Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN MOTIVASI ANAK UNTUK BELAJAR

pondokpesantrenhidayatussaalikin.blogspot.com/2016/01/meningkatkan-motivasi-anak-untuk-
belajar.html

Perilaku belajar dilakukan oleh si pembelajar. Pada diri si pembelajar terdapat kekuatan
mental penggerak belajar.

Kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan atau cita-cita disebut
motivasi belajar. Komponen utama motivasi tersebut adalah kebutuhan, dorongan, dan
tujuan si pebelajar. Motivasi belajar sangat penting dipahami oleh siswa maupun guru.

Penguatan motivasi-motivasi belajar berada di tangan para guru/pendidik dan anggota


masyarakat lain. Guru sebagai pendidik bertugas memperkuat motivasi belajar selama
minimum 9 tahun pada usia wajib belajar. Orang tua bertugas memperkuat motivasi
belajar sepanjang hayat. Ulama sebagai pendidik juga bertugas memperkuat motivasi
belajar sepanjang hayat. Perilaku belajar yang mengandung motivasi belajar yang
dikelola oleh guru dan dihayati oleh siswa, sebagai berikut : Guru adalah pendidik yang
berperan dalam rekayasa pendagogis. Ia menyusun desain pembelajaran, dan
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Guru bertindak membelajarkan siswa yang
memiliki motivasi intrinsik.

Siswa adalah pembelajar yang berkepentingan dalam menghayati belajar. Ada siswa
yang telah berkeinginan memperoleh pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan
sejak kecil. Siswa tersebut memiliki motivasi intrinsik. Siswa yang lain baru memiliki
keinginan memperoleh pengalaman, keterampilan dan pengetahuan berkat teman
sebayanya.

Mereka ini memiliki motivasi ekstrinsik. Dalam proses belajar mengajar, guru melakukan
tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum, atau
memberi nasihat. Tindakan guru tersebut berarti menguatkan motivasi intrinsic;
tindakan guru tersebut juga berarti mendorong siswa untuk belajar, suatu penguatan
motivasi ekstrinsik.
1/10
Siswa tertarik belajar karena ingin memp-eroleh hadiah atau menghindari hukuman.
Dalam hal ini siswa ‘menghayati’ motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik, dan
bertambah bersemangat untuk belajar. Sesuai dengan tugas perkembangan maka siswa
dapat bangkit untuk beremansipasi menjadi mandiri. Emansipasi mandiri tersebut
berlangsung sepanjang hayat sesuai dengan tingkat pertumbuhan dalam memenuhi
kebutuhan pribadi.
Dengan belajar yang bermotivasi siswa memperoleh hasil belajar. Hasil belajar dapat
dikategorikan :
a. hasil belajar sementara
b. hasil belajar bagian
c. hasil belajar tak lengkap, atau
d. hasil belajar lengkap.

Dampak pengajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur, yang terwujud dalam
nilai rapor, nilai ijazah, atau transkip IP. Sebagian besar rekayasa pendagogis guru
terwujud sebagai dampak pengajaran. Dampak pengiring adalah untuk kerja siswa
setelah mereka lulus ujian atu merupakan transfer hasil belajar di sekolah.

Munculnya dampak pengiring bila lulusan sekolah meenghadapi masalah. Dampak


pengiring terletak dalam kepentingan siswa sendiri. Dari segi tugas perkembangan jiwa
maka dampak pengiring merupakan unjuk kerja tugas perkembangan untuk mencapai
aktualisasi diri secara penuh. Dampak pengiring merupakan sarana untuk sarana
melakukan emansipasi kemandirian bagi siswa.

Setelah siswa lulus sekolah, sekurang-kurangnya selsesai wajib belajar 9 tahun, maka
diharapkan mengembangkan diri lebih lanjut. Lulusan sekolah dapat membuat program
belajar sepanjang hayat, lewat jalur sekolah atau luar sekolah. Dengan memrogram
belajar sendiri secara berkesinambunngan maka ia memperoleh hasil belajar atas
tanggung jawab diri sendiri.

Ditinjau dari segi siswa, maka emansipasi kemandirian berupa rangkaian program
belajar sepanjang hayat. Program belajar di luar rekayasa pendagogis guru adalah suatu
rangkain dampak pengiring berupa program dan hasil belajar sepanjang hayat. Dalam
hal ini sang siswa telah mampu memperkuat motivasi belajarnya sendiri karena
kebutuhan aktualisasi diri. (Schein, 1991: 101-106; Koeswara, 1989; Monks, 1989; Joyce &
Weil, 1980; Winkel, 1991: 144-187.)

Bagan : Motivasi Belajar dalam Kerangka Rekayasa Pedagogis Guru dan Emansipasi
Kemandirian Siswa Sepanjang Hayat

1. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Motivasi belajar ada di dalam diri
siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar ada dalam jaringan rekayasa
pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan
belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi
emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya
hasil belajar.
2/10
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya
terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang
mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya : a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan siswa. Keberhasilan mencapai keinginan


tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan cita-
cita dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral,
kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh
perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang
terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi
pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah
keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Oleh sebab itu,
cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar
sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.

b. Kemampuan Siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan


mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat
motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. c. Kondisi Siswa Kondisi
siswa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa
yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar.
Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan
perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada
motivasi belajar.

d. Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan
sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencan alam, tempat tinggal yang kumuh,
ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan
belajar. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban
pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib,
dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya
berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar.Lingkungan siswa yang berupa
lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan.
LIngkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televise, dan film
semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi
belajarOleh sebab itu, guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu
agar tercipta kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.
3/10
f. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa

Guru adalah pendidk yang berkembang. Sebagai pendidik, partisipasi dan teladan
perilaku yang baik merupakan salah satu upaya membelajarkan siswa. Upaya guru
membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di
sekolah meliputi hal-hal berikut :

Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah


Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan
Membina belajar tetib pergaulan
Membina belajar tetib lingkungan sekolah.

Disamping itu, upaya pembelajaran secara individual tiap guru menghadapi anak
didiknya meliputi :

Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar


Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna Mendidik
cinta belajar.

Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat
pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan
pusat pendidikan pemuda lainnya. Guru professional dituntut menjalin kerja sama
pendagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.

2. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar a. Tenaga Pengajar (Guru)

Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung jawab guru agar
pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung
pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi pada siswanya untuk belajar.
Dalam garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai sebagai berikut: Motivasi
menentukan tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa
motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah
pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki
oleh siswa.

Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk


berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna
membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar
siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.

Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam


pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan
dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas. Azas motivasi
menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi
dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor
yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah
sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.
4/10
Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut
pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M.
Mover adalah:

1) Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar.
2) Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3) Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan
dengan kondisi siswa.
4) Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa.
5) Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi
frustrasi.
6) Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik
dalam hubungan antara anggota kelompok.

7) Kreativitas siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.

Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan
dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut
agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya
Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi
para peserta didik, antara lain:

1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa

Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti


kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini
memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun
demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling
penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru
itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar
dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat
mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten
dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa
mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka
hadapi.

2) Menciptakan situasi belajar yang positif

Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk
dapat memotivasi siswa.

3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa

Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting.
Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu :

5/10
- Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa
- Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif
- Sajikan materi pelajaran dalam bentuk cerita secara bersemangat. Misalnya : ''Ketika
kalian memesan milkshake (sebut merek terkenal tertentu) kesukaan kalian, maka dia
tidak akan mencair meskipun kalian panaskan di dalam oven. Hal itu disebabkan oleh
bahan pengemulsi yang terbuat dari ganggang yang sedang kita pelajari ini.''

- Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat
memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.

4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut
sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak
bias memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun
upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh
karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.

5) Memanfaatkan balikan (feedback) Feedback mengenai performa yang baik dapat


menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang
baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat
memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal
evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik
mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut.

6) Memperhatikan kebutuhan siswa Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi


diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka
merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan
tugas-tugas belajar mereka.

7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok Membangun sebuah


lingkungan kelas yang positif dapat memotivasi siswa untuk meraih prestasi. Hal ini
menuntut perhatian terhadap kebutuhan sosial dan emosional siswa di samping
kebutuhan akademik mereka.

Bekerja dalam kelompok dengan target yang terukur dan kompetitif dapat menjadi
pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah
beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar.
Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang
terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru,
karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun
kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka. Guru di
sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran
guru disini cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Upaya-upaya meningkatkan
motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.

6/10
1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa
prinsip belajar antar lain : Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan
belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. Belajar
menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan yang menantangnya.

Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan
baik. Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan
mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu, disamping mengajarkan
bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran
unit atau proyek.

Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa


semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling
sederhana sampai menantang. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip
penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu,
guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.

2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran Guru dapat mengupayakan


optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada di dalam diri siswa dan yang ada di
lingkungan siswa dengan cara sebagai berikut.

a) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang


dialaminya
b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak
belajar, guru “tetap secara terus-menerus” mendorong
c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar member kesempatan
kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar
d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat
kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar
dicegah
e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada
perilaku belajar
f) Guru merangsang siswa dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat
mengatasi segal hambatan dan “pasti berhasil”.

3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa Guru adalah


penggerak perjalanan belajar bagi siswa.
Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran
siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam
mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut
dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya


b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa
c) Guru memecahkan hal-hal yang snukar, dengan mencari “cara memecahkan”.
d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi
7/10
kesukaran.
e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk
membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.

g) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran


belajarnya sendiri.
h) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

4) Pengembangan Cita-cita dan Aspirasi Belajar Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia
berpeluang merekayasa dan mendidikkan cita-cita bangsa. Upaya mendidikkan dan
mengembangkan cita-cita belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

a) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan


b) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar
c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar
d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar
e) Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang
tercapai dan tidak tercapai
f) Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang lainnya
untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat. Dalam
rangka pengembangan cita-cita belajar tersebut, guru dan pendidik lain dapat membuat
program-program belajar. Program-program yang dapat dilakukan antara lain :
g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan
h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan
sebagainya
i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna.

b. Peserta Didik (Calon Guru) Melihat pentingnya guru dalam pengajaran dan
menumbuhkan motivasi, sehingga motivasi belajar pun perlu ditingkatkan untuk peserta
didik, terutama para calon guru sebagai berikut.

1) Segi Belajar Visualisasikan Carilah gambar atau image yang berhubungan dengan
tujuan atau cita-cita kita, misalnya berupa barang, atau tempat wisata yang ingin
dikunjungi. Letakkan ditempat yang sering terlihat, agar setiap kali melihatnya membuat
kita termotivasi untuk berusaha lebih giat. Belajar apapun Pengertian belajar di sini
dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai
keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar
berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Kembangkan Terus Tujuan Belajar Angan pernah terpaku pada satu tujuan yang
sederhana. Tujuan belajar yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki
kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih
besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya.

8/10
Kerjakan segera Pada saat kita merasa ingin melakukan sesuatu yang akan
mempercepat proses pencapaian tujuan, lakukanlah segera. Jangan menundanya,
seringkali kita menunda hal-hal yang seharusnya dilakukan. Entah itu dengan alasan
karena merasa tidak mampu melakukannya atau karena alasan lain yang tidak
seharusnya. Mulailah dengan Rasa Senang Jangan pernah merasa terbebani dengan
tujuan belajar anda. Coba nikmati proses belajar dan jalan yang anda tempuh. Jika sejak
awal anda sudah merasa ‘tidak suka’ rasanya motivasi hidup tidak akan pernah anda
miliki. Buatlah Aturan Harus diakui terkadang kita juga merasa malas dan bosan, hingga
melewatkan satu hari berlalu tanpa ada kemajuan. Tapi jangan biarkan ini terus terjadi,
satu hari kita malas maka besoknyapun kita masih malas untuk melakukannya. Buatlah
aturan untuk tidak melewatkannya lebih dari 1 hari, cukup satu hari yang tersia-sia.

Berlatih Dengan Keras Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan
hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus
berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.
Cari Inspirasi Setiap Hari Inspirasi merupakan motivator terbaik, dan inspirasi bisa
ditemukan dimana saja. Carilah inspirasi setiap hari, inspirasi bisa berasal dari : blogs,
cerita suksess, forums, buku, majalah, koran, televisi, dan radio. Beri Dirimu
Penghargaan Bukan hanya untuk tercapainya tujuan jangka panjng, seperti pada point 9
yaitu memecahnya menjadi beberapa jangka pendek. Untuk setiap tercapainya tujuan
jangka pendek berilah dirimu penghargaan yang sesuai, tapi juga jangan berlebihan.
Catatan Harian Catatan harian bisa menjadi motivator yang sangat berharga.

Catat bukan hanya keberhasilan atau apa yang telah dilakukan, tapi catat juga
pemikiran, perasaan, dan kesalahan apa yang telah dilakukan. Ini akan meningkatkan
motivasi.

Membuat Grafik Perkembangan Dengan mencatat setiap perkembangan bukan hanya


membuat kita akan mendapatkan informasi dari proses yang telah berjalan namun juga
membantu kita untuk terus termotivasi mencapai tujuan.

Bersabar Kata ini terlalu sering didengar, mudah mengatakannya namun sulit untuk
melakukannya. Terlebih jika mempunyai tujuan dalam jangka panjang, namun bersabar
adalah keharusan. Setiap sesuatu membutuhkan waktu, bila memang sudah waktunya
nanti kita bisa merasakan nikmatnya kesuksessan. Berpikir Positif, Buang Yang Negatif
Awasi pikiran, waspadalah terhadapnya. Sadar atau tidak kita selalu berbicara pada diri
sendiri, namun kita tidak selalu siap menghadapi pikiran buruk kita sendiri.

Buanglah jauh dan gantilah pikiran buruk dengan pikiran yang baik, pikiran baik bisa
menjadi kekuatan yang dahsyat.

2) Segi Guru dan Teman Cari Guru atau Pembimbing Ini akan memberi kita motivasi,
setidaknya untuk show atau menunjukan keberhasilan yang telah dicapai. Dan memberi
motivasi untuk melakukan sesuatu yang telah diajarkan. Mungkin ini cara yang mahal
untuk mencari motivasi, tapi cari ini terbukti bisa berhasil. Bergaullah dengan Orang-
Orang yang Senang Belajar Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan
9/10
berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau
komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. Ikut Komunitas Online atau
Offline Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-
orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat,
pikiran, dan memotivasi diri.

Kita dapat bertemu dan bertukar informasi membantu kita untuk termotivasi,
mendengar cerita sukses atau belajar dari kegagalan dari orang lain. Bergaulah dengan
Orang-Orang yang Optimis dan Selalu Berpikiran Positif Di dunia ini, ada orang yang
selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah,
dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam
komunitas seperti itu, dan sebaliknya. Teman Berkompetisi Carilah yang bersahabat dan
mau berkompetisi dengan sportif. Partner atau teman bisa juga menjadi pesaing dalam
arti yang positif, pastikan untuk bersaing secara positif.

KESIMPULAN Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami


perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis
siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya cita-cita atau
aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur
dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.

Upaya meningkatkan motivasi belajar meliputi bagi tenaga pengajar dan peserta didik
yang akan menjadi guru nantinya. Bagi tenaga pengajar atau guru upaya-upaya yang
dapat dilakukan diantaranya, mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, unsur
dinamis belajar dan pembelajaran, pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa,
dan pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. Sedangkan bagi peserta didik, upaya-
upaya yang dapat dilakukan terdiri dari segi belajar, seperti mevisualkan materi
pelajaran, belajar apapun, dan selalu mengembangkan tujuan belajar. Dari segi guru dan
teman, seperti mencari guru ajar dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki
semangat positif.

DAFTAR PUSTAKA Mudjiono & Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.

10/10

Anda mungkin juga menyukai