Anda di halaman 1dari 15

MATERI VII

BERAT ISI , BERAT JENIS DAN RUANG PORI TANAH


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah adalah campuran butir-butir dari berbagai ukuran dan bahwa ada
hubungan yang erat antara penyebaran besar butir dan sifat tanah. Para ahli
menyatakan berat tanah dalam istilah kerapatan butir-butir yang menyusun tanah.
Biasanya ditetapkan sebagai massa atau berat satuan solum tanah padat dan disebut
kerapatan butir. Nilai berat suatu tanah digunakan secara luas. Ini diperlukan untuk
konversi prosentase air dalam berat ke kandungan air volume untuk menghitung
porositas jika berat jenis partikelnya diketahui dan untuk memperkirakan berat dari
volume tanah yang sangat besar. Nilai berat suatu tanah berbeda-beda tergantung
kondisi struktur tanahnya, terutama dikaitkan dengan pemadatan.
Berat isi tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang sering ditetapkan
karena berkaitan erat dengan perhitungan penetapan sifat-sifat fisik tanah lainnya.
Sifat-sifat fisik tanah lainnya seperti resistensi air (pF), ruang pori total (RPT),
coefficient of linier extensibility (COLE) dan kadar air tanah. Berat isi tanah juga erat
kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus
tanah.Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk,
penambahan kapur dan pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan. Hal ini karena
pada luas lahan dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan volume (m3),
sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga volume
tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton). Untuk
mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah.
Berat Jenis adalah berat tanah kering per satuan volume partikel-partikel padat
(tidak termasuk volume pori-pori tanah). Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara
berat total partikel-partikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel tersebut,
tidak termasuk volume ruang pori yang ada diantara parikel. Berat jenis partikel dari
suatu tanah memperlihatkan kerapatan dari partikel secara keseluruhan. Hal ini
menunjukkan sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total
volume dan tidak termasuk ruang pori diantara partikel (termasuk berat air dan
udara). Bahan padat dan ruang pori tanah mempengaruhi berai isi dan berat jenis
partikel, sehingga setiap jenis tanah mempunyai berat isi dan berat jenis yang berbeda
pula. Maka dari itu, perlu adanya analisa dan praktikum tentang berat isi dan berat
jenis partikel tanah pada sampel tanah.

1.2 Tujuan
memahami cara menentukan berat isi dan berat jenis tanah dan
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi berat isi dan berat jenis
tanah
II. TINJAUAN PUSTAKA

Bulk density (berat isi tanah) merupakan berat suatu massa tanah per satuan
volume tertentu. Volume tanah adalah volume kepadatan tanah termasuk pori-pori
tanah. Tanah yang lebih padat mempunyai bulk density yang lebih besar dari
tanah yang sama tetapi kurang padat. Pada umumnya tanah lapisan atas pada
tanah mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan
dengan tanah dibawahnya. Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur dan
kandungan bahan organik. Bulk Density dapat cepat berubah karena pengolahan
tanah dan praktek budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai Bulk Density
salah satunya adalah bahan organik tanah, dimana tanah dengan kandungan bahan
organik tinggi akan memiliki nilai Bulk Density rendah begitupula sebaliknya,
selain itu Bulk Density juga dipengaruhi oleh tekstur tanah, kadar air tanah dan
bahan mineral tanah (Mas’ud, 2014).
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan
massa jenis air murni. Berat jenis suatu benda adalah suatu gaya yang bekerja
pada benda tersebut yang di pengaruhi gaya gravitasi bumi dan massa benda
tersebut. Massa dan berat sebenarnya adalah dua besaran yang berbeda. Berat
suatu benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi dimana benda tersebut berada
(Hatimah, 2013).
Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara berat total partikel-partikel padat
tanah dengan volume total partikel-partikel tersebut, tidak termasuk volume
ruang pori yang ada diantara parikel. Particle density (penetapan berat jenis)
adalah berat tanah kering persatuan volume partikel-partikel (padat) tanah (jadi
tidak termasuk volume pori-pori tanah). Tanah mineral mempunyai particle
density (penetapan berat jenis) 2,65 g/cm3 (Hardjowigeno, 2010).
III. METODOLOGI PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Penetapan Berat Isi Tanah dan Berat Jenis Tanah
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Oktober 2019 pukul 07.30 – 09.10
WIB, di Laboratorium Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” , Jawa Timur.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum Berat Isi Tanah yaitu copper
ring, timbangan, oven, kaleng timbang. Alat yang digunakan pada praktikum
Penetapan Berat Jenis Tanah yaitu labu ukur 100 ml, timbangan, kompor
listrik, oven, hot plate, gelas beaker.

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Penetapan Berat Isi Tanah dan
yaitu Sampel tanah dalam ring dengan kedalaman 0-20 cm dan kedalaman 20-
40 cm, sedangkan bahan yang digunakan pada pratikunm penetapan Berat
Jenis tanah yaitu air, sampel tanah ukuran 2 mm pada kedalaman 0-20 cm dan
kedalaman 20-40 cm.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Penetapan Berat Isi
1. Menyiapkan sampel tanah ring T1 dan T2
2. Mengoven kedua tanah tersebut selama 24 jam pada suhu 105°C.
3. Menimbang masing masing tanah dan ringnya
4. Mengeluarkan isi tanah dalam ring , lalu memasukkannya kedalam
plastic
5. Membersihkan ring dan menimbang berat ring beserta kasa dan
karet
6. Mengukur dan menhitung diameter ring dan tinggi tabung
7. Menghitung berat isi tanah menggunakan rumus
ρb= Berat Tanah Kering Oven
Volume ring
3.3.2 Penetapan Berat Jenis Tanah
1. Mengoven sampel tanah T1 dan T2 tersebut selama 24 jam pada
suhu 105°C.
2. Memanaskan air dalam gelas beaker sebanyak 250 ml sampai
mendidih dan kemudian didinginkan.
3. Menimbang labu ukur sebanyak 2 buah
4. Menimbang tanah yang sudah di oven sebesar 30 g , lalu
memasukkan tanah tersebut pada masing-masing labu ukur
5. Menimbang labu ukur yang sudah di dengan isi tanah
6. Menambahkan air kedalam labu sampai ¾ bagian labu, kemudian
didihkan diatas hot plate
7. Mendinginkan labu ukur yang sudah didihkan
8. Menambahkan air dingin yang sudah dididihkan sampai garis
batas, kemudian ditimbang
9. Menghitung berat jenis tanah dengan rumus:

ρp = MP

VP
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 7.4.1.1 Penetapan Berat Isi Tanah

No. Contoh Berat Berat Berat Vol. Tanah Berat Isi


Tanah Tanah Ring Tanah (π.r².t) cm³ [g/cm³]
+ Ring [g] [g] ρb= Mp/Vt
[g] [x-y]
(105°C)
[x] [y] [Mp] [Vt]
1. T1 248,41 104,45 143,96 112,14 1,28
2. T2 257,86 109,91 152,95 112,14 1,36

Perhitungan :

 Berat tanah T1 :
[x-y] = 248,41 - 104,45
= 143,96 g
 Berat tanah T2 :
[x-y] = 257,86 - 109,91
= 152,95 g
 Volume Tanah :
π.r².t = 3,14x2,4²x6,2
= 112,14 cm³
 Berat Isi Tanah T1 :
ρb = Mp/Vt = 143,96 / 112,14 = 1,28 g/cm³
 Berat Isi Tanah T2 :
ρb = Mp/Vt = 152,95 / 112,14 = 1,36 g/cm³
Tabel 7.4.1.2 Penetapan Berat Jenis Tanah

No Contoh Labu Labu Labu Berat BJ Air Vol. Berat


. tanah Ukur Ukur Ukur + air [g/cm³] tanah Jenis
+ berat (vol. [g/cm³]
berat tanah + labu [B-A]
tanah air ukur - F
D/E )
[A] [B] [C] [D] [E] [F] [G]
1. T1 42,80 72,86 156,32 83,46 0,94 11,21 2,7
2. T2 54,84 84,55 167,08 82,55 0,94 12,23 2,5
Perhitungan :
 Berat Air T1 :
[C-B] = 156,32 – 72,86 = 83,46
 Berat Air T2 :
[C-B] = 167,03 – 84,55 = 82,55
 BJ Air T1 :
94,95 / 100 = 0,94
 BJ Air T2 :
94,95 / 100 = 0,94
 Volume Tanah T1:
Vol. labu ukur – D / E
= 100 – 83,46 = 11,21
0,94
 Volume Tanah T1:
Vol. labu ukur – D / E
= 100 – 82,55 = 12,23
0,94
 Berat Jenis T1 :
B-A = 72,86 – 42,80
F 11,21
= 2,7 g/cm³
 Berat Jenis T2 :
B-A = 84,55 – 54,84
F 12,23
= 2,5 g/cm³
Tabel 7.4.1.3 Ruang Pori Tanah

No. Contoh Berat Isi Tanah Berat Jenis Tanah Ruang Pori [%]
Tanah [g/cm³] [g/cm³]
1. T1 1,28 2,7 53%
2. T2 1,36 2,5 46%
Perhitungan :
 Ruang Pori T1 :
1 – BI X 100% = 1 – 1,28 X 100% = 53%
BJ 2,7
 Ruang Pori T2 :
1 – BI X 100% = 1 – 1,36 X 100% = 46%
BJ 2,5
4.2 Pembahasan
Hasil pengamatan yang diperoleh berat isi tanah dari tanah yang diambil
di Mojoagung Jawa Timur yang telah teramati dan melakukan pengitungan
degan rumus yang telah ditentukan memperoleh hasil berbeda-beda dari
beberapa sample tanah dalam ringnya. Sampel T1 pada kedalaman 0-20 cm
hasil yang diperoleh sebesar 1,28 g/cm³ sedangkan sampel T2 pada kedalaman
20-40 cm hasil yang diperoleh sebesar 1,36 g/cm³. Hasil berat isi tanahr pada
sampel tanah T2 lebih besar dibandingkan hasil sampel tanah T1. Menurut
Mas'ud (2014) hal ini dikarenakan semakin tinggi ban organiknya maka tanah
akan semakin poros sehingga berat isinya menjadi rendah. Menurut Hasibuan
(2015) tanah yang memiliki berat isi yang rendah menghasilkan ruang pori
mikro tanah yang tinggi. Tekstur pada kedalaman 0-20 cm (T1) memiliki
tekstur lebih halus daripada tanah kedalaman 20-40 cm (T2) sehingga berat isi
T2 lebih besar dibandingkan T1. Pada umunya tanah lapisan atas pada tanah
mineral mempunyai nilai bulk density yang lebih rendah dibandingkan dengan
tanah dibawahnya. Tanah yang memiliki struktur padat maka memiliki maka
memiliki berat isi tanah yang tinggi. Hal itu dikarenakan ruang porinya
menurun sehingga semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar
tanaman.
Hasil pengamatan yang diperoleh berat jenis tanah pada kedalaman 0-20
cm yakni sebesar 2,7 g/cm³ sedangkan pada kedalaman 20-40 cm yakni
sebesar 2,5g/cm³. Nilai berat jenis tanah akan berubah ubah tergantung tekstur
dan struktur tanah. Menurut Maulana (2013) hal tersebut terjadi karena tekstur
tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah. Semakin banyak
kandungan organik tanah menyebabkan semakin rendahnya berat jenis tanah,
seperti pada tanah kedalaman 20-40 cm. Jika kandungan berat jenis tanah
tinggi maka porositas tanah akan semakin rendah seperti pada tanah
kedalaman 0-20 cm.
Hasil perhitungan tingkat porositas tanah pada setiap kedalaman tanah
berbeda. Hasil tingkat porositas tanah pada kedalaman 0-20 cm adalah sebesar
53% sedangkan pada kedalaman 20-40 cm adalah sebesar 46%. Menurut
Saputra (2018) meningkatnya jumlah pori tanah akan menurunkan berat isi
tanah dikarenakan ruang porinya tinggi sehingga membuat air mudah masuk
dan mudah ditembus akar. Semakin besar nilai porsitas menyebabkan daya
simpan air secara maksimum akan besar pula. Tingginya ruang pori mikro
tanah dapat meningkatkan kemampuan tanh dalam mengikat lengas tanah. Hal
ini dikarenakan adanya sumbangan C-organik sebagai sumber bahan organik.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Hasil pengamatan dan perhitungan berat isi tanah pada kedalaman 0-20
cm adalah sebesar 1,28 g/cm3 sedangkan pada kedalaman 20-40 cm
adalah sebesar 1,36 g/cm3.
2. Hasil Pengamatan dan perhitungan berat jenis tanah pada kedalaman 0-
20 cm adalah sebesar 2,7 g/cm3 sedangkan pada kedalaman 20-40 cm
adalah sebesar 2,5 g/cm3.
3. Hasil perhitungan ruang pori tanah pada kedalaman 0-20 cm adalah
sebesar 53% sedangkan pada kedalaman 20-40 cm adalah sebesar 46%.
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S. 2010. Ilmu Tanah. Jakarta. Akademika Pressindo.


Hasibuan, A. S. Z. 2015 . Pemanfaatan Bahan Organik Dalam Perbaikan Beberapa
Sifat Tanah Pasir Pantai Selatan Kulon Progo . Planta Tropika Journal Of
Agro Science, 3(1):31-40
Hatimah, H. 2013. Laporan Praktikum Dasar I Berat Jenis Zat Padat dan Zat Cair.
Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Udayana: Bali.
Mas’ud, F. 2014. Penentuan Bulk Density. Makassar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.
Maulana, Z . 2013 . Pengaruh Pupuk Kompos , Pupuk Kandang dan Custom Bio
terhadap Sifat Tanah . Kediri . Indonesian Green Technology Journal . 238-
256.
Saputra, dkk. 2018 . Hubungan Kandungan Bahan Organik Tanah dengan Berat Isi,
Porositas, dan Laju Infiltrasi pada Perkebunan Salak di Kabupaten Pasuruan .
Journal Tanah dan Sumber Daya Lahan, 5(1): 647-654.
LAMPIRAN

Gambar 7.1 Gambar 7.2


Berat Tanah + Ring T1 Berat Tanah + Ring T2
(Berat Isi Tanah) (Berat Isi Tanah)

Gambar 7.3 Gambar 7.4


Berat Ring T1 Berat Ring T2
(Berat Isi Tanah) (Berat Isi Tanah)

Gambar 7.5 Gambar 7.6


Berat Labu Ukur T1 Berat Labu Ukur T2
(Berat Jenis Tanah) (Berat Jenis Tanah)
Berat Labu Ukur+Tanah T1 Berat Labu Ukur+Tanah T2
(Berat Jenis Tanah) (Berat Jenis Tanah)

Berat Labu Ukur+Tanah Berat Labu Ukur+Tanah


+Air T1 +Air T2
(Berat Jenis Tanah) (Berat Jenis Tanah)

Anda mungkin juga menyukai