PENDAHULUAN
Dalam pendidikan sekolah dulu kita sering mendapati pertanyaan “Apakah bahasa
itu?” lalu dengan sigap kita menjawab “bahasa adalah alat komunikasi”. Dari kasus tersebut
kita mendapati sebuah jawaban yang bisa dianggap benar namun juga bias dianggap salah.
Mengapa? Sebab yang dimaksud dari jawaban kita diatas adalah mengacu pada bahasa
sebagai alat bukan pengertian bahasa yang dapat mendifinisikan ‘sosok’ bahasa itu sendiri.
Bahasa dan Linguistik erat sekali kaitannya, bahkan kadang kita sulit memisahkan
penjelasan mengenai bahasa dan linguistik. Dalam kajian linguistik kita semua mengenal tiga
istilah yaitu Langue, Langage, dan Parole. Sebagai objek kajian lingusitik Parole
merupakan objek konkret karena parole berwujud ujaran nyata yang diucapkan oleh para
bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Sedangkan Langue, Langage mempelajari bagian
abstrak dari bahasa.
Jumlah kosa kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tentu sangat banyak sekali,
bahkan sulit sepertinya bagi kita untuk menghafal keseluruhan kosa kata yang ada di dalam
kamus. Namun dari sekian banyak kosa kata tersebut kita dapat mengklasifikasikan sesuai
dengan bagiannya. Dalam bahasa Indonesia kita mengenal Kata Kerja atau Verba, Kata
Benda atau Nomina, Kata Sifat atau Adjektiva serta Adverbia. Sebab tataran linguistik ini
sangat luas sekali maka kita akan membahasa salah satu dari hal yang sudah dibahas di atas,
dalam pembahasan kali ini kita akan bersama-sama mempelajari teori tentang Adverbia.
1.3 Tujuan
1. Memahami pengertian Adverbia.
2. Memahami bentuk Adverbia.
3. Memahami struktur sintaksis Adverbia.
4. Memahami segi prilaku semantis Adverbia.
1.4 Manfaat
Bagi penyusun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk memhami secara
mendalam dan memeperoleh pengetahuan mengenai tataran linguistik utamanya dalam
bagian Adverbia. Serta sebagai tugas terstruktur dalam menjalani proses pendidikan
Pascasarjana.
Bagi pembaca manfaat dari makalah ini tentu meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang linguistik dan Adverbia khususnya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Adverbia
Dilihat dari tatarannya, perlu dibedakan adverbial dalam tataran frasa dari adverbia
dalam tataran klausa. Dala tataranan frasa, adverbial adalah kata yang menjelaskan verba,
adjektiva, atau adverbial lain. Dalam Indonesia kita mengenal banyak sekali istilah linguistik.
Nomina, Adjektiva, Pronomina, Verba, Numeralia serta Adverbia. Fokus dalam pembahasan
kita kali ini adalah Adverbia. Frasa Adverbial ialah kelompok kata yang dibentuk dengan
keterangan kata sifat. Frasa ini bersifat modifikasi (mewatasi), misal : sangat baik kata baik
merupakan inti dan kata sangat merupakan pewatas. Frasa yang bersifat modifikasi ini
contohnya ialah agak besar, kurang pandai,hampir baik, begitu kuat, pandai sekali, lebih
kuat, dengan bangga, dengan gelisah. Frasa Adverbial yang bersifat koordinatif (yang tidak
menerangkan), contoh frasanya ialah lebih kurang kata lebih tidak menerangkan
kurang dan kurang tidak menerangkan lebih.
Fungsi sebagai predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga
dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Itulah
sebabnya ada sejumlah adverbial lain, yang juga dapat menerangkan nomina dan frasa
preposisional. Karena pronominal dan numeralia dari segi kategori sangat erat kaitannya
dengan nomina, maka adverbia pun dapat pula mewatasi ata menjelaskan pronomina,
numeralia, seperti dalam contoh:
Dari contoh diatas kita dapat memahami bahwa adverbial dapat menerangkan sebuah
subjek, objek dan juga pelengkap. Walaupun adverbia dapat menerangkan fungsi subjek,
peran adverbia tertentu sebagai penjelas subjek sering kali diragukan. Selain adverbia pada
tataran frasa dan klausa, ada pula adverbial yang menerankan seluruh kalimat tertentu
sehingga tempat atau posisinya dalam kalimat pun dapat berpindah pindah.
2.2 Batasan Dan Ciri-Ciri Adverbia
Adverbia adalah kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat saya ingin cepat-cepat pulang, kata cepat-
cepat adalah adverbia yang menerangkan verba pulang ; juga dalam kalimat ibu rukni sangat
bijaksana,kata sangat adalah adverbia yang menerangkan adjektiva bijaksana. Maka jumlah
adverbia yang menjadi dasar itu tidak banyak. Berikut adalah beberapa contohnya :
Adverbial sebagai kategori harus dibedakan dari keterangan sebagai fungsi kalimat.
Jadi, dalam kalimat Ia datang kemarina, kata kemarin berkategori nomina (bukan adverbial),
tetapi fungsinya adalah keterangan waktu. Dalam kalimat Ibu Rukni sangat
bijaksana, kata sangat berfungsi sebagai keterangan dan kebetulan juga kategorinya adalah
adverbial.
1. Bentuk
2. Struktur Sintaksis
3. Maknanya
Adverbia dapat terdiri atas satu morfem (monomorfemis) dapat pula terdiri atas
morfem dua atau lebih (polimorfemis). Kata sangat adalah monomorfemis, (-sedang-)
sedangkan sebaiknya adalah polimorfemis (se-baik-nya).
2. Mengulang kata dasar dan menambahkan sufiks –an seperti ; habis- habisan.
2. Lingkup strukturnya dapat ditinjau dari medan jangkauan adverbial yang terbatas
pada satuan frasa dan yang mencapai satuan kalimat. Adverbial yang jangkauannya terbatas
pada :
Dari keempat frasa diatas hanya frasa verballah yang memiliki keleluasan berpindah
tempat, di awal maupun di belakang konstituen intinya.
2.5 Adverbia Dari Segi Perilaku Semantisnya
1) Adverbia Kualitatif
2) Adverbial Kuantitaf
3) Adverbial Limitatif
5) Adverbia Kewaktuan
6) Adverbial Kecaraan
7) Adverbial Kontrastif
Adverbial kontrastif ialah adverbial yang menggambarkan pertentangan dengan
makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk ke dalam adverbial
kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
- Saya belum pernah kerumahnya bahkan sampai sekarangpun alamatnya saya tidak tahu
- Jangankan saya diberi ongkos pulang, dia malahan mau pinjem uang
- Siapa bilang dia kikir, justru dia yang menyumbang paling banyak
8) Adverbial Keniscayaan
- Pemerintah tentu akan memperhatikan semua unsure yang disampaikan oleh para
wakil rakyat.
9) Adverbia Konjungtif
Adalah adverbial yang menghubungkan satu klausa atau kalimat dengan klausa atau
kalimat yang lain. Posisinya dalam kalimat boleh dikatakan agak bebas . akan tetapi, biasanya
adverbial konjungtif digunakan pada awal kalimat. Contohnya adalah:
Jika adverbial konjungtif menghubungkan dua kalimat dan mengawali suatu kalimat
baru, adverbial pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana . hubungannya
dengan paragraph sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraph
sebelumnya. Adverbial pembuka wacana pada kelompok (a) masih sering dipakai, sedagkan
yang ada di kelompok (b) umumnya terdapat pada naskah sastra lama.
Sebelumnya telah disebutkan bahwa dilihat dari segi bentuknya, salah satu jenis
adverbial adalah adverbial tunggal. Selain dasar yang berkategori adverbial (misalnya
‘hampir’ menjadi ‘hampir-hampir’) bentuk dasar adverbial tunggal dapat pula berupa verba,
adjektiva, nomina, dan numeralia. Berdasarkan kategori bentuk dasarnya itu, adverbial
tunggal masing-masing disebut adverbial deverbal, adverbial deadjektival, averbia denominal
dan adverbial denumeral.
1. Adverbia Deverbal
Dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Dalam contoh berikut adverbial
kira-kira, sekiranya, terlalu, dan tahu-tahu masing masing diturunkan dari verba
tiba, kira, lalu dan tahu.contoh adverbial deverbal adalah sebagai berikut :
a. Ia akan dating kira-kira pukul sepuluh.
b. Lupakan saja apa yang pernah saya usulkan sekiranya hal itu mengganggu.
c. Terlalu dini untuk menerima lamarannya.
d. Tahu-tahu saya didatangi oleh petugas pajak.
2. Adverbia Deadjektival
Diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun afiksasi.
Adverbial diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginya masing-masing
diturunkan dari dasar diam, baik, benar, dan tinggi. Yang berkategori adjektiva.
Contoh dari adverbial deadjektival adalah sebagai berikut :
a. Diam-diam kami menyusupkan uang itu.
b. Sebaiknya kalian menghadapinya sendiri.
c. Masalah itu sebenarnya ringan sekali.
d. Ia didenda setinggi-tingginya lima juta rupiah
3. Adverbia Denominal
Dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbia rupanya, agaknya, dan
malam-malam dalam contoh berikut, misalnya, diturunkan dari kata rupa, agak, dan
malam yang berkategori nomina. Contoh adverbial denominal adalah sebagai berikut :
4. Adverbia Denumeral
Seperti halnya nomina, numeralia juga dapat membentuk adverbial. Dalam contoh
berikut ini, adverbial dua-dua, setengah-setengah, dan sedikit-sedikit masing-masing
diturunkan dari numeralia, dua, setengah, dan sedikit. Contohnya adalah sebagai berikut :
Dibawah ini adalah daftar Adverbia mengacu pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia edisi ketiga :
1. Adverbia Tunggal : amat, bahkan, barang, baru, benar, cukup, hampir, hanya,
jarang, jua, juga, justru, kembali, kurang, lagi, lebih, malah(an), mau, nian, niscaya,
paling, pasti, patut, perlu, pernah, pula, pun, saja, sangat, seger, sekedar, sekali,
selalu, senantiasa, sering, sungguh, tentu, terus.
2. Adverbia Berafiks : (Dasar + -nya :agaknya, akhirnya, biasanya, kiranya, mestinya,
nyatanya, pokoknya, rasanya, rupanya, sayangnya, tampaknya, untungnya,
khususnya, biasanya, umumnya, artinya.) (se- Dasar –nya : sebaiknya, sebenarnya,
selayaknya, selekasnya, sesungguhnya, seyogianya.)
4. Adverbia Gabungan
a. Berdampingan : Acapkali, amat sangat, belum pernah, belum lagi, hanya saja,
kadang kala, lagi pula, seringkali.
b. Tidak Berdampingan : belum…lagi, belum… kembali, hampir… kembali, hanya…
saja, hanya… kembali, hanya… lagi, sangat…. Kali, tidak … saja.
6. Konjungtor Pembuka Wacana : adapun, akan hal, alkisah, arkian, dalam pada itu,
mengenai, sebermula, syahdan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam hal ini dijabarkan secara singkat padat dan jelas mengenai Adverbia dan hal-
hal yang mengitarinya.
3.2 Saran
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal banyak jenis kata dan salah satunya adalah
Adverbia. Penting bagi seorang guru ataupun orang yang banyak berkaitan dengan
kebahasaan menguasai materi ini sebab dalam setiap pembicaraan ataupun dalam banyak teks
selalu ada saja jenis Adverbia.
DAFTAR PUSTAKA
Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. 2014. Sintaksis. Jakarta : Bumi Aksara.
https://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:Frasa