Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH :

NAMA : HASRI INDAH ASIAH

NIM : 4173351008

MATKUL : MIKROBIOLOGI

PRODI : PENDIDIKAN IPA 17

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN IPA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan critical jurnal review yang berjudul
“Mikrobiologi ”.

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah crtical journal review ini berkat
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terlepas dari bantuan dan dari berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya.

Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, saya dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan saran, usul, guna penyempurnaan CJR ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Medan, 29 November 2019

Penyusun
JUDUL :

Jurnal Pertama : “BIOEKOLOGI VIRUS MOSAIK BERGARIS TEBU (Sugarcane


Streak Mosaic Virus) DAN CARA PENGENDALIAN”

IDENTITAS :

Nama Jurnal : Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Medan

Jenis Jurnal : Agrica Ekstensia.

Vol Penelitian : Vol. 9 No. 1

Tahun Terbi : 2015

Edisi : Ke-1

Jumlah Artikel : 1-8 halaman

Nama Penulis : Arie Hapsani Hasan Basri

Abstrak Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah
satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang
umumnya menyebar di negara-negara Asia termasuk India dan Indonesia, dan
menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Virus mempunyai pengaruh yang
beragam terhadap tanaman karena virus mempunyai daya tular yang tinggi
sehingga infeksinya pada tanaman budidaya berlangsung cepat dan dapat
mencapai tingkat epidemi.Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane streak
mosaic virus) memiliki partikel yang berbentuk batang lentur, filament dengan
panjang 890 x 15 nm dengan satu bagian genom ssRNA dengan panjang
kirakira 10 kilobase (kb). Berat molekul dari protein mantel virus ini sebesar
40 kDa lebih tinggi dari urutan asam amino yang memiliki ukuran sebesar 34
kDa. Infeksi virus pada suatu tanaman bergantung kepada sintesa virus karena
infeksi tidak akan terjadi bila virus tak dapat bermultiplikasi dalam inang.
Virus yang masuk pada inang akan melepaskan selubung protein untuk
menimbulkan infeksi. RNA virus yang sudah terlepas dari selubung protein
akan merangsang pembentukan enzim-enzim RNA polymerase, RNA sintesa
atau RNA replikasi. Virus memanfaatkan asam amino, ribosom dan transfer
RNA dari inang untuk digunakan sebagai blueprint (messenger RNA) virus.
Protein yang dibentuk kemudian digunakan sebagai selubung virus. Beberapa
dari protein ini ada yang berupa enzim baik enzim yang sudah ada dalam sel
inang maupun enzim yang baru. Enzim ini dapat mempengaruhi reaksi kimia
pada sel inang sehingga menggangu fungsi fisiologis sel inang. Cara
pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum yaitu dengan
varietas tahan, eradikasi, pengendalian serangga vektor misalnya penggunaan
insektisida, menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut,
menghindari sumber infeksi dan perlakuan panas. Penyakit mosaik bergaris
tebu dapat dikontrol atau diminimalisir penyebarannya menggunakan bibit
yang sehat. Penggunaan bibit sehat merupakan cara pengendalian yang sangat
penting dan efektif, tetapi mungkin sulit untuk daerah yang telah terinfeksi.
Kultur in vitro menggunakan kultur meristem apikal, kultur pucuk dan kalus
merupakan tindakan lanjutan untuk perbanyakan mikro secara cepat dan untuk
memproduksi tanaman bebas virus.
Latar Belakang Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) ialah satu dari tanaman perkebunan
penting penghasil gula di dunia. Tanaman tebu selama pertumbuhannya tidak
terlepas dari organisme penggangu tanaman, baik hama maupun patogen
termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus mosaik bergaris tebu
(Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah satu penyakit penting yang
menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang umumnya menyebar di negara-
negara Asia termasuk India dan Indonesia, dan menyebabkan kehilangan hasil
yang nyata. Virus mempunyai pengaruh yang beragam terhadap tanaman
karena virus mempunyai daya tular yang tinggi sehingga infeksinya pada
tanaman budidaya berlangsung cepat dan dapat mencapai tingkat epidemi.
Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah
satu penyakit mosaik penting tanaman tebu di India dan dapat menyebabkan
kehilangan hasil yang nyata dari waktu ke waktu. Bioekologi virus ini penting
untuk di pelajari dan diketahui, hal ini untuk mempermudah dalam
pengendalian terhadap serangan virus SCMV dan mengetahui
perkembangannya di alam serta cara menginfeksinya pada tanaman budidaya.
Beberapa cara pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum
hingga saat ini yaitu dengan menggunakan varietas tahan, eradikasi,
pengendalian serangga vektor misalnya dengan penggunaan insektisida,
menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut, menghindari
sumber infeksi dan perlakuan panas
Pembahasan Virus adalah suatu nukleoprotein yang dapat memperbanyak diri hanya dalam
sel yang hidup dan memiliki kemampuan menyebabkan penyakit. Virus
berukuran sangat kecil dengan diameter yang bervariasi dari 20 – 300 nm dan
membutuhkan bantuan mikroskop elektron untuk mengamatinya. Virus
memiliki berbagai macam bentuk, tetapi umumnya berbentuk batang,
polihedral, atau variannya terdiri dari dua struktur dasar. Beberapa virus hanya
tersusun atas RNA atau DNA saja.
Penyebab penyakit : Penyakit ini disebabkan oleh virus yang biasa disebut
virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane streak mosaic virus). Virus ini memiliki
partikel yang berbentuk batang lentur, filament dengan panjang 890 x 15 nm
dengan satu bagian genom ssRNA dengan panjang kira-kira 10 kilobase (kb).
Berat molekul dari protein mantel virus ini sebesar 40 kDa lebih tinggi dari
urutan asam amino yang memiliki ukuran sebesar 34 kDa. Peningkatan ukuran
tersebut menunjukkan adanya glikosilasi dari protein mantel, dimana belum
ada penemuan sejauh ini dalam suku Potyviridae (gambar 1). Virus dengan
tipe agregat berlapis-lapis yang hampir mirip dengan golongan family
Potyviridae.
Hubungan virus dan tanaman inang sangat beragam, yaitu (1) satu jenis
virus yang dapat menginfeksi berbagai jenis; (2) virus yang spesifik pada satu
inang dan (3) Satu jenis inang dapat terinfeksi oleh berbagai jenis virus. Virus
berkembang biak hanya dengan bantuan energi dari hasil metabolisme inang.
Salah satu sifat parasitisme virus terhadap tanaman inang adalah pengambil
alihan energi inang untuk keperluan perkembangbiakan virus
PENYAKIT YANG DISEBABKAN FAMILI POTYVIRIDAE :
1. Potyvirus
2. Ipomovirus
3. Macluravirus
4. Tritimovirus
5. Rymovirus
6. Bymovirus
Beberapa cara pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara
umum hingga saat ini yaitu dengan menggunakan varietas tahan, eradikasi,
pengendalian serangga vektor misalnya penggunaan insektisida,
menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut, menghindari
sumber infeksi dan perlakuan panas.
Cara-cara tersebut telah dilakukan dan beberapa diantaranya kurang
efektif. Penggunaan pestisida misalnya insektisida yang digunakan jauh
sebelum tanaman terserang untuk mencegah penyebaran virus dari serangga
vector (Aphid) juga pencabutan tanaman yang terinfeksi mungkin dilakukan
jika infeksi serangan melebihi level 5%.
Kesimpulan Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane Streak Mosaic Virus) merupakan salah
satu penyakit penting yang menyebabkan mosaik pada tanaman tebu yang
umumnya menyebar di negara-negara Asia termasuk India dan Indonesia, dan
menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Virus mempunyai pengaruh yang
beragam terhadap tanaman karena virus mempunyai daya tular yang tinggi
sehingga infeksinya pada tanaman budidaya berlangsung cepat dan dapat
mencapai tingkat epidemi. Virus mosaik bergaris tebu (Sugarcane streak
mosaic virus) memiliki partikel yang berbentuk batang lentur, filament dengan
panjang 890 x 15 nm dengan satu bagian genom ssRNA dengan panjang kira-
kira 10 kilobase (kb). Berat molekul dari protein mantel virus ini sebesar 40
kDa lebih tinggi dari urutan asam amino yang memiliki ukuran sebesar 34
kDa. Infeksi virus pada suatu tanaman bergantung kepada sintesa virus karena
infeksi tidak akan terjadi bila virus tak dapat bermultiplikasi dalam inang.
Virus yang masuk pada inang akan melepaskan selubung protein untuk
menimbulkan infeksi. RNA virus yang sudah terlepas dari selubung protein
akan merangsang pembentukan enzim-enzim RNA polymerase, RNA sintesa
atau RNA replikasi. Virus memanfaatkan asam amino, ribosom dan transfer
RNA dari inang untuk digunakan sebagai blueprint (messenger RNA) virus.
Protein yang dibentuk kemudian digunakan sebagai selubung virus. Beberapa
dari protein ini ada yang berupa enzim baik enzim yang sudah ada dalam sel
inang maupun enzim yang baru. Enzim ini dapat mempengaruhi reaksi kimia
pada sel inang sehingga menggangu fungsi fisiologis sel inang. Cara
pengendalian dari penyakit yang disebabkan virus secara umum yaitu dengan
varietas tahan, eradikasi, pengendalian serangga vektor misalnya penggunaan
insektisida, menghancurkan tanaman dengan cara dibakar atau dicabut,
menghindari sumber infeksi dan perlakuan panas. Penyakit mosaik bergaris
tebu dapat dikontrol atau diminimalisir penyebarannya menggunakan bibit
yang sehat. Penggunaan bibit sehat merupakan cara pengendalian yang sangat
penting dan efektif, tetapi mungkin sulit untuk daerah yang telah terinfeksi.
Kultur in vitro menggunakan kultur meristem apikal, kultur pucuk dan kalus
merupakan tindakan lanjutan untuk perbanyakan mikro secara cepat dan untuk
memproduksi tanaman bebas virus.
Kelebihan Pembahasan yang tertera sangat lengkap referensinya. Dan pembahasan juga
Jurnal mudah untuk dipahami dan juga dipelajari oleh pembaca, bahasa yang
digunakan juga mudah dipahami
Kekurangan Pada jurnal ini tidak ada penelitian yang dilakukan, sehingga metofe penelitian
Jurnal dan hasil penelitian tersebut tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai