Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa terpenting di dalam wilayah Republik Indonesia.


Pentingnya peranan Bahasa Indonesia tertulis dalam UUD 1945 yang menjadikan Bahaasa
Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Sebagai bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-
hari tentu wajib bagi kita semua untuk memahami Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa
Indonesia secara formal sudah kita pelajari sejak jenjang sekolah dasar.

Dalam pendidikan sekolah dulu kita sering mendapati pertanyaan “Apakah bahasa
itu?” lalu dengan sigap kita menjawab “bahasa adalah alat komunikasi”. Dari kasus tersebut
kita mendapati sebuah jawaban yang bisa dianggap benar namun juga bias dianggap salah.
Mengapa? Sebab yang dimaksud dari jawaban kita diatas adalah mengacu pada bahasa
sebagai alat bukan pengertian bahasa yang dapat mendifinisikan ‘sosok’ bahasa itu sendiri.

Bahasa dan Linguistik erat sekali kaitannya, bahkan kadang kita sulit memisahkan
penjelasan mengenai bahasa dan linguistik. Dalam kajian linguistik kita semua mengenal tiga
istilah yaitu Langue, Langage, dan Parole. Sebagai objek kajian lingusitik Parole
merupakan objek konkret karena parole berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para
bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Sedangkan Langue, Langage mempelajari bagian
abstrak dari bahasa.

Sebuah bahasa selalu memiliki sistem dan teori pembentukannya sendiri-sendiri


pembentukan istilah dalam bahasa Inggris tentu beda dengan Bahasa Indonesia. Meskipun
memang teori yang berkaitan dengan bahasa tetap tidak dapat dikatakan berbeda. Dalam
bahasa Indonesia kita mengenal istilah, suku kata, kata, frasa, kalimat dan wacana. Bidang
kajian ini tentu amat luas. Sehingga memerlukan disiplin ilmu-ilmu yang lain dalam
pembahasannya.

Jumlah kosa kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tentu sangat banyak sekali,
bahkan sulit sepertinya bagi kita untuk menghafal keseluruhan kosa kata yang ada di dalam
kamus. Namun dari sekian banyak kosa kata tersebut kita dapat mengklasifikasikan sesuai
dengan bagiannya. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal Kata Kerja atau Verba, Kata
Benda atau Nomina, Kata Sifat atau Adjektiva serta Adverbia. Sebab tataran linguistik ini
sangat luas sekali maka kita akan membahasa salah satu dari hal yang sudah dibahas di atas,
dalam pembahasan kali ini kita akan bersama-sama mempelajari teori tentang Adverbia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Adverbia?
2. Bagaimana bentuk Adverbia?
3. Bagaimaana struktur sintaksis Adverbia?
4. Bagaimana segi prilaku semantis Adverbia?

1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian Adverbia.
2. Memahami bentuk Adverbia.
3. Memahami struktur sintaksis Adverbia.
4. Memahami segi prilaku semantis Adverbia.

1.4 Manfaat

Bagi penyusun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk memhami secara
mendalam dan memeperoleh pengetahuan mengenai tataran linguistik utamanya dalam
bagian Adverbia. Serta sebagai tugas terstruktur dalam menjalani proses pendidikan
Pascasarjana.

Bagi pembaca manfaat dari makalah ini tentu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang linguistik dan Adverbia khususnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Adverbia

Dilihat dari tatarannya, perlu dibedakan adverbial dalam tataran frasa dari adverbia
dalam tataran klausa. Dala tataranan frasa, adverbial adalah kata yang menjelaskan verba,
adjektiva, atau adverbial lain. Dalam Indonesia kita mengenal banyak sekali istilah linguistik.
Nomina, Adjektiva, Pronomina, Verba, Numeralia serta Adverbia. Fokus dalam pembahasan
kita kali ini adalah Adverbia. Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan
keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik
merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini
contohnya ialah agak besar, kurang pandai,hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih
kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak
menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan
kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.

Fungsi sebagai predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga
dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Itulah
sebabnya ada sejumlah adverbial lain, yang juga dapat menerangkan nomina dan frasa
preposisional. Karena pronominal dan numeralia dari segi kategori sangat erat kaitannya
dengan nomina, maka adverbia pun dapat pula mewatasi ata menjelaskan pronomina,
numeralia, seperti dalam contoh:

a. Atlet renang saja tidak bisa melewati rintangan itu.


b. Dia hampir menjadi bulan-bulanan warga yang kesal.
c. Saya hanya ingin makan ikan saja.

Dari contoh diatas kita dapat memahami bahwa adverbial dapat menerangkan sebuah
subjek, objek dan juga pelengkap. Walaupun adverbia dapat menerangkan fungsi subjek,
peran adverbia tertentu sebagai penjelas subjek sering kali diragukan. Selain adverbia pada
tataran frasa dan klausa, ada pula adverbial yang menerankan seluruh kalimat tertentu
sehingga tempat atau posisinya dalam kalimat pun dapat berpindah pindah.
2.2 Batasan Dan Ciri-Ciri Adverbia

Adverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat saya ingin cepat-cepat pulang, kata cepat-
cepat adalah adverbia yang menerangkan verba pulang ; juga dalam kalimat ibu rukni sangat
bijaksana,kata sangat adalah adverbia yang menerangkan adjektiva bijaksana. Maka jumlah
adverbia yang menjadi dasar itu tidak banyak. Berikut adalah beberapa contohnya :

Baru Hampir Segera Paling


Hanya Saja Selalu Pasti
Lebih Sangat Senantiasa Tentu

Adverbial sebagai kategori harus dibedakan dari keterangan sebagai fungsi kalimat.
Jadi, dalam kalimat Ia datang kemarina, kata kemarin berkategori nomina (bukan adverbial),
tetapi fungsinya adalah keterangan waktu. Dalam kalimat Ibu Rukni sangat
bijaksana, kata sangat berfungsi sebagai keterangan dan kebetulan juga kategorinya adalah
adverbial.

Adverbia dalam bahasa Indonesia dapat diklasifikasikan dengan mempertimbangkan

1. Bentuk

2. Struktur Sintaksis

3. Maknanya

2.3 Bentuk Adverbia

Adverbia dapat terdiri atas satu morfem (monomorfemis) dapat pula terdiri atas
morfem dua atau lebih (polimorfemis). Kata sangat adalah monomorfemis, (-sedang-)
sedangkan sebaiknya adalah polimorfemis (se-baik-nya).

Adverbial yang polimorfemis dibentuk melalui salah satu cara berikut :

1. Mengulang kata dasar contoh ;diam-diam, pelan-pelan, hati-hati.

2. Mengulang kata dasar dan menambahkan sufiks –an seperti ; habis- habisan.

3. Mengulang kata dasar dan menambahkan gabungan sufiks se-+-


nya, seperti;setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya.
4. Dengan menambahkan gabungan sufiks se-+-nya,seperti ; sebaiknya,
selekasnya, sebearnya, sesungguhnya, dan sebagainya.

5. Dengan menambahkan -nya pada kata dasar. Contoh;agaknya, biasanya,


rupanya, rasanya.

2.4 Struktur Sintaksis Adverbia

Strutur sintaksis adverbial dapat dilihat melalui dua segi yaitu :

1. Letak strukturnya dengan ciri sebagai berikut :

- Senantiasa mendahului kata yang diterangkan. Contoh ;lebih tinggi, terlalu


kuat, sangat pandai, hanya menulis.

- Senantiasa mengikuti kata yang diterangkan. Contoh ;tampan nian, jelek


benar, duduk saja, merah sekali.

- Dapat mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan. Contoh ; jangan


lekas-lekas pulang, jangan pulang lekas-lekas, lekas-lekas dia pulang.

2. Lingkup strukturnya dapat ditinjau dari medan jangkauan adverbial yang terbatas
pada satuan frasa dan yang mencapai satuan kalimat. Adverbial yang jangkauannya terbatas
pada :

- Frasa adjectival. Contoh ; tinggi sekali, agak cantik.

- Frasa verbal. Contoh ; berlari cepat, lekas-lekas pulang.

- Frasa adverbial. Contoh ; tiba-tiba sekali, kurang serempak.

- Frasa nominal predikat. Contoh ; hanya petani, hanya guru.

Dari keempat frasa diatas hanya frasa verballah yang memiliki keleluasan berpindah
tempat, di awal maupun di belakang konstituen intinya.
2.5 Adverbia Dari Segi Perilaku Semantisnya

Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbial yaitu:

1) Adverbia Kualitatif

Adverbial kualitatif adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan


dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata
seperti paling, sangat, lebih, kurang. Contoh :

- Saya paling suka masakan Jepang

- Senyumnya sangat menggemasakan

2) Adverbial Kuantitaf

Adverbial kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah.


Yang termasuk adverbial ini, antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup. Contoh:

- Lukanya banyak mengeluarkan darah

- Raut wajahnya sedikit memerah

- Kalau ia kira-kira marah, kami menjauh

- Warna bajunya cukup serasi dengan warna celananya

3) Adverbial Limitatif

Adverbial limitative adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan


dengan pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekadar dalam contoh berikut
termasuk advberbia limitative. Contoh:

- Obat itu hanya mengahambat pertumbuhan penyakit

- Kami di rumah saja selama liburan ini

- Ia sekadar menarik hatiku


4) Adverbia Frekuentatif

Adverbial frekuaentatif adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan


dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu. Kata yang
tergolong adverbial ini misalnya, selalu, sering, jarang, dankadang-kadan. Contoh :

- Kami selalu makan malam bersama-sama

- Mereka sering mengabaikan tanggung jawab

- Para siswa yang rajin jarang tinggal kelas

- Kadang-kadang saya terkejut melihat inisiatifnya

5) Adverbia Kewaktuan

Adverbia kewaktuan adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan


dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbial itu. Yang dimaksud dengan
adverbial kewaktuan ialah bentuk seperti baru dansegera. Contoh:

- Ayah baru diberhentikan dari jabatannya

- Kami berlima akan segera menyepakati masalah itu

6) Adverbial Kecaraan

Adverbial kecaraan ialah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan


dengan bagaimana peristiwa yang diterangan oleh adverbial berlangsung atau terjadi. Yang
termasuk adverbial kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam,
secepatnya, danpelan-pelan. Contoh :

- Ikuti dia diam-diam dari belakang

- Kami akan menyelesaikan tugas itu secepatnya

- Pelan-pelan Moerdiono menjelaskan posisi pemerintah

7) Adverbial Kontrastif
Adverbial kontrastif ialah adverbial yang menggambarkan pertentangan dengan
makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk ke dalam adverbial
kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.

- Saya belum pernah kerumahnya bahkan sampai sekarangpun alamatnya saya tidak tahu

- Jangankan saya diberi ongkos pulang, dia malahan mau pinjem uang

- Siapa bilang dia kikir, justru dia yang menyumbang paling banyak

8) Adverbial Keniscayaan

Adverbia Keniscayaan adalah adverbial yang menggambarkan makan yang


berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa
ayng dijelaskan adverbial itu. Yang termasuk adverbial keniscayaan adalah bentuk
seperti niscaya, pasti, dan tentu.

- Niscaya manusia akan hancur kalau mengabaikan hal itu

- Kami pasti akan menemukannya nanti

- Pemerintah tentu akan memperhatikan semua unsure yang disampaikan oleh para
wakil rakyat.

9) Adverbia Konjungtif

Adalah adverbial yang menghubungkan satu klausa atau kalimat dengan klausa atau
kalimat yang lain. Posisinya dalam kalimat boleh dikatakan agak bebas . akan tetapi, biasanya
adverbial konjungtif digunakan pada awal kalimat. Contohnya adalah:

- Kemudian, setelah itu, sesudah itu, selanjutnya


- Kecuali itu
- Oleh karena itu, oleh sebab itu
2.6 Adverbia Pembuka Wacana

Jika adverbial konjungtif menghubungkan dua kalimat dan mengawali suatu kalimat
baru, adverbial pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana . hubungannya
dengan paragraph sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraph
sebelumnya. Adverbial pembuka wacana pada kelompok (a) masih sering dipakai, sedagkan
yang ada di kelompok (b) umumnya terdapat pada naskah sastra lama.

(a) Adapun (b) Alkisah


Akan hal Arkian
Mengenai Sebermula
Dalam pada itu syandan

2.7 Adverbia dan Kelas Kata Lain

Sebelumnya telah disebutkan bahwa dilihat dari segi bentuknya, salah satu jenis
adverbial adalah adverbial tunggal. Selain dasar yang berkategori adverbial (misalnya
‘hampir’ menjadi ‘hampir-hampir’) bentuk dasar adverbial tunggal dapat pula berupa verba,
adjektiva, nomina, dan numeralia. Berdasarkan kategori bentuk dasarnya itu, adverbial
tunggal masing-masing disebut adverbial deverbal, adverbial deadjektival, averbia denominal
dan adverbial denumeral.

1. Adverbia Deverbal
Dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Dalam contoh berikut adverbial
kira-kira, sekiranya, terlalu, dan tahu-tahu masing masing diturunkan dari verba
tiba, kira, lalu dan tahu.contoh adverbial deverbal adalah sebagai berikut :
a. Ia akan dating kira-kira pukul sepuluh.
b. Lupakan saja apa yang pernah saya usulkan sekiranya hal itu mengganggu.
c. Terlalu dini untuk menerima lamarannya.
d. Tahu-tahu saya didatangi oleh petugas pajak.

2. Adverbia Deadjektival
Diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi.
Adverbial diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginya masing-masing
diturunkan dari dasar diam, baik, benar, dan tinggi. Yang berkategori adjektiva.
Contoh dari adverbial deadjektival adalah sebagai berikut :
a. Diam-diam kami menyusupkan uang itu.
b. Sebaiknya kalian menghadapinya sendiri.
c. Masalah itu sebenarnya ringan sekali.
d. Ia didenda setinggi-tingginya lima juta rupiah

3. Adverbia Denominal

Dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbia rupanya, agaknya, dan
malam-malam dalam contoh berikut, misalnya, diturunkan dari kata rupa, agak, dan
malam yang berkategori nomina. Contoh adverbial denominal adalah sebagai berikut :

a. Tanpa diduga rupanya ia memojokan kami.


b. Agaknya cara itulah yang tepat.
c. Mereka menggedor pintuku malam-malam.

4. Adverbia Denumeral

Seperti halnya nomina, numeralia juga dapat membentuk adverbial. Dalam contoh
berikut ini, adverbial dua-dua, setengah-setengah, dan sedikit-sedikit masing-masing
diturunkan dari numeralia, dua, setengah, dan sedikit. Contohnya adalah sebagai berikut :

a. Masukan bungkusan itu dua-dua.


b. Kalau bekerja jangan setengah-setengah.
c. Sedikit-sedikit mereka mengadu ke DPR.

2.8. Daftar Adverbia

Dibawah ini adalah daftar Adverbia mengacu pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia edisi ketiga :

1. Adverbia Tunggal : amat, bahkan, barang, baru, benar, cukup, hampir, hanya,
jarang, jua, juga, justru, kembali, kurang, lagi, lebih, malah(an), mau, nian, niscaya,
paling, pasti, patut, perlu, pernah, pula, pun, saja, sangat, seger, sekedar, sekali,
selalu, senantiasa, sering, sungguh, tentu, terus.
2. Adverbia Berafiks : (Dasar + -nya :agaknya, akhirnya, biasanya, kiranya, mestinya,
nyatanya, pokoknya, rasanya, rupanya, sayangnya, tampaknya, untungnya,
khususnya, biasanya, umumnya, artinya.) (se- Dasar –nya : sebaiknya, sebenarnya,
selayaknya, selekasnya, sesungguhnya, seyogianya.)

3. Adverbia Kata Ulang : (Reduplikasi dasar = belum-belum, diam-diam, erat-erat,


jarang-jarang, kadang-kadang, kira-kira, lagi-lagi, malam-malam, manis-manis,
mula-mula, pelan-pelan, sering-sering, tebal-tebal, tiba-tiba, lekas-lekas, mahal-
mahal, tinggi-tinggi.) (reduplikasi + -an = gelap-gelapan, gila-gilaan, habis-habisan,
kecil-kecilan, mati-matian, malam-malaman) (se- +Reduplikasi = sebaik-baik,
stinggi-tinggi, sedalam-dalam, sesabar-sabar, selembut-lembut, sepandai-pandai.)

4. Adverbia Gabungan
a. Berdampingan : Acapkali, amat sangat, belum pernah, belum lagi, hanya saja,
kadang kala, lagi pula, seringkali.
b. Tidak Berdampingan : belum…lagi, belum… kembali, hampir… kembali, hanya…
saja, hanya… kembali, hanya… lagi, sangat…. Kali, tidak … saja.

5. Adverbia Konjungtif : akan tetapi, bahkan, bahwasannya, biarpun demikian/begitu,


dengan demikian, kecuali itu, kemudian, lagi pula, malah(an), sebaliknya, sebelum
itu, sekalipun demikian/ begitu, selain itu, selanjutnya, sesudah itu, sesungguhnya,
setelah itu, sungguhpun, meskipun demikian/begitu, namun, oleh karena itu, oleh
sebab itu, demikian/begitu, tambahan pula, walaupun demikian/begitu.

6. Konjungtor Pembuka Wacana : adapun, akan hal, alkisah, arkian, dalam pada itu,
mengenai, sebermula, syahdan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Adverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva,


nomina predikatif, atau kalimat. Adverbia terbagi dalam beberapa bentuk diantaranya :

a. Adverbia dari segi Bentuknya


b. Adverbia dari Segi Perilaku Sintaksisnya
c. Adverbia dari segi Perilaku Semantsinya
d. Adverbia Pembuka Wacana

Dalam hal ini dijabarkan secara singkat padat dan jelas mengenai Adverbia dan hal-
hal yang mengitarinya.

3.2 Saran

Dalam bahasa Indonesia kita mengenal banyak jenis kata dan salah satunya adalah
Adverbia. Penting bagi seorang guru ataupun orang yang banyak berkaitan dengan
kebahasaan menguasai materi ini sebab dalam setiap pembicaraan ataupun dalam banyak teks
selalu ada saja jenis Adverbia.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2008. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis. Jakarta : Bumi Aksara.

https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Frasa

Anda mungkin juga menyukai