Bea Cukai
Bea Cukai
Dosen Pembimbing
Ibu Maria Valerie
Disusun oleh:
Kelompok III
1. Fanesa Henoek (180809344)
2. Dedi Dwi Haryadi (180809345)
3. Sharul Asman (180809346)
4. Anita Udmi Pusfitasari (180809347)
5. Nurahmadiansyah (180809348)
Yogyakarta
2019
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Penyelundupan Sabu dari
Malaysia ke Kalimantan Timur” . Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak khususnya kepada Ibu Maria Valerie selaku dosen yang telah membimbing
kami dalam menulis makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna
serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
dampak yang diakibatkan karena sampah, serta sekaligus langkah-langah tentang
bagaimana sampah dapat diolah menjadi barang kerajinan yang dapat dipakai.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap
pihak yang membaca. Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila
dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hatiDemikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 2
B. Rumusan Makalah .............................................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan Makalah ................................................................................. 3
D. Manfaat Penulisan Makalah ............................................................................... 3
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
1. Pengertian Bea dan Cukai ................................................................................... 5
2. Ruang Lingkup Bea Cukai .................................................................................. 7
3. Lembaga Penanganan Bea Cukai ........................................................................ 8
4. Menghitung Pajak Bea Cukai ........................................................................... 10
5. Hubungan antara Bea Cukai dan Pajak ............................................................. 11
6. Kasus Penyelundupan di Indonesia ................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dampak buruk. Impor perlu diatur dan salah satu cara untuk mengatur impor
ini adalah dengan mengenakan bea masuk. Setelah dikenakan bea masuk,
barang yang dibeli dari luar negeri tersebut akan mempunyai harga beli yang
lebih mahal.
Penyeludupan adalah perbuatan membawa barang atau orang secara
ilegal dan tersembunyi, seperti keluar dari sebuah bangunan, ke
dalam penjara, atau melalui perbatasan antarnegara, bertentangan dengan
undang-undang atau peraturan lain.
Penyeludupan didorong berbagai sebab. Ini termasuk perdagangan ilegal,
seperti narkoba, imigrasi dan migrasi ilegal, menghindari cukai,
penyeludupan barang ilegal kepada tahanan penjara, atau penyeludupan
barang yang dicuri. Contoh lain adalah sebab bukan bermotifkan keuangan
seperti membawa barang terlarang melewati sebuah pos pemeriksaan
keselamatan (seperti di lapangan terbang) atau penghapusan dokumen
rahasia dari pejabat negara atau pemerintah. Jenis penyeludupan dapat
berupa barang, orang maupun makhluk liar.
B. Rumusan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
Bea berasal dari bahasa Sansekerta, bea berarti ongkos. Bea dipakai
sebagai istilah ongkos barang yang keluar atau masuk suatu negara, yakni bea
masuk dan bea keluar. Instansi pemungutnya disebut pabean. Hal-hal yang terkait
dengannya disebut kepabeanan. Secara istilah, kepabeanan berarti segala sesuatu
yang terkait dengan pengawasan atas lalu lintas barang antar Negara. Bea dibagi
menjadi dua yaitu:
Otomatis kalo harga suatu barang itu mahal, semua orang bakal
mengurangi daya beli terhadap barang, apalagi jika ada padanan
barangnya di dalam negeri. tapi sayangnya, banyak barang luar negeri
yang kita itu butuh kemudian tidak ada produksinya di dalam negeri,
seperti handphone, mobil, dan barang teknologi tinggi lainnya, jadinya
terpaksa kita harus tetap impor untuk barang tersebut. untuk bea keluar,
cuma beberapa barang yang dipungut, yang termasuk barang barang
yang jadi kebutuhan dalam negeri seperti CPO (minyak sawit), pasir
besi, dll.
5
umum, yaitu etil alkohol, minuman yang mengandung etil alkohol, dan hasil
tembakau. Tidak menutup kemungkinan perubahan jenis Barang Kena Cukai
Mengurangi Konsumsi
Karena bea sama cukai ini termasuk dalam pajak tidak langsung, yang
berati mereka sama sama nantinya disetorkan ke negara, dan nantinya di
jadikan untuk dana pembangunan
a) Pabean
Produk mentah seperti beberapa jenis kayu, rotan dsb pemerintah memungut
pajak ekspor dan pungutan ekspor dengan maksud agak para eksportir sedianya
dapat mengekspor produk jadi dan bukanlah bahan mentah atau setengah jadi.
Filosofi pemungutan pajak ekspor pada komoditi ini adalah untuk
melindungi sumber daya alam Indonesia dan menjamin ketersediaan bahan baku
bagi industri dalam negeri. Kegiatan impor dapat dikatakan sebagai proses jual
beli biasa antara penjual yang berada di luar negeri dan pembeli yang berada di
Indonesia.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (disingkat DJBC atau bea cukai)
adalah nama dari sebuah instansi pemerintah yang melayani masyarakat di
bidang kepabeanan dan cukai. Pada masa penjajahan Belanda, bea dan cukai
sering disebut dengan istilah douane. Seiring dengan era globalisasi, bea dan
cukai sering menggunakan istilah customs.
Dari segi kelembagaan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dipimpin oleh
seorang direktur jenderal yang setara dengan unit eselon 1 yang berada di bawah
8
Pemungutan bea masuk dan pajak dalam rangka impor disini memakai
pola Official Assessment, dimana Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan
perhitungan dan pemungutan atas barang kiriman tersebut. Lain halnya
dengan barang impor pada umumnya, dimana importir melakukan kegiatan
menghitung,memberitahukan dan membayar bea masuk dan pajak dalam
rangka impornya sendiri (Self Assessment).
Pengertian:
Bea masuk = CIF * tarif bea masuknya (bisa 0%, 5%, 10% dst lihat di
BTBMI)
PPN = (CIF + bea masuk) * 10%
PPh = (CIF + bea masuk) * 7.5% (bisa kena 2,5% bila punya API, atau 15%
bila tidak punya NPWP
- Untuk barang impor melalui PJT atau kantor pos, tata cara perhitungan sama
dengan formula diatas, hanya sebelumnya harga barang – 50 USD
- Untuk barang dgn harga dibawah 50 dolar gratis / free tidak bayar bea masuk dan
pajak
Contoh:
Harga barang $500 dikurangi hak untuk barang kiriman $50 = 500-50 = $450,
Shipping cost $50 –> CIF = 450 + 50 = 500, jenis barang = handphone (tarif bea
masuk dlm BTBMI = 0%) – Bea masuk = ( 500 ) * 0% = 0
PPN = (500 + 0) * 10% = 50 dolar
PPh = (500 + 0) * 7,5% = 37.5 dolar
total tagihan = 50 + 37.5 = 87.5 dolar * 10.232,75 = Rp. 896.000,- (pembulatan)
Hubungan antara pajak negara yang dipungut oleh DPJ dan kewajiban bea
masuk/bea keluar dan cukai yang dipungut oleh DJBC saling berkaitan erat yang
dapat kita lihat melalui pemahaman istilah kewajiban dan pemahaman ketentuan
perundangan yang ada.
duties yang diterjemahkan sebagai kewajiban cukai atau cukai. Istilah duty atau
jamaknya duties dalam literatur disebutkan duty asal mulanya ialah suatu
pembayaran yang diwajiban, terutama suatu pembayaran yang harus dilunasi
kepada pemerintah, seperti yang sekarang dipakai ialah suatu pembayaran pajak
yang dipungut atas barang-barang impor atau expor. Pada hakikatnya,
suatu duty adalah pajak yang sebenarnya dipungut, sedangkan suatu tarif itu adalah
daftar atau tabel, dasar, tingkat pajak itu. Jadi, dalam teks ini, berbagai
penggolongan dan jenis tariffs atau duties yang dimasukkan dan didefinisikan di
bawah tariff (Abdurrachman, 1991:359).
“Dasar pengenaan pajak adalah jumlah harga jual, penggantian, nilai impor,
nilai ekspor, dan nilai lainnya yang ditetapkan keputusan Menteri Keuangan yang
dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang terutang”, sedangkan nilai
impor adalah, “Nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk
ditambah pungutan lainnya yang dikenakan pajak bedasarkan ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan pabean untuk impor barang kena pajak tidak
termasuk pajak pertambahan nilai yang dipungut menurut undang-undang ini.
“Nilai pabean untuk perhitungan bea masuk adalah nilai transaksi dari barang yang
bersangkutan (Pasal 15, Ayat 1 undang-undang tentang kepabean.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bea berasal dari bahasa Sansekerta, bea berarti ongkos. Bea dipakai sebagai
istilah ongkos barang yang keluar atau masuk suatu negara, yakni bea masuk dan
bea keluar
Cukai adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap barang-barang
tertentu yang mempunyai sifat atau karakteristik yang ditetapkan dalam
Undang-undang Cukai.
Pabean adalah kegiatan yang menyangkut pemungutan bea
masuk dan pajak dalam rangka impor. Ada juga bea keluar untuk ekspor,
khususnya untuk barang atau komoditi tertentu.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (disingkat DJBC atau bea cukai) adalah nama
dari sebuah instansi pemerintah yang melayani masyarakat di
bidang kepabeanan dan cukai.
Tugas dan fungsi DJBC adalah mengawasi kegiatan ekspor dan impor,
mengawasi peredaran minuman yang mengandung alkohol atau etil alkohol, dan
peredaran rokok atau barang hasil pengolahan tembakau lainnya. Seiring
perkembangan zaman, DJBC bertambah fungsi dan tugasnya sebagai fasilitator
perdagangan, yang berwenang melakukan penundaan atau bahkan pembebasan
pajak dengan syarat-syarat tertentu.
Hubungan antara pajak negara yang dipungut oleh DPJ dan kewajiban bea
masuk/bea keluar dan cukai yang dipungut oleh DJBC saling berkaitan erat yang
dapat kita lihat melalui pemahaman istilah kewajiban dan pemahaman ketentuan
perundangan yang ada.
Penyelundupan narkoba dari Malaysia ke Indonesia masih belum habis. Para
bandar kembali memanfaatkan luasnya wilayah lautan Indonesia untuk
menyelundupkan barang haram dari negeri Jiran. Kali ini narkoba jenis sabu-sabu
14
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Grha Pena Jawa Pos Group. 2019. Lagi, Sabu-Sabu Asal Malaysia
Diselundupkan Lewat Kalimantan
https://www.jpnn.com/news/lagi-sabu-sabu-asal-malaysia-diselundupkan-lewat-k
alimantan Diakses 10 November 2019
Pos Kaltim. 2017. Polda Kaltim Berhasil Amankan Sabu Asal Malaysia di
Samarinda
https://poskaltim.com/polda-kaltim-berhasil-amankan-sabu-asal-malaysia-di-sam
arinda/ Diakses pada 10 November 2019
PT Achilles Advanced Systems. 2017. Pengertian Bea dan Cukai
https://www.online-pajak.com/bea-cukai/ Diakses 10 November 2019