDN Eiwou mengenai karakteristik siswa ditinjau dari segi
presentasi akademis, seperti yang digambarkan bab sebelumnya siswa dibagi menjadi tiga
kelompok siswa yaitu: pintar, sedang, dan kurang.
Tujuan ditetapkannya hal tersebut adalah diprediksikan mempunyai relevansi yang berarti
bagi kelancaran dan keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Lebih lengkapnya kelompok
siswa itu terdiri dari 6 siswa atau sebagian kecil (15,38%) digolongkan kepada kelompok pandai,
30 orang siswa atau hampir setengahnya (53,84%) digolongkan kepada kelompok sedang, dan
sisanya yaitu 12 orang siswa atau sebagian kecil (30,78%) digolongkan kepada kelompok kurang.
Setelah mengetahui masing-masing karakteristik siswa, langkah selanjutnya yang penulis lakukan
adalah melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran IPS, sikap siswa dalam pembelajaran
IPS.
Observasi pertama yang penulis lakukan pada siswa sedang mempelajari materi
Kenampakan Alam. Pada kegiatan membuka pelajaran guru menugaskan siswa untuk mempelajari
materi Kenampakan Alam pada buku paket. Selanjutnya mengerjakan latihan yang ada pada buku
paket. Saat kegiatan inti guru dan siswa membahas soal latihan yang telah dikerjakan siswa di
kelas, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi yang dibahas. Pada kegiatan
akhir, guru memberikan evaluasi yang harus dikerjakan siswa secara individu. Kemudian hasil dari
evaluasi itu dikumpulkan dan dinilai. Adapun hasil dari pembelajaran sebelum dilaksanakan
tindakan diperoleh nilai rata-rata 56,15.
Berdasarkan hasil observasi mengenai proses pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut,
menunjukan bahwa proses pembelajaran IPS yang selama ini penulis lakukan belum dapat
dipahami siswa. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang berlangsung hanyalah mempelajari
suatu konsep saja sedangkan simulasi dari aplikasi konsep itu sendiri dalam kehidupan siswa
tidaklah dilakukan. Walaupun guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya
jawab, hal tersebut tidak bisa dimanfaatkan siswa karena siswa tidak dapat memahami konsep IPS
yang dipelajarinya. Sehingga sikap siswa terhadap pembelajaran IPS, terlihat kurang merespon
dengan baik. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami dan belum dapat bagaimana cara
menyelesaikan soal dengan benar.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada tahap ini, maka perlu dilakukan perbaikan-
perbaikan agar kualitas pembelajaran IPS menjadi lebih baik dan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum dapat tercapai.

2. Hasil Penelitian Siklus I


a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus I
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6.00 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel IV.1
Hasil Tes Individu Siklus I
N0 Intarval Nilai Frekuensi
1 0-59 18
2 60-69 22
3 70-100 8
Jumlah 48

Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 30 siswa atau sebagian besar
(62,5%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya 18 siswa atau kurang dari setengahnya (37,5%) dinyatakan
belum lulus dalam postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 56,97% dalam KKM (60.00)

b. Hasil observasi siklus 1


Setelah guru melakukan tindakan pelaksanaan pembelajaran maka selanjutnya dilakukan
observasi hasil kegiatan tersebut berdasarkan data dan sejumlah informasi yang telah diperoleh pada saat
mengobservasi proses pembelajaran. Adapun data tersebut diperoleh selain dari penulis juga terdapat
masukan dari observer yang dalam hal ini adalah rekan kerja dari penulis. Hasil observasi akan dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pembelajaran IPS siswa belum memenuhi hasil yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari
selama kegiatan berlangsung khususnya dalam kegiatan individu ada siswa yang kurang paham apa yang
perlu ia lakukan saat pelaksanaan berlangsung.
2. Komunikasi satu arah sehingga pelajaran menjadi pasif
3. Dalam menyelesaikan tes uraian siswa kurang dapat optimal Hal ini menyebabkan motivasi siswa dalam
pembelajaran IPS masih kurang.
4. Perhatian siswa kurang fokus ketika guru sedang menerangkan materi pembelajaran karena guru hanya
menggunakan buku paket.

c. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, sebelum pelaksanaan tindakan
pembelajaran, nilai rata-rata kelas 56,97 dan ada 18 siswa dari 25 yang memperoleh nilai di bawah batas
lulus (60,00) hal tersebut terjadi karena penjelasan materi hanya dibantu oleh LKS untuk mencari jawaban
dari buku paket.
Untuk mengatasi masalah yang muncul tersebut, penulis mencoba menggunakan metode Media
Gambar dalam menyampaikan materi Kenampakan Alam dalam Pembelajaran IPS.
Hasil pembelajaran pada siklus I nilai rata-rata kelas belum memenuhi kriteria minimum KKM
60%. Siswa yang di bawah batas lulus adalah 18 orang, melihat hasil pembelajaran tersebut peneliti masih
harus melakukan tindakan pada siklus II agar peningkatan pembelajaran lebih baik lagi.

3. Hasil Penelitian Siklus II


a. Hasil Tes Akhir Individu Siklus II
Dari hasil tes akhir yang diikuti oleh 48 siswa dengan batas lulus 6,00 dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel IV.2
Hasil Tes Individu Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi
1 0-59 4
2 60-69 36
3 70-100 8
Jumlah 48
Berdasarkan data pada tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 44 orang siswa atau
sebagian besar (91,67%) yang dinyatakan lulus, sedang sisanya 4 orang siswa atau kurang dari setengahnya
(8,33%) dinyatakan belum lulus dalam postes. Sedang nilai rata-rata kelas postes tersebut adalah 63.83.

b. Hasil Observasi Siklus II


Hasil observasi pada siklus II adalah kekurangan pada siklus pertama dapat diperbaiki dengan baik. Namun
bukan berarti tidak ada kekurangan, temuan yang ada pada tindakan kedua tersebut berdasarkan
pengamatan penulis dan masukan dari teman sejawat yang disebabkan karena:

a. Masih ada siswa yang ngobrol keluar masuk kelas.


b. Masih ada siswa mendapat nilai kurang.
c. Siswa pasif
d. Siswa belum memahami konsep nilai-nilai makna Sumpah Pemuda.

d. Refleksi
Berdasarkan data hasil tes dan hasil pengamatan penulis, pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata
kelas 56,97% siswa yang nilainya di bawah batas lulus 18 orang.
Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata kelas 63.83%. Siswa yang nilainya di bawah batas lulus
4 orang, ini menandakan bahwa hasil pembelajaran siswa mengalami kenaikan, walaupun masih ada
diantaranya sebagian kecil siswa yang mendapat nilai kurang dari batas lulus.

PEROLEHAN NILAI
SIKLUS I , DAN SIKLUS II
No Nama Siswa Nilai
Siklus 1 Siklus II
1 Angel Hire Wake 55 60
2 Agreyantho K. Ratu Kale 50 60
3 Aldi P. Penu Hela 55 60
4 Aplonia Wadu Wila 50 60
5 Aprelis A. Djewa Raga 55 60
6 Apriana Ratu Wale 50 60
7 Asri Djo Hau 60 60
8 Desi Raga Lao 55 80
9 Adi M. Padja Here 60 60
10 Djawinda Ratu Djingi 50 60
11 Fandi Ga Radja 60 65
12 Farhan Riwu Mone 50 65
13 Fralin Lao Bani 55 60
14 Jefri Yakob 50 60
15 Jefrison Lay 60 80
16 Yustin Lao Bani 60 70
17
18
19
20
21
22
23
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hal tersebut, ternyata hasil belajar mata pelajaran IPS pada siklus I belum maksimum
dan pada tahap siklus II hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan hasil pengolahan data dan
deskripsi pengamatan yang telah dilakukan terhadap pembelajaran IPS pada materi Kenampakan
Alam, hasil pembelajaran ada peningkatan tahap demi tahap.
Jumlah peserta didik pada akhir pembelajaran yang mencapai batas lulus mengalami
kenaikan dari jumlah 30 siswa menjadi 25 orang dari jumlah seluruh siswa sebanyak 25 siswa. Ini
bertarti ada peningkatan atau perkembangan. Jika di lihat dari nilai rata-rata kelas pada akhir
kegiatan pembelajaran rata-ratanya yang di peroleh peserta didikpun mengalami kenaikan dari
56,97 menjadi 63.83. Dari uraian di atas jelas metode Media Gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa untuk pembelajaran IPS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di SDN Eiwou, mengenai upaya guru
memotivasi anak dalam pembelajaran IPS. Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS dengan metode pengajaran yang bervariasi dan ditunjang dengan alat-alat
peraga ternyata akan lebih menarik minat siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dan
akan lebih mudah materi IPS dipahami oleh siswa.
2. Pemberian motivasi besar artinya karena sering kali dapat membantu siswa mempelajari konsep
tersebut dengan mudah, karena mereka mengerti apa, mengapa dan bagaimana konsep yang
dipelajari, dengan demikian tahu arah pembahasan dilakaukan.
3. Perubahan dalam pembelajaran IPS di sekolah, terutama pembuatan materi IPS yang difokuskan
kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dengan mempresentasikan semua level dari tujuan
belajar IPS (rendah, menengah dan tinggi).
4. Penggunaan metode belajar mengajar IPS yang terpusat pada siswa akan membuat siswa dapat
belajar secara aktif selama belajar mengajar berlangsung.

B. SARAN
Akhir dari penelitian ini, penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut.
1. Guru
a. Metode pengajaran hendaknya bervariasi, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam
mengikuti pembelajaran IPS.
b. Dalam pembelajaran IPS hendaknya guru memanfaatkan media pembelajaran dan alat peraga
yang ada dilingkungan sekitar.
c. Hendaknya guru dalam memberikan materi pelajaran IPS dimulai dari hal-hal yang kongkrit ke
hal-hal yang abstrak.
d. Hendaknya guru selalu memotivasi siswa sehingga kejenuhan dan kemalasan dalam mengikuti
pembelajaran IPS dapat teratasi.
e. Guru selalu senantiasa bersikap secara profesional dalam menghadapi situasi dan kondisi dalam
bentuk apapun.

2. Siswa
a. Siswa diharapkan selalu semangat dalam pembelajaran IPS.
b. Banyak menyeleasaikan latihan soal yang diberikan oleh guru.

3. Sekolah
a. Menyediakan sarana dan prasarana pengajaran untuk menunjang pembelajaran IPS yang efektif.
b. Meningkatkan mutu guru dengan banyak mengikutsertakan guru dalam berbagai pelatihan
dalam bidang pendidikan
DAFTAR PUSTAKA

Denny Setiawan, Benny A Pribadi, Ario Suroso. 2011. Materi Pokok Komputer
dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sardiyo, Sugandi, Ischak. 2008. Materi Pokok Pendidikan IPS di SD.


Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Sinar Baru Algensido Offset.

www.aguswibisono.com

www.sarjanaku.com

www.tuanguru.com

Anda mungkin juga menyukai